Anda di halaman 1dari 17

3/16/23

EKOLOGI PERAIRAN
Kuliah Minggu 2&3

Ekosistem

Pengertian Ekosistem
Struktur & Komponen Ekosistem
Pengendalian Biologis
Produksi dan Dekomposisi
Sifat Sibernetik dan Stabilitas Ekosistem

Konsep Ekosistem
• Adalah suatu kawasan alam yang di dalamnya
tercakup unsur-unsur hayati dan non hayati,
keduanya berhubungan timbal balik.

• Menurut UUD LH:


Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.

1
3/16/23

Unsur ekosistem
1. Autotrofik, adalah suatu organisme yang
mampu menyediakan atau mensintesis
makanannya sendiri, atau mampu
menggunakan komponen anorganik
sederhana dan membentuk komponen yang
lebih kompleks.
2. Heterotrofik, adalah organisme yang mampu
menggunakan dan mendekomposisi material
kompleks yang dihasilkan oleh organisme
autotrofik.

Komponen ekosistem
1. Bahan tak hidup (abiotik) adalah
komponen fisik dan kimia yang terdiri
atas, air, tanah, udara, sinar matahari,
yang merupakan medium atau substrat
untuk berlangsungnya kehidupan.
2. Produsen, organisme autotrofik yang
umumnya tumbuhan berklorofil,
mensintesis makanan dari bahan
anorganik sederhana.

2
3/16/23

Komponen ekosistem (cont.)


3.Konsumen, adalah organisme heterotrofik,
misalnya hewan, manusia, yang memakan
organisme lain.
4.Pengurai atau perombak (decomposer) yaitu
organisme heterotrofik yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati,
menyerap sebagian hasil dekomposisi dan
melepas komponen sederhana untuk digunakan
kembali oleh produsen. Contoh dekomposer:
jamur, bakteri, cacing, dll.

Jenis Ekosistem
Aquatik vs Terestrial
• Aquatik:
- Ekosistem danau
- Ekosistem kolam
- Ekosistem sungai
- Ekosistem kolam
- Ekosistem terumbu karang
- Ekosistem laut dalam

3
3/16/23

Tipe Ekosistem
• Ekosistem Alam
• Ekosistem binaan manusia
• Ekosistem lengkap
• Ekosistem tidak lengkap
• Ekosistem tertutup
• Ekosistem terbuka

Contoh Ekosistem Kolam

4
3/16/23

Unit dasar ekosistem kolam


1. Komponen abiotik, berupa bahan organik dan anorganik seperti
air, karbon dioksida, oksigen, kalsium, garam, nitrogen, fosfor,
asam amino, humus, dll

2. Produsen:
- Tumbuhan yang terapung dan berakar di pinggir kolam.
- Fitoplankton,yang berupa tumbuhan mikroskopis, terapung di
permukaan air dan menyebar sampai ke dalam air yang sinar
matahari bisa menembus. Tumbuhan ini sangat penting
dibanding tumbuhan lainnya yang berakar.

3. Konsumen primer (herbivora), hewan yang memakan tumbuhan


dan sisa tumbuhan, seperti hewan kecil di dasar kolam (larva
serangga, udang2an, ikan kecil, dll.) dan zooplankton.

Unit dasar ekosistem kolam (cont.)


4. Konsumen sekunder (karnivora),
hewan yang memakan konsumen primer.
5. Konsumen tersier (karnivora sekunder).
6. Pengurai adalah mikroorganisme yang terdiri dari
bakteria, jamur, cacing, dll. yang tersebar di seluruh
kolam.
Organisme ini jumlahnya sangat banyak, apalagi jika
temperatur dan kekeruhan tinggi, perkembangbiakannya
amat cepat.

10

5
3/16/23

Pengendalian Biologis dari


Lingkungan Abiotik

Hipotesis Gaia (Lovelock, 1979):


“Organisme terutama mikroorganisme,
telah berevolusi bersama dengan
lingkungan fisik untuk membentuk sistem
pengendalian yang pelik, yang
mempertahankan keadaan bumi agar
tetap sesuai untuk kehidupan”.

11

Pengendalian Biologis dari


Lingkungan Abiotik
Secara umum diketahui bahwa lingkungan abiotik
mengendalikan aktivitas organisme, akan tetapi dalam
banyak hal organisme juga mempengaruhi dan
mengendalikan lingkungan abiotik sehingga
menghasilkan senyawa2 dan sumber energi baru bagi
lingkungan dan organisme lain.
Contoh:
- kegiatan organisme laut yang sangat menentukan
kadar zat-zat kimia dan lumpur di dasar laut.
- pembentukan terumbu karang oleh kegiatan hewan
karang dan zooxanthella.

12

6
3/16/23

Pengendalian Biologis dari


Lingkungan Abiotik
• Manusia sangat tergantung pada lingkungan alamnya
karena berada pada ujung akhir rantai makanan.
Manusia senantiasa mengubah lingkungan abiotik untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang mendesak, tanpa
memperhitungkan keseimbangan alam, yang pada
akhirnya merusak komponen2 biotik dalam ekosistem
dan perimbangan ekosistem dunia.
• Contoh:
- terjadinya pemanasan global (global warming)
- pemusnahan komponen biotik di Copperhill
oleh kegiatan peleburan tembaga

13

The Copper Basin at Copperhill

14

7
3/16/23

Jenis-Jenis Produksi dan


Organisme Produser

• Bahan organik kebanyakan diproduksi


melalui proses fotosintesis.

• Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan


hijau (ganggang dan tanaman tingkat
tinggi).

15

Proses fotosintesis

Proses
Karbondioksida Air (sinar matahari,
(CO2) (H2O) sistem enzim dan
khlorofil)

Gula/karbohidrat Oksigen
(C6H12O6) (O2)

16

8
3/16/23

Jenis-Jenis Produksi dan


Organisme Produser

• Produksi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri,


proses ini tidak menggunakan air tetapi senyawa2
anorganik belerang seperti H2S, sehingga proses ini
tidak melepaskan O2.

• Produksi bahan organik dengan cara ini relatif kecil,


hanya terjadi pada kondisi dimana tanaman hijau tidak
dapat berfotosintesis, dalam siklus mineral tertentu di
dalam sedimen, misalnya dalam siklus belerang, atau
pada perairan yang mengalami pencemaran atau
eutrofikasi.

17

Jenis-Jenis Produksi dan


Organisme Produser
• Bakteri kemosintetik memperoleh energi melalui oksidasi
kimia senyawa2 anorganik sederhana, misalnya
amoniak menjadi nitrit, nitrit menjadi nitrat, sulfida
menjadi sulfur, dan besi ferro menjadi ferri.

• Bakteri kemolitotrof ini dapat berfungsi di tempat2 gelap


(di dalam tanah dan di dasar laut) sehingga selain
berperanan dalam pengembalian unsur2 hara, juga
untuk penyelamatan energi bagi organisme di daerah
tersebut.

18

9
3/16/23

Dekomposisi
• Dekomposisi secara sederhana adalah proses yang
dilakukan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur) untuk
mendapatkan makanannya.
• Bilamana proses ini tidak terjadi maka semua unsur-unsur
hara akan tetap terikat pada organisme yang mati
sehingga tidak akan ada kehidupan baru yang muncul.
• Di dalam sel-sel bakteri dan miselia jamur terdapat enzim2
yang dapat melangsungkan reaksi kimia yang spesifik,
yang dimasukkan ke dalam tubuh yang mati sehingga
terjadi dekomposisi.
• Hasil dekomposisi sebagian diserap oleh mikroba sebagai
makanan dan sebagian lagi tertinggal di lingkungan.

19

Dekomposisi
• Fagotrof (binatang2 kecil seperti protozoa, cacing,
tungau tanah, keong, dsb.) juga berperanan penting
dalam proses dekomposisi yaitu:
- menghancurkan detritus menjadi bagian2 kecil yang
berarti meningkatkan luas permukaan yang tersedia
bagi kegiatan mikroba,
- menambah protein atau zat2 tumbuh (umumnya
terdapat dalam kotoran binatang) yang menstimulasi
pertumbuhan mikroba,
- menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas metabolisme
mikroba untuk kemudian memangsa mikroba tersebut.

20

10
3/16/23

Tahap Dekomposisi
• Pembentukan butiran-butiran detritus oleh
proses fisik dan biologis, yang diikuti dengan
pembebasan bahan organik yang terlarut.
• Produksi yang relatif cepat untuk menghasilkan
humus dan pembebasan bahan2 organik
tambahan yang terlarut oleh saprotrof.
• Mineralisasi humus yang berlangsung lambat.

21

Dekomposisi
• Tidak ada satu jenis mikroba yang dapat melakukan
dekomposisi secara lengkap dari tubuh yang mati
melainkan dilakukan secara bertahap oleh jenis yang
berbeda dari komunitas dekomposer.
• Bagian tubuh hewan atau tumbuhan yang mati juga tidak
mengalami proses penghancuran pada saat yang sama,
misalnya lemak, gula, dan protein dapat didekomposisi
dengan cepat, tetapi selulosa, lignin, chitin, rambut, dan
tulang sangat lambat hancur.
• Laju dekomposisi juga sangat dipengaruhi oleh musim
(yang berkaitan dengan suhu).

22

11
3/16/23

23

Tipe Dekomposisi
• Respirasi aerobik, merupakan proses kebalikan dari
fotosintesis oleh tumbuhan hijau, dimana bahan organik
dioksidasi kembali menjadi CO2 dan H2O dengan
pembebasan energi. Dilakukan oleh semua hewan dan
tumbuhan tingkat tinggi, dan sebagian besar Monera
dan Protista memperoleh energi untuk pemeliharaan
dan pembentukan bahan2 sel dengan cara ini.
• Respirasi anaerobik adalah respirasi yang berlangsung
tanpa O2, umumnya dilakukan oleh kelompok saprofag
(bakteri, jamur, protozoa, dsb.). Contoh bakteri metan
yang mereduksi senyawa organik (hijauan makanan
ternak) menghasilkan gas methan (CH4) di dalam
lambung (rumen) sapi.

24

12
3/16/23

Dekomposisi
• Meskipun jenis saprofag anaerob merupakan kelompok
minoritas dalam komunitas dekomposer, akan tetapi
berperanan penting dalam ekosistem karena hanya
kelompok ini yang dapat melakukan respirasi pada
lapisan tanah dan sedimen yang tanpa O2, sehingga
kelompok ini dapat menyelamatkan materi dan energi
yang berdifusi dari bagian yang dalam dan tersedia
kembali bagi kelompok aerobik.
• Contoh: bakteri Desulfovibrio yang dapat mereduksi
sulfat (SO4) menjadi sulfida (H2S) pada sedimen yang
dalam dan perairan yang tanpa O2. Gas H2S yang
kemudian naik ke permukaan perairan digunakan oleh
bakteri fotosintesis.

25

Fungsi Dekomposisi
• Mineralisasi bahan organik yang selanjutnya menyediakan unsur
hara bagi tumbuhan.
• Membentuk celat, yaitu pembentukan senyawa organik kompleks
dengan ion2 logam yang menyebabkan unsur-unsur metal tetap
dalam larutan dan tidak beracun.
• Menyediakan energi (makanan) untuk organisme lain pada rantai
makanan detritus.
• Senyawa2 organik yang dibebaskan ke lingkungan selama
dekomposisi dapat berpengaruh besar pada pertumbuhan
organisme lainnya di dalam ekosistem. Zat ini disebut “metabolit
sekunder” yang dapat berupa inhibitor seperti penicilin (antibiotik
yang dihasilkan oleh cendawan) atau stimulator seperti vitamin dan
zat tumbuh (thiamin, vit. B12, biotin, histidin, urasil, dll.).

26

13
3/16/23

Keseimbangan Produksi dan


Dekomposisi
• Fungsi ekologis adalah produksi, konsumsi dan
dekomposisi.
• Laju dekomposisi terkadang lebih pesat
dibanding pemanfaatannya.
• Penundaan pemanfaatan hasil-hasil
dekomposisi oleh heterotrof adalah satu hal
yang penting dalam biosfer. Hasil penundaan ini
adalah tersedianya fosil yang menghasilkan
minyak bumi, serta tersedianya oksigen di
atmosfir.

27

Sifat Sibernetik

• Sibernetik adalah sifat ekosistem yang dapat


mengendalikan dirinya dengan adanya aliran
energi, siklus materi, serta arus komunikasi fisis
dan kimia yang menghubungkan komponen
ekosistem, serta mengendalikan dan mengatur
sistem sebagai satu kesatuan.
• Contoh: mekanisme pengendalian pada
subsistem mikroba yang mengatur penyimpanan
dan pembebasan unsur-unsur hara, mekanisme
pengendalian kepadatan populasi dengan
pemangsaan (predator-prey subsistem).

28

14
3/16/23

Stabilitas Ekosistem
• Pengendalian ekosistem tersebut akan
menentukan derajat stabilitas yang dicapai oleh
suatu ekosistem:
- stabilitas resistensi (kemampuan untuk
bertahan menghadapi tekanan/kerusakan dan
tetap menjaga struktur dan fungsinya secara
utuh),
- stabilitas resiliensi (kemampuan untuk pulih
apabila sistem mengalami suatu gangguan)

29

30

15
3/16/23

Stabilitas Ekosistem
• Stabilitas resistensi dan resiliensi sulit
dikembangkan pada waktu yang
bersamaan.
• Pada umumnya, ekosistem yang berada
pada lingkungan fisik yang lebih baik
dapat diharapkan lebih memiliki kestabilan
resistensi daripada resiliensi, dan
sebaliknya pada kondisi fisik yang tidak
menentu.

31

Konsep Homeostasis
• Dari dua kata (homeo - same; stasis –
standing/tetap) ..... artinya tetap sama.
• Kemampuan suatu sistem mempertahankan
kondisi internal relatif konstan/seimbang
terhadap perubahan lingkungan eksternal untuk
mencapai stabilitas.
• Kegagalan sel/organisme dalam homeostasis à
sakit/kematian.

32

16
3/16/23

Konsep Habitat dan Relung Ekologi


• Habitat suatu organisme adalah tempat hidup
atau tempat dimana kita dapat menemukan
organisme tersebut.

• Relung ekologi (niche) adalah istilah yang lebih


luas bukan hanya sebatas pada habitat (ruang
fisik yang diduduki oleh suatu organisme) tetapi
juga posisi trofiknya dan posisinya dalam gradien
lingkungan yang ada (spt. suhu, kelembaban, pH,
dan kondisi yang lain).

33

17

Anda mungkin juga menyukai