Anda di halaman 1dari 15

DEKOMPOSISI RESIDU

TANAMAN DAN HEWAN


DALAM TANAH

Santi Ainun Rodiah (18032142)


Virdha Septianingsih (18032146)
Sifat Residu Hewan Dan Tanaman
 Bahan organic berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad
mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga
harus selalu diperbaharui melalui sisa-sisa tanaman atau binatang.
 Sebagian besar dari tumbuhan bisa diangkut sebagai hasil panen, akan tetapi
beberapa bagian diatas tanah dan semua akar ditinggalkan. Karena bahan ini
didekomposisikan dan dihancurkan oleh banyak macam organism tanah, hasilnya
akan menjadi bagian dari horizon dibawahnya, karena di adsorpsi atau
pencampuran fisik secara aktif
 Residu tanaman mengandung 60- 90% air dan sisa bahan keringnya mengandung
karbon (C), oksigen, hidrogen (H), dan sejumlah kecil sulfur (S), nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).

2
 Sumber bahan organik tanah lain ialah hewan. Hewan memberikan hasil samping
dan meninggalkan bagian tubuh mereka sebagai peredaran hidupnya.

 Humus berasal dari residu-residu tanaman, binatang dan mikroba, komposisinya


tergantung atas 5 sifat/ keadaan kimiawi dari residu-residu tersebut. Humus
terbentuk sebagai suatu hasil dari proses-proses dekomposisi, makan
komposisinya juga akan tergantung atas berbagai jasad renik yang terlibat dalam
pembusukan atau pelapukan residu-residu tersebut

3
Dekomposisi Kimia
 Dekomposisi kimiawi adalah pemisahan suatu senyawa kimia menjadi dua atau beberapa
bagian atau menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
 Dekomposisi kimiawi membutuhkan energi yang besar untuk memutus ikatan di antara
senyawa-senyawa tersebut
 Pada umumnya dekomposisi kimiawi ditulis seperti ini:
AB → A + B
Contohnya adalah elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan oksigen:
2 H2O(I) → 2 H2 + O2
 Dekomposisi termal, atau termolisis, adalah suatu dekomposisi kimiawi yang disebabkan
oleh panas. Suhu dekomposisi suatu zat adalah suhu ketika zat tersebut terdekomposisi
secara kimiawi. Reaksi dalam dekomposisi termal biasanya bersifat endotermik karena
panas diperlukan untuk memecah ikatan kimia dalam senyawa yang mengalami
dekomposisi.
4
Contoh
•Kalsium karbonat (batu kapur atau kapur) terurai menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida
ketika dipanaskan. Reaksi kimianya adalah:
CaCO3 → CaO + CO2
Reaksi ini digunakan untuk membuat kapur tohor, yang merupakan produk penting dalam
industri
•Beberapa oksida, khususnya logam elektropositif lemah terurai ketika dipanaskan pada suhu
yang cukup tinggi. Sebagai contoh klasik adalah dekomposisi raksa(II) oksida menjadi oksigen
dan logam raksa. Reaksi ini dilakukan oleh Joseph Priestley untuk menyiapkan sampel oksigen
fasa gas untuk pertama kalinya.
•Ketika air dipanaskan hingga lebih dari 2000 °C, sebagian kecil dari air tersebut akan terurai
menjadi OH, oksigen monoatomik, hidrogen monoatomik, O2, dan H2.

5
Komposisi Kimia Hewan dan Tanaman

 Bahan organik yang terdekomposisi dalam tanah akan melepaskan unsur hara
makro maupun hara mikro sehingga dapat diserap oleh tanaman,
 Faktor-faktor utama yang mempengaruhi laju dekomposisi bahan organik, yaitu
jenis dan ukuran partikel bahan organik, jenis dan jumlah mikroorganisme,
ketersediaan C, N, P dan K, kelembaban tanah, temperatur, pH dan aerasi.
 Sumber asli bahan organik tanah ialah jaringan tumbuhan dalam keadaan alami
bagian diatas tanah, akan pohon, semak-semak, rumput dan tanaman tingkat
rendah lainnya tiap tahun menyediakan sejumlah besar sisa-sisa organik.

6
 Sebagian besar dari tumbuhan bisa diangkut sebagai hasil panen, akan tetapi
beberapa bagian diatas tanah dan semua akar ditinggalkan.
 Karena bahan ini didekomposisikan dan dihancurkan oleh banyak macam
organism tanah, hasilnya akan menjadi bagian dari horizon dibawahnya, karena
di adsorpsi atau pencampuran fisik secara aktif.
 Sumber bahan organik tanah ialah hewan.
 Hewan memberikan hasil samping dan meninggalkan bagian tubuh mereka
sebagai peredaran hidupnya. Bentuk kehidupan hewan tertentu, terutama cacing
tanah, sentipoda dan semut memegang peranan penting dalam perubahan sisa-
sisa tumbuhan

7
Proses Dekomposisi

Dekomposisi merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara


kimiawi yang sederhana oleh mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut
mineralisasi. Istilah dekomposisi sering digunakan untuk menjelaskan
sejumlah besar proses yang dialami oleh bahan organik, yaitu sejak dari
perombahan dan penghancuran bahan organik menjadi partikel kecil
sehingga menjadi unsur hara yang tersedia dan dapat diserap oleh tanaman
kembali

8
 Proses dekomposisi oleh bakteri dan fungi sebagai decomposer dibantu oleh
enzim yang dapat menguraikan bahan organik seperti protein, karbohidrat dan
lain-lain.
 Kecepatan proses dekomposisi pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dekomposer, diantaranya
adalah faktor iklim seperti curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, suhu
udara di sekitar daerah pengomposan dan kondisi lingkungan tempat tumbuh
organisme seperti suhu air, pH, salinitas air, kandungan oksigen, kandungan hara
organik dan lain-lain.
 Pada proses dekomposisi, semua faktorfisik, kimia, maupun biologis saling
berinteraksi satu sama lain

9
Menurut Mason (1977) terdapat 3 tahap proses dekomposisi serasah, yaitu:
 Proses pelindihan (leaching), yaitu mekanisme hilangnya bahan-bahan
yang terdapat pada serasah atau detritus akibat curah hujan atau aliran air
 Penghawaan (wathering), merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor-
faktor fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air
 Aktivitas biologi yang menghasilkan pecahan-pecahan organik oleh
makhluk hidup yang melakukan dekomposisi.

10
Produk Dekomposisi Mikroba

Pengertian pengomposan limbah organik dapat ditinjau dari berbagai aspek,


namun dalam hal ini pengomposan merupakan proses dekomposisi yang
dihubungkan dengan kelestarian lingkungan dan produktivitas tanah.
Dekomposisi limbah organik dalam pengomposan ditujukan untuk
menghasilkan suatu produk yang bernilai lebih tinggi.
Hasil proses dekomposisi biasanya berupa kompos atau humus yang sudah
stabil.

11
1. Kompos/Humus
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang,
rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran
hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah

12
Hasil proses dekomposisi biasanya berupa kompos atau humus yang sudah stabil.
Kompos/Humus
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-
rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah
mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos mengandung hara-hara mineral yang essensial
bagi tanaman.
Karakteristik umum dimiliki kompos antara lain :
1) mengandung unsur hara dalam jenis dan jumlah bervariasi tergantung bahan asal;
2) menyediakan unsur hara secara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas; dan
3) mempunyai fungsi utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah.

13
2. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman atau hewan yang telah mengalami rekayasa
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik,
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembuatan pupuk organik yaitu nilai C/N bahan, ukuran
bahan, campuran bahan, mikroorganisme yang bekerja, kelembaban dan aerasi,
temperatur dan keasaman (pH).

14
THANK YOU

15

Anda mungkin juga menyukai