Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

PERCOBAAN 4

KELARUTAN GARAM DALAM AIR

Disusun Oleh :

Sindy Safitri NPM : 062120034

Tanggal Percobaan : Minggu, 4 April 2021

Kelas : Kimia B1

LABORATORIUM KIMIA

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

Mengukur kelarutan garam dalam air pada berbagai temperatur.

I.2. Dasar Teori

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat
murni atau campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya begitu seragam sehingga
tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop
optis sekalipun.

Bila garam dilarutkan kedalam suatu pelarut (solvent) akan membentuk


larutan garam. Kelarutan garam dalam suatu pelarut dinyatakan dalam g solute/100g
solvent atau dalam satuan mol per liter larutan, yaitu menyatakan jumlah garam yang
larut dalam sejumlah volume pelarut dalam keadaan jenuh.

Terdapat tiga keadaan larutan yaitu larutan garam tak jenuh, larutan garam
jenuh, dan larutan garam super jenuh.

1. Larutan garam tak jenuh partikel padatan garam terlepas dari kristalnya menuju
ke larutan,sehingga masih dapat menerima kristal garam untuk dilarutkan.
Artinya, kondisi saat konsentrasi nyata suatu garam belum melampaui
kelarutannya, sehingga masih bias larut.
2. Larutan garam jenuh adalah larutan garam dimana partikel garam yang
melepaskan diri menuju ke larutan berkesetimbangan dengan jumlah partikel
garam yang yang bergabung kembali membentuk kristal garam. Artinya, kondisi
saat konsentrasi nyata suatu garam sama dengan kelarutannya, sehingga zat tepat
mengendap.
3. Larutan garam super jenuh adalah suatu keadaan dimana partikel-partikel kristal
yang berada dalam lartuan terdeposit pada permukaan kristal garam, kristal garam
tumbuh membesar membentuk endapan. Artinya, kondisi saat konsentrasi nyata
suatu garam melampaui kelarutannya, sehingga zat yang mengendap lebih banyak
daripada yang larut.

Jika larutan garam jenuh yang dibuat pada suhu tertentu dibiarkan dingin,
kelebihan partikel garam akan terpisah dari larutannya mengkristal dan membentuk
endapan. Namun demikian apabila larutan garam jenuh yang dibuat pada suhu
tertentu dan kelebihan garam dihilangkan, seringkali tak terjadi kristalisasi jika
larutan dibiarkan mendingin tanpa diganggu. Larutan akan dapat mengandung garam
lebih banyak daripada jumlah garam normalnya untuk mencapai keadaan
berkesetimbangan. Larutan yang demikian disebut larutan super jenuh. Agitasi
larutan atau penambahan sedikit Kristal garam akan memicu proses kristalisasi
kelebihan partikel garam. Setelah kristalisasi selesai diperoleh larutan jenuh.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

II.1. Alat yang digunakan pada percobaan

1. Neraca digital
2. Gelas ukur
3. Tabung reaksi
4. Spatula
5. Penutup tabung reaksi

II.2. Bahan yang digunakan pada percobaan

1. NaCl
2. NaNO3
3. Aquadest
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Kelarutan NaCl dalam air


1. Dimasukkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi
2. Botol berisi NaCl ditimbang
3. Dicatat massa NaCl awal dalam tabel pengamatan
4. Dimasukkan satu spatula garam NaCl ke dalam tabung reaksi
5. Tabung reaksi ditutup dan dikocok 40 kali
6. Ditambah satu spatula garam NaCl ke dalam tabung reaksi dan dikocok 40 kali
7. Diulangi langkah 4-6 sampai tidak ada lagi yang bisa larut, sehingga larutan menjadi
jenuh
8. Botol berisi NaCl ditimbang
9. Massa NaCl dicatat dalam tabel pengamatan sebagai massa NaCl akhir
10. Dikurangi massa NaCl awal dengan massa NaCl akhir untuk mendapatkan massa
terlarut
11. Dihitung kelarutan untuk setiap zat : dibagi masa garam yang terlarut dengan 10 mL
air

B. Kelarutan NaNO3 dalam air


1. Dimasukkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi
2. Botol berisi NaNO3 ditimbang
3. Dicatat massa NaNO3 awal dalam tabel pengamatan
4. Dimasukkan satu spatula garam NaNO3 ke dalam tabung reaksi
5. Tabung reaksi ditutup dan dikocok 40 kali
6. Ditambah satu spatula garam NaNO3 ke dalam tabung reaksi dan dikocok 40 kali
7. Diulangi langkah 4-6 sampai tidak ada lagi yang bisa larut, sehingga larutan menjadi
jenuh
8. Botol berisi NaNO3 ditimbang
9. Massa NaNO3 dicatat dalam tabel pengamatan sebagai massa NaNO3 akhir
10. Dikurangi massa NaNO3 awal dengan massa NaNO3 akhir untuk mendapatkan massa
terlarut
11. Dihitung kelarutan untuk setiap zat : dibagi masa garam yang terlarut dengan 10 mL
air
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1. Data Pengamatan

Zat Massa awal Massa akhir Massa garam yang terlarut


(gram) (gram) (gram)
Natrium Klorida 75,9 74,9 1,0
(NaCl)
Natrium Nitrat 80,8 79,5 1,3
(NaNO3)

IV.2. Perhitungan

massa garam yang terlarut=massa awal−massa akhir

massa
Kelarutan=
10 mL

massa NaCl yang terlarut=75,9−74,9=1 gram

1 gram 100 gram 100 gram


Kelarutan NaCL= = =
10 mL 1000 mL L

massa NaN O 3 yang terlarut=80,8−79,5=1,3 gram

1,3 gram 130 gram 130 gram


Kelarutan NaN O 3= = =
10 mL 1000mL L
BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengukur kelarutan garam dalam air. Dilakukan
dengan melarutkan garam NaCl dan NaNO3 dalam 10 mL aquadest. Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan atau
zat yang bisa larut dalam sejumlah pelarut.

Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan kelarutan NaCl sebesar 1 gram/10 mL atau


100 gram/L dan kelarutan NaNO3 sebesar 1,3 gram/10 mL atau 130 gram/L. Larutan garam
NaCl dan NaNO3 berada pada kondisi jenuh dimana larutan yang mengandung sejumlah
solute (garam) yang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya, atau dapat
dikatakan bahwa kelarutan suatu zat di dalam air adalah konsentrasi maksimum zat di dalam
air saat tercapai keadaan setimbang. Hal itu menandakan bahwa NaNO3 lebih banyak yang
dapat larut dalam air daripada NaCl. Jumlah zat terlarut dapat dihitung dari harga Ksp. Harga
Ksp merupakan nilai tetapan setimbang dari reaksi pelarutan senyawa-senyawa padat dalam
pelarut air menjadi ion-ion penyusunnya.

Reaksi kesetimbangan :

NaC l (s ) ⇌ Na+¿ −¿
( aq ) +Cl ( aq ) ¿ ¿

NaN O 3(s) ⇌ Na+¿ −¿


(aq )+ NO 3(aq ) ¿ ¿

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut,
temperatur dan tekanan.

1. Pengaruh jenis zat pada kelarutan


Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan
baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa non polar akan mudah larut dalam pelarut non polar.
Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter
bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur
(completely immiscible).

2. Pengaruh temperatur (suhu) pada kelarutan


Suhu pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan
suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut
dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi
bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat
terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut
menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila
suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya
tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat
minuman dingin, kita harus melarutkan garam pasir terlebih dahulu kedalam air panas,
baru kemudian ditambahkan air dingin.
Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperature yang lebih
tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan jenuh terdapat
kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika salah
satu proses bersifat endoterm, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le
Chatelier : 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm). Jadi jika
proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur
yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka
kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.
3. Pengaruh tekanan pada kelarutan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.
Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3% dan
NH4Cl sekitar 5,1%. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu : Menurut
hokum Henry (William Henry : 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah
tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas
itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya
kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan pertialnya dinaikkan
5 kali. Hokum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl
atau NH3 dalam air.
4. Volume pelarut
Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.

5. Ukuran zat terlarut


Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan
dengan zat terlarut yang berukuran besar.Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan
sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut
berbentuk serbuk lebih cepatlarut daripada zat telarut berukuran besar.
6. Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarutakan
semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi
semakin cepat.
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa


kelarutan NaNO3 lebih besar daripada kelarutan NaCl. Didapatkan kelarutan NaCl sebesar 1
gram/10 mL atau 100 gram/L sedangkan kelarutan NaNO3 sebesar 1,3 gram/10 mL atau 130
gram/L. Hal itu menandakan bahwa NaNO3 lebih banyak yang dapat larut dalam air daripada
NaCl. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan yaitu jenis zat pada kelarutan,
temperatur (suhu) pada kelarutan, tekanan pada kelarutan, volume pelarut, ukuran zat terlarut
dan pengadukan.
DAFTAR PUSTAKA

 Wisanggen, Gen Adi. 2013. Larutan Jenuh Tak Jenuh. http://cuking.blogspo.co.id.


(Diakses Kamis, 8 April 2021, pukul 19.30 WIB)
 Hany, Shafira. 2017. Laporan Praktikum Kelarutan Kimia.
https://www.slideshare.net/shafirahany22/laporan-praktikum-kelarutan-kmiaimi. (Diakses
Kamis, 8 April 2021, pukul 20.00 WIB)
 Anonim. Kelarutan. https://kimia149.wordpress.com/. (Diakses Kamis, 8 April 2021,
pukul 19.15 WIB)
LAMPIRAN

Soal latihan

a. Lengkapi tabel dan perlengkapan sesuai hasil praktikum anda


Jawab : sudah terdapat pada laporan
b. Hitung kelarutan garam pada setiap tahap percobaan
Jawab : sudah terdapat pada laporan
c. Buat plot antara kelarutan garam sebgai sumbu tegak vs suhu kristalisasi sebagai
sumbu mendatar
Jawab : -
d. Temukan kelarutan garam standar dari grafik, yaitu kelarutan garam pada 25◦C
Jawab : -
e. Jawab pertanyaan berikut ini :
1) Mengapa kelarutan garam meningkat dengan suhu
Jawab :
Karena ketika pemanasan dilakukan, partikel pada temperatur tinggi akan
bergerak lebih cepat dari pada temperatur rendah. Sehingga kontak antara zat
terlarut dengan zat pelarutnya akan menjadi lebih aktif.
2) Mengapa larutan perlu diaduk pada percobaan ini
Jawab :
Karena dengan adanya pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat
terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini
menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.
3) Dapatkah memisahkan campuran garam dengan cara pemanasan/pengaturan
suhu? Jelaskan
Jawab :
Pemisahan campuran garam dapat dilakukan dengan pemanasan, contohnya
dengan kristalisasi atau evaporasi. Garam yang dicampur dengan air akan
terbentuk larutan, larutan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
maupun sentrifugasi. Metode yang digunakan untuk memisahkan zat padat yang
terlarut dari larutannya disebut evaporasi. Larutan garam akan dipanaskan secara
perlahan dengan uap air. Selama pemanasan, air dibiarkan menguap perlahan-
perlahan hingga habis dan meninggalkan kristal garam sebagai residu

Anda mungkin juga menyukai