Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

PRAKTIKUM ANORGANIK

JUDUL:

KIMIA HALOGEN

DISUSUN OLEH:

Indah Maria Tioday Lumban Gaol ; 1813031033

Ida Ayu Ade Sri Anggraeni ;1813031035

I Wayan Suardinata ;1813031040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
1.1 Judul
Sintesis Asam Iodat (HIO3) dan Sintesis I2 Kembali dan Penanganan Sisa Reaksi
1.2 Tujuan
1.2.1 Mensintesis senyawa asam oksihalogen (HIO 3) dan senyawa interhalogen iodium
triklorida (ICl3).
1.2.2 Mereduksi asam iodat (HIO3) menjadi iod (I2) kembali dan memurnikannya.
1.3 Dasar Teori

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau VIIA
pada sistem lama) di tabel periodik terdiri dari unsur F,Cl,Br,I,At. Unsur ini merupakan unsur
yang sangat reaktif. Titik leleh dan titik didih halogen meningkat seiring dengan
meningkatnya nomor atom. Kenaikan nomor atom berarti naiknya volume atau jari-jari atom
dan jumlah total elektron, sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak
homogen di sepanjang waktunya. Akibatnya, gaya dispersi atau gaya London meningkat
yang menyebabkan naiknya titik leleh dan titik didih. Dalam kondisi STP, fluorin berupa gas
tidak berwarna, klorin berupa gas hijau pucat, bromin berupa cairan minyak merah cokelat
dan iodin berupa padatan hitam metalik. Tekanan uap bromin dan iodin sangat tinggi
sehingga uap merahcokelat beracun sangat jelas nampak ketika tutup botol penyimpan
bromin dibuka. Demikian juga uap violet dan beracun mudah dihasilkan pada sedikit saja
pemanasan iodin.

Selain membentuk halida serta oksida,halogenjuga mampu membentuk persenyawaan yang


disebut oksihalogen. Salah satu senyawa asam oksihalogen adalah asam iodat, HIO 3. Asam
iodat dapat disintesis melalui reaksi berikut :

I2 + Ba(ClO3)2 + H2SO4 → 2HIO3 + BaSO4 + Cl2

Asam oksihalogen umumnya sedikit larut dalam air. Kekuatan asam oksi halogen ditentukan
oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat maka ikatan H-O lemah.
Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti semakin
kuat asamnya. Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua faktor, pertama keelektronegatifan
dari X dan banyak sedikitnya atom oksigen yang mengelilingi X.

2HIO3240→° C I2O5 + H2O


H2O (cepat)
Dengan memperhatikan daya tereduksi dari asam iodat menjadi unsur iod, sebuah reaksi
bersiklus dapat dibuat:

Siklus kimia iod di atas dapat menghemat zat kimia terutama penggantian barium klorat yang
mudah meledak tersebut, disamping menggunakan kembali produkproduk reaksi untuk
menghasilkan iod kembali.

1.4 Alat dan Bahan


1.4.1 Alat – alat

No Nama alat Ukuran Jumlah Keterangan


1 Kaca arloji - 3 buah Sebagai tempat/wadah zat
yang akan ditimbang.
2 Gelas ukur 25 mL 2 buah Untuk mengukur volume
larutan.
3 Neraca analitik - 1 buah Untuk menimbang bahan yang
di gunakan.
4 Pipet tetes - 2 buah Untuk mengambil cairan atau
larutan dalam jumlah kecil
atau tetesan.
5 Pemanas/ heater - 1 buah Untuk memanaskan dan
mereaksikan larutan.
6 Gelas kimia 50 mL, 100 mL, 3 buah Sebagai wadah atau tempat
dan 500 mL larutan.
7 Spatula - 2 buah Untuk mengambil zat.
8 Kertas saring - Secukupnya Untuk menyaring larutan.
9 Batang pengaduk - 2 buah Untuk mengaduk larutan .
10 Alat sentrifugasi - 1 buah Untuk mensentrifugasi
campuran.
11 Magnetic stirrer - 1 buah Untuk mengaduk larutan atau
campuran.
12 Corong - 1 buah Sebagai tempat meletakkan
kertas saring.
13 Termometer 150C 1 buah Untuk mengukur suhu larutan.
14 Desikator - 1 buah Untuk mengeringkan endapan/
kristal yang diperoleh.
15 Labu erlenmeyer 100 mL dan 150 2 buah Sebagai tempat zat yang
mL direaksikan.
16. Cawan penguap - 2 buah Sebagai tempat menguapkan
larutan.
17. Pipa pengalir gas - 1 buah Untuk mengalirkan gas.

1.4.2 Bahan-bahan

No Nama bahan Konsentrasi Jumlah Keterangan


1 Padatan KClO3 - 2.5 gram Berupa padatan / serbuk
putih, zat pengoksidasi kuat,
berbahaya bila berdekatan
dengan api karena mudah
meledak
2 HCl pekat 37% MPOa - Merupakan asam kuat,
mudah menguap,
menghasilkan gas tak
berwarna, bila bereaksi
dengan logam menghasilkan
gas H2.
3 NaOH encer - 20 mL Bila dalam konsentrasi tinggi
merupakan basa kuat,
digunakan untuk menangkap
gas amoniak (NH3) dalam
praktikum ini.
4 HNO3 pekat - - Berupa cairan tak berwarna,
berwarna kekuningan akibat
penguraian perlahan
membentuk NO2. Dengan
reaksi : 4HNO3 → 4NO2 +
2H2O + O2
5 Padatan Na2SO3 - Secukupnya Natrium sulfit digunakan
sebagai oksidator atau
reduktor. Bila dioksidasi
berubah menjadi sulfat.
Dengan reaksi 2Na2SO3 + O2
→ Na2SO4
6 Aquades - Secukupnya Digunakan sebagai pelarut.

1.5 Rancangan Percobaan


1.5.1 Sintesis Asam Iodat (HIO3)

1.5.2 Sintesis I2 Kembali dan Penanganan Sisa Reaksi


1.6 Prosedur Kerja

No Prosedur Kerja Persamaan Reaksi, Hasil Pengematan


Perhitungan dan
Bahaya Reaktan –
Produk
Sintesis Asam Iodat (HIO3)
1. Kristal ICl3 hasil sintesis
dicampurkan dengan aquades 20
mL dan dipanaskan
2. Menambahkan HNO3 pekat
sebanyak 5 mL kemudian
dipanaskan sampai pelarutnya
hampir habis. Melakukan
penguapan diruang asam dan
menangkap gas yang terbentuk
dengan larutan NaOH. Sisa hasil
penguapan berupa endapan.
3. Endapan coklat yang terbentuk
dilarutkan dengan sedikit air
(aquades) hangat, kemudian
didinginkan dalam penangas es 0
o
C, sehingga asam iodat
terkristalisasi.
4. Mendekantasi dan mengeringkan
kristal dalam lemari pengering pada
suhu 50oC kemudian
menimbangnya.
5. Menyimpan filtrat yang dihasilkan
dan menggunakannya untuk
praktikum selanjutnya.
Sintesis I2 Kembali dan Penanganan Sisa Reaksi
1. Filtrat hasil dekantasi dicampurkan
dengan asam iodat, kemudian
diencerkan dengan 20 – 30 mL
aquades.
2. Seujung spatula Na2SO3
dimasukkan ke dalam larutan
tersebut sampai terbentuk endapan
yang awalnya mengembang dan
pada akhirnya mengendap didasar
wadah Na2SO3 tidak boleh
dimasukkan berlebih ke dalam
larutan karena iod yang terbentuk
bisa direduksi lagi menjadi iodida.
3. Campuran disentrifugasi dan
didekantasi.
4. Endapan iod diambil dan
dikeringkan dalam desikator tanpa
vaselin. Iod dapat dimurnikan lebih
lanjut secara sublimasi.
5. Memasukkan sedikit arang aktif
jika sentrifugasi mesih kemerahan,
kemudian memanaskannya sebentar
dan menyaringnya.
6. Membuang filtrat sedangkan
padatannya ditaruh di tempat
limbah padat.

1.7 Pembahasan
1.8 Kesimpulan
1.9 Daftar Pustaka
Karyasa, I Wayan.2011.Bahan Ajar Praktikum Anorganik Berwawasan
Lingkungan.Singaraja:Undiksha

Anda mungkin juga menyukai