Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FILSAFAT SAINS

“ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN ILMU PENGETAHAUN SOSIAL”

KADEK DWIAN SASTIKA


1813031044
VI B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah tentang “Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial” dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat
Sains.
Penulis menyadari makalah ini memiliki kekurangan sehingga penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyusunan makalah selanjutnya. Demikian
apa yang bisa penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.

Singaraja, Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang ......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Ilmu Alam dan Ilmu Alam ................................................................. 2
2.2. Perbedaan Ilmu Alam dengan Ilmu Sosial Berdasarkan Kajian Ontologis .......... 3
2.3. Perbedaan Ilmu Alam dengan Ilmu Sosial Berdasarkan Kajian Epistemologi..... 3
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7
3.1. Simpulan ................................................................................................................. 7
DAFTRAR PUSTAKA ...................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada awalnya ilmu pengetahuan secara garis besarnya dibagi menjadi dua bidang
yaitu ilmu alam dan ilmu sosial. Seiring dinamika perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin cepat, telah memunculkan kembali bidang ilmu yang lain seperti ilmu humanniora.
Dari ketiga rumpun ilmu pengetahuan tersebut, ada para ahli yang menyatakan bahwa ilmu-
ilmu sosial dan humaniora tidak mampu mengejar kemajuan ilmu-ilmu alam, sebab, ketika
ilmu-ilmu sosial mencoba mengejarnyam ilmu-ilmu alam sudah melompat jauh kedepan
Ada pula yang menyatakan bahwa lambat laun ilmu-ilmu sosial akan mampu mengejar
ketertinggalannya dari ilmu-ilmu sosial (Rahardjo, Mudjia. 2011).
Terlepas dari perdebatan mengenai ilmu mana yang lebih cepat berkembang dan
lebih cepat maju, baik ilmu alam maupun ilmu sosial tetap dibutuhkan oleh manusia dalam
kehidupannya. Ditinjau dari landasan berpikir, objek material, kajian dan fungsinya yang
berbeda seharusnya baik ilmu alam maupun ilmu sosial mampu saling mendukung.
Penjelasan mengenai perbedaan ilmu tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan batas
diantara kedua ilmu tersebut (Suciyati dkk, 2012).
1.2. Rumusan Masalah
Berdsasrkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian ilmu alam dan ilmu sosial?
2. Bagaimanakah perbedaan ilmu alam dengan ilmu sosial dilihat dari dasar ontologi?
3. Bagaimanakah perbedaan ilmu alam dengan ilmu sosial dilihat dari dasar epistemologi?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut , maka tujuan dar penulisan makalah inn yaitu
untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai ilmu alam dan ilmu sosial.
2. Untuk mengetahui perbedaan ilmu alam dengan ilmu sosial dilihat dari dasar ontologi
3. Untuk mengetahui perbedaan ilmu alam dengan ilmu sosial dilihat dari dasar
epistemologi.
.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ilmu Alam dan Ilmu Sosial


A. Ilmu Alam
Ilmu alam dalam bahasa inggris disebut dengan natural science atau ilmu
pengetahuan alam merupakan istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun dimana
objeknya merupakan benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum,
berlaku kapan pun dimana pun (Vardiansyah, 2008). Ilmu alam mempelajari aspek-aspek
fisik dan nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk
landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi,
dan seni.
Tingkat kepastian dari ilmu alam yaitu relatif lebih tinggi dimana objeknya yang
konkrit (nyata) mudah diamati, karena hal tersebut ilmu alam juga bisa disebut dengan ilmu
pasti (Vardiansyah, 2008). Cabang-cabang utama dari ilmu alam, antara lain: Astronomi,
Biologi, Ekologi, Fisika, Geologi, Geografi fisik berbasis ilmu, Ilmu bumi, Kimia dan
sebagainnya.

B. Ilmu Sosial
Ilmu sosial dalam bahasa inggris disebut dengan social science atau ilmu
pengetahuan sosial merupakan sekelompk displin akademis yang mempelajari aspek-aspek
yang behubungan dengan manusia (tingkah laku, sikap) dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini
berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam
mempelajari manusia.
Ilmu sosial dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-
subjektiv, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding
dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak
menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan
lintasdisiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan
1ingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada
beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan
kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta
implikasi dan konsekuensinya. Adapun cabang-cabang utama dari ilmu sosial, diantranya
yaitu sosiologi, antropologi, psikologi, politik dan sebagainya (Akhyar, 2010).
2
2.2. Perbedaan Ilmu Alam dengan Ilmu Sosial Berdasarkan Kajian Ontologis
Ontologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang yang ada. Pada kajian
ontologi dalam filsafat ilmu berhubungan dengan telaah terhadap ilmu yang menyelidiki
landasan suatu ilmu yang menanyakan apa asumsi ilmu terhadap objek material dan objek
formal, baik bersifat fisik atau kejiwaan (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007).
Perkembangan ilmu begitu pesat, sehingga pada dasarnya cabang ilmu berkembang
dari dua cabang utama yakni filsafat alam dari rumpun ilmu alam dan filsafat moral yang
berkembang ke dalam rumpun ilmu sosial.
A. Ilmu-Ilmu Alam
Ilmu alam dapat di bagi menjadi dua yaitu ilmu alam fisik (the physical sciences) dan
ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan untuk mempelajari zat yang
membentuk alam semesta, kemudian ilmu alam bercabang lagi menjadi fisika
(mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi
(mempelajari benda-benda langit, dan ilmu bumi yang mempelajari bumi (Jujun S.
Suriasumantri, 2005). Tiap-tiap cabang kemudian membentuk suatu ranting-ranting
baru seperti fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya,
panas, kelistrikan dan magnetisme, fisika nuklir dan kimia fisik (ilmu-ilmu murni).
B. Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu sosial dalam perkembangannya tidak begitu cepat dibandingkan dengan ilmu
alam. Cabang pokok pada ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia dalam
perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan
manusia), ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya
lewat proses pertukaran), sosiologi (mempelajari struktur organisasi sosial manusia)
dan ilmu politik (mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia
berpemerintahan dan bernegara) (Jujun S. Suriasumantri, 2005). Cabang pokok dari
ilmu sosial kemudian dapat membentuk cabang-cabang lain seperti antropologi
terpecah menjadi lima yakni arkeologi, antropologi fisik, linguistik, etnologi dan
antropologi sosial/kultural (Jujun S. Suriasumantri, 2005).
2.3. Perbedaan Ilmu Alam dengan Ilmu Sosial Berdasarkan Kajian Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan membahas secara mendalam mengenai proses
yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dalam epistemologi muncul
beberapa aliran berpikir yaitu empirisme (pengalaman), rasionalisme (akal), Positivisme,
Intusionisme. Pada epistemologi membahas secara mendalam proses yang terlibat untuk
memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses

3
tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Perbedaan ilmu-ilmu alam dan sosial
berdasarkan perspektif epistemologi, yaitu:
A. Ilmu-ilmu alam
Ilmu alam merupakan ilmu yang mempelajari objek-objek empiris yang berada di alam.
Ilmu yang mempelajari suatu gejala ataupun peristiwa. Berdasarkan objek telaahnya
maka ilmu disebut sebagai pengetahuan empiris. Ilmu alam mempunyai asumsi
mengenai objek, diantarnya:
1. Mengasumsikan objek-objek tertentu memiliki kesamaan satu sam lain, yaitu dalam
hal bentuk sifat, Menganggap objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu
sama lain, yaitu dalam hal bentuk struktur dan sifat, sehingga ilmu tidak berbicara
mengenai kasus individual, melainkan suatu kelas tertentu.
2. Mengasumsikan bahwa suatu benda tidak mungkin mengalami perubahan dalam
jangka waktu tertentu. Kelestarian relatif dalam jangka waktu tertentu ini
memungkinkan dilakukan pendekatan keilmuan terhadap objek yang sedang
diselidiki.
3. Mengasumsikan tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat
kebetulan, tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dan urut-urtan
kejadian yang sama.

B. Ilmu-ilmu sosial
Ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari mengenai manusia dalam segala aspek
hidunya, tingkah lakunya, ciri khasnya dan sebagainya. Objek material dalam ilmu
sosial berupa tingkah laku dalam tindakan yang khas manusia, bebas, dan tidak
desterministik. Objek penelaahab ilmu sosial mempunyai mempunyai karakter sebagai
berikut:
1. Objek penelahaan yang kompleks
Gejala sosial lebih kompleks dibandingkan dnegan gejala alam. Ahli ilmu alam
berhubungan dengan satu jenis gejala, yakni gejala yang bersifat fisik. Gejala sosial
juga mempelajari karakter fisik, tetapi juga mempelajari mengenai tingkah laku dan
perubahan keadaan dalam lingkungan.
Keduanya mempunyai obyek penelitian yang sama, yaitu makhluk hidup dan
lingkungan. Bedanya adalah, ilmu alam mengkaji mengenai bentuk fisik dari
makhluk hidup dan lingkungan, sedangkan ilmu sosial tidak hanya mengkaji

4
mengenai bentuk fisiknya saja, tetapi juga perubahan-perubahan yang terjadi dan
pengaruhnya terhadap lingkungan.
Contoh: ilmu alam mempelajari genetika yang mengkaji mengenai jenis gen yang
berpengaruh terhadap warna kulit manusia, sedangkan ilmu sosial mempelajari
politik yang mengkaji mengenai hubungan antara warna kulit dengan kriteria
pemilihan presiden di Amerika Serikat.
2. Kesukaraan dalam pengamatan
Pengamatan langsung gejala sosial lebih sulit dibandingkan dengan gejala ilmu-
ilmu alam. Ahli ilmu sosial tidak mungkin melihat, mendengar, meraba, mencium,
atau mengecap gejala yang sudah terjadi di masa lalu. Gejala sosial tidak dapat
sepenuhnya diingat dan harus menggunakan alat perekam untuk dapat
mendokumentasikan peristiwa yang terjadi. Contohnya: Seorang ahli pendidikan
yang sedang mempelajari sistem persekolahan di zaman penjajahan, tidak dapat
melihat sendiri kejadian-kejadian pada masa tersebut. Keadaan ini berbeda dengan
seorang ahli kimia yang bisa mengulang kejadian yang sama setiap waktu dan
mengamati suatu kejadian tertentu secara langsung.
3. Objek penelahaan yang tidak terluang
Gejala sosial banyak yang bersifat unik dan sukar untuk terulang kembali. Masalah
sosial sering kali bersifat spesifik dan konteks historis tertentu. Bervariasinya
kejadian-kejadian sosial, ditambah dengan sulitnya pengamatan secara langsung
waktu penelaahan dilaksanakan menyebabkan sukarnya mengembangkan dan
menguji hukum-hukum sosial. Contoh : August Comte memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mempelajari kehidupan sosiologis masyarakat, bahkan ketika
berganti abad keadaan sosial dalam masyarakat pun sudah berbeda seiring dengan
pekembangan jaman. Sementara Thomas Alfa Edison selalu gagal dalam
menciptakan lampu pijar, namun dia terus mengulangi percobaannya sampai
akhirnya berhasil.
4. Hubungan antara ahli dan objek penelahaan sosial
Ahli sosial mempelajari manusia yang merupakan makhluk yang penuh tujuan
dalam tingkah laku. Manusia bertindak sesuai dengan keinginannya dan
mempunyai kemampuan untuk melakukan pilihan atas tindakan yang akan
diambilnya. Hal ini menyebabkan manusia dapat melakukan perubahan dalam
tindakannya. Kondisi ini menyebabkan objek penelaahan ilmu sosial sangat
dipengaruhi oleh keinginan dan pilihan manusia, maka gejala sosial berubah secara
5
tetap sesuai dengan tindakan manusia yang didasari keinginan dan pilihan tersebut.
Sehingga ahli ilmu sosial mempelajari fakta yang terdapat dalam masyarakat
kondisional. Contoh: Isaac Newton merumuskan jika usaha adalah hasil perkalian
antara gaya (F) dengan luas permukaan (A) dalam fisika, sedangkan Harold D
lasswell merumuskan bahwa politik adalah who gets what, when, and how dalam
ilmu politik.

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Ilmu alam merupakan ilmu yang mempelajari objek-objek empiris di alam semesta
ini. Sedangkan ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam segala aspek
hidupnya, ciri khasnya, tingkah lakunya, baik perseorangan maupun bersama, dalm lingkup
kecil maupun basar.
Ditinjau dari perspektif ontologi, perbedaan ilmu- ilmu alam dan sosial yakni, ilmu-
ilmu alam merupakan cabang dari filsafat alam (the natural sciences), sedangkan ilmu-ilmu
sosial merupakan cabang dari filasafat moral (the social sciences). Ilmu-ilmu alam kemudia
terbagi menjadi ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam terbagi lagi menjadi fisika, kimia,
astronomi, dan ilmu bumi. Ilmu-ilmu sosial terbagi menjadi antropologi, psikologi,
ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik.
Ditinjau dari perspektif epistemologi, perbedaan ilmu- perbedaan ilmu-ilmu alam dan
sosial terletak pada penggunaan prosedur ilmiah. Ilmu alam terkait secara pokok dengan
positivistik, mempelajari yang objektif, tidak hidup, dan dunia fisik. Objek ilmu alam
dianggap serupa, tidak mengalami perubahan dalam jangka tertentu, dan setiap gejala
terpola. Ilmu-ilmu sosial merupakan hasil akal manusia, subjektif, dan emotif. Objek
material ilmu sosial ialah tingkah laku khas manusia dan tidak deterninistik

7
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Yusuf Lubis. 2010. Pengantar Filsafat Ilm. Depok: Koekoesan.


Jujun S. Suriasumantri. 2005. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Rahardjo, Mudjia. 2011. Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Ilmu Humaniora Dalam Memandang
Realitas. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Suciyati, dkk. 2012. Makalah: Perbedaan Ilmu-Ilmu Alam dan Ilmu-Ilmu Sosial Ditinjau
dari Dasar Ontologi dan Epistemologi. Yogyakarta: Universitas PGRI
Yogyakarta.
Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2007. Filsafat ilmu sebagai dasar pengembangan ilmu
pengetahuan. Yogyakarta: Liberty.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks.
Yuyun S. 1981. Ilmu dalam perspektif. Yogyakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai