Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Waktu Fermentasi dan Volume Bio Aktivator EM4 (Effective

Microorganisme) pada Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Buah-
Buahan

Winda Tri Utami

Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
windatriutami2000@gmail.com

Abstrak
Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari limbah buah-buahan dengan penambahan bio
aktivator EM4 (Effective Microorganisme) bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu pembuatan
terhadap kandungan Nitrogen (N), Phosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dalam pupuk organik cair,
serta menentukan pengaruh bio aktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K. Metode pembuatan
pupuk organik cair ini yaitu limbah buah-buahan seperti buah semangka, jeruk, dan buah pepaya
yang banyak mengandung air dihancurkan sebelum di fermentasikan. Kemudian bio aktivator EM4
disiapkan untuk penambahan dalam limbah buah-buahan yang sudah dikecilkan ukurannya. Limbah
buah-buahan dimasukkan ke dalam galon air 5 liter, larutan bio aktivator EM4 kemudian
dimasukkan ke dalam galon secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi
waktu 10 hari, 13 hari dan 16 hari serta variasi penambahan jumlah bio aktivator EM4 sebanyak 40
ml, 50 ml, dan 60 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar N, P, K terbaik didapat pada hari
ke 13 dengan volume bio aktivator EM4 60 ml, untuk kandungan nitrogen yaitu 13,4 %, untuk
kandungan phosfor 10,92 %, dan untuk kandungan kalium yaitu 6,39 %. Volume bio aktivator EM4
sangat berpengaruh terhadap kandungan N, P, dan K, dikarenakan semakin banyak volume bio
aktivator EM4 maka kadar N, P, dan K juga akan semakin tinggi.

Kata kunci: mokroorganisme, nitrogen, fosfor, kalium, pupuk organik cair

PENDAHULUAN Sampah organik berasal dari


makhluk hidup, baik manusia, hewan,
Latar Belakang
maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri
Sampah adalah sisa-sisa bahan yang dibagi menjadi sampah organik basah dan
telah mengalami perlakuan, telah diambil sampah organik kering. Istilah sampah
bagian utamanya, telah mengalami organik basah dimaksudkan sampah yang
pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, mempunyai kandungan air yang cukup
dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa
lagi dan dari segi lingkungan dan sayuran. Sedangkan bahan yang termasuk
menyebabkan pencemaran atau gangguan sampah organik kering adalah sampah yang
kelestarian alam. mempunyai kandungan air yang rendah.
Contoh sampah organik kering adalah kayu mempengaruhi kadar presentase yang
dan ranting kering, dan dedaunan kering. tergantung dalam pupuk organik.

Pupuk organik merupakan bahan Rumusan Masalah


yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan,
Dari latar belakang diatas dapat dituliskan
seperti pupuk kandang, kompos, pupuk
rumusan masalah sebagai berikut :
hijau, jerami, dan bahan lain yang dapat
berperan memperbaiki sifat fisik, kimia dan 1. Apa yang dimaksud pupuk organik cair
biologi tanah. Bahan organik tidak dapat ?
menggantikan peran dari pupuk anorganik 2. Bagaimana klasifikasi pupuk organik
sebagai pemasok hara, karena kandungan cair ?
unsur hara dalam bahan organik relatif 3. Apa pengaruh waktu fermentasi
rendah, namun demikian bahan organik Effective Microorganisme 4 (EM4) ?
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
pupuk anorganik. Pupuk cair organik Tujuan
adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal Dari rumusan masalah diatas dapat
dari hewan atau tumbuhan yang sudah dituliskan tujuan sebagai berikut :
mengalami fermentasi dan bentuk
produknya berupa cairan. Kandungan 1. Untuk mengetahui pengertian pupuk
bahan kimia di dalamnya maksimal 5%. organik cair.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari
Pupuk organik mengandung unsur pupuk organik cair.
karbon dan nitrogen dalam jumlah yang 3. Untuk mengetahui pengaruh waktu
sangat bervariasi, dan imbangan unsur fermentasi Effective Microorganisme
tersebut sangat penting dalam 4 (EM4).
mempertahankan atau memperbaiki
kesuburan tanah. Nisbah karbon nitrogen
tanah harus selalu dipertahankan setiap TINJAUAN PUSTAKA
waktu karena nisbah kedua unsur tersebut Jenis-jenis Sampah
merupakan salah satu kunci penilaian
kesuburan tanah. Nisbah C/N kebanyakan a. Sampah organik
tanah subur berkisar 1 sampai 2. Sampah organik berasal dari makhluk
Penambahan bahan organik dengan nisbah hidup, baik manusia, hewan, maupun
C/N tinggi mengakibatkan tanah tumbuhan. Sampah organik sendiri
mengalami perubahan imbangan C dan N dibagi menjadi sampah organik basah
dengan cepat, karena mikroorganisme dan sampah organik kering. Istilah
tanah menyerang sisa pertanaman dan sampah organik basah dimaksudkan
terjadi perkembangbiakan secara cepat. sampah yang mempunyai kandungan
air yang cukup tinggi. Contohnya kulit
Klasifikasi pupuk organik cair yaitu buah dan sisa sayuran. Sedangkan
pupuk kandang cair, pupuk cair limbah bahan yang termasuk sampah organik
organik, pupuk cair limbbah manusia. kering adalah sampah yang
Waktu fermentasi juga berpengaruh mempunyai kandungan air yang
terhadap bioaktivator dalam pembuatan rendah. Contoh sampah organik kering
pupuk cair organik, lama fermentasi akan
adalah kayu dan ranting kering, dan berperan memperbaiki sifat fisik, kimia dan
dedaunan kering. biologi tanah. Bahan organik tidak dapat
Jenis sampah organik yang bisa diolah menggantikan peran dari pupuk anorganik
menjadi pupuk organik adalah : sebagai pemasok hara, karena kandungan
1. Sampah sayur baru unsur hara dalam bahan organik relatif
2. Sisa sayur basi, tetapi ini harus rendah, namun demikian bahan organik
dicuci dulu, peras, lalu buang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
airnya. pupuk anorganik (Soedardjo dan Mashuri,
3. Sisa nasi 2000).
4. Sisa ikan, ayam, kulit telur.
Pupuk organik mengandung unsur
5. Sampah buah (semangka, kulit
karbon dan nitrogen dalam jumlah yang
jeruk, pepaya dan lain-lain). Tapi
sangat bervariasi, dan imbangan unsur
tidak termasuk kulit buah keras
tersebut sangat penting dalam
seperti kulit salak.
mempertahankan atau memperbaiki
Jenis sampah organik yang tidak bisa kesuburan tanah. Nisbah karbon nitrogen
diolah : tanah harus selalu dipertahankan setiap
waktu karena nisbah kedua unsur tersebut
1. Protein seperti daging, ikan, udang, merupakan salah satu kunci penilaian
juga lemak, santan, susu karena kesuburan tanah. Nisbah C/N kebanyakan
mengandung lalat sehingga tanah subur berkisar 1 sampai 2.
tumbuh belatung. Penambahan bahan organik dengan nisbah
2. Biji-bijian yan utuh atau keras C/N tinggi mengakibatkan tanah
seperti biji salak, asam, lengkeng, mengalami perubahan imbangan C dan N
alpukat dan sejenisnya. dengan cepat, karena mikroorganisme
3. Sisa sayur yang berkuah harus tanah menyerang sisa pertanaman dan
dibuang airnya, kalau bersantan terjadi perkembangbiakan secara cepat
harus dibilas dengan air dan (Sutanto, 2002).
tiriskan (Litauditomo, 2007).
b. Sampah anorganik, Sampah anorganik Pupuk organik merupakan bahan
bukan berasal dari makhluk hidup. pembenah tanah yang paling baik dan alami
Sampah berasal dari bahan yang bisa dari pada bahan pembenah buatan/sintesis.
diperbaharui (recycle) dan sampah ini Pada umumnya pupuk organik
sangat sulit terurai oleh jasad renik. mengandung hara makro N, P, K rendah
Jenis sampah ini misalnya bahan yang tetapi mengandung hara mikro dalam
terbuat dari plastik dan logam. jumlah cukup yang sangat diperlukan
c. Sampah B3 (bahan berbahaya dan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan
beracun) pembenah tanah, pupuk organik mencegah
terjadinya erosi, pergerakan permukaan
Pupuk Organik tanah (Crusting) dan retakan tanah,
Pupuk organik merupakan bahan mempertahankan kelengasan tanah serta
yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan, memperbaiki pengatusan dakhil (internal
seperti pupuk kandang, kompos, pupuk drainase). Penempatan pupuk organik
hijau, jerami, dan bahan lain yang dapat kedalam tanah dapat dilakukan seperti
pupuk kimia (Sutanto, 2002).
Pupuk organik bukanlah untuk 2. Unsur hara yang terdapat dalam
menggantikan peran pupuk kimia pupuk cair mudah diserap tanaman.
melainkan sebagai pelengkap fungsi pupuk 3. Mengandung mikroorganisme yang
kimia. pupuk organik dan pupuk kimia akan jarang terdapat dalam pupuk
lebih optimal dan lebih efisien organik padat.
penggunaannya bila dimanfaatkan secara 4. Pencampuran pupuk cair organik
bersama-sama. Penambahan pupuk organik dengan pupuk organik padat
dapat mengurangi dampak negatif pupuk mengaktifkan unsur hara yang ada
kimia serta memperbaiki sifat fisik, biologi dalam pupuk organik padat tersebut
dan kimia tanah secara bersamaan (Simamora dkk, 2005).
(Wahyono, 2011). Adapun karakteristik
umum yang dimilki oleh pupuk organik Sedangkan menurut Hadisuwito (2007),
adalah sebagai berikut: pupuk organik cair adalah larutan dari hasil
pembusukan bahan-bahan organik yang
1. Kandungan hara rendah, kandungan berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,
hara pupuk organik pada umumnya dan manusia yang kandungan unsur
rendah tetapi bervariasi tergantung haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan
pada jenis bahan dasarnya. dari pupuk organik ini dapat secara cepat
2. Ketersediaan unsur hara lambat, mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah
hara yang berasal dari bahan dalam hal pencucian hara, dan mampu
organik diperlukan untuk kegiatan menyediakan hara secara cepat.
mikrobia tanah untuk diubah dari Dibandingkan dengan pupuk cair
bentuk ikatan kompleks organik anorganik, pupuk organik cair secara
yang tidak dapat dimanfatkan oleh umumnya tidak merusak tanah dan tanaman
tanaman menjadi bentuk senyawa walaupun digunakan sesering mungkin.
organik dan anorganik sederhana Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan
yang dapat diserap oleh tanaman. pengikat, sehingga larutan pupuk yang
diberikan kepermukaan tanah bisa langsung
digunakan oleh tanaman (Hadisuwito,
Pupuk Organik Cair 2007).

Menurut Simamora, dkk (2005) pupuk


cair organik adalah pupuk yang bahan
METODOLOGI PENELITIAN
dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan
yang sudah mengalami fermentasi dan Metode penelitian yang digunakan yaitu
bentuk produknya berupa cairan. teknik pengumpulan data dari kepustakaan.
Kandungan bahan kimia di dalamnya Metode studi kepustakaan adalah metode
maksimal 5%. Penggunaan pupuk cair pengumpulan data dengan cara
memiliki beberapa keuntungan sebagai menggunakan dan mempelajari buku,
berikut: artikel pada jurnal, laporan penelitian atau
media lainnya yang berhubungan dengan
1. Pengaplikasiannya lebih mudah jika
karya tulis ini. Penulis menggunakan
dibandingkan dengan
sumber terkait untuk memaparkan
pengaplikasian pupuk organik
padat.
mengenai pengaruh waktu fermentasi pengikat, sehingga larutan pupuk yang
dalam pembuatan pupuk organik cair. diberikan kepermukaan tanah bisa langsung
digunakan oleh tanaman (Hadisuwito,
HASIL DAN PEMBAHASAN
2007).
Pupuk Organik Cair
Klasifikasi Pupuk Organik Cair
Menurut Simamora, dkk (2005)
a. Pupuk kandang cair
pupuk cair organik adalah pupuk yang
Pupuk kandang merupakan pupuk
bahan dasarnya berasal dari hewan atau
organik dapat berperan sebagai bahan
tumbuhan yang sudah mengalami
pembenah tanah. Pupuk kandang
fermentasi dan bentuk produknya berupa
dapat mencegah erosi, pergerakan
cairan. Kandungan bahan kimia di
tanah dan retakan tanah. Pupuk
dalamnya maksimal 5%. Penggunaan
kandang dan pupuk organik lainnya
pupuk cair memiliki beberapa keuntungan
meningkatkan kemampuan tanah
sebagai berikut:
mengikatkan kelembaban,
1. Pengaplikasiannya lebih mudah jika memperbaiki struktur tanah dan
dibandingkan dengan pengaplikasian pengerasan tanah. Pupuk kandang
pupuk organik padat. memicu pertumbuhan dan
2. Unsur hara yang terdapat dalam perkembang bakteri dan mahkluk
pupuk cair mudah diserap tanaman. tanah lainnya. Pupuk kandang
3. Mengandung mikroorganisme yang mempunyai kandungan unsur N, P, K
jarang terdapat dalam pupuk organik rendah, tetapi banyak mengandung
padat. unsur mikro. Kandungan unsur
4. Pencampuran pupuk cair organik nitrogen dalam pupuk kandang akan
dengan pupuk organik padat dilepaskan secara perlahan-lahan,
mengaktifkan unsur hara yang ada dengan demikian pemberian pupuk
dalam pupuk organik padat tersebut kandang yang berkelanjutan akan
(Simamora dkk, 2005). membantu dalam membangun
kesuburan tanah dalam jangka
Sedangkan menurut Hadisuwito (2007), panjang.
pupuk organik cair adalah larutan dari hasil Pupuk kandang dapat pula
pembusukan bahan-bahan organik yang digunakan dalam bentuk cair. Pupuk
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, kandang cair dapat dibuat dengan
dan manusia yang kandungan unsur mencampurkan kotoran hewan
haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dengan air lalu diaduk. Setelah
dari pupuk organik ini dapat secara cepat larutan tercampur rata simpanlah di
mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah tempat yang teduh dan tidak terkena
dalam hal pencucian hara, dan mampu sinar matahari langsung dengan
menyediakan hara secara cepat. memberi penutup atau pelindung.
Dibandingkan dengan pupuk cair Penyimpanan pupuk kandang cair
anorganik, pupuk organik cair secara dilakukan dengan kondisi tertutup
umumnya tidak merusak tanah dan tanaman agar udara tidak dapat masuk. Hal ini
walaupun digunakan sesering mungkin. dilakukan untuk menekan kehilangan
Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan nitrogen dalam bentuk gas amoniak
yang menguap. Dengan tradisional. Bahkan di China telah ada
menyimpannya terlebih dahulu cara khusus untuk mengumpulkan
sebelum digunakan akan kotoran manusia. Untuk
meningkatkan kandungan fosfat dan memanfaatkan kotoran manusia
membuat kandungan hara menjadi menjadi pupuk, cukup dilakukan
seimbang. Penggunaan pupuk dengan teknik pengolahan yang
kandang cair juga akan meningkatkan sederhana tanpa melalui biogas.
efisien penggunaan phosfat oleh
tanaman.
b. Pupuk cair limbah organik Effective Microorganisme 4 (EM4)
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan Effective Microorganisme 4 (EM4)
organik bisa dimanfaatkan sebagai merupakan campuran dari mikroorganisme
pupuk. Sama seperti limbah padat yang menguntungkan. Jumlah
organik, limbah cair banyak mikroorganisme fermentasi di dalam EM4
mengandung unsur hara, khususnya sangat banyak, sekitar 80 jenis.
N, P, K dan bahan organik lainnya. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat
Penggunaan pupuk dari limbah ini bekerja secara efektif dalam
dapat membantu memperbaiki menfermentasikan bahan organik. Dari
struktur dan kualitas tanah. Dari sekian banyak mikroorganisme, ada lima
sebuah penelitian di China golongan yang pokok yaitu bakteri
menunjukan penggunaan limbah cair fotosintetik, lactobacillus sp, streptomices
organik mampu meningkatkan sp, ragi (yeast), dan actinomicetes.
produksi pertanian 11% lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan Efective Microorganisme 4 (EM4)
bahan organik lain. Bahkan di China bagi tanaman tidak terjadi secara langsung.
penggunaan pupuk kimia sintetik Penggunaan EM4 akan lebih efisien bila
untuk pupuk dasar mulai tergeser terlebih dahulu ditambahkan bahan organik
dengan keunggulan pupuk cair yang berupa pupuk organik ke dalam tanah.
organik. EM4 akan mempercepat fermentasi bahan
c. Pupuk cair limbah manusia organik sehingga unsur hara yang
Pupuk cair dari kotoran manusia terkandung akan terserap dan tersedia bagi
sebenarnya merupakan campuran tanaman, EM4 juga sangat efektif
antara kotoran manusia dan cairan digunakan sebagai pestisida hayati yang
yang keluar bersamaan dengan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan
kotoran manusia. Kotoran manusia tanaman EM4 juga bermanfaat untuk sektor
merupakan komponen utama dari perikanan dan peternakan.
limbah cair organik rumah tangga. Kelebihan dari EM4 ini adalah
Kandungan haranya berbeda-beda bahan yang mampu mempercepat proses
tergantung makanannya yang pembentukan pupuk organik dan
dikonsumsinya. Di negara-negara meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM4
seperti China, Taiwan, Korea, dan mampu memperbaiki struktur tanah
Jepang, pemanfaatan kotoran menjadi lebih baik serta menyuplai unsur
manusia sebagai pupuk organik telah hara yang dibutuhkan tanaman. Kegiatan
lama dikembangkan secara
atau manfaat masing-masing EM4 40 ml, 11,6 % pada volume EM4 50
mikroorganisme yang terkandung di dalam ml, dan 13,4 % pada volume EM4 60 ml,
EM4 di dalam tanah adalah sebagai berikut menunjukkan bahwa kandungan nitrogen
: yang didapatkan semakin tinggi, hal
tersebut disebabkan karena pertumbuhan
a.Bakterifotosintetik(Rhodopseudomon
mikroorganisme mengalami fase
as sp)
eksponensial yaitu terjadi pembelahan sel
b. Bakteri asam laktat (lactobacillus)
yang sangat cepat. Kadar nitrogen yang
c. Streptomycetes s.p
mendekati standar kandungan hara pupuk
d. Actinomicetes
organik cair (SNI : 19-7030-2011)
e. Ragi/yeast
didapatkan pada volume EM4 60 ml dan
Adapun hasil penelitian kandungan N, P, waktu fermentasi 13 hari adalah 13,4 %,
K dalam sampel yang dihasilkan pada menunjukkan bahwa terjadinya
peelitan kali ini adalah sebagai berikut: pembelahan sel dari mikroorganisme yang
sempurna (Tejasarwana, 1995).

Waktu 16 hari, kadar nitrogen yang


diperoleh sudah mulai menurun, yaitu 4,8
% pada volume EM4 40 ml, 6,7 % untuk
volume EM4 50 ml, dan 7,3 % pada volume
EM4 60 ml, hal ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan mikroorganisme dan nutrisi
Gambar 1 menunjukkan bahwa yang tersedia sudah mulai berkurang dan
pengaruh waktu fermentasi terhadap sel mulai berhenti membelah diri atau sel
kandungan nitrogen, yang divariasikan hidup dan sel mati mulai mencapai
dengan menggunakan effective kesetimbangan (Tejasarwana, 1995).
microorganisme EM4, yaitu dapat dilihat
digambar pada waktu 10 hari dengan
menggunakan volume EM4 40 ml, 50 ml,
dan 60 ml, kandungan nitrogen yang
diperoleh adalah 7,3 %, 10,3 % dan 11,6 %.
Kadar nitrogen yang terendah yang terdapat
pada waktu fermentasi 10 hari yaitu 7,3 %,
pada volume EM4 40 ml, hal ini disebabkan
karena dalam waktu fermentasi 10 hari Gambar 2 menunjukkan bahwa
terjadi pertumbuhan mikroorganisme pada kandungan phosfor sangat dipengaruhi oleh
fase awal merupakan periode adaptasi lamanya waktu fermentasi dan jumlah
yakni sejak inokulasi pada medium volume EM4 yang divariasikan. Semakin
dilakukan, selama fase awal ini massa sel banyak volume EM4 yang divariasikan,
dapat berubah tanpa adanya perubahan semakin tinggi kandungan phosfor yang
jumlah sel (Tejasarwana, 1995). didapatkan dalam pupuk organik cair.
Dapat dilihat digambar bahwa pada waktu
Waktu fermentasi 13 hari dengan kadar
10 hari dengan di variasikan volume
nitrogen yang didapat 9,1 % pada volume
effective mikroorganisme EM4 pada 40 ml,
kadar phosfor yang diperoleh 5,78 %, pada 60 ml kadar phosfor yang diperoleh adalah
volume EM4 50 ml, kadar phosfor yang 6,16 %, hal tersebut disebabkan karena
diperoleh 6,08 %, dan pada volume EM4 60 terjadinya pembelahan sel yang sangat
ml, kadar phosfor yang diperoleh 6,36 %. tinggi (fase eksponensial), dimana kondisi
Kandungan phosfor yang terendah pada ini tergantung pada konsentrasi nutrient
waktu fermentasi 10 hari yaitu pada volume yang ada. Ketika konsentrasi nutrient mulai
EM4 40 ml yaitu 5,78 %, hal ini disebabkan berkurang maka pertumbuhan mikroba
karena dalam fermentasi terjadi mulai menurun sampai pertumbuhan
pertumbuhan mikroorganisme pada fase mikroorganisme nol, fase ini disebut juga
awal merupakan periode adaptasi yakni fase stasioner (Said, 1987).
sejak inokulasi pada medium dilakukan
selama fase awal ini massa sel dapat
berubah tanpa adanya perubahan jumlah sel
(Tejasarwana, 1995).

Setelah perubahan, massa selanjutnya


pertumbuhan mikroorganisme bergerak
kearah fase eksponensial, yaitu pada ke 13
hari, dimana terjadi perubahan sangat cepat
terhadap jumlah sel. Pada waktu fermentasi Gambar 3 menunjukkan bahwa
13 hari, dengan memvariasikan volume pengaruh waktu fermentasi terhadap persen
EM4 40 ml, kadar phosfor yang diperoleh kalium, yang divariasikan dengan effective
adalah 6,37 %, pada volume EM4 50 ml, microorganisme EM4, seperti yang terlihat
kadar phosfor yang diperoleh adalah 6,91 pada gambar hasil yang terbaik yaitu
%, dan pada volume EM4 60 ml, kadar diperoleh pada waktu fermentasi 13 hari,
phosfor yang diperoleh adalah 10,92 %, hal dengan kadar kalium diperoleh 6,39 %,
ini menunjukkan bahwa kadar phosfor yang dengan menggunakan volume EM4 60 ml,
didapatkan sudah mendekati standar hal ini menunjukkan bahwa persen kalium
kandungan hara pupuk organik cair (SNI : yang didapakan ternyata paling tinggi pada
19-7030-2011), yaitu pada volume EM4 60 waktu 13 hari, dengan divariasikan volume
ml, persen phosfor diperoleh 10,92 %, pada EM4 60 ml dibandingkan dengan waktu
waktu 13 hari, dengan menggunakan fermentasi yang lainnya, hal tersebut
effective microorganisme EM4 itu sangat disebabkan karena pada waktu 13 hari
bagus dalam pembuatan pupuk organik terjadi pembelahan sel yang sempurna yaitu
cair, dikarenakan EM4 itu dapat terjadi pada fase eksponensial. Dengan
mempercepat reaksi dalam proses menggunakan effective microorganisme
fermentasi, kemudian EM4 juga dapat EM4 itu sangat bagus dalam pembuatan
memperbanyak kandungan hara dari pupuk pupuk organik cair, dikarenakan EM4 itu
itu sendiri (Tejasarwana, 1995). dapat mempercepat reaksi dalam proses
fermentasi, kemudian EM4 juga dapat
Waktu 16 hari, persen phosfor yang memperbanyak kandungan hara dari pupuk
diperoleh pada volume bio aktivator EM4 itu sendiri. Dengan persen kalium yang
40 ml adalah 5,22 %, pada volume EM4 50 didapatkan dalam pupuk cair sebanyak 6,39
ml kadar phosfor yang diperoleh adalah %, ini sudah mendekati dengan standar
5,64 %, dan pada volume bio aktivator EM4
kandungan hara pupuk organik cair (SNI : Pada hasil dari studi literatur ini masih
19-7030-2011). Namun belum mencapai banyak kekurangan sehingga diharapkan
presentase yang diharapkan karena adanya kritik yang membangun agar hasil
dipengaruhi oleh masuknya udara luar dari studi ini menjadi lebih baik, diharapkan
kedalam reaktor fermentasi sehingga studi literatur ini diteliti lebih lanjut agar
memungkinkan bercampurnya bakteri yang dapat banyak orang menggunakan pupuk
tidak diinginkan diantara keduanya Waktu organik cair.
fermentasi 16 hari, dengan divariasikan
volume EM4 40 ml, 50 ml, dan 60 ml
persen kalium yang diperoleh adalah 3,09 Daftar Pustaka
%, 3,97 %, dan 4,35 %. Pada grafik dapat
Amurwaraharja. 2006. Analisis Teknologi
dilihat kandungan kalium yang dihasilkan Pengolahan Sampah dengan Proses
sudah mulai menurun, hal ini disebabkan Hirarki Analitik dan Metode Valuasi
karena nutrisi yang tersedia mulai Kontingensi Studi Kasus di Jakarta
berkurang dan sel mulai berhenti membelah Timur. Makalah Falsafah Sains.
diri, atau sel hidup dan sel mati mulai Bogor: Institut Pertanian Bogor, Ilmu
mencapai kesetimbangan. Pengolahan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Program Pascasarjana.
PENUTUP
Damayanti sinaga. 2009. Pembuatan Pupuk
Kesimpulan Cair dari Sampah Organik dengan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat Menggunakan Boisca sebagai Starter.
diambil kesimpulan sebagai berikut: Skripsi. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
1. Limbah padat buah-buahan dapat
Djumarni, N., Kristian, B.S., Setiawan.
dijadikan sebagai bahan baku
2005. Cara Tepat Membuat Kompos.
pembuatan pupuk organik cair dengan
Jakarta : Agromedia Pustaka.
penambahan beberapa bahan lainnya.
2. Waktu fermentasi limbah buah-buahan Fitriani, Y. 2008. Pembuatan Pupuk
yang terbaik yaitu pada waktu 13 hari Organik Cair dari Limbah Cair
dengan menggunakan bio aktivator Industri Perikanan Menggunakan
effective microorganisme (EM4) 60 Asam Asetat dan EM4 (Effective
ml. Microorganisme 4). Skripsi. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
3. Kandungan unsur hara makro (N, P, K)
pada pupuk organik cair yang terbaik Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk
adalah pada waktu fermentasi 13 hari Kompos Cair. Jakarta : PT Agromedia
dengan volume bio aktivator effective Pustaka.
microorganisme sebanyak 60 ml yaitu, Hery. 2011. Kiat Pintar Memproduksi
untuk Nitrogen (N) 13,4 %, untuk Kompos dengan Pengurai.
Phosfor (P2O5) 10,92 %, dan untuk Yogyakarta: Lily Publisher.
Kalium (K2O) 6,39 %.
Indriani, Y.H. 2004. Membuat Kompos
Secara Kilat. Jakarta : Penebur Swadya

Saran

Anda mungkin juga menyukai