Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN TETAP

KALIUM NITRAT
LABORATORIUM REKAYASA PROSES, PRODUK INDUSTRI KIMIA

DISUSUN OLEH:
FAISAL AKBAR ADIN (03031181823010)

JIHAN UTAMI (03031381823078)

FARAH AMALIA (03031381823092)

RENANDA AMALIA (03031381823104)

NAMA CO-SHIFT 1. ALMAFITRI OCTAVIRANY HERAWATI


2. SILVIA RAMADHANTY
NAMA ASISTEN 1. AISYAH NURUL FATMA
2. MUHAMMAD AKBAR RAY
3. MUHAMMAD FIKRI PRATAMA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
ABSTRAK

Kalium nitrat adalah senyawa kimia berbentuk padatan dengan warna putih dan
memiliki kelarutan yang tinggi terhadap air dan merupakan senyawa elektrolit kuat.
Kalium nitrat merupakan jenis garam yang sering dimanfaatkan sebagai campuran
bahan baku pada pembuatan pasta gigi, katalis, serta campuran pada pembuatan
bahan bakar roket. Proses pembuatan kalium nitrat dengan menggunakan bahan
baku kalium klorida dan natrium nitrat dan menggunakan metode kristalisasi.
Variabel tetap yang digunakan pada praktikum kali ini adalah suhu pemanasan pada
water bath dan volume total campuran. Variabel bebas pada praktikum ini adalah
perbandingan mol kalium nitrat dan natrium klorida yaitu 1:1, 2:1, 3:1, dan 4:1.
Perbandingan mol reaktan pada praktikum kali ini yaitu 1:1 dengan persen yield
sebesar 85,8%. Kalium nitrat yang dihasilkan pada praktikum ini adalah sebanyak
4,3341 gram, sedangkan natrium klorida yang dipisahkan dari campuran adalah
sebanyak 3,4628 gram. Perbandingan mol yang menghasilkan jumlah kalium nitrat
paling banyak adalah 1:1 dengan berat sebanyak 4,3341 gram.
Kata kunci: kalium nitrat, kristalisasi, kelarutan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses kristalisasi merupakan proses yang digunakan untuk memperoleh
produk berupa padatan terstruktur yang disusun oleh molekul yang padat. Proses
kristalisasi dilakukan dengan memanaskan larutan baku dan dilanjutkan dengan
melakukan pendinginan tiba-tiba untuk mendapatkan kristal. Proses kristalisasi
sering digunakan untuk memproduksi gula, garam, kalsium sulfat, besi sulfat,
amonium perklorat, atau senyawa lainnya. Garam nitrat seperti kalium nitrat dapat
diperoleh dengan proses kristalisasi larutan yang memiliki ion nitrat dan ion kalium.
Kalium nitrat memiliki karakteristik fisik berupa kristal bubuk berwarna putih dan
larut dalam pelarut gliseol atau amonia. Kalium nitrat memiliki harga jual lebih
tinggi dibandingkan garam nitrat lainnya karena kalium nitrat memiliki banyak
kegunaan serta manfaat di dalam kehidupan sehari-hari.
Kalium nitrat memiliki sejumlah manfaat bagi perkembangan industri.
Peran kalium nitrat di bidang pertanian sebagai pupuk, di bidang industri komersil
sebagai campuran bahan baku pasta gigi, industri kimia sebagai bahan baku dan
katalis, serta industri bahan bakar roket. Kalium nitrat dapat diperoleh dari
pengolahan kalium klorida atau natrium klorida dengan natrium nitrat, asam nitrat
atau magnesium nitrat. Kristal kalium nitrat juga dapat diperoleh dengan
merekasikan kalium hidroksida dengan perak nitrat atau senyawa lainnya.
Praktikum pembuatan kalium nitrat akan mempelajari mengenai metode dan
proses pembuatan kristal kalium nitrat yang berbahan baku natrium nitrat dan
kalium klorida. Praktikum pembuatan kalium nitrat juga akan mempelajari faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi yield dan karakteristik produk kristal kalium nitrat
yang dihasilkan. Praktikum pembuatan kalium nitrat diharapkan mampu untuk
menjadikan praktikan lebih paham mengenai proses pembuatan dan faktor yang
mempengaruhi proses serta karakteristik kristal agar diperoleh kristal berkualitas.
Kristal kalium nitrat dengan kualitas yang baik dapat dimanfaatkan pada berbagai
keperluan industri. Produksi kalium nitrat dengan kualitas yang baik dapat
meningkatkan meningkatkan harga jual dari kalium nitrat tersebut.

1
2

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana pengaruh perbandingan mol antara kalium klorida dan natrium
nitrat terhadap yield kalium nitrat yang dihasilkan?
2) Bagaimana pengaruh perbandingan mol kalium klorida dan natrium nitrat
terhadap jumlah rendemen kalium nitrat yang dihasilkan?
3) Bagaimana proses pemisahan garam berdasarkan kelarutan pada suhu
tertentu?
1.3. Tujuan
1) Mengetahui pengaruh perbandingan mol antara kalium klorida dan natrium
nitrat terhadap yield kalium nitrat yang dihasilkan.
2) Mengetahui pengaruh perbandingan mol kalium klorida dan natrium nitrat
terhadap jumlah rendemen kalium nitrat yang dihasilkan.
3) Mengetahui proses pemisahan garam berdasarkan kelarutan pada suhu
tertentu.
1.4. Manfaat
1) Dapat memberikan pengetahuan mengenai proses pembuatan kalium nitrat.
2) Dapat menjadi landasan teori yang bisa digunakan baik dalam penelitian
maupun pembelajaran sehari-hari.
3) Dapat menjadi pedoman bagi lingkungan industri dalam pemanfaatan serta
pengefesiensian proses pembuatan kalium nitrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Kalium Nitrat


Kalium nitrat merupakan padatan putih dengan struktur kristal ortorombik
atau aragonite Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral
nitrogen dan berbentuk komponen bubuk hitam teroksidasi disuplai oksigen.
Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar, sumber utama kalium nitrat ialah
deposit yang mengkristalisasikan dari dinding atau mengalirkan bahan organik
yang membusuk (Aziz, 2007). Bahan kimia murni campurannya makin banyak
digunakan dalam pertumbuhan tanaman ramah lingkungan, terutama dalam sistem
irigasi dan hidroponik. Magnesium nitrat murni, kalsium nitrat dan kalium nitrat
merupakan komponen penting. Kandungan dari kalium nitrat bergantung pada
bahan baku yang tersedia, metode berbeda pada produksi kalium nitrat digunakan
sebelumnya, di antaranya diaktualisasikan di ukuran industri (Rolfs, dkk. 1997).
Kelarutan kalium nitrat ini akan menjadi semakin tinggi apabila dapat
bertambahnya suhu air, karena senyawa kalium nitrat ini merupakan senyawa yang
jika suhu pelarutnya dinaikkan maka kelarutannya akan menjadi bertambah juga.
Alasannya karena terdapat energi kisi dari senyawa garam tersebut. Kalium nitrat
senyawa garam yang berwujud padat dalam suhu kamar, senyawa ini berbentuk
kristal metalik berwarna putih dan tidak berbau. Tingkat kelarutan kalium nitrat
didalam air cukup baik, pada suhu 0. Kalium nitrat dapat larut sebanyak 133 gr/l.
Kalium nitrat memiliki sifat fisika tertentu yang membentuknya (Keenan, 1984).
Kalium nitrat juga senyawa kimia yang merupakan sumber nitrogen alami.
Kalium nitrat yaitu garam kristal atau memiliki nama lain sebagai KNO 3 yang
muncul sebagai produk nitrifikasi pada tanah subur, merupakan oksidator kuat, dan
digunakan terutama dalam pembuatan bubuk mesiu, sebagai pupuk, dan obat-
obatan (Michael, 2007). Kalium nitrat ini komponen teroksidasi atau energi yang
disuplai. Sumber utama dari kalium nitrat adalah endapan kristalisasi yang terdapat
dari dinding gua atau bahan pembusuk organik yang telah membusuk sebelumnya.
Tumpukan kotoran ini juga merupakan sumber utama umum, penguraian amonia

3
4

dari urea dan zat nitrogen lainnya kemudian akan mengalami oksidasi bakteri untuk
menghasilkan nitrat. Kalium nitrat juga bisa dibuat dari kalium klorida yang
terkandung dalam mineral sulvit dengan natrium nitrat (Aziz, 2007).
Larutan jenuh dari reaksi tersebut dicampur akan menyebabkan NaCl yang
kurang larut akan mengendap. Kebanyakan nitrat bersifat higroskopis dan mudah
larut dalam air. Sebagian besar nitrat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak
terurai pada pemanasan yang cukup tinggi (Cahyono, 1991). Teori orbital molekul
menjelaskan bahwa ikatan nitrogen menggunakan orbital SP dan P nitrogen untuk
membentuk tiga orbital hibrid, dan tiga atom oksigen bergabung membentuk orbital
molekul yang ditempati dua elektron. Reaksi kalium nitrat sebagai berikut.

KCl (aq) + NaNO3 NaCl (s) + KNO3 (aq)

Kalium nitrat menunjukkan hingga 8 permukaan kristalografi yang berbeda


dalam bentuk pertumbuhan. Hal ini membuat kalium nitrat menjadi zat yang ideal
untuk pengukuran spesifik permukaan dari laju pertumbuhan kristal dan penentuan
morfologi pada permukaan secara spesifik. Bentuk yang berbeda ini kemudian akan
dapat menunjukkan kecepatan pertumbuhan kristal yang berbeda dan juga
morfologi permukaan permukaan ini berbeda secara signifikan (Polishchuk dkk,
2011). Senyawa ini suatu garam yang disusun oleh ion K+ dan NO 3- membentuk
suatu senyawa ionik yang mampu menghasilkan energi listrik jika dilarutkan atau
disebut sebagai larutan ion. Kalium nitrat dapat larut dalam air, gliserol, amonia,
dan bersifat oxidizer karena sifat oxidizer kalium nitrat juga akan dapat digunakan
sebagai bahan tambahan bahan peledak seperti blackpowder yang digunakan pada
Perang Dunia I oleh pasukan tentara amerika (Helt dan Larson, 1977).

2.2. Kristalisasi dan Rekristalisasi


Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan kristal dari padatan cair, gas,
amorf. Kristal terbentuk memiliki struktur internal teratur, yang dasarnya disebut
kisi Kristal karena pembentukan struktur yang sangat teratur tersebut melarang
molekul asing dimasukkan ke dalam kisi, diperoleh produk padat kemurnian tinggi.
Pembentukan dan pemurnian produk padat secara bersamaan akan dapat membuat
kristalisasi menjadi operasi penting dalam proses industri (Bilal dkk, 2019).
5

Kristalisasi larutan adalah teknik pemisahan dimana fasa padat dipisahkan


dari larutan induk. Berbeda dengan proses pemisahan lainnya, bagaimanapun, fase
terdispersi yang terdiri dari banyak partikel padat juga membentuk produk akhir,
harus memenuhi spesifikasi produk disyaratkan (Farrington, 2004) Kristalisasi
dengan demikian juga dapat dilihat sebagai teknik untuk mendapatkan produk
padat, di mana proses kristalisasi harus dikontrol dengan hati-hati untuk memenuhi
permintaan pelanggan yang terus meningkat pada sifat partikel seperti distribusi
ukuran partikel, bentuk kristal, derajat aglomerasi, caking perilaku dan kemurnian.
Karena partikel juga harus mudah dipisahkan dari cairan induk, tuntutan tambahan
pada kemampuan penyaringan dan pencucian diformulasikan (Bilal dkk, 2019).
Struktur dari fasa padat yang sebagian besar kaku akan menyebabkan
pembentukan partikel padat dan hal ini merupakan proses yang agak lambat. Untuk
mencapai tingkat produksi yang dapat diterima serta dapat digunakan secara luas
maka, bejana besar umumnya dibutuhkan. Sebaliknya, struktur partikel padat yang
kaku ini menghalangi penggabungan zat asing atau molekul pelarut, dan hanya
dalam satu langkah pemisahan produk padat murni diperoleh (Aziz, 2007).
Kristalisasi sering digunakan sebagai istilah umum untuk kristalisasi
evaporative, pendinginan, pengendapan dan kristalisasi lelehan. Namun demikian,
terdapat perbedaan yang cukup besar antara ketiga jenis kristalisasi sejauh metode
pemrosesan dan peralatan diperhatikan (Polishchuk dkk, 2011) Hidrodinamika
proses memainkan peran utama dalam pengendapan sehubungan dengan sifat-sifat
produk yang diperoleh. Dalam proses presipitasi, drop-out dari fase padat dicapai
dengan mencampurkan dua aliran umpan yang merupakan dua reaktan atau pelarut
yang mengandung telah zat terlarut dan antisolvent (Linnikov dkk, 2007).
Kristalisasi leleh berpotensi untuk menghasilkan produk murni terutama
digunakan, dan fasa padat dilarutkan kembali untuk mendapatkan produk akhir.
Aplikasinya terutama dalam ultrapurifikasi senyawa organik atau untuk
menghasilkan air murni sebagai teknik konsentrasi (Ran dkk, 2015). Semua proses
kristalisasi ditujukan untuk menciptakan larutan jenuh atau meleleh. Untuk
sebagian besar zat, kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu. Setiap kristal
yang ditambahkan ke larutan ini akan larut. Proses Kristalisasi terdiri atas dua
6

tahapan utama, pertama nukleasi dan kedua ialah pertumbuhan kristal. Nukleasi
adalah langkah awal dimana molekul padatan yang terdispersi di dalam larutan akan
berkumpul dan 7 membentuk ikatan, berkumpulnya padatan ini membentuk bibit
kristal berukuran nanometer, tetapi bibit kristal ini belum stabil, diperlukan besar
ukuran tertentu sehingga bibit kristal berada dalam keadaan stabil (Vogel, 1985).
Kristalisasi dari larutan merupakan proses kristalisasi yang umum dijumpai
yaitu pada pembuatan produk-produk kristal senyawa anorganik maupun organic
seperti urea, sodium glutamat, asam, garam dapur, tawas, fero sulfat. Kristalisasi
dari lelehan dikembangkan khususnya untuk pembuatan silicon single kristal yang
selanjutnya dibuat silicon waver yang merupakan bahan dasar pembuatan chip.
(Farrington, 2004). Proses Prilling ataupun granulasi sering dimasukkan dalam tipe
kristalisasi ini. Kristalisasi dari fasa uap adalah proses sublimasi-desublimasi
dimana suatu senyawa dalam fasa uap disublimasikan membentuk Kristal.
Pertumbuhan kristal adalah proses dinamis, dengan atom yang mengendap dari
larutan dan menjadi larut kembali. Supersaturasi dan supercooling adalah dua
kekuatan pendorong paling umum di balik pembentukan kristal (Ran dkk, 2015).
Perkembangan proses kristalisasi merupakan masalah yang kompleks dan
menantang, membutuhkan kontrol simultan dari berbagai properti produk,
termasuk kemurnian, ukuran dan bentuk kristal, dan struktur padat tingkat molekul.
Kontrol fase nukleasi sulit tetapi merupakan kunci untuk kontrol proses (Vogel,
1985). Kristalisasi biasanya bertujuan untuk mencapai tujuan kemurnian tinggi dan
hasil tinggi hanya dengan menggunakan teknik kristalisasi pendinginan terkontrol.
Dalam industri prosesnya bisa meliputi beberapa tahapan untuk mendapatkan
produk kristal yang murni. Contohnya pemisahan suatu senyawa dari campurannya
melalui tahapan proses yang akan dilakukan (Helt dan Larson, 1977).
Banyak senyawa dapat eksis dalam beberapa struktur kristal - sebuah
fenomena yang dikenal sebagai polimorfisme dan dapat memiliki sifat fisik yang
berbeda misalnya titik leleh, bentuk, laju disolusi. Bergantung pada kondisi yang
digunakan, baik nukleasi atau pertumbuhan kristal mungkin lebih dominan
daripada yang lain, menyebabkan kristal dengan berbagai bentuk dan ukuran
(Farrington, 2004). Oleh karena itu, pengendalian polimorfisme sangat penting
7

dalam pembuatan bahan kimia, contoh umum tentang pentingnya ukuran kristal
dapat ditemukan dengan es krim. Kristal es kecil, terbentuk melalui pendinginan
cepat, meningkatkan tekstur dan rasa es krim dibandingkan dengan kristal es yang
lebih besar. Berbagai metode kristalisasi tradisional ada, dengan masing-masing
teknik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing (Helt dan Larson, 1977).
Probe kekeruhan telah digunakan untuk memantau kristalisasi, karena
kemudahan penggunaan, sensitivitas, dan keterjangkauannya. Probe kekeruhan
bekerja dengan mengukur cahaya yang disebarkan oleh padatan tersuspensi dalam
cairan. Saat total padatan tersuspensi meningkat, tingkat kekeruhan meningkat,
menjadikannya alat berguna menghitung zona metastabil sistem dan memantau
pembentukan kristal (Bilal dkk, 2019). Teknik kristalisasi akan datang adalah
kristalisasi superkritis, sebagian besar dengan menggunakan karbon dioksida
terkondensasi, karena sifatnya yang lebuh mudah digunakan dibandingkan dengan
pelarut organik. CO2 yang terkondensasi dapat digunakan baik sebagai pelarut atau
sebagai antisolvent, dan proses serta peralatan yang diadaptasi secara khusus telah
dikembangkan untuk teknik kristalisasi tekanan tinggi ini (Rolfs dkk. 1997).

2.3. Pembentukkan Kalium Nitrat


Senyawa ini bersifat senyawa ion yang disusun oleh ion K+ dan NO 3,
Kalium nitrat terjadi karena ada reaksi aktif antara K dan N. Kalium nitrat dapat
diperoleh dari komponen bubuk hitam teroksidasi atau yang biasa disebut sebagai
disuplaioksigen, garam ini dapat diproduksi dengan proses harber (Cahyono, 1991)
Kalium nitrat dapat diperoleh dari deposit dinding goa yang mengkristal, aliran
bahan organik, dan kotoran mengandung amonia akan terdekomposisi menjadi urea
dan zat nitrogen melalui oksidasi bakteri untum memproduksi suatu nitrat.
Meskipun biasanya diproduksi secara sintetis, penambangan terus berlanjut dari
mineral alam, yang memiliki nilai komersial yang signifikan (Farrington, 2004).
Metode yang dipilih harus dipilih berdasarkan sifat bahan yang akan
dikristalisasi. Natrium klorida mempunyai kelarutan didalam air yang sangat besar,
maka hasil endapan senyawa ini dapat dibersihkan dengan mudah. Produk yang
terbentuk dapat dilarutkan kedalam air setelah adanya proses kristalisasi, kemudian
disaring hingga didapatkan kalium nitrat yang murni. Penguapan larutan yang telah
8

dicampurkan agar memperbesar konsentrasi kedua larutan sehingga kontak antara


ion-ion reaktan akan lebih besar (Vogel, 1985). Kalium nitrat mempunyai kelarutan
yang rendah pada suhu rendah. Maka akan membuat pemisahan kedua garam yang
digunakan pada proses dilakukan berdasarkan prinsip perbedaan kelarutan kedua
garam pada suhu tertentu. Salah satu garam tidak dapat larut pada suhu tertentu
sedangkan garam lainnya masih dapat larut pada suhu tersebut (Michael, 2007).
Kalium nitrat juga bisa dibuat dari kalium klorida yang terkandung dalam
mineral sulvit dengan natrium nitrat. Kalium nitrat terjadi karena ada reaksi aktif
antara K dan N. Kalium nitrat adalah bahan yang dapat dapat menghasilkan kalium
nitrat yaitu dengan bereaksi dengan kalium sulfat. Jika larutan kalium nitrat dan
kalium sulfat dicampur, maka kalium sulfat tersebut akan segera mengendap,
endapan tersebut tidak dapat larut, yang tersisa dari reaksi ini adalah padatan kalium
nitrat. kalium sulfat dapat digantikan kalium klorida untuk menghasilkan kalium
nitrat. Kalium nitrat ini akan di dekomposisi pada suhu yang rendah dalam bahan
anorganik yang menyerap seperti alumina, titanium dan silica (Jurisova dkk, 2013).
Kalium nitrat terbentuk secara alami pada iklim hangat. Bakteri dari
pembusukan feses, urin, dan tumbuhan bergabung dengan udara, kelembapan, abu
tumbuhan, dan tanah alkali untuk menciptakan nitrifikasi atau pengubahan materi
yang membusuk menjadi nitrat yang menembus tanah. Dikeluarkan oleh air hujan,
endapan menguap membentuk bubuk putih. Setelah mendidih dan menguapkan
kotoran, kalium nitrat siap untuk penggunaan praktis (Keenan, 1984). Pengaruh
kenaikan suhu pada kelarutan zat berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itu
dipakai memisahkan campuran dua atau lebih dengan cara rekristalisasi bertingkat,
contohnya memisahakan kalium nitrat dengan natrium klorida (Cahyono, 1991).
Kelarutan kalium klorida, NaNO3 dan kalium nitrat lebih besar daripada
natrium klorida. Jika larutan jenuh yang panas dari masing-masing larutan
NaNO3 dan kalium klorida dicampur, maka natrium klorida kelarutannya lebih
kecil pada air akan mengendap dahulu. Setelah campuran dingin barulah kalium
nitrat mengendap. Endapan kalium nitrat dipisah dan direkristalisasi. Kalium nitrat
mengkristal prismarombik tetapi jika larutannya diuapkan perlahan-lahan akan
mengkristal dalam bentuk rombohedral, isomorf dengan NaNO3 (Michael, 2007).
9

2.4. Pemanfaatan Kalium Nitrat dalam Kehidupan Sehari-hari


Kalium adalah unsur kimia yang diwakili oleh simbol kimia K. Kalium
adalah logam ketujuh yang paling banyak tersedia yang ditemukan di permukaan
bumi. Kalium adalah logam alkali dan ditempatkan di kelompok pertama tabel
periodik. Unsur ini dalam bentuk unsurnya berwarna putih keperakan dan
merupakan zat yang sangat reaktif. Salah satu penerapan yang paling berguna dari
kalium nitrat ialah dalam produksi asam sendawa, dengan menambahkan asam
sulfat larutan encer kalium nitrat, menghasilkan asam sendawa dan kalium
sulfat yang terpisah melalui distilasi fraksional. Kalium nitrat memiliki kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari (Korchuganova dkk, 2018).
2.4.1. Kegunaan dalam Tubuh
Kalium adalah mineral penting bagi tubuh kita. Kalium ini memainkan
peran penting dalam suatu fungsi normal tubuh. Ini membantu menjaga tingkat
keasaman dan tekanan darah. Diperlukan untuk transmisi sinyal listrik dari saraf ke
sel dan sebaliknya. Ini juga melakukan fungsi-fungsi lain seperti pengaturan
keseimbangan air, kontraksi otot (termasuk otot jantung), metabolisme protein, dll.
Sangat penting bahwa kadar kalium pada manusia seimbang dengan baik. Ini
karena terlalu banyak unsur ini dalam darah menyebabkan kondisi yang disebut
hiperkalemia, sementara terlalu sedikit akan mengakibatkan hipokalemia.
Gejala kekurangan kalium termasuk kram kaki, kelelahan, detak jantung
tidak teratur, kelumpuhan otot, dan lain-lain. Kelebihan unsur ini dalam darah dapat
menyebabkan tekanan darah rendah dan bahkan serangan jantung. Namun, kadar
kalium tinggi terjadi terutama karena beberapa masalah kesehatan yang
mendasarinya. Unsur ini memiliki sejumlah kegunaan dalam pengobatan. Kalium
klorida digunakan dalam persiapan suplemen yang digunakan untuk mengobati
kekurangan yang diakibatkan oleh rendahnya tingkat unsur ini dalam tubuh, juga
digunakan dalam obat-obatan diuretik (Michael, 2007).
2.4.2. Kegunaan pada Tumbuhan
Kalium adalah nutrisi penting bagi tanaman. Unsur ini membantu
mengendalikan fungsi stomata yang ada di sel tanaman dan berbagai enzim
tanaman. Ini memungkinkan stomata untuk mengatur air di dalam tumbuhan secara
10

efisien dan mengurangi kehilangan air. Dengan tidak adanya potasium, tanaman
rentan terhadap penyakit dan tidak mampu menahan tekanan panas. Tumbuhan
dapat memperoleh unsur ini dalam bentuk mineral dari tanah. Namun, jika tanah
kekurangan kalium, maka kalium nitrat digunakan sebagai pupuk.
Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam
produksi asam sendawa, dengan menambahkan asam sulfatlarutan encer kalium
nitrat, menghasilkan suatu asam sendawa dan kalium sulfat yang terpisah melalui
distilasi fraksional. Kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk, sebagai model
bahan pembakar rocket, dan dalam beberapa petasan seperti bom asap, pada yang
mana campuran dengan gula memproduksi jelaga asap 600 kali dari volumnya
sendiri. Dalam proses pengawetan makanan, kalium nitrat merupakan komposisi
umum dari daging yang diasinkan. Kalium Nitrat juga komponen utama dalam
penghilang punting, telah digunakan dalam pembuatan es krim (Keenan, 1984).
Kesalahan konsepsi terkenal ialah bahwa kalium nitrat itu antafrodiasik dan
ditambahkan dalam makanan dalam adat yang biasa dikerjakan lelaki. Nyatanya
kalium nitrat tak memiliki efek seperti itu pada manusia. Penggunaan kalium nitrat
dalam pasta gigi untuk gigi sensitif telah bertambah secara dramatis, walau
nyatanya telah tak ditampakkan untuk membantu dengan hipersensitivitas gigi.
kalium adalah logam kedua ringan selepas litium. Kalium adalah pepejal lembut
yang mudah dikerat dengan pisau dan mempunyai warna keperakan pada
permukaan yang baru dipotong. Kalium teroksida dengan cepat dalam udara dan
haruslah disimpan dalam minyak mineral untuk penyimpanan. Kalium seperti
logam-logam alkali lain, kalium bertindak dengan air menghasilkan hidrogen.
Apabila berada dalam air, kalium mungkin akan terbakar serta-merta. Garamnya
memancarkan warna ungu didekatkan kepada nyala api (Linnikov dkk, 2013).
2.4.3. Kegunaan pada Pengawet Makanan
Dalam proses pengawetan makanan, kalium nitrat telah menjadi bahan
umum dari daging yang diasinkan sejak Abad Pertengahan, tetapi kegunaannya
sebagian besar telah dihentikan karena hasil yang tidak konsisten dibandingkan
dengan nitrat yang lebih modern dan senyawa nitrat. Meski begitu, sendawa masih
digunakan dalam beberapa aplikasi makanan, seperti charcuterie dan air garam
11

digunakan untuk membuat kornet. Natrium nitrat sebagian besar telah digantikan.
Penggunaan kuliner kalium nitrat, karena mereka lebih dapat diandalkan dalam
mencegah infeksi bakteri dengan sendawa. Ketiganya memberikan salami dan
daging kornet yang diawetkan karakteristik warna merah jambunya. Ketika
digunakan sebagai aditif makanan di Uni Eropa (Rositawati dkk, 2013).

2.5. Pupuk Kalium Nitrat


Pupuk kalium nitrat memiliki 2 unsur hara makro yang penting untuk
tanaman, yaitu kalium (K) dan nitrogen (N). Sifat dari pupuk kalium nitrat yaitu
berat molekul relatif 101 gram/mol, kadar kalium 38,5%, kadar nitrogen 13,8%,
kelarutan dalam air tinggi, dan bentuknya butiran putih. Peranan nitrogen untuk
tanaman yaitu memacu atau meningkatkan pertumbuhan tanaman secara vegetatif,
kandungan protein dalam tubuh tanaman lebih tinggi, menghijaukan daun-daun
tanaman, tidak mudah terjadinya suatu khlorosis, tanaman yang menghasilkan daun
kualitasnya bagus, dan aktivitas mikroba tanah meningkat karena adanya unsure
nitrogen dalam tanah sehingga dekomposisi bahan organik menjadi lancar. Peranan
kalium untuk tanaman yaitu membantu dalam pembentukan protein dan
karbohidrat, tidak mudah terserang penyakit, jaringan tanaman lebih kuat, daun,
bunga, dan daya simpan panen lebih lama (Hutapea, 2014).
Kegunaan dari pupuk kalium nitrat yaitu dapat membantu mempercepat
pertumbuhan secara vegetatif tanaman, membuat tanaman tumbuh sehat, subur,
daun-daun lebih segar dan hijau. Kelebihan dari pupuk kalium niytrat yaitu pupuk
ini mudah larut dalam air, cepat tersedia dan mudah diserap tanaman, mudah dalam
aplikasinya seperti dengan cara pengocoran, penyemprotan, ditabur dalam larikan,
dan ditugal, bisa diaplikasi untuk mengatasi kekurangan N dan K pada tanaman.
Pupuk kalium nitrat berfungsi untuk mengatasi kekurangan N dan K pada
tanaman. Kalium nitrat dapat diaplikasi untuk mengatasi kekurangan hara N dan K.
Fase pembuangan dan pembuahan (generatif) membutuhkan kadar hara kalium
yang tinggi dibandingkan dengan nitrogen. Pupuk kalium nitrat diaplikasi ketika
tanaman memasuki fase generates (pembuangan) dan pada saat pembentukan buah.
Aplikasi kalium nitrat dengan waktu tersebut bunga dan buah tidak mudah rontok,
produksi tinggi, dan kualitas bagus (Budimarwanti, 2010).
12

2.6. Penelitian Terkait


Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati dkk pada tahun 2018 yang
berjudul Pola Pertumbuhan, Biomassa dan Kandungan Protein Kasar pada Kultur
Mikroalga Skeletonema costatum Skala Massal dengan Konsentrasi Kalium Nitrat
(KNO3) yang Berbeda. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian KNO3 dengan berbagai konsentrasi terhadap pola
pertumbuhan, biomassa dan kandungan protein kasar pada kultur S. costatum.
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen Rancangan
Acak Lengkap, dengan lima konsentrasi KNO3 (A:25; B:50; C:75; D:100; dan
E:125 ppm) yang diulang sebanyak tiga kali. Inokulum awal adalah satu ton, 10 3
sel/mL. Saat mencapai fase stasioner, kultur massal S. costatum dipanen dan
dikeringkan. Kandungan protein kasar dianalisis menggunakan metode Kjeldahl.
Data yang diperoleh yaitu biomassa, pertumbuhan dan kandungan protein
kasar S. costatum. Data biomassa dan protein kasar dianalisis dengan uji statistik
analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5% untuk mengetahui apakah ada pengaruh
perlakuan. Data tersebut diuji Normalitas, Homogenitas dan Additifitasnya terlebih
dahulu untuk memastikan apakah ragam data bersifat normal, homogen dan additif.
Uji Additifitas menggunakan metode LSD atau BNT (Beda Nyata Terkecil).
Pengujian Homogenitas ragam berdasarkan homogenitas Bartleet dan uji
kenormalan ragamnya menggunakan metode Liliefors. Data kualitas air dianalisis
secara deskriptif. Uji data pertumbuhan dengan metode Repeated Measure
bertujuan untuk membandingkan perlakuan antar sampel yang saling berhubungan.
Berdasarkan nilai pengamatan tersebut maka perlakuan yang memiliki berat
biomassa paling efektif adalah perlakuan dengan pemberian konsentrasi 100 ppm.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan kalium nitrat (KNO 3) pada
media kultur dapat meningkatkan kepadatan sel sehingga sangat berpengaruh pada
pola pertumbuhan S. costatum serta dapat meningkatkan kepadatan sel sehingga
berpengaruh pada jumlah biomassa S. costatum. Konsentrasi penambahan sebanyak
125 ppm dengan kepadatan sel 498,88x103 sel/mL dan biomassa sebesar 8,60
adalah perlakuan terbaik. Penambahan kalium nitrat (KNO 3) pada media kultur
tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan protein S. costatum.
13

Penelitian yang dilakukan oleh Widhityarni dkk pada tahun 2017 yang
berjudul Pematahan Dormansi Benih Tanjung (Mimusops elengi L.) dengan
Skarifikasi dan Perendaman Kalium Nitrat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh skarifikasi dan perendaman KNO3 terhadap kecepatan
pematahan dormansi biji tanjung (Mimusops elengi L.) serta mengetahui kombinasi
perlakuan terbaik dari seluruh perlakuan yang dicobakan. Penelitian juga bertujuan
untuk mengetahui perombakan cadangan makanan benih dan respirasi pada fase
perkecambahan. Rancangan penelitian mengenai dormansi benih menggunakan 2
x 5 faktorial dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap) + 1 perlakuan kontrol dengan
masing-masing 4 ulangan. Faktor pertama, pelukaan terdiri atas: skarifikasi dan
tanpa skarifikasi. Faktor kedua, konsentrasi KNO3 terdiri atas: larutan KNO3
dengan konsentrasi 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; dan 0,5%.
Dari keseluruhan pengamatan dipilih tersebut dipilih 1 pengamatan yaitu
pada hari ke-89. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perendaman kalium
nitrat (KNO3) dapat mempercepat pematahan dormansi pada benih tanjung.
Skarifikasi kulit biji tidak berpengaruh terhadap pematahan dormansi benih
tanjung. Rerata kombinasi perlakuan memberikan nilai kecepatan berkecambah
yang lebih baik yaitu 42,6 hari lebih awal dibandingkan kontrol dengan persentase
perkecambahan 75,3% dan juga respirasi meningkat pada fase menjelang
perkecambahan diikuti oleh kandungan asam lemak bebas benih.
Penelitian yang dilakukan oleh Zhang dkk pada tahun 2019 yang berjudul
Sintesis berkelanjutan KNO3 dengan kemurnian tinggi melalui metatesis
elektrodialisis dengan sistem kontinu. Proses dilakukan menggunakan bahan baku
berupa kalium klorida dan amonium nitrat yang dilakukan di dalam membran
penukar ion. Proses dilakukan pada suhu ruangan (20oC). Elektroda yang digunakan
yaitu titanium yang dilapisi oleh rutenium. Variabel yang digunakan adalah
kepadatan arus, konsentrasi awal kalium nitrat, dan laju lair air untuk melihat
karakteristik produk utama yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepadatan arus yang tinggi akan menurunkan kadar pengotor seperti klorida dan
amonium dan meningkatkan kadar kalium oksida di dalam produk. Peningkatan
kepadatan arus akan meningkatkan penggunaan energi listrik sekitar 0,379.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
1) Gelas beaker 100 mL
2) Gelas beaker 50 mL
3) Cawan petri
4) Hot plate
5) Batang pengaduk
6) Erlenmeyer 100 mL
7) Spatula
8) Corong pemisah
9) Gelas ukur 100 mL
3.1.2. Bahan
1) Kalium klorida
2) Natrium nitrat
3) Aquades
4) Kertas saring
3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1. Tahapan Kristalisasi
1) Aquades sebanyak 10 ml dipanaskan.
2) Padatan KCl dilarutkan dengan aquades 50 mL yang telah dipanaskan.
3) Padatan NaNO3 dilarutkan dengan aquades 50 mL yang telah dipanaskan.
4) Kedua larutan dicampurkan dalam gelas beaker dan diaduk selama lima
menit.
5) Larutan dipanaskan hingga terbentuk endapan.
6) Dilakukan penyaringan dan residu dikeringkan.
7) Filtrat didinginkan selama sepuluh menit di wadah pendingin hingga
terbentuk kristal.
8) Kristal yang terbentuk disaring menggunakan kertas saring.
9) Kristal dikeringkan dengan oven untuk menghilangkan kandungan air.

14
15

10) Kristal yang telah dikeringkan ditimbang dan dihitung beratnya.


3.2.2. Tahapan Rekristalisasi
1) Kristal yang telah kering dimasukkan ke dalam gelas beker 100 mL dan
ditambahkan 10 mL aquades.
2) Kristal yang telah larut didinginkan ke dalam wadah pendingin.
3) Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan dengan oven.
4) Berat kristal setelah dikeringkan ditimbang.
16

3.3. Blok Diagram

100 mL aquades dipanaskan

50 mL aquades yang telah dipanaskan


dicampurkan dengan padatan KCl hingga
terlarut

50 mL akuades yang telah dipanaskan


dicampurkan dengan padatan NaNO3
hingga terlarut

Kedua larutan dicampurkan dalam gelas beaker, diaduk selama 5


menit, dan dipanaskan sampai terbentuk endapan

Endapan yang terbentuk disaring dari larutan dan residunya


dikeringkan

Filtrat didinginkan selama 10 menit dalam wadah pendingin sampai


terbentuk kristal

Larutan yang terbentuk kristal disaring dengan kertas saring, kristal


yang terbentuk dikeringkan dengan oven, dan ditimbang beratnya.

Gambar 3.1. Blok Diagram Proses Kristalisasi dalam Pembuatan Kalium Nitrat
17

Kristal sebanyak 100 mL dimasukkan ke


dalam glass beker dan ditambah dengan
10 mL aquades

Kristal diaduk hingga larut dengan sempurna

Kristal didinginkan ke dalam wadah pendingin

Kristal disaring dengan kertas saring dan dikeringan kan dengan oven

Kristal yang sudah kering ditimbang

Gambar 3.2. Blok Diagram Proses Rekristalisasi dalam Pembuatan Kalium


Nitrat
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Hasil Praktek Variasi Mol Bahan Baku
Hasil (gram)
Material
Variasi KCl : NaNO3
1:1 2:1 3:1 4:1
KNO3 4,3341 1,9579 1,6338 3,8692
NaCl 3,4628 3,4351 11,5810 8,3150

Tabel 4.2. Neraca Teoritis dan Praktek Variasi KCl : NaNO3 = 1 : 1


Teoritis Praktek
Material Input Output Input Output
(gram) (gram) (gram) (gram)
KCl 3,7500 0,0000 3,7678 0,5290
NaNO3 4,2500 0,0000 4,2670 0,6035
KNO3 0,0000 5,0500 0,0000 4,3341
NaCl 0,0000 2,9250 0,0000 2,5097
Total 8,0000 7,9750 8,0348 7,7963
19

4.2. Pembahasan
Pembuatan kalium nitrat menggunakan bahan baku natrium nitrat dan
kalium klorida didasarkan perbedaan kelarutan produk hasil reaksi. Pemanasan
aquades bertujuan untuk mempermudah proses pelarutan kalium klorida dan
natrium nitrat. Natrium nitrat mempunyai kelarutan lebih tinggi dalam aquades
dibanding kalium klorida karena natrium nitrat mempunyai ikatan intramolekul
yang lebih lemah. Kalium klorida yang terbentuk dari ikatan ion antara dua unsur
yaitu kalium dan klorin akan lebih sulit dipisahkan dibandingkan natrium nitrat.
NaNO3 juga bersifat hidroskopis sehingga NaNO3 lebih mudah larut dalam air.
Pelarutan senyawa NaNO3 dan KCl di dalam aquades bertujuan untuk
membuat reaktan terpecah menjadi ion, sehingga reaksi dapat berlangsung lebih
cepat dan energi yang dibutuhkan lebih sedikit. Penguapan larutan yang telah
dicampurkan agar memperbesar konsentrasi kedua larutan sehingga kontak antara
ion-ion reaktan akan lebih besar. Proses penguapan campuran akan menghasilkan
kristal putih. Kristal putih tersebut adalah garam natrium klorida yang dapat
langsung mengkristal karena kelarutan NaCl lebih kecil dibandingkan kalium nitrat.
Pelarut air yang di dalam gelas beker juga telah jenuh karena KNO 3 telah terlarut
sehingga NaCl yang mempunyai kelarutan yang lebih rendah (36 gr/lt) akan
menjadi kristal dibandingkan KNO3 yang kelarutannya lebih tinggi.
Proses kristalisasi garam NaCl yang telah menjadi produk dilakukan
pendinginan agar memperbanyak kristalisasi garam NaCl. Kalium nitrat akan
terlarut di dalam aquades dan terbentuk endapan garam NaCl. Kristal NaCl
dipisahkan dari campuran produk yang kemudian dicuci dengan aquades yang telah
dipanaskan. Pencucian NaCl bertujuan untuk menghilangkan zat lain, seperti air,
kalium nitrat, dan reaktan yang tidak bereaksi. NaCl yang mempunyai kelarutan
rendah tidak akan terlarut dalam aquades panas. Penggunaan aquades panas karena
KCl yang belum bereaksi mempunyai kelarutan rendah.
Larutan yang mengandung KNO3 didinginkan dengan es agar menurunkan
kelarutan KNO3. Temperatur rendah akan menyebabkan molekul air mampu
melepas ikatan KNO3 sehingga KNO3 akan mengkristal. Proses pendinginan tidak
membutuhkan pengadukan karena proses pengadukan akan memperbesar kontak
20

antar air dan KNO3 sehingga senyawa KNO3 lebih sulit untuk dilepas dari air.
Pengadukan dilakukan saat melarutkan KCl dan NaNO3 sehingga molekul reaktan
akan lebih mudah bertumburan dan kontak antara reaktan akan menjadi lebih
banyak yang menyebabkan proses reaksi pembentukan menjadi lebih cepat.
Lamanya proses pembuatan KNO3 mengacu pada lamanya proses reaksi
pembentukan. Semakin lama proses kristalisasi maka kristal KNO3 yang terbentuk
akan semakin banyak. Pencampuran larutan KCl dan NaNO3 dalam keadaan panas
(jenuh) dengan tujuan agar larutan tidak bereaksi dengan zat-zat yang ada di udara
yang akan mengganggu jalannya reaksi. Reaksi dengan kondisi panas juga
dimaksudkan untuk mempercepat reaksi yang terjadi agar pergerakan ion-ion dalam
larutan semakin cepat sehingga kemungkinan untuk terjadinya tumbukan lebih
besar. Pelarutan kedua bahan dengan air maka bahan tersebut akan terurai menjadi
ion-ion sehingga pada pencampuran kedua larutan jenuh tersebut maka terjadilah
pertukaran ion. Ion K+ dari KCl berikatan dengan ion NO3- dari NaNO3 membentuk
KNO3 sedangkan Na+ akan berikatan dengan Cl- membentuk NaCl.
Pada proses penguapan ini terdapat endapan di dinding gelas. Berdasarkan
reaksi dapat dilihat bahwa NaCl mengendap terlebih dahulu. Terbentuknya endapan
NaCl ini menunjukkan bahwa kelarutan pada NaCl telah lewat jenuh. Pada
praktikum pembuatan kalium nitrat ini apabila larutannya tidak lewat jenuh maka
proses kristalisasi akan lambat. Perbandingan rasio mol bahan baku yang digunakan
adalah sebanyak 1:1, pada perbandingan 1:1 ini, kalium nitrat yang dihasilkan
adalah sebanyak 4,3341 gram sedangkan NaCl sebanyak 3,4628 gram.
Sifat kalium nitrat yang terbentuk adalah hidroskopis maka kemungkinan
akan menyerap uap air yang ada di udara. Sifatnya karena kelarutan NaCl di dalam
pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut mengalami pengendapan sedangkan
KNO3 akan tetap berada dalam fasa larutan. Filtrat KNO3 yang diperoleh dari hasil
penyaringan kemudian akan dipekatkan lagi dengan menggunakan cara dipanaskan
untuk menghilangkan molekul air yang masih terikat dalam larutan sehingga
diperoleh larutan yang lebih pekat. Setelah didinginkan beberapa menit terbentuk
kristal yang dapat diamati. Tujuan dari penjenuhan larutan adalah karena larutan
dalam keadaan jenuh dan konsentrasi tinggi akan pembentukan kristal akan
21

berjalan lebih maksimal. Penyaringan pada proses dilakukan dengan tujuan untuk
memisahkan hasil reaksi dari zat-zat pengotor yang ada didalamnya. Setelah
pencampuran terjadi antara NaNO3 dan KCl, diantara dua zat tersebut yang
mempunyai titik didih lebih rendah akan berubah menjadi kristal terlebih dahulu.
Dari data hasil pengamatan dengan menggunakan variasi perbandingan
bahan baku yang berbeda akan membuat hasil rendemen KNO 3 dan NaCl yang
terbentuk juga berbeda. Pada data kelompok yang menggunakan perbandingan
rasio 2:1 akan menghasilkan kalium nitrat sebanyak 1,9579 gram sedangkan NaCl
yang terbentuk sebanyak 3,4351 gram. Hasil ini berbeda dengan hasil pengamatan
dengan menggunakan rasio perbandingan bahan baku sebanyak 1:1, dimana pada
rasio 2:1 didapatkan bahwa jumlah kalium nitrat yang terbentuk lebih sedikit dan
NaCl yang ada lebih banyak. Pada rasio perbandingan 1:1 hasil pengamatan yang
didapatkan bahwa jumlah kalium nitrat yang terbentuk lebih banyak daipada rasio
2:1 yaitu sebanyak 3,4628 gram dan NaCl yang ada sebanyak 4,3341 gram.
Data pengamatan tersebut menunjukkan bahwa rasio perbandingan antara
bahan baku juga berpengaruh pada saat proses pembuatan kalium nitrat. Hal ini
dapat dikarenakan oleh larutan tersebut sudah cukup jenuh. Larutan yang
mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu tertentu, akan membuat zat
yang digunakan tidak akan terlarut lagi. Sehingga kelebihan itu akan membuat
larutan menjadi lewat jenuh. Perbandingan rasio antara KCl dan NaNO3 harus
menjadi jenuh berarti pelarut telah seimbang zat terlarut atau jika larutan tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut, artinya konsentrasinya telah maksimal jika larutan
jenuh suatu zat padat didinginkan perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan
mengkristal, dalam arti diperoleh larutan super jenuh atau lewat jenuh.
Pada praktikum pembuatan kalium nitrat ini dilakukan hanya sampai pada
tahap kristalisasi saja, dikarenakan waktu praktikum tidak cukup apabila ingin
dilanjutkan dengan tahap rekristalisasi. Hasil pengamatan menunjukkan rasio
perbandingan antar bahan baku dengan rasio 1:1 itu paling baik. Hal ini dikarenakan
kecenderungan dari reaktan untuk membentuk produk berupa kalium nitrat tersebut
akan sama besar dan akan berpengaruh dengan kesetimbangan antar larutan. Nilai
kelarutan dipengaruhi oleh suhu dimana makin tinggi suhu akan makin baik.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1) Yield kalium nitrat dari berbagai rasio bahan baku yang digunakan
menghasilkan yield berikisar antara 36,6000-85,8000%. Sampel yang
paling banyak menghasilkan yield yakni sampel dengan perbandingan mol
reaktan 1:1.
2) Perbandingan mol reaktan sebesar 1:1 menghasilkan produk KNO3 yaitu
sebesar 4,3341 gram.
3) Kristalisasi adalah proses untuk memisahkan garam yang berbeda
berdasarkan prinsip kelarutan dengan suhu tertentu dengan tiga metode
yaitu penjenuhan, penyaringan, dan pendinginan.
4) Zat pengotor merupakan faktor yang menghambat proses kristalisasi dan
rekristalisasi KNO3.
5) Rekristalisasi KNO3 digunakan untuk memperbanyak KNO3 yang
terbentuk.
5.2. Saran
1) Alat-alat yang digunakan harus steril agar zat impuritis tidak berada pada
jumlah yang berarti dan menghambat proses pembentukan KNO3.
2) Praktikum KNO3 harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan APD
yang sesuai supaya tidak terhirup senyawa yang mudah menguap.
3) Sebaiknya proses dilakukan pada suhu rendah untuk menjaga konversi yang
tinggi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Amarwati, D. P., Ervia, Y., Endang, S., dan Lilik, M. 2018. Pola Pertumbuhan,
Biomassa dan Kandungan Protein Kasar pada Kultur Mikroalga
Skeletonema costatum Skala Massal dengan Konsentrasi Kalium Nitrat
(KNO3) yang Berbeda. Jurnal Universitas Diponegoro. Vol. 7(2): 75-80.
Aziz, T. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik Jurusan Kimia. Kendari:
Universitas Haluoleo.
Bilal, S., Arif, M., Khan, M.S., dan Alishah, A. 2019. Characterization of Sodium
and Pottasium Nitrate Contaminated Polyaniline-Poly (Ethylene Oxide)
Composites Synthesized Via Facile Solution Casting Technique. Journal
Materials.Vol. 12(1): 1-14.
Budimarwanti, C. 2010. Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium
Kimia.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Cahyono, B. 1991. Segi Praktisi dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.
Semarang: Kimia MIPA UNDIP.
Farrington. 2004. Chemistry Nineth Edition. New York: Mc Grew Hill.
Helt, J. E., dan Larson, M. A. 1977. Effects of Temperature on the Crystallization
of Potassium Nitrate by Direct Measurement of Supersaturation. AlChE
Journal. Vol. 23(6): 822-830.
Hutapea, A, S., Hadiastono, T., dan Martosudiro, M. 2014. Pengaruh Pemberian
Pupuk Kalium (KNO3) terhadap Infeksi Mosaik Virus (TMV) pada
beberapa Varietas Tembakau Virginia (Nicotiana tabacum L.). Jurnal HPT.
Vol. 2(1). 102-109.
Jurisova, J., Fellnera, P., Danielika, Vladimir., Lencsesb, M., Kralikb, M., dan
Sipos, R. 2013. Preparation of Potassium Nitrate from Potassium Chloride
and Magnesium Nitrate in a Laboratory Scale Using Industrial Raw
Materials. Jurnal Chimica Slovaca. Vol. 6(1): 15-19.
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Korchuganova, O., Afonina, I., Prygorodov, P., Mokhonko, V., dan Kanarova, K.
2018. Utilization of Lime-Softening Sludge to Obtain Calcium Nitrate.
Journal of Enteprise Technologies. Vol. 5(2): 46-53.
Linnikov, O. D., Rodina, I. V., Grigorov, I. G., dan Polyakov, E. V. 2013.
Kinetics and Mechanism of Spontaneous Crystallization of Potassium
Nitrate from Its Supersaturated Aqueous Solutions. Jurnal Crystal
Structure Theory and Applications. Vol. 3(2): 16-27.
Michael, P. 2007. Kimia Anorganik II. Jakarta: Erlangga.
Polishchuk, O. M., Fakeev, A. A., Krasil’shchik, V. Z., dan Vendilo, A. G. 2011.
Preparation of Extrapure Potassium Nitrate. Inorganic Materials. Vol.
48(8): 836-840.
Ran. J., Wang, H., dan Huang, L. 2015. Simple Preparation of High Purity
Potassium Nitrate. International Journal of Science and Research (IJSR).
Vol. 7(2): 731-732.
Rogers, D. J., dan Janz, G. J. 1982. Melting-Crystallization and Premelting
Properties of NaNO-KNO. Enthalpies and Heat Capacities. Journal of
Chemical Engineering. Vol. 27(1): 424-428.
Rolfs, J., Lacmann, R., dan Kipp, S. 1997. Crystallization of Potassium Nitrate
(KNO3) in Aqueous Solution I. Growth Kinetics of the Pure System.
Journal of Crystal Growth. 171 (4): 174-182.
Rositawati, A. L., Taslim, C. M., dan Soetrisnanto. 2013. Rekristalisasi Garam
Rakyat Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal
Teknologi Kimia Dan Industri. Vol. 2(4): 217-225.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
Widhityarini, D., Suyadi, M., dan Purwantoro, A. 2017. Pematahan Dormansi
Benih Tanjung (Mimusops elengi L.) dengan Skarifikasi dan Perendaman
Kalium Nitrat. Jurnal Pertanian. Vol. 5(2): 1-12.
Zhang, X., Xiaozhao, H., Xun, Y., Xinping, C., Zhenghui, J., dan Xianguo, H. dkk.
2019. Continuous Synthesis of High Purity KNO3 Through Electrodialysis
Metathesis. Separation and Purification Technology. Vol. 222(1): 85-91.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1. Perhitungan Variasi Rasio Kalium Klorida dan Natrium Nitrat 1:1
A.2.1 Mol Kalium Klorida
Massa Kalium Klorida
Mol Kalium Klorida =
Berat Molekul Kalium Klorida
3,75 g
Mol Kalium Klorida = = 0,05 mol
74,5 g/mol

A.2.2 Mol Natrium Nitrat


1 x Mol Kalium Klorida
Mol Nitrat Nitrat = 1

1 x 0,05
Mol Natrium Nitrat =
1
Mol Natrium Nitrat = 0,05 mol
A.2.3 Massa Kalium Klorida
Massa Kalium Klorida = Mol Kalium Klorida x BM Kalium Klorida
Massa Kalium Klorida = 0,05 mol x 74,5 g/mol
Massa Kalium Klorida = 3,725 g
A.2.4 Massa Natrium Nitrat
Massa Natrium Nitrat = Mol Natrium Nitrat x BM Natrium Nitrat
Massa Natrium Nitrat = 0,05 mol x 85 g/mol
Massa Natrium Nitrat = 4,25 g
A.2.5 Massa Kalium Nitrat
Massa Kalium Nitrat = 4,3341 g
A.2.6 Massa Natrium Klorida (Tidak Murni)
Massa Natrium Klorida = 3,4628 g
A.2.7 Perhitungan secara Teoritis
KCl + NaNO3  KNO3 + NaCl
m: 0,05 mol 0,05 mol - -
b: 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
s: - - 0,05 mol 0,05 mol
Massa Kalium Nitrat terbentuk = 0,05 mol x 101 g/mol = 5,0500 g
Massa Natrium Klorida terbentuk = 0,05 mol x 58,5g/mol = 2,9250 g
A.2.8 Perhitungan secara Praktek
Massa Kalium Nitrat
Mol Kalium Nitrat terbentuk =
Berat Molekul Kalium Nitrat
4,3341 g
Mol Kalium Nitrat terbentuk = = 0,0429 mol
101 g/mol
KCl + NaNO3  KNO3 + NaCl
m: 0,0500 mol 0,0500 mol - -
b: 0,0429 mol 0,0429 mol 0,0429 mol 0,0429 mol
s: 0,0071 mol 0,0071 mol 0,0429 mol 0,0429 mol
Massa Kalium Klorida bersisa = 0,0071 mol x 74,5 g/mol= 0,5290 g
Massa Natrium Nitrat bersisa = 0,0071 mol x 85 g/mol = 0,6035 g
Massa Natrium Klorida terbentuk= 0,0429 mol x 58,5g/mol= 2,5097 g
A.2.9 % Konversi, Yield, Error
Mol Kalium Klorida bereaksi praktek
% Konversi Kalium Klorida = x 100%
Mol Kalium Klorida bereaksi teori
0,0429 mol
% Konversi Kalium Klorida = x 100%
0,05 mol
% Konversi Kalium Klorida = 85,8000 %

Mol Natrium Nitrat bereaksi praktek


% Konversi Natrium Nitrat = x 100%
Mol Natrium Nitrat bereaksi teori
0,0429 mol
% Konversi Natrium Nitrat = x 100%
0,05 mol

% Konversi Natrium Nitrat = 85,8000 %

Mol Kalium Nitrat produk praktek


% Yield Kalium Nitrat = x 100%
Mol Kalium Nitrat produk teori

0,0429 mol
% Yield Kalium Nitrat = x 100%
0,05 mol

% Yield Kalium Nitrat = 85,8000 %

Mol KNO3 teori – Mol KNO3 praktek


% Error = x 100%
Mol KNO3 teori

0,05 mol – 0,0429 mol


% Error = x 100%
0,05 mol

% Error = 14,2000 %
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI PERCOBAAN

Gambar 1. Beaker Glass Gambar 4. Batang Pengaduk

Gambar 2. Cawan Petri Gambar 5. Erlenmeyer

Gambar 3. Hotplate Gambar 6. Spatula


Gambar 7. Corong Pemisah Gambar 10. Kertas Saring

Gambar 8. Gelas Ukur Gambar 11. Tisu

Gambar 9. Termometer
LAMPIRAN C
BUKTI PLAGIARISME

Gambar 1. Diagram Bukti Plagiarisme


LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN

Judul Percobaan Kalium Nitrat


Shift/Kelompok Rabu 13.00-15.30 WIB/2 (Dua)
Nama Praktikan 1. Faisal Akbar Adin 03031181823010
2. Farah Amalia 03031381823092
3. Jihan Utami 03031381823078
4. Renanda Amalia 030313818223104

Tindakan
No. Bahan Sifat Bahan
Penanggulangan
Sifat Kimia Sifat Fisika
1. Kalium - Menyebabkan luka - Berat - Jika terhirup: hirup
Klorida bakar molekul udara segar
- Iritasi 74,56 g/mol - Jika terjadi kontak
- Reaktivitas: - Titik didih: kulit, Tanggalkan
menghindari 1500oC segera semua pakaian
kondisi suhu yang - Titik leleh: yang terkontaminasi.
ekstrim 790oC Bilaslah kulit dengan
- Berbahaya jika - Kepadatan air/ pancuran air.
dihirup (Toxic) Wujud: - Jika terkena mata
- Kontak mata dapat Kristal maka cuci mata
menyebabkan deliquescent dengan air selama 15
kerusakan putih (Solid) menit.
- Bersifat korosif - uap >1 - Jika tertelan, beri air
- Stabilitas: Stabil - Kelarutan minum kepada
dalam air: korban (paling
larut banyak dua gelas).
Konsultasi ke dokter
jika merasa sakit.
2. Natrium - Mengakibatkan - Berat - Jika terhirup: hirup
Nitrat iritasi pada mata molekul udara segar
- Merupakan 84,99 g/mol - Jika terjadi kontak
padatan - Titik didih: kulit, Tanggalkan
pengoksidasi 380oC segera semua pakaian
- Titik leleh: yang terkontaminasi.
307oC Bilaslah kulit dengan
- Kepadatan air/ pancuran air.
Wujud: - Jika terkena mata
Kristal maka cuci mata
deliquescent dengan air selama 15
putih (Solid) menit.
- uap >1 - Jika tertelan, beri air
- Kelarutan minum kepada
dalam air: korban (paling
larut banyak dua gelas).
Konsultasi kepada
dokter jika merasa
tidak sehat.
3. Kalium - Larut di dalam air - Berat molekul - Jika kontak dengan
Nitrat dengan kelarutan (101,103 mata, lepaskan lensa
32g/100mL g/mol) kontak apabila
- Bersifat iritan - Tidak berbau menggunakan
- Senyawa - Berwujud kemudian cuci selama
pengoksidasi kuat kristalin padat 15 menit
- Dapat meledak berwarna - Jika kontak dengan
jika bereaksi
putih kulit, segera basuh
dengan reduktor
- Rasanya dengan sabun dan air
dingin, garam, selama 15 menit
dan pedas - Jika terhirup, arahkan
- Titik leleh ke udara segar dan
(334°C) bantu untuk dengan
- Densitas (2,1 napas buatan jika
g/cm3) tidak bernapas
- pH 6-8 - Jika iritasi terjadi,
- Kelarutan obati dengan krim
dalam air anti bakteri dan
(g/2,8 Ml) segera minta bantuan
pada 25oC medis
JOB SAFETY ANALYSIS

Judul Percobaan Kalium Nitrat


Shift/Kelompok Rabu 13.00-15.30 WIB/2 (Dua)
Nama Praktikan 1. Faisal Akbar Adin 03031181823010
2. Farah Amalia 03031381823092
3. Jihan Utami 03031381823078
4. Renanda Amalia 030313818223104

Identifikasi Bahaya Penyebab Tindakan yang


Dibutuhkan
1. Pecahnya gelas Terpeleset, tersenggol olehMengganti gelas beaker dan
beaker praktikan yang bercanda atausegera membersihkan area
berbicara ketika praktikum kerja
2. Terhirup atau Tidak memakai APD dengan Memakai APD yang
menghirup benar, salah satunya masker lengkap saat hendak
bahan kimia ketika melakukan percobaan memasuki laboratorium
3. Tersengat listrik Tangan tidak dalam keadaan Memakai APD sarung
ketika kering ketika melakukan tangan dan sepatu tertutup
melakukan percobaan dan tidak saat melakukan percobaan
percobaan menggunakan sepatu yang
tertutup
4. Iritasi Tidak mengenakan APD Mengenakan APD yang
saat melakukan percobaan lengkap saat menjalankan
percobaan
5. Cidera pada Tidak mengangkat Gunakan teknik mengangkat
pinggang peralatan dalam posisi yang benar dan jika
tubuh yang benar mengangkat yang berat
minta bantuan kepada rekan
kerja lain

Anda mungkin juga menyukai