Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PEMAKAIAN BAHAN KIMIA RUMAH TANGGA DAN BAHAN ADITIF

MAKANAN TERHADAP KESEHATAN

Apliana Priskila Mone


Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
aplianapriskilamone05@gmail.com

ABSTRAK

Bahan kimia dan bahan aditif dapat kita temukan diberbagai tempat seperti makanan, prabot rumah
tangga, dan lain sebagainya. Bahan kimia maupun bahan aditif yang kita gunakan baik yang
diproduksi secara alami maupun buatan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dengan kemajuan teknologi saat ini penggunaan bahan-bahan
kimia dan zat aditif secara alami dapat digunakan oleh masyarakat dengan berbagai macam produk
yang diproduksi yaitu: pemutih, pewangi, pewarna makanan, detergent, penyedap rasa, dan lain
sebagainya. Kemudian akibat dari penggunaan bahan aditif dan bahan kimia yang berlebihan akan
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan.

Kata kunci: Bahan kimia, Bahan aditif, dan Sosialisasi

ABSTRAC

Chemicals and additives can be found in various places such as food, household furniture, and so
on. The chemicals and additives that we use, both naturally occurring and artificially, have a huge
impact on human health and the environment. Therefore, with current technological advances, the
use of natural chemicals and additives can be used by the public with a variety of products that are
produced, namely: bleach, fragrances, food coloring, detergents, flaforings, and so on. Then the
result of the use of additives and excessive chemicals will cause health problems.

Keyword: Chemicals, Additives, and Socialization


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya bahan kimia dan zat aditif telah menjadi bagian dari kehidupan kita,
bahkan tanpa kita sadari bahwa makanan yang kita makan juga mengandung berbagai bentuk
bahan kimia. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bahan kimia yang berada dialam yang
diproduksi oleh manusia seperti detergent, pewangi, pemutih, pasta gigi, pembersih perselin,
hahan penyedap rasa, dan lain sebagainya.
Selain itu bahan kimia berbahaya non makanan seperti pemutih, pembersih, pengharum
dan lain-lain juga berdampak negatif apabila terkena paparan secara langsung bahkan dapat
menimbulkan iritasi ringan hingga terjadi kerusakan pada jaringan tubuh (Lutfi, 2009;
Permenkes No. 472 Tahun 1996). Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu diperkenalkan
bahan berbahaya dan bahan aditif yang digunakan dalam keperluan rumah tangga serta
dampak bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian bahan tersebut sehingga kecelakaan
maupun keracunan dapat dihindari.
Penggunaan zat aditif dalam makanan perlu diperhatikan oleh ibu-ibu dalam rumah tangga
karena akan berpengaruh terhadap kesehatan anak-anak dimasa pertumbuhan tersebut. Oleh
karena itu para ibu-ibu perlu diingatkan kembali untuk mengetahui makanan apa saja yang
ditambahkan zat aditif karena efek dari pemakaian zat aditif berlebih yaitu dapat
menyebabkan keracunan, serta gangguan terhadap kesehatan.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan ibu-ibu dalam rumah tangga perlu
dilakukan sosialisasi yang bertujuan agar mereka dapat mengetahui dampak dan manfaat dari
penggunaan bahan kimia yang berlebih.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apa pengaruh bahan kimia dalam rumah tangga?
3. Bagaimana efek samping dari penggunaan bahan aditif dalam rumah tangga?
4. Apa manfaat dari penggunaan bahan aditif dalam makanan?
5. Bagaimana dampak dari pemakaian bahan kimia dalam rumah tangga?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan bahan kimia dalam rumah tangga.
3. Untuk mengetahui efek samping dari penggunaan bahan aditif dalam rumah tangga.
4. Untuk mengetahui manfaat penggunaan bahan aditif dalam makanan.
5. Untuk mengetahui dampak dari pemakaian bahan kimia dalam rumah tangga.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu agar masyrakat mengetahui dampak dari penggunaan bahan
kimia dan bahan aditif makanan dalam rumah tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari Bahan kimia yang telah diketahui manfaatnya muali
diproduksi dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk kebutuhan hidup
lainnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui kegunaan dan efek samping dari
penggunaan bahan kimia baik yang kita gunakan maupun yang tidak kita lihat.
Produk-produk yang mengandung bahan kimia dapat memberikan dampak negatif,
baik untuk kesehatan individu maupun lingkungan sekitar, terutama bahan kimia yang
digunakan dalam produk yang sama serta dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang.
Dampaknya dapat berupa gejala keracunan dengan kondisi yang akut dan sulit
disembuhkan seperti kanker atau penyakit berat lainnya.
Bahan kimia berbahaya dapat masuk kedalam tubuh melalui dua cara anatara lain:
1. Termakan atau terminum bersama makanan dan minuman yang tercemar.
2. Dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju ke paru-paru, lalu
masuk kedalam aliran darah, atau terserap melalui kulit dan menyebabkan luka pada
kulit.
Dampak dari penggunaan tersebut dapat diidentifikasi keracunan yang berasal dari
produk yang dapat menyebabkan sistem pernapasan seperti pengharum ruangan,
minyak wangi semprot, hairspray, kuteks dan lain sebagainya.

Akan lebih berbahaya terutama pemakaian yang bersifat semburan pada bagian tubuh
dalam bentuk gas, sehingga terjadi kontak langsung pada sisitem pernafasan mulai dari
bagian hidung, faring, laring, paru-paru dan seterusnya keanggota tubuh bagian lainnya
yang disalurkan melalui sistem peredaran darah. Untuk produk yang digunakan pada
bagian luar yaitu bagian pada kulit seperti sabun, shampoo, krim pencukur, pemutih
pakaian, detergen, pelembut pakaian, dan lain sebagainya.

2.2 Pengaruh bahan kimia dalam rumah tangga.


Penggunaan bahan kimia dalam rumah tangga memiliki pengaruh yang besar sehingga
kkita perlu mengetahui cara menghindari bahaya bahan kimia dalam rumah tangga dan
lingkungan sekitar. Begitu banyak pengaruh dari pemakaian bahan kimia dalam rumah
tangga misalnya pengaruh buruk yang ditmbulkan oleh pemakaian detergent yang tidak
selektif.
- Bahan pembersih
Beberapa bahan pemebersih yang kita gunakan dalam rumah tangga yaitu sabun dan
detergent dapat menambah tegangan permukaan air tersebut. Perlu diketahui bahwa
detergent dapat menghasilkan busa lebih banyak dan lebih bersih saat mencuci
dibandingkan dengan busa sabun.
Sabun dan detergent yang biasanya digunakan dapat juga menimbulkan rasa yang tidak
enak, kasar, dan dapat menimbulkan luka bakar pada kulit. Selain sabun dan detergent
pembersih lantai juga dapat menyebabkan keracunan, populasi tananh, dan udara.
Disamping itu pengaruh positif dari pembersih lantai yaitu mewagikan ruangan,
membunuh bakteri, dan kuman-kuman penyakit yang berbahaya.
- Bahan pemutih
Bahan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga memilki batas waktu penggunaanya.
Yang mana perlu diketahui bahwa pemakaian pemutih yang secara berlebihan dapat
menyebabkan keracunan, terbakar, dan dapat merusak benang pada pakaian. Bahan
pemutih yang digunakan untuk kulit harus mengikuti aturan pemakaiannya sehingga tidak
menyebabkan kulit terbakar, tipis, dan mudah teinfeksi oleh bakteri berbahaya lainnya.
- Bahan pewangi
Bahan pewangi yang digunakan dalam rumah tangga secara berlebihan dapat merusak
pakaian, dan mata. Yang mana penggunaan bahan pewangi tersebut sangat berbahaya apa
bila tidak digunakan dengan baik dan benar.
- Bahan pembasmi seranggga
Bahan pembasmi serangga digunakan secara berlebihan secara terus menerus dapat
menimbulkan endapan zat kimia pada ruangan yang dapat masuk kedalam tubuh, serta
menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Bahan kimia yang
bersifat racun seperti cairan pembersih, cairan pemutih, cairan pewangi, dan kosmetik akan
muncul gejala seperti muntah-muntah, sakit perut, kejang-kejang, dan adanya perubahan
warna pada mulut.
2.3 Efek samping dari penggunaan bahan aditif dalam rumah tangga
Banyak yang mengatakan bahwa penambahan zat aditif pada makan dalam jumlah yang
begitu banyak akan menyebabkan gangguan pada kesehatan tubuh manusia. Akan tetapi,
ada juga yang mengatakan bahawa penambahan zat aditif yang berlebihan akan mengalami
diare, batuk pilek, muntah-muntah, gatal-gatal, dan ruam kulit setelah mengonsumsi
makanan yang mengandung zat aditif yang berlebihan.
Berikut beberapa zat aditif yang ditambahkan dalam makanan yakni:
- Pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, natrium siklamat, dan sucralose
- Asam benzoat dalam produk jus buah
- Lecithin, gelatin, tepung maizena, dan propilen glikol dalam makanan
- Monosodium glutamate (MSG)
- Nitrat dan nitrit pada sosis dan produk olahan daging lainnya
- Sulfit dalam bir, anggur, dan sayuran kemasan

Orang yang mengonsumsi zat aditif berlebihan dalam makanan dan minuman akan
mengalami gejala seperti asma. Sementara itu mengonsumsi pemanis buatan yang berlebih
akan menyebabkan sakit kepala. Oleh karena itu untuk menghindari berbagai penyakit kita
harus memeriksa daftar bahan dan label pada kemasan makanan dan minuman yang
mnegandung zat kimia dan zat aditif.

2.4 Penggunaan bahan aditif dalam rumah tangga


Bahan aditif atau zat aditif yang digunakan dalam rumah tangga terkhususnya pada
makanan memiliki fungsi yaitu untuk mencegah terjadinya kerusakan makanan, baik yang
terjadi secara kimiawi, maupun secara mikrobiologis. Oleh karena itu, penambahan bahan
aditif dalam makanan akan membuat makanan tersebut diangkut dan disimpan dalam kurun
waktu yang cukup lama.
Tujuan dari penambahan zat aditif ke dalam makanan yaitu untuk mengubah kualitas
makanan serta menghambat/menghentikan bakteri yang bertujuan untuk meningkatkan cita
rasa dalam makanan serta menambah kandungan vitamin dan mineral untuk makanan
bergizi. Pada umumnya zat aditif yang ditambahkan pada makanan berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang disebut sebagi zat aditif alami. Dewasa ini ketersediaan zat aditif alami
sudah tidak lagi mencukupi sehingga perlu diproduksinya zat aditif buatan (sintesik), yang
bahan baku pembuatan zat aditif sintetik ini adalah hasil dari sintesa zat-zat kimia organik
dan zat-zat anorganik yang diproduksi dalam jumlah yang besar.
Effek negatif dari penggunaan zat aditif sintesik secara berlebihan adalah dapat
menimbulkan beberapa efek samping seperti reaksi alergi dan dan kanker.
- Macam-macam zat aditif makanan
a. Zat pewarna
Zat aditif yang ditambahkan dalam zat pewarna merupakan suatu bahan yang ditambahkan
untuk memberi warna pada makanan tersebut. Beberapa contoh pewarna alami yang berada
dalam lingkungan kita yaitu warna orange, cokelat hitam, kuning, hijau, putih, hitam,
merah, dan warna biru. Penggunaan zat aditif dalam zat pewarna makanan, minuman, dapat
memberi berbagai varian rasa pada makanan.
Penggunaan pewarna yang berlebih dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan dan
lingkungan sekitar. Adapun penyakit yang timbul akibat penggunaan pewarna yang
berlebih dalam makanan yaitu berupa penyakit kanker, kerusakan ginjal, dan hati. Selain
itu, zat pewarna sintetik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang sangat
berbahaya.
b. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa
Zat aditif yang ditambahkan untuk menambah rasa dan aroma makanan tersebut. Berikut
beberapa contoh zat aditif yang ditambahkan dalam penyedap rasa yaitu seperti ester,
isoamil valerat, butyl butirat, dan isobutyl propionat. Sealin itu untuk bahan penguat rasa
yaitu MSG yang digunakan. Pada umumnya zat penyedap rasa dan penguat rasa pada
makanan lebih banyak ditemukan pada tanaman yaitu tanaman pandan yang berfungsi
sebagai pemberi aroma sekaligus memberi warna pada makanan.
c. Zat Pemanis Buatan
Zat aditif yang ditambahkan dalam produk pemanis buatan yang bertujaun untuk
memberikan rasa manis pada makanan. Bebereapa contoh zat aditif dalam pemanis buatan
yaitu sakarin, dulsin, dan sorbitol. Adapun sifat-sifat dari zat pemanis buatan yaitu
makanan yang dimakan akan susah dicerna, sehingga tidak akan berfungsi sebagai sumber
energi dalam tubuh.
d. Zat Aditif Pengawet
Zat aditif yang ditambahkan dalam pengawet makanan yang bertujuan untuk disimpal
dalam jangka waktu yang lama oleh karena itu untuk menghambat terjadinya proses
kerusakan bahan makanan, sejak dahulu Pengawetan makanan dapat juga dilakukan
dengan cara fisika yang dimulai dengan proses pengeringan bahan makanan yang
dipengaruhi oleh kandungan metabolit yang berada dalam bahan makanan tersebut.
Beberapa zat aditif yang digunakan secara legal dalam makanan yaitu:
- Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk campuran dalam produk
minuman ringan dan sirup, kecap, acar ketimun dalam botol dan berbagai produk saos.
- Natrium nitrat (NaNO3), untuk produk daging olahan dan keju.
- Natrium nitrit (NaNO2), untuk produk daging olahan, pengawetan daging dan kornet
kaleng.
- Asam propionat, untuk produk roti dan keju olahan.
e. Bahan Penyedap dan Bahan Penambah Cita Rasa Makanan.
Penambahan zat aditif dalam penyedap rasa makanan merupakan suatu campuran dari
senyawa-senyawa kimia yang memiliki sifat-sifat yang berbeda. Zat aditif yang
ditambahkan dalam penyedap rasa bertujuan untuk memberikan rasa dan aroma baru dalam
makanan. Untuk itu zat aditif yang ditambahkan dalam penyedap rasa dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Bahan penyedap alami, Contoh nyata dari bahan penyedap alami antara lain adalah
bumbu/herba masakan, minyak atsiri, getah tanaman, sari buah, ekstrak bahan
penyedap, dan ekstrak tanaman atau hewan. Keseluruhan dari bahan penyedap alami
yang berasal dari tumbuhan merupakan kandungan metabolit sekunder khas dari
tanaman tersebut.
2. Bahan penyedap sintetik atau penyedap buatan. Zat aditif jenis ini merupakan
komponen atau senyawa kimia yang disintesa sehingga mendapatkan produk yang
memiliki karakteristik berupa bau dan rasa yang menyerupai rasa dan bau dari zat aditif
penyedap alami.
f. Anti Oksidan
Penambahan zat aditif antioksidan selain berfungsi sebagai pengawet bahan makanan
juga bermanfaat untuk mencegah penyakit penyakit seperti kanker, dimana hal ini telah
dilakukan dengan mengkonsumsi berbagai bahan alam yang berada dilingkungan sekitar.
Bahan antioksidan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yang didasari
dari sumber perolehannya yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Selain
berfungsi sebagai penghambat radikal bebas, metabolit sekunder berupa senyawa anti
oksidan juga akan berguna untuk metabolisme yang ada didalam tubuh manusia dan karena
itu juga sekaligus berfungsi dalam meningkatkan kesehatan tubuh.
Terdapat beberapa contoh zat antipksidan sintetik dalam makanan adalah sebegai
berikut:
- Kalium askorbat dan Natrium askorbat untuk daging olahan, kaldu, dan buah kaleng.
- Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk mencegah ketengikan pada produk
produk yang mengandung lemak dan minyak makanan yang tinggi.
- Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan pada lemak, minyak makan, margarin dan
mentega.

2.5 Dampak Pemakaian Bahan Aditif dalam rumah tangga

Pada Jajanan Anak Dari berbagai zat aditif yang ditambahkan kedalam produk makanan
yaitu pada saat ini lebih banyak dipergunakan zat aditif sintetik dari pada zat aditif alami.
Penggunaan zat aditif sintetik pada makanan dalam jangka panjang dapat berpotensi
menimbulkan berbagai penyakit, khususnya bila dikonsumsi secara berlebihan. Adapun
macam zat aditif pada makanan serta potensi penyakit yang mungkin ditimbulkan antara
lain adalah:

a. Pengawet
- Formalin: menyebabkan kanker paru-paru, gangguan berat pada alat pencernaan,
memicu sakit jantung, serta akan merusak sistem syaraf.
- Boraks: menimbulkan rasa mual yang hebat, muntah, diare, berbagai penyakit kulit,
terjadinya kerusakan ginjal, serta gangguan parah pada otak dan hati.
- Natamysin: rasa mual, muntah, menyebabkan tidak adanya nafsu makan, diare, dan
ruam kulit.
- Kalium asetat: dapat menimbulkan terjadinya kerusakan dari fungsi ginjal.
- Nitrit dan nitrat: menimbulkan keracunan, dapat mempengaruhi kemampuan
hemoglobin dalam sel darah merah dalam membawa oksigen ke berbagai organ tubuh,
kesulitan bernapas, menimbulkan rasa sakit kepala, mengakibatkan anemia, radang
ginjal, dan muntah-muntah.
- Kalsium benzoate: dapat memicu terjadinya serangan penyakit asma.
- Sulfur dioksida: tukak lambung, memperparah gejala penyakit asma, menimbulkan
mutasi genetik, kanker dan alergi.
- Kalsium dan natrium propionate: penggunaan melebihi angka maksimum yang
diizinkan dapat menyebabkan sakit kepala migren, rasa lelah, dan gangguan tidur.
- Natrium metasulfat: dapat menimbulkan alergi pada kulit.
b. Pewarna
- Rodhamin B (pewarna tekstil): menyebabkan kanker serta menimbulkan keracunan
parah pada paruparu, selaput lendir pada tenggorokan, hidung, dan usus.
- Tartazine: meningkatkan kemungkinan penyakit hiperaktif khususnya pada anak-
anak.
- Sunset yellow: dapat menyebabkan kerusakan krusakan kromosom yang permanen.
- Carmoisine: (merah) dapat memicu terjadinya kanker hati dan dapat menimbulkan
alergi.
c. Pemanis
- Iklamat: menimbulkan kanker (bersifat karsinogenik).
- Sakarin: menyebabkan terjadinya infeksi dan kanker pada organ kantong kemih.
- Aspartam: dapat menyebabkan terjadinya gangguan saraf serta tumor otak.
d. Penyedap Rasa
- Monosodium glutamat (MSG): menimbulkan adanya kelainan hati, rasa trauma,
memacu terjadinya hipertensi, stress, dan demam tinggi, terjadinya proses penuaan
dini, alergi kulit, rasa mual, muntah, sakit kepala dan migren.
BAB III
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah dengan metode cerama dan diskusi. Yang mana peneliti akan
mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mengetahui dampak dari penggunaan bahan
kimia dan bahan aditif makanan dalam rumah tangga harus disosialisasikan kepada
masyarakat karena sebagian besar bahan kimia terjadi secara alamiah, tetapi ada juga
yang diproduksi oleh mahluk hidup.
Deterjen, pewangi, pemutih, pasta gigi, pembersih porselen serta bahan aditif makanan yang
berbahaya adalah beberapa contoh bahan kimia yang telah digunakan oleh manusia untuk
berbagai keperluan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan ilmu
pengetahuan kini telah banyak ditemukan bahan yang diproses menjadi bahan yang
lebih berguna bagi kehidupan manusia Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak
ditemukan bahan-bahan yang dipergunakan dalam rumah tangga. Bahan Kimia dalam rumah
tangga adalah seluruh benda-benda Yang pada dasarnya tersusun oleh unsur-unsur dan
senyawa kimia tersebut, yang berada dalam rumah tangga pada umumnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu teknologi masih banyak orang yang
belum mengetahui dampak atau bahaya dari penggunaan bahan kimia dan zat aditif yang berlebih.
Oleh karena itu bahan-bahan yang dipergunakan dalam rumah tangga perlu diketahui kandungan
apa yang saja yang terkandung dalam setiap produk yang kita gunakan.

Pada umumnya bahan kimia yang kita temukan dalam rumah tangga seperti pembersih kamar
mandi, sabun, detergent, pewangi, dan disinfektan sangat membahayakan kesehatan kita yang akan
menimbulkan berbagai penyakit. Akan tetapi produk-produk tersebut sudah kita gunakan dalam
keseharian kita. Hal ini perlu kita perhatikan dengan menggunakan produk-produk ini berdasarkan
manfaat dan fungsinya masing-masing.

Efek bahan kimia yang berbahaya dapat menyebabkan beberapa hal berikut ini: Menyebabkan
Iritasi, Menyebabkan Korosif, Menimbulkan Alergi (sensitizers), Menyebabkan sulit bernapas,
Menimbulkan Keracunan Sistemik, Menyebabkan Kanker, Menyebabkan kerusakan/kelainan
janin, Menyebabkan Pnemokoniosis, Menyebabkan Efek Bius.

Didalam makanan sering ditambahkan zat aditif yang berfungsi untuk mengawetkan makanan,
menambah cita rasa makanan, menambah tekstrur dan mempercantik tampilan makanan. Oleh
sebab itu, banyak orang yang sengaja menambahkan zat aditif yang bertujuan untuk meningkatkan
atau menambah nilai gizi makanan.

Bahan kimia dalam rumah tangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Bahan kimia makanan / bahan tidak berbahaya: Bahan makanan dan perlengkapan yang secara
langsung maupun tak langsung dikonsumsi dan tidak menimbulkan bahaya.
2. Bahan Kimia non makanan / berpotensi berbahaya: Bahan – bahan yang aman digunakan tetapi
dapat menimbulkan bahaya jika digunakan tidak secara tepat baik dalam tempat, ukuran
maupun pemakainya. (ada pengertian bahan berbahaya dalam ilmu kimia secara umum, namun
biasanya bahanbahan itu tidak berada dalam kehidupan rumah tangga pada umumnya).

Berikut zat-zat yang terdapat dalam makanan dan minuman yaitu:


a. Karbohidrat adalah senyawa makromolekul yang tersusun oleh rangkaian gula sederhana
seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa.
b. Protein adalah makromolekul yang tersusun oleh rangkaian asam amino. Asam amino
salah suatu persenyawaan kimia. Lemak adalah ester dari asam-asam lemak dan gliserol
(suatu alkohol).
c. Vitamin adalah eprsenyawaan kimia tertentu yang memiliki kekhasan struktur dan fungsi.
d. Mineral umumnya adalah unsur-unsur dan persenyawaan anorganik yang diperlukan
dalam jumlah sedikit tetapi sangat penting.
e. Bahan tambahan makanan: pewarna, pemanis, penyedap dan pengawet. Bahan tambahan
makanan ada yang berasal dari produk alami seperti pemanis dari gula, pewarna daun suji,
kunyit dll, penyedap dari garam, bumbu dan gula, dan pengawet dari garam dan gula.
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat simpulkan bahwa bahaya pemakaian bahan kimia
rumah tangga dan bahan aditif pada makanan serta dampaknya bagi kesehatan manusia perlu
diperhatikan dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bagi ibu rumah tangga terhadap
dampak bahaya dari penggunaan boraks maupun formalin dalam makanan sehingga mereka
dapat lebih berhati-hati pada saat memilih bahan makanan.
3.2 Saran
Adapun saran dari artikel ini ditujukan kepada masyarakat, terkhususnya kepada ibu-ibu
rumah tangga agar lebih berhati-hati dalam menggunakan bahan kimia berbahaya dan zat
aditif yang berada dilingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

(Dwiyanti, n.d.)
(Ulfa & Setiawan, 2017)
(Surati, 2015)
Dwiyanti, G. 2009. (n.d.). Bahan Kimia di Rumah Tangga. Penelitian Kimia FPMIPA UPI.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195612061983032-
GEBI_DWIYANTI/BAHAN_KIMIA_DI_RUMAH_TANGGA_Rev..pdf
Surati. (2015). Bahaya Zat Aditif Rhodamin B Pada Makanan. Jurnal Biology Science &
Education 2015 Surati BIOLOGI SEL, 4(1), 22–28.
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/BS/article/view/526
Ulfa, M., & Setiawan, E. (2017). Kandungan Alkalloid dan Steroid Pada Tanaman Kolesom (
Talinumtriangulare (Jacq. )Willd.) Akibat Perbedaan Daerah Asal Tanaman. Agrovigor:
Jurnal Agroekoteknologi, 10(1), 56–63. https://doi.org/10.21107/agrovigor.v10i1.2829

Anda mungkin juga menyukai