Anda di halaman 1dari 14

EKOLOGI:

KOMPONEN EKOSISTEM,
PERAN EKOSISTEM, SERTA
PERMASALAHAN DAN
CARA MENGATASINYA

Kelompok 12
Yunita Kartika Sari (F0320137)
Lorentz Yosy Kristanto
(F0320066)
Ekologi
Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan
hidupnya disebut dengan Ekologi. Makhluk hidup dalam kasus pertanian
adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur
hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat
tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, semula
ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”.
Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok organisme dengan
lingkungannya”. Oleh karena itu, permasalahan lingkungan merupakan
permasalahan ekologi.
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud
dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk
hidup).
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik
(iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya.
Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis.
Kemudian pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah
mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih banyak digunakan istilah
biocoenosis, ataupun geobiocoenosis. Istilah ekosistem mula-mula
diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari Inggris, A.G.Tansley, pada tahun
1935. Pada akhirnya istilah ekosistem lebih banyak digunakan dan dapat
diterima secara luas sampai sekarang.
Ekosistem terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu :

Ekosistem Alami
01 Ekosistem alami merupakan ekosistem yang terbentuk secara
alami (tanpa campur tangan manusia).
Contohnya : sungai, danau, hutan hujan tropis, gurun, dan
laut

Ekosistem Buatan
02 Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang terbentuk
sebagai hasil kerja manusia.
Contohnya waduk, sawah, aquarium, kolam, dan hutan
wisata.
B. Komponen Ekosistem
● Autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu
menghasilkan (energi) makanan dari bahan-bahan
anorganik dengan proses fotosintesis ataupun
kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Organisme
ini sering disebut produsen.
● Heterotrofik, terdiri atas organisme yang
menggunakan, mengubah atau memecah bahan
organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan
oleh komponen autotrofik. Organisme ini
termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Secara struktural ekosistem mempunyai enam
komponen sebagai berikut :
a. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan lain-lain. Bahan- bahan ini akan mengalami
daur ulang.
b. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-bahan
organik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
c. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu.
d. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil).
Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan
energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri
kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri
kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
e. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti kambing, ular, serangga,
dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi
organik.
f. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama bakteri dan
fungi. Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini juga disebut sebagai
organisme pengurai atau dekomposer.
Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut
enam proses yang berlangsung di dalamnya, yaitu:

● Lintasan atau aliran energi.


● Rantai makanan.
● Pola keragaman berdasar waktu dan
ruang.
● Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
● Perkembangan dan evolusi.
● Pengendalian atau sibernetika
C. Peran Ekosistem di Alam
Sebagai sumber makanan Sumber senyawa anorganik yang
bagi makhluk hidup lain sangat dibutuhkan bagi kehidupan.

Berperan penting dalam Membantu mengatasi permasalahan


.keseimbangan ekosistem
polusi
yang dinamis.

Menjamin keberlangsungan
daur ulang sampah organik di
ekosistem.
D. Permasalahan Ekosistem
Setiap ekosistem mampu menjaga dan mengendalikan dirinya sendiri dari
gangguan yang berasal dari luar, termasuk komponen-komponen biotik
maupun abiotik yang ada di dalamnya. Ekosistem mempunyai kemampuan
untuk menangkal berbagai perubahan ataupun gangguan yang dialaminya
sehingga terjagalah keseimbangan yang ada di dalamnya. Keseimbangan
ekosistem disebut homeostasis ekosistem. Mekanisme homeostasis ini sangat
rumit dan menyangkut banyak faktor serta mekanisme, termasuk di dalamnya
adalah mekanisme penyimpanan bahan/materi, pelepasan unsur hara,
pertumbuhan populasi, produksi, dan penguraian/dekomposisi.
Permasalahan ekosistem yang sering terjadi antara lain:
1. Permasalahan Air
a. Permasalahan Sungai
Sungai-sungai di Indonesia memiliki peranan penting bagi kehidupan, yaitu sebagai sarana
irigasi, sumber air minum, keperluan industri, dan lain-lain. Tetapi dalam kurun waktu lima
tahun ini, kualitas air telah mengalami penurunan. Hal itu disebabkan sebanyak 64 dari 470
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dalam keadaan kritis.

b. Pencemaran Air Tanah


Perumahan di kota-kota padat di Indonesia banyak yang menggunakan sumur tanah sebagai
sumber air untuk keperluan sehari-hari, menggantikan peran PAM. Akan tetapi, air tanah dari
sumur-sumur tersebut mengandung bakteri Fecal coli, coliform, serta mineral-mineral seperti
besi yang melebihi baku mutu. Sumber pencemaran tersebut berasal dari tempat penampungan
tinja penduduk (septic tank). Akibatnya, kondisi air berwarna kuning dan berbau. Hal ini bisa
saja tidak terjadi jika jarak antara septic tank dengan sumur lebih dari 10 meter. Tapi karena
kota merupakan kawasan padat, hal ini menjadi sulit diimplementasikan dan terjadilah
pencemaran air tanah.
2. Permasalahan Sampah
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat
juga bertambah banyak. Hal ini memberi kontribusi langsung pada meningkatnya volume
sampah yang tidak diimbangi oleh upaya penanggulangannya. Hal ini menyebabkan banyak
terjadi permasalahan lingkungan hidup. Sebut saja linkungan menjadi kotor, jorok, bau, dll.
Itu baru contoh sekitar. Contoh lebih lanjut adalah gejala keracunan dan merebaknya
penyakit.

3. Permasalahan Hutan
Pola konsumsi masyarakat kian meningkat terutama
yang berhubungan dengan hasil hutan. Kebutuhan akan
kertas, mebel, dan bahan bangunan telah meningkat
tajam. Hal ini dapat menguras keberadaan hutan
produksi. Sebenarnya kita pun sering merusak hutan.
Dengan membuang-buang kertas atau memakainya
secara berlebihan, kita turut andil dalam mendorong para
penebang hutan liar melaksanakan aksinya.
4. Permasalahan Ekosistem Pantai
Kerusakan lingkungan pantai yang umum terjadi di negara tropis dan
sebagian subtropis adalah erosi pantai dan degradasi ekosistem hutan
bakau. Kerusakan lingkungan pantai ini akibat alih fungsi lahan
menjadi jaringan jalan, permukiman, lahan pertanian/ perkebunan,
pertambakan, dan pertambangan pasir.
E. Cara Mengatasi Permasalahan
Ekosistem

1. Penghijauan Kembali
2. Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau
3. Menekan Produksi Karbondioksida
4. Beralih Sumber Daya
5. Melakukan Konservasi In-Situ dan Ex-Situ
6. Melakukan Penyuluhan
7. Mengganti Bahan Bakar/ Mencari Bahan Bakar Alternatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai