“Pengomposan”
NPM : 205001516025
Kelas : B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari bagian tanaman atau
hewan yang terdapat di dalam tanah atau diberikan ke dalam tanah baik berupa
padatan atau cairan. Bahan–bahan organik berupa sisa tanaman biasaanya sebagian
digunakan sebagai makanan ternak, ada yang diberikan di atas tanah atau dibenamkan
ke dalam tanah. Secara alami bahan-bahan tersebut mengalami penghancuran atas
bantuan mikroorganisme tanah. Penambahan dan pengolahan bahan organik
merupakan tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan manfaat pupuk sehingga lebih efisien. Bahan organik dapat
bertindak sebagai penyangga biologi yang dapat mempertahankan penyediaan hara
dalam jumlah berimbang bagi akar tanaman.
Residu tanaman tersusun dari tiga golongan unsur yaitu air, bahan organik
dan senyawa anorganik. Kandungan air bahan berkisar 50 – 90% tergantung pada
jenis bahan dan tingkat maturitas bahan, umumnya kadar air sekitar 80% bagi jaringan
muda dan 60% bagi jaringan tua. Bahan tanaman mengandung 88%-99% bahan
organik dan sekitar 1 – 12% mineral atau bahan organik. Unsur-unsur organik terdiri
dari sejumlah besar senyawa kimiawi mengandung elemen-elemen C, H, O, N, S, P
dan K.
Jumlah bahan organik di dalam tanah semakin berkurang setiap tahunnya.
Pengurangan ini disebabkan karena tidak ada upaya pengembalian bahan organik ke
dalam tanah, sementara setelah panen tiba sebagian besar bahan organik berupa sisi
tanaman (batang, daun dan ranting dll) akan terangkat ke luar lahan tanaman. Hal lain
yang juga dapat memicu hilangnya bahan organik adalah curah hujan yang tinggi
bersifat menghanyutkan bahan organik dari permukaan tanah sehingga permukaan
tanah akan kehilangan sebagian besar bahan organik yangdikandungnya.
Kehilangan bahan organik harus tergantikan oleh upaya penambahan bahan
organik ke dalam tanah. Namun bahan organik yang diberikan ke dalam tanah
memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat bermanfaat bagi tanaman. Karakteristik
yang dimasud yaitu bahan organik telah terdekomposisi (terurai) secara fisik maupun
kimia dengan menunjukan ciri-ciri sebagai berikut :
• Warnanya coklat sampai hitam
• Nisbah C/N antara 10/1 – 20/1 tergantung bahan asal
• Kapasitas tukar kation dan daya serap air tinggi
Akselerasi Dekomposisi
2.1. Kompos
Pupuk dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang diberikan pada tanah agar
dapat menambah unsur hara atau zat makanan yang diperlukan tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pupuk organik adalah bahan organik yang
umumnya berasal dari tumbuhan dan atau hewan, ditambahkan ke dalam tanah secara
spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung nitrogen yang berasal dari
tumbuhan dan hewan.
Pupuk organik mempunyai kandungan unsur hara, terutama N, P, dan K
yang relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk anorganik, tetapi mempunyai peranan
lain yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan
tanaman. Pengomposan merupakan suatu proses biooksidasi yang menghasilkan
produk organik yang stabil dan dapat dikontribusikan secara langsung ke tanah serta
digunakan sebagai pupuk. Produk dari pengomposan berupa kompos apabila
diberikan ke tanah akan mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologis tanah.
1. Ukuran Bahan
Proses pengomposan dapat dipercepat jika bahan mentah kompos dicincang
menjadi bahan yang lebih kecil. Bahan yang kecil akan cepat didekomposisi
karena peningkatan luas permukaan untuk aktivitas organisme perombak, sampai
batas tertentu semakin kecil ukuran partikel bahan maka semakin cepat pula waktu
pelapukannya
2. Rasio Karbon-Nitrogen (C/N)
Rasio C/N bahan organik merupakan faktor yang paling penting dalam
pengomposan. Hal tersebut disebabkan mikroorganisme membutuhkan karbon
untuk menyediakan energi dan nitrogen yang berperan dalam memelihara dan
membangun sel tubuhnya Kisaran rasio C/N yang ideal adalah 20-40, dan rasio
yang terbaik adalah 30. Rasio C/N yang tinggi akan mengakibatkan proses
berjalan lambat karena kandungan nitrogen yang rendah, sebaliknya jika rasio
C/N terlalu rendah akan menyebabkan terbentuknya amoniak, sehingga nitrogen
akan hilang ke udara.
3. Temperatur Pengomposan
Pengomposan akan berjalan optimal pada suhu yang sesuai dengan suhu optimum
pertumbuhan mikroorganisme perombak.
4. Derajat Keasaman (pH)
Identifikasi proses degradasi bahan organik pada proses pengomposan dapat
dilakukan dengan mengamati terjadinya perubahan pH kompos.
2.4. Aktivator
Parameter pengamatan
1. Perameter pengamatan adalah ditunjukkan melihat apakah terjadi aktifitas
dekomposisi di dalam proses tersebut.
2. Ukur perubahan suhu setiap minggu selama 3 minggu.
3. Kadar air awal dan kadar air akhir bahan kompos (potongan bahan organik).
4. Perubahan warna yang ditunjukkan oleh perubahan kearah warna yang lebih
gelap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahanorganik
dapat buat menjadi pupuk kompos. Contohnya adalah seresah, daun-daunan, pangkasan
rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan.
BAB V KESIMPULAN
Kompos adalah hasil penguraian parsial campuran bahan-bahan organik yang
dapatdipercepat secara artificial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisilingkungan tertentu (hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik). Membuat
komposadalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk
lebihcepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air
yangcukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Dari praktikum pembuatan kompos yang dilakukan diperoleh hasil akhir yaitukompos yang
diperoleh dengan volume yang tetap
dari prosesawal dilakukannya pengomposan atau gagal panen. hal ini dikarenakan terjadinya
proses pembusukanyangkurang sempurna dalam penyusutan bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Agassiz & Hog Producers, 1996. “ Large Scale Utilization and Composting of Yard Waste”.
www.edis.ifas.ufl.edu.
Djuarnani, Nan. 2005. “Cara Cepat Membuat Kompos”. PT. Agromedia Pustaka: Jakarta
Indriani, Yovita Hety . 2003 . “Membuat Kompos Secara Kilat” . Penebar Swadaya : Jakarta
LAMPIRAN