2, Oktober 2016
*E-mail: melma@unlam.ac.id
Abstrak- Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari sampah organik rumah tangga dengan
penambahan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms) bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu
pembuatan terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair, serta menentukan pengaruh
bioaktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan
pupuk organik cair ini yaitu sampah organik rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, dan lainnya
dipisahkan dari sampah anorganik. Kemudian bioaktivator EM4 disiapkan didalam sprayer. Sampah
organik dirajang dan dimasukkan ke dalam komposter, larutan bioaktivator EM4 kemudian
disemprotkan ke dalam komposter secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi
waktu 11 hari, 14 hari dan 17 hari serta variasi penambahan jumlah bioaktivator sebanyak 5 mL, 10 mL,
dan 15 mL. Parameter yang diuji adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan karbon (C). Hasil
peneltian menunjukkan bahwa proses pembuatan pupuk organik cair dengan variasi waktu dan variasi
penambahan volume EM4 efektif dalam meningkatkan kadar N, P, dan C. Di mana nilai kandungan N, P
terbesar masing-masing pada hari ke 17 sebesar 0,205 %, dan 0,0074 %, sedangkan kadar C terbesar
pada hari ke 14 sebesar 0,336 % . Sedangkan pada penambahan volume EM 4 kandungan N, P, C
terbesarnya terdapat pada penambahan volume EM4 sebesar 15 mL masing-masing senilai 0,191 %,
0,128 % dan 0,382 %. Semakin lama proses pengomposan dan semakin besar penambahan volume EM 4
cenderung menurunkan kadar K.
Abstract- Manufacture of liquid organic fertilizer especially from organic garbage of household with
addition of Bioactivator EM4 (Effective Microorganisms) aims to determine the influence of duration of
the process of making a liquid organic fertilizer to the content of N, P, K, and C in a liquid organic
fertilizer, and determine the influence of the addition of bioactivator EM4 in the process of making a
liquid organic fertilizer to the content of N, P, K, and C in a liquid organic fertilizer. The organic
garbage of household is separated from inorganic garbage. Then prepared bioaktivator EM4 in sprayer.
Organic garbage is cutted entered into composter, then biocktivator sollution sprayed into composter.
Intake of sample done pursuant to time variable 11, 14 and 17 days and also variation of addition of
amount of bioactivator counted 5 mL, 10 mL, and 15 mL. Parameter which in test are nitrogen (N),
phospor (P), kalium (K), and carbon (C). The results indicate that the process of making a liquid organic
fertilizer with time variation and addition variation of EM4 effective in increasing the content of N, P, and
C. Where the largest value of the content of N, P on day 17 th of 0.205% and 0.0074% respectively, while
the largest content of C at day 14th of 0.336%. While the addition of volume EM4, the largest content of N,
P, C is on addition of volume EM4 of 15 mL at 0.191%, 0.128% and 0.382% respectively. The longer
process of composting and the greater addition of volume EM4 tends to reduce the content of K.
1
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
2
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
Tabel 1. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik untuk membuat pupuk cair adalah komposter.
Satu Persyaratan
No. Parameter Ukuran komposter dapat disesuaikan dengan skala
an Padat Cair
limbah.untuk skala limbah keluarga kecil dapat
1. C-organik % >12 ≥ 4,5
2. C/N rasio % 10-25 menggunakan komposter berukuran 20-60 liter.
Bahan Sementara itu, untuk skala besar seperti limbah
ikutan
rumah makan bisa menggunakan komposter yang
3. (kerikil, % Maks 2 berukuran 60 liter lebih. Komposter berfungsi
beling
plastic, dll) dalam mengalirkan udara (aerasi), memelihara
Kadar air kelembaban, serta temperature,sehingga bakteri
4. Granule % 4-12 dan jasad renik dapat mengurai bahan organik
Curah 13-20
secara optimal. Di samping itu, komposter
Kadar
Logam memungkinkan aliran lindi terpisah dari material
Berat
ppm ≤ 10 ≤ 10
padat dan membentuknya menjadi pupuk cair
5. -As
ppm ≤1 ≤1 (Hadisuwito, 2007).
-Hg
ppm ≤ 50 ≤ 50
-Pb
-Cd ppm ≤ 10 ≤ 10 Effective Microorganisms (EM4)
6. pH 4-8 4-8 Banyak ahli yang berpendapat bahwa
Kadar total effective microorganisms bukan digolongkan
7. P2O5 % <5 <5 dalam pupuk. EM4 merupakan bahan yang
K2O <5 <5
Unsur membantu mempercepat proses pembuatan pupuk
mikro organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu,
Maks 0,5 Maks 0,25
Zn
Maks 0,5 Maks 0,25 EM4 juga bermanfaat memperbaiki struktur dan
Cu
Maks 0,5 Maks 0,25 tekstur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai
8. Mn % Maks 0,002 Maks 0,0005 unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan
Co
Maks 0,25 Maks 0,125
B
Maks 0,001 demikian penggunaan EM4 akan membuat
Mo Maks 0,001
Maks 0,4 Maks 0,04 tanaman menjadi lebih subur, sehat dan relatif
Fe
tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Sumber: Direktorat Sarana Produksi, 2006.
Berikut ini beberapa manfaat EM4 bagi tanaman
dan tanah:
Pupuk Cair dari Sampah Organik
1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil tanaman dalam tanah
pembusukkan bahan-bahan organik yang berasal 2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia tanaman
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu 3. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai
unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair ini pupuk
adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi 4. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif
hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan dan generatif tanaman.
mampu menyediakan hara secara cepat. Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya
Dibandingkan dengan pupuk cair dari bahan secara genetika bersifat asli bukan rekayasa.
anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak Umumnya EM4 dapat dibuat sendiri dengan
merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat
sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga (Hadisuwito, 2007). Untuk mempercepat proses
memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk pengomposan umumnya diakukan dalam kondisi
yang diberikan ke permukaan tanah bisa digunakan aerob karena tidak menimbulkan bau. Namun,
tanaman secara langsung. Diantara jenis pupuk proses mempercepat proses pengomposan dengan
organik cair adalah pupuk kandang cair, sisa bantuan effective microorganisms (EM4)
padatan dan cairan pembuatan biogas, serta pupuk berlangsung secara anaerob (sebenarnya semi
cair dari sampah/limbah organik (Hadisuwito, anaerob karena masih ada sedikit udara dan
2007). cahaya). Dengan metode ini, bau yang dihasilkan
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan ternyata dapat hilang bila proses berlangsung
organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk sama dengan baik. Jumlah mikroorganisme fermentasi
seperti limbah padat organik banyak mengandung di dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Dari
unsur hara (N,P,K) dan bahan organik lainnya. sekian banyak mikroorganisme, ada 5 golongan
Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat yang pokok, yaitu Bakteri fotosentetik,
membantu memperbaiki struktur dan kualitas Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi (yeast),
tanah. sampah oraganik tidak hanya bisa dibuat dan Actinomycetes. Dalam proses fermentasi bahan
menjadi kompos atau pupuk padat tetapi bisa juga organik, mikroorganisme akan bekerja dengan baik
dibuat sebagai pupuk cair, alat yang dibutuhkan bila kondisinya sesuai. Proses fermentasi akan
3
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
berlangsung dalam kondisi semi anaerob, pH mL dengan waktu tetap yaitu 14 hari. Sebagai
rendah (3-4), kadar garam dan kadar gula tinggi, perbandingan, tanpa penambahan bioaktivator EM4
kandungan air sedang 30-40%, adanya dengan waktu tetap yaitu selama 14 hari. Sampel
mikroorganisme fermentasi, dan suhu sekitar 40- yang diperoleh, kandungan N, P, K, dan C -nya
50oC (Indriani, 2002). Mikroorganisme yang dianalisa, masing-masing menggunakan metode
terdapat dalam EM4 memberikan pengaruh yang mikro kjehdal (untuk N), spektrofotometer (P),
baik terhadap kualitas pupuk organik, sedangkan flamephotometer (untuk K), dan metode walkey
ketersediaan unsur hara dalam pupuk organik and black untuk analisa C.
sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu yang
diperlukan bakteri untuk mendegradasi sampah HASIL DAN PEMBAHASAN
(Yuwono, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk membuat
sekaligus mengetahui proses yang efektif dalam
METODE PENELITIAN pembuatan pupuk organik organik cair dengan
Alat memanfaatkan sampah organik dari rumah tangga
Alat-alat yang digunakan adalah sprayer sebagai bahan bakunya dan dengan penambahan
1L, bak komposter, botol sampel, pengaduk EM4. Adapun untuk mengetahui efektif atau
sampah,botol semprot, pisau, corong, saringan, tidaknya proses tersebut adalah dengan
erlenmeyer, gelas ukur 10 mL dan 1000 mL, membandingkan kandungan N, P, K dan C dari
timbangan, pipet, buret 50 mL, destilasi, masing-masing sampel yang dihasilkan pada
spektrofotometer, labu kjehdal, pH meter dan variasi lamanya proses pengomposan yaitu 11, 14
flamephotometer. dan 17 hari dengan penambahan volume EM4 tetap
sebanyak 5 mL serta variasi penambahan volume
Bahan bioaktivator EM4 sebanyak 0, 5, 10, dan 15 mL
Bahan-bahan yang digunakan dalam dengan waktu tetap selama 14 hari, kemudian
penelitian ini adalah air sungai, bioaktivator EM4, membandingkannya dengan standar baku dari
sampah organik rumah tangga, H2SO4 97%, pemerintah berdasarkan peraturan menteri
H3BO3 2%, KCl, NaOH, HCl 0,025 N, akuades, pertanian No. 2/pert/HK. 060/2/2006. N, P, K
diphenil amine, indikator Metil merah Brom merupakan beberapa unsur hara makro yang sangat
Cresol Green(MMBCG), Potassium dikromat dibutuhkan oleh tanaman.
(K2Cr2O7) 1 N, dan FeSO4.7H2O 0,25 N. Adapun hasil penelitian kandungan N, P, K
dan C dalam sampel lindi yang dihasilkan pada
Prosedur Penelitian penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini digunakan bak
komposter yang digunakan sebagai tempat untuk Nitrogen
membuat pupuk organik cair dari sampah organik
rumah tangga, dimana bahan baku yang digunakan 0,210
pada penelitian ini berasal dari sampah organik 0,200
rumah tangga dengan bermacam-macam jenis
Nitrogen
4
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
dilakukan pada bak komposter yang sama sehingga tergantung dari bahan dan cara pengomposan atau
kandungan N dan mikroba dalam sampel pada bak cara pembuatannya ( Trubus, 1989). Oleh sebab itu
komposter tersebut menjadi berkurang bersamaan faktor yang diduga pula dapat menyebabkan
dengan berkurangnya volum sampel pada saat perbedaan kandungan nitrogen pada beberapa
pengambilan sampel lindi pada hari sebelumnya, sampel berbahan baku sampah organik tersebut
sedangkan proses penguraian pada saat itu masih dapat dikarenakan adanya proses dekomposisi
kurang maksimal. Dimana nilai kandungan yang kurang sempurna sebab dari masing-masing
nitrogen terbesarnya sekitar 0,205 % pada waktu variable menggunakan jenis sampah orgnik yang
17 hari sedangkan nilai kandungan nitrogen yang berbeda-beda meskipun sama-sama berasal dari
terendah hanya berkisar 0,181 % saja yaitu pada jenis sayuran.
hari ke 14, hal ini diduga karena pada fase awal
(inokulasi bakteri ke sampah) mikroba masih 0,3
menyesuaikan diri dan melakukan metabolisme
0,2
Nitrogen
sehingga aktivitasnya meningkatkan ukuran sel.
Selanjutnya sel menggunakan karbon dari sampah
0,1
sebagai sumber energi dan memperbanyak diri.
Penguraian semakin baik dengan meningkatnya 0
kadar N pada hari ke 17. Selanjutnya 0 10 20
mikroorganisme akan mencapai kesetimbangan
Volume EM4 (mL)
yakni jumlah mikroba yang dihasilkan sama
dengan jumlah mikroba yang mati di mana pada
Gambar 2. Hubungan Antara Kandungan Nitrogen
saat ini aktivitas mikroba akan menurun dan akan dalam Pupuk Organik Cair terhadap Penambahan
terjadi penyusutan volume maupun biomassa Volume EM4
bahan. Namun pada penelitian ini penurunan kadar
N tidak nampak sebab lamanya proses Bila dibandingkan dari kedua jenis grafik
pengomposan hanya sampai 17 hari sehingga diatas yaitu hubungan antara kandungan nitrogen
diperlukan variable waktu yang lebih lama untuk dalam pupuk organik cair terhadap waktu
melihat kondisi tersebut, sebagaimana penelitian pengomposan serta hubungan antara kandungan
yang telah dilakukan oleh Siburian (2008) yang nitrogen dalam pupuk organik cair terhadap
menggunakan variabel waktu 10, 20 dan 35 hari, penambahan volume EM4 terlihat bahwa
ternyata pada waktu maksimum yaitu 35 hari kadar kandungan nitrogen terbesar terdapat pada sampel
N nya menurun dibandingkan selama 20 hari. lindi dengan variabel waktu selama 17 hari dengan
Begitu pula halnya dengan hubungan antara penambahan volume EM4 tetap sebanyak 5 mL.
kandungan nitrogen dalam pupuk organik cair
terhadap penambahan volume EM4 pada gambar 2 Fosfor
berikut ini, dimana kandungan nitrogen terbesar
terdapat pada penambahan volume sebesar 15 mL 0,0075
yaitu sebesar 0,191 % sedangkan nilai kandungan
nitrogen terkecil terdapat pada sampel lindi yang 0,0070
Fosfor
5
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
data yang diperoleh selain hari ke-14, didapat Pada volume bioaktivator 0 mL atau tanpa
bahwa semakin lama proses pengomposan maka penambahan bioaktivator kandungan fosfor
akan semakin tinggi kandungan fosfor, hal tersebut mencapai 0.01 %. Sedangkan pada 5 mL dan 10
terlihat pada gambar 3 dimana pada waktu yang mL bioaktivator yang ditambahkan mencapai
optimal kandungan fosfornya merupakan yang 0.006%, disini kandungan fosfor mengalami
terbesar dibandingkan waktu sebelumnya yaitu penurunan dibandingkan sebelumnya yaitu tanpa
selama 17 hari. Hal ini disebabkan karena penambahan EM4. Selanjutnya pada 15 mL
komposisi sampah organik yang bervariasi bioaktivator yang ditambahkan, kandungan fosfor
sehingga proses pengomposan berjalan lambat kembali naik mencapai 0.013%. Penurunan yang
sehingga ketersediaan unsur hara juga meningkat terjadi pada variasi ini kemungkinan disebabkan
sesuai lamanya proses pengomposan. Pada fase oleh perbedaan komposisi bahan yang terdapat
awal, mikroba menyesuaikan diri dan melakukan disampah rumah tangga itu, sebab setiap macam
metabolisme dan aktivitasnya meningkatkan sampah mempunyai kandungan fosfor yang
ukuran sel. Selanjutnya sel menggunakan karbon berbeda dan tergantung akan jenisnya serta dapat
dari sampah sebagai sumber energi dan mempengaruhi cepat lambatnya proses penguraian
memperbanyak diri. Penguraian semakin baik yang . Dari kedua variasi ini didapat variasi volume
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kadar terhadap waktu yang mempunyai hasil optimum
fosfor pada hari ke-17. Selanjutnya yaitu sebesar 0.013%. Sehingga hasil sudah sesuai
mikroorganisme mencapai kesetimbangan yakni dengan standar yang telah ditetapkan oleh
jumlah mikroorganime yang dihasilkan sama pemerintah berdasarkan peraturan menteri
dengan jumlah mikroba yang mati. Pada saat ini pertanian No. 2/pert/HK.060/2/2006 yaitu
aktivitas mikroba akan menurun. Hal ini kandungannya < 5%.
disebabkan kurangnya makanan atau nutrisi dalam
hal ini substansi yang mengandung karbon. Kalium
Menurut Graves at all (Mashita, 2008), perubahan
kadar C maupun N yang terjadi selama 0,200
pengomposan diakibatkan adanya penggunaan 0,150
karbon sebagai sumber energi dan hilang dalam
Kalium
6
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
karbon
penambahan bioaktivator dan penambahan 0,30
bioaktivator sebanyak 5 mL kandungan kalium
mencapai 0,119% sedangkan penambahan 0,20
berikutnya terus menurun bahkan sampai 0,10
penambahan volume bioativator sebanyak 15 mL 0,00
kandungannya hanya mengandung 0,105% atau
0 5 10 15 20
dapat dikatakan bahwa penambahan volume EM4
volume EM4 (mL)
cenderung menurunkan kadar kalium. Perbedaan
yang cukup signfikan ini diduga disebabkan karena
Gambar 8. Hubungan Antara Kandungan Karbon dalam
bahan bakunya berasal dari jenis sayuran yang
Pupuk Organik Cair terhadap Penambahan Volume EM4
berbeda sehingga memiliki kandungan kalium
yang berbeda pula pada bahan bakunya. Selain itu
Bila berpatokan pada peraturan menteri
disebabkan karena unsure K ini juga akan
pertanian No 2/pert/HK.060/2/2006 tentang
dimanfaatkan oleh mikroba dalam proses
standar baku untuk pupuk organik berbentuk
dekomposisi sehingga semakin banyak
cairan, maka jenis sampel lindi yang diperoleh
penambahan EM4 maka akan semakin banyak
pada penelitian ini belum bisa dikategorikan
pemanfaatan K oleh mikroba. Dari kedua
sebagai jenis pupuk organik cair sebab kadar
perbandingan ini didapat pada perbandingan waktu
karbon yang harus terkandung dalam sampel
terhadap volume bioaktivator mempunyai
tersebut adalah berkisar ≥ 4,5 % sementara hasil
kandungan K yang tinggi dibandingkan dengan
analisa kadar C pada sampel yang dihasilkan kali
perbandingan volume bioaktivator terhadap waktu.
ini hanya berkisar pada range 0,229 sampai 0,382
Namun dari kedua hasil analisa K tersebut,
% sehingga jenis sampel yang diperoleh hanya
kandungan K sudah sesuai dengan standar baku
dapat dikategorikan sebagai jenis pembenah tanah.
dari pemerintah berdasarkan peraturan menteri
Adapun yang dimaksud dengan pembenah tanah
pertanian No. 2/pert/HK.060/2/2006 yaitu
menurut peraturan menteri pertanian No.
kandungannya <5%.
2/pert/HK.060/2/2006 adalah bahan- bahan sintetis
atau alami , organik atau mineral, berbentuk padat
Karbon maupun cair yang mampu memperbaiki sifat-sifat
0,40 tanah. Oleh sebab itu diperlukan penelitian lebih
0,30 lanjut tentang pembuatan pupuk organik cair ini
agar dihasilkan pupuk organik cair yang benar-
Karbon
7
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016
volume EM4 efektif dalam meningkatkan Hadisuwito, Sukamto, 2007, Membuat Pupuk
kandungan N, P, dan C. Kompos Cair, Cetakan ketiga, Agromedia
2. Semakin lama proses pembuatan pupuk Pustaka, Jakarta.
organik cair (pengomposan) akan Hadiwiyono, S, 1983, Penanganan dan
meningkatkan kandungan N, P, dan C dalam Pemanfaatan Sampah. Yayasan idayu,
sampel lindi yang dihasilkan. Ini dibuktikan Jakarta.
dari nilai kandungan N, P terbesar masing- Hanafiah, Kemas Ali, 2005, Dasar-Dasar Ilmu
masing pada hari ke 17 sebesar 0,205 %, dan Tanah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
0,0074 %, sedangkan kadar C terbesar pada Indriani, Y. H, 2002, Membuat Kompos Secara
hari ke 14 sebesar 0,336 % . Kilat, Cet. 4, Penebar Swadaya, Jakarta.
3. Penambahan volume EM4 akan Mashita, Nusa, dkk, 2008, Pengaruh Agen
meningkatkan kandungan N, P, dan C secara Dekomposer Terhadap Hasil Kualitas Hasil
fluktuatif, dimana kandungan tertinggi Pengomposan Sampah Organik Rumah
terdapat pada penambahan volume EM4 Tangga. Sekolah Ilmu dan Teknologi
sebesar 15 mL masing-masing senilai 0,191 Hayati, ITB, Bandung.
%, 0,128 % dan 0,382 %. Moerdjoko S, Widyatmoko, 2002, Menghindari,
4. Semakin lama proses pengomposan dan mengolah dan menyingkirkan sampah,
semakin besar penambahan volume EM4 Cet.1, PT. Dinastindo Adiperkasa
cenderung menurunkan kadar K Internasional, Jakarta.
Siburian, R, 2008, Pengaruh Konsentrasi dan
DAFTAR PUSTAKA Waktu Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas
Direktorat Sarana Produksi, 2006, Pupuk Kimia Kompos, Jurusan Kimia, Fak. Sains
Terdaftar, Direktorat Jenderal Tanaman dan Teknik Universitas Nusa Cendana,
Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta. Kupang.
Foth, H. D, 1994, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Edisi Tim Redaksi Trubus, 1989, Pupuk Akar, Seri
keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta. teknologi XV/171/89. Penebar swadaya,
Gaur, A.C, 1980, A Manual of Rural Composting. Jakarta
Project Field Document No.13, Food and Yuwono, Teguh, 2006, Kecepatan Dekomposisi
Agriculture Organization of The United dan kualitas Kompos Sampah Organik,
Nations. Jurnal Inovasi Pertanian. Vol. 4, No.2.