Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TITRASI ARGENTOMETRI: CARA MOHR

OLEH:

INDAH OKTAVIANINGSIH 1713031005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
I. Tujuan
II. Menentukan kandungan natrium klorida dalam garam dapur
III. Reaksi
Cl-(aq) + Ag+(aq) AgCl(s) Ksp = 1,82 x 10-10
CrO42-(aq) + 2Ag+(aq) Ag2CrO4 (s) Ksp = 1,29 x 10-12

IV. Dasar Teori


Titrasi argentometri termasuk salah satu analisis kuantitatif dengan sistem
pengendapan. Cara analisis ini biasanya dipergunakan untuk mengendapkan ion-
ion halogen, perak dan tiosianat. Titrasi argentometri secara Mohr menggunakan
ion kromat (CrO42-) sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan
terbentuknya endapan merah kecoklatan dari Ag2CrO4. Apabila ke dalam larutan
yang mengandung ion klorida ditambahkan indikator K2CrO4 dan selanjutnya
dititrasi dengan larutan standar AgNO3, maka akan terjadi pengendapan
bertingkat berikut :

1) Cl- + Ag+ AgCl Ksp = 1,2 x 10-10

2) CrO42- + 2Ag+ Ag2CrO4 Ksp = 1,7 x 10-12

Dari dua persamaan reaksi tersebut dapat diitung konsentrasi ion kromat pada saat
AgCl mulai mengendap yaitu sebesar 0,014 M. Dengan demikian untuk
menghindari pengendapan Ag2CrO4 mendahului atau berbarengan dengan AgCl
maka konsentrasi ion kromat yang dipergunakan harus lebih kecil dari 0,014 M.

V. Alat dan Bahan


Pada praktikum ini menggunakan alat-alat kimia yaitu Buret 50 mL berjumlah 1
buah, Statif dan klem 1 Set, Labu ukur 250 mL 1 buah, Labu ukur 100 mL 1 buah,
Pipet tetes 2 buah, Gelas ukur 25 Ml 1 buah, Kaca 1 buah arloji, Pipet volumetri 25
mL 1 buah, Beaker gelas 250 mL 1 buah, Beaker gelas 100 mL 2 buah, Labu
erlenmeyer 100 mL 3 buah, Neraca analitik 1 buah, Corong 1 buah, Beaker gelas 500
mL 1 buah, dan Labu Erlenmeyer 250 mL 1 buah. Untuk bahan kimia yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu AgNO3 sebanyak 4,25 gram, K2CrO4- 1%
secukupnya, NaCl sebanyak 2,925 gram, dan Garam dapur sebanyak 1,170 gram.

VI. Data Pengamatan


Langkah ke- Perlakuan Pengamatan
A. Pembuatan larutan standar
1. 4,25 gram kristal AgNO3 +  Padatan AgNO3 berwarna
aquades putih.
 4,25 gram Padatan AgNO3 di
larutkan dalam 250 mL
aquades
 Terbentuk larutan tidak
berwarna pada penambahan
aquades.

2. 2,925 gram kristal NaCl +  Padatan NaCl berwarna


aquades putih.
 2,925 gram Padatan NaCl di
larutkan 500 mL aquades
 Terbentuk larutan tidak
berwarna pada penambahan
aquades.

B. Penetapan normalitas AgNO3


1. 5,00 mL larutan standar NaCl +  Larutan NaCl 0,1 N di ambil
2-5 tetes indikator K2CrO4 + 5 sebanyak 25 mL kemudian
tetes larutan NaHCO3 masukan dalam labu
erlenmeyer 1 dan 2. Masing-
masing di tambahkan 2 tetes
larutan K2CrO4 dan 3 tetes
larutan NaHCO3
 Terbentuk larutan berwarna
kuning muda.

2. Larutan tersebut dititrasi dengan  Volume titrat = 25 mL


larutan AgNO3  Volume titran yang
digunakan:
Titrasi ke-I = 35 mL
Titrasi ke-II = 36 Ml
Titrasi ke-III = 35 mL

C. Penetapan kadar NaCl dalam garam dapur


1. garam dapur 1,170 gram +  Padatan garam dapur
aquades berwarna putih.
 1,170 gram Padatan NaCl di
larutkan 100 mL aquades.
 Terbentuk larutan tidak
berwarna pada penambahan
aquades.

2. larutan garam dapur 5,00 mL +  Larutan NaCl 0,1 N di ambil


2-5 tetes indikator K2CrO4. sebanyak 5 mL kemudian
masukan dalam labu
erlenmeyer 1 dan 2, lalu di
tambahkan 2 tetes larutan
K2CrO4
Terbentuk larutan berwarna
kuning muda.
3. Larutan tersebut dititrasi dengan  Volume titrat = 25 mL
larutan standar AgNO3  Volume titran yang
digunakan:
Titrasi ke-I = 70 mL
Titrasi ke-II = 70 mL
Titrasi ke-III = 71 mL

VII. Perhitungan
Tulis perhitungan pembuatan AgNO3, NaCl, K2CrO4

 AgNO3
g 1000
[AgNO3 ]  x
Mr mL
4,25 g 1000
 x
170 g/mol 250 mL

 0,1 M  0,1 N

 NaCl
g 1000
[ NaCl ]  x
Mr mL
2,925g 1000
 x
58,5 g/mol 500 mL

 0,1 M  0,1 N

 K2CrO4 0,01 M.
m 1
0,01 M  x
Mr V
m 1
0,01 M  194 x 0,025 L

m = 0,0485
N = M. Ev
N = 0,01. 2
N = 0,02
Massa = 0,0485 gram x 2 ev
= 0,097 gram

a. Standardisasi larutan AgNO3


V NaCl (mL) C NaCl (M) V AgNO3 (mL) C AgNO3 (M)
25 0,15 35 0,1
25 0,15 36 0,1
25 0,15 35 0,1

Munculnya warna merah pada larutan menandakan tercapainya titik akhir titrasi,
lama kelamaan di dalam larutan akan terbentuk endapan merah, endapan merah tersebut
adalah Ag2CrO4. Kalium kromat digunakan sebagai indikator karena mampu memberikan
indikasi berupa perubahan warna saat penambahan AgNO 3 telah berlebih atau menandakan
bahwa ion Cl- yang ada dalam titrat telah habis bereaksi membentuk endapan AgCl. Titrasi
ini harus dihentikan ketika warna merah telah muncul. Hal ini mencirikan mulai
terbentuknya Ag2CrO4 dan habisnya ion Cl- dalam titrat tersebut. Adapun reaksi yang terjadi
dalam titrasi ini adalah sebagai berikut:
1. Cl- + Ag+ AgCl Ksp = 1,82 x 10-10
2. CrO42- + 2Ag+ Ag2CrO4 Ksp = 1,29 x 10-12

Pada praktikum ini titrasi diulang sebanyak 3 kali. Adapun volume


titran yang ditambahkan dalam proses titrasi ini adalah:
Tabel . Volume AgNO3 yang diperlukan dalam titrasi untuk penentuan normalitas
AgNO3

No Titran (AgNO3) Volume Titrat (NaCl)

1 35 mL 25 mL

2 36 mL 25 mL
3 35 mL 25 mL
Volume rata-rata 35,3 mL 25 mL

Perhitungan konsentrasi AgNO3


Diketahui: V2 (AgNO3) = 35,3 mL
N1 (NaCl) = 0,15 N
V1 (NaCl) = 25 mL
Perhitungan:
V1 .N 1  V2 .N 2

25 mL . 0,15 N = 35,3 mL . N2
N2 = 0,10 N

b. Penentuan konsentrasi garam dapur


V AgNO3 (mL) C AgNO3 (M) V sampel (mL) C sampel (M)
70 0,10 25 0,1
70 0,10 25 0,1
71 0,10 25 0,1
Rata-rata = 70,3 0,10 25 0,1

Perhitungan Kadar NaCl dalam Sampel Garam Dapur


Diketahui: N1 (AgNO3) = 0,10 N
V1 (AgNO3) = 70,3 mL
V2 (sampel garam) = 25 mL
Perhitungan:
V1 .N 1  V2 .N 2

70,3 mL .0,10 = 25 mL. N2


7,03 = 25 mL. N2
N2 = 0,28
M = 0,28
Massa NaCl

Mol =

0,28 m0l =

Massa NaCl = 16,45 gram

Kadar NaCl dalam garam dapur

Peresentase (%) NaCl =

Peresentase (%) NaCl =

Peresentase (%) NaCl = %

VIII. Daftar Pustaka


IX. Jawaban Pertanyaan

1. Tuliskan seluruh persamaan reaksi yang terjadi untuk prosedur titrasi di atas !
Jawab :

Persamaan reaksi yang terjadi pada prosedur titrasi ini adalah


Cl-(aq) + Ag+(aq) AgCl(s) Ksp = 1,82 x 10-10
CrO42-(aq) + 2Ag+(aq) Ag2CrO4 (s) Ksp = 1,29 x 10-12

2. Mengapa indikator yang digunakan dalam titrasi ini (K2CrO4) mempunyai


konsentrasi 1%? Bandingkan dengan dasar teori di atas !
Jawab : Dalam pratikum ini, indikator K2CrO4 yang digunakan mempunyai
konsentrasi 1%. Hal ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi ion kromat
yang kecil. Dengan konsentrasi ion kromat yang kecil maka perak klorida
(AgCl) akan mengendap terlebih dahulu dan perak kromat (Ag 2CrO4) tidak
akan terbentuk sebelum konsentrasi ion Ag+ meningkat hingga melampaui Ksp
perak kromat (Ag2CrO4). Adapun harga Ksp dari AgCl adalah 1,82 x 10-10,
sedangkan Ksp Ag2CrO4 adalah 1,29 x 10-12. Untuk membuktikan bahwa
konsentrasi K2CrO4 1% sesuai digunakan dalam titrasi ini, maka
perhitungannya dapat ditunjukkan sebagai berikut.
K2CrO4 1% → (persen massa per volume)
2 0,5 g 1000
[ K 2 CrO4 ]  [CrO4 ] x
194 g/mol 50 mL
2
[CrO4 ]  0,0515 M
2-
Ksp Ag 2 CrO 4  [Ag  ]2 [CrO4 ]
1,29 x 10 -12  [Ag  ]2 0,0515 M
[Ag  ] 2  2,5 x 10 -11
[Ag  ]  5,00 x 10 -6 M

Untuk konsentrasi Cl- dapat digunakan 0,1 M (sesuai dengan konsentrasi


larutan standar NaCl 0,1 M)
Ksp AgCl  [Ag  ][Cl - ]
1,82 x 10 -10  [Ag  ] 0,1 M
[Ag  ]  1,82 x 10 -9 M

Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa konsentrasi Ag+ yang


diperlukan untuk mengendapkan ion Cl- adalah lebih kecil dibandingkan
dengan konsentrasi Ag+ yang diperlukan untuk mengendapkan ion CrO42-
sehingga penggunaan larutan K2CrO4 1% sebagai indikator dalam titrasi
argentometri cara Mohr sangat tepat digunakan.

Anda mungkin juga menyukai