Anda di halaman 1dari 58

BAB VII MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI

A.

POPULASI DAN KOMUNITAS MAKHLUK HIDUP Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang

hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam kajian genetika populasi. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam

komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger, 2002: 4). Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:

1.

berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.

2. 3.

berdasarkan Minat berdasarkan Komuni. Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.

B.

BERBAGAI BENTUK EKOSISTEM ALAMI Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal

balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang melibatkan hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik. Penggabungan tersebut menimbulkan energi terhadap suatu struktur biotik tertentu dan akan menimbulkan siklus materi antara organisme dan anorganisme.

1.

Komponen Pembentuk Ekosistem Ekosistem terdiri atas beberapa komponen pembentuk, yaitu komponen biotik, abiotik, dan pengurai (dekomposer). Berikut ini penjelasan mengenai komponen penyusun ekosistem.

A. Biotik Biotik merupakan suatu istilah yang biasa digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik terbagi menjadi dua, yaitu komponen heterotrof dan autotrof. heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahanbahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya.Komponen ini disebut juga konsumen makro karena makanan yang dikonsumsi berukuran lebih kecil. Yang termasuk golongan komponen ini, antara lain manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

Sementara itu, komponen autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri dengan bantuan energi seperti energi matahari ataupun energi yang bersifat kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Yang tergolong komponen ini adalah tumbuhan hijau. B. Komponen Abiotik Komponen abiotik (bahan tak hidup) adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan middle tempat berlangsungnya kehidupan. komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa organik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organism. Komponen abiotik terdiri atas suhu, air, udara, sinar matahari, tanah, dan iklim. C. Komponen Pengurai (Dekomposer) Komponen pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk golongan pengurai adalah bakteri dan jamur.

2. Macam-Macam Ekosistem Secara umum, ekosistem ada tiga macam, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam ekosistem. a) Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas beberapa ekosistem, yaitu ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem sungai, dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri memiliki variasi suhu yang tidak mencolok, pencahayaan kurang, dan terpengaruh iklim dan cuaca. Ekosistem air laut memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang tinggi. Sementara itu, ekosistem sungai terdiri atas hewan seperti ikan, buaya, hewan lainnya yang sering berada di sungai.Ekosistem terumbu karang terdiri atas coral yang berada dekat pantai. Hewanhewan yang berada di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa

organik lainnya. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih. b) Ekosistem Darat Ekosistem darat terdiri atas beberapa ekosistem, di antaranya ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, dan gurun. Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang banyak dan memiliki curah hujan yang tinggi.Ekosistem sabana terdapat di wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah. Sabana yang terluas terdapat di Afrika dan Australia. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga, zebra, dan singa. Sementara itu, ekosistem padang rumput terdapat di daerah tropis dan underling tropis. Dalam ekosistem ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem ini antara lain gajah, jerapah, dan singa. c) Ekosistem Buatan Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan antara lain bendungan, sawah irigasi, dan perkebunan kelapa sawit. Ekosistem buatan antara lain: Hutan buatan, sawah,

ladang, kebun, desa, kota, bendungan, kolam.

C.

ALIRAN ENERGI DAN MATERI DALAM EKOSISTEM ALAMI Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa

kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus tersebut antara lain: 1) Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga

menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. 2) Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terusmenerus. 3) Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan untuj berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.

RANTAI MAKANAN Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran makhluk hidup lain. Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa : 1. Rumput bertindak sebagai produsen. 2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora) 3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora) 4. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora) 5. Jamur sebagai dekomposer.

Ada dua tipe dasar rantai makanan: 1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan => herbivora => karnivora. 2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detriivora= organisme pemakan sisa) predator.

JARING-JARING MAKANAN Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana. Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen.

Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan. Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut! Dapatkah kalian menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.

PIRAMIDA MAKANAN Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak. Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan. Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di atas. Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

D.

MACAM-MACAM BENTUK POLA KEHIDUPAN

Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. 1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun, banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. 2. Bioma Padang Rumput, membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia. 3. Bioma Sabana, adalah pandang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Sabana Murni: bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja. b. Sabana Campuran: bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon. 4. Bioma Hutan Tropis, merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai AmazoneOrinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika. 5. Hutan Musim, di daerah tropis selain hutan tropis terdapat pula hutan musim. 6. Hutan Lumut, banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Di hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. 7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest), ciri khas dari hutan ini adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili. 8. Bioma Hutan Taiga/Hutan Homogen, bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada. 9. Bioma Huta Tundra, terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi

oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil. 10. Hutan Bakau/Mangrove, banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

makhluk hidup dalam ekosistem alami

1. makhluk hidup dalam ekosistem alami


pengertian ekosistem adalah timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungan populasi dan komunitas makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya disebut ekosistem-ekosistem dibentuk oleh satuan-satuan ekosistem berikut. a. individu, yaitu satu makhluk hidup tunggal. Contohnya seekor kelinci atau sebatang pohon.

b. Populasi, yaitu sejumlah individu yang sama yang menempati suatu areal tertentu pada saat tertentu. Contohnya populasi semut disuatu padang rumput. c. Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu wilayah tertentu. Contonya : komunitas dikolam. d. Ekosistem yaitu kesatuan dari komunitas dengan lingkunganya sehinga terjadi hubungan timbale balik. Contohnya ekosistem sungai. e. Biosfer yaitu keseluruhan ekosistem yang ada dibumi. Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas adalah ekosistem. Berbagai bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintensis . Dibumi terdapat berbagai macam ekosistem. Berdasarkan ukuranya ekosistem di bagi menjadi 2 yaitu ekosistem makro dan ekosistem mikro. a. ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuran atau ruang lingkupnya besar.

Contohnya ekosistem hutan hujan tropis. b. ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuranya atau ruang lingkupnya kecil. Contohnya ekosistem dalam aquarium.

A. populasi dan komunitas makhluk hidup Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang sama. Populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada gejala individu yang selalu melakukan hubungan. Populasi merupakan kumpulan individu sebuah spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak silang antar satu individu dengan individu yang lain. Tentu saja individu dalam sebuah populasi itu tidak hanya berinteraksi melalui biak silang, tetapi juga berhubungan secara dinamis dalam hal-hal lain. Kalau jumlah individu per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, maka kepadatan populasi naik. Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naikknya sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, timbullah persaingan atau kompetisi. Persaingan ini menimbulkan dua akibat, 1) dalam jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi dan 2) dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi. Ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu faktor bergantung pada kepadatan populasi itu sendiri, misalnya kekurangan bahan pangan, kekurangan ruang untuk hidup karena populasi terlampau padat dan faktor yang tidak tergantung pada kepadatan populasi misalnya terdapat penurunan suhu lingkungan secara drastis dan mendadak. Berasal dari kata population, yang berarti jumlah penduduk. Merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi

sumber data penelitian. all the units of analysis to which a hypothesis applies (Seluruh unit analisis yang tercakup dalam hipotesis) pembagian jenis populasi Populasi Terbatas

o Mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contohnya : Jumlah penduduk kota Padang 800.000 jiwa Jumlah mahasiswa Sastra 300 orang. Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga)

o Sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh : Berapa liter pasang surut air laut pada bulan purnama Jumlah gelandangan di Indonesia.

Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya. Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama. Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam pelbagai komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda. Kombinasi antara habitat , tempat suatu spesies

hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian nicia (niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat digunakan untuk meramal macam tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai untuk menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu musim. Kepadatan individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies, keanekaragaman dalam pola penyebaran. Margalef (1958) mengemukakan bahwa untuk menentukan keanekaragaman komunitas perli dipelajari aspek keanekaragaman itu dalam organisasi komuniatsnya. Misalnya mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies tersebut ke dalam habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut dan menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitsas tersebut. Hal ini menunjukkan tingkat kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap. Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi makhluk hidup lain, juga mengalami serta menjalani siklus hidup.

B. Berbagai bentuk ekosistem alami Suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri tanpa kehadiran organisme lain serta mengabaikan sumber daya alam yang merupakan sumber pangan, tempat perlindungan dan tempat perkembangbiakan. Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem adalah tatanan satuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga dalam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Ekosistem dibentuk oleh komponen hidup dan tak hidup, disuatu tempat dan beriteraksi dalam satu kesatuan yang teratur. Ditinjau dari segi komponen-komponennya, ekosistem dapat dibedakan menjadi : 1. Autotrofik, yaitu organisme yang dapat mensintesiskan makanannya sendiri atau dapat menyediakan makanannya sendiri. Organisme tersebut mengubah bahan-bahan organik

menjadi bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dalam butir-butir hijau daun atau klorofil 2. Heterotrofik, yaitu organisme yang hanya dapat memanfaatkan bahan makanan yang disediakan oleh organisme lain.

Contoh ekosistem Daratan: hutan tropis, hutan konifer, gurun pasir, savana, lahan pertanian. Perairan (akuatik): danau, sungai, laut. Peralihan antara daratan dan perairan: lahan basah (rawa, hutan bakau pesisir).Ekosistem juga dapat dibedakan menjadi: A. Ekosistem alami B. Ekosistem binaan/terbangun (kota, desa, lahan pertanian) Ekosistem Alami mengalami proses-proses perubahan secara alami tanpa campur tangan manusia Ekosistem Binaan membutuhkan pengelolaan dan penambahan energi/materi oleh manusia agar dapat dipertahankan dalam kondisinya Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antar keenam komponen ekosistem ini harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Faktor biotik lain adalah mikroba dan organism lain yang a.l. berperan dalam penguraian bahan organik; dan dapat ditemukan di tanah, air, udara atau pada organisme lain.

c. Aliran energi dan materi dalam ekosistem alami


Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam tubuh.

Energi yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber energinya.

A. ALIRAN ENERGI

1. Tingkat Trofik Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya. Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan decomposer.

a. Produsen Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya. Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang, bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen.

b. Konsumen

Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen tingkat I (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. Anggota konsumen primer adalah kelompok herbivore atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya. Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan sebagainya. Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia, dan sebagainya.

c. Dekomposer atau Detritivora Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk, dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan. Sisa-sisa materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau saprotrof.

2. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan Proses makan dan dimakan antara satu tingkat trofik dengan tingkat trofik lainnya membentuk urutan dengan arah tertentu yang disebut rantai makanan. Melalui rantai makanan, energi dapat mengalir dari satu organisme ke organisme lainnya. Produsen merupakan awal terjadinya aliran energi dengan cara menyerap energi cahaya matahari dan mengubahnya

menjadi molekul kimia seperti glukosa. Molekul kimia yang dibentuk oleh tumbuhan kemudian dijadikan sumber energi bagi konsumen primer, yaitu organisme herbivore dan omnivore yang memakan tumbuhan. Energi kembali mengalir ke organisme karnivora atau omnivore yang memakan konsumen primer, dan seterusnya. Energi terus mengalir hingga ke organisme pemakan detritus, yang mengubah senyawa organic pada sisa-sisa organisme mati menjadi energi panas melalui proses respirasi. Di dalam ekosistem alami, satu rantai makanan yang sederhana jarang sekali terjadi, karena hanya sedikit konsumen yang memakan satu jenis organisme. Umumnya, di dalam suatu ekosistem membentuk suatu hubungan makan dan dimakan yang kompleks. Satu jenis produsen dapat dimakan oleh beberapa konsumen primer. Satu konsumen primer dimakan oleh beberapa konsumen sekunder, atau satu konsumen tersier memakan beberapa konsumen sekunder, begitu seterusnya. Hubungan makan dan dimakan yang kompleks tersebut saling bercabang dan berkaitan sehingga membentuk jarring-jaring makanan.

D. macam-macam bentuk pola kehidupan Iklim, tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut daerah habitat atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik di padang pasir berupa pasir, batuan-batuan, sedangkan faktor biotiknya berupa kaktus dan unta. Kondisi di daerah pantai wujud abiotiknya adalah pasir panati atau lumpur, sedangkan hewannya berupa ikan atau buaya. 1. Daerah Tropis Terletak disepanjang khatulistiwa antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 25,5 derajat Lintang Selatan, beriklim panas. Lingkungan abiotiknya adalah matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu hanya sedikit, curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun antara 200-225 cm per tahun. Dalam kondisi tersebut di bawah biomanya terdapat ribuan spesies tumbuhan yang dapat membentuk suatu hutan tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1.Pohon-pohon besar dan tinggi yang dapat mencapai 20-40 meter 2.Cabang pohon panjang dan banyak yang membentuk naungan pohon yang luas

3.Dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan yang dikandung cabang atau batang pohon tempatnya menempel 4.Tanah di bawahnya hampir tidak ada sinar matahari yang menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas seperti rotan. 5.Tanaman perdu masih dapat hidup dalam kanopi tanaman besar sehingga tercipta tingkatan kehidupan 6.Yang di bawah suhu hampir tidak terasa, hidup rumput dan lumut sebagai makanan hewan Dalam hutan tropis yang lebat, hidup beraneka ragam binatang, mulai dari bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan binatang besar maupun binatang buas yang lain. 2. Daerah Sub Tropis Terletak antara 23,5 derajat 66,5 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan. Iklimnya disebut iklim sedang. Akibat kemiringan bumi terasa dengan adanya empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Biomanya memiliki ciri-ciri curah hujan sepanjang tahun antara 75-100 cm per tahun, memiliki empat musim, hutannya merupakan luruh. Gugurnya daun pepohonan hutan merupakan persiapan akan datangnya musim dingin, dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai. Yang khas didaerah sub tropis adalah adanya salju di musim dingin. Jumlah tumbuhan di kawasan sub tropis lebih sedikit , tanaman tinggi, jarak antara poho yang satu dengan yang lain tidak rapat dan praktis tidak ada perdu di bawahnya. Didaerah tengah benua terdapat padang rumput karena curah hujannya sedikit, sehingga sulit bagi pohon untuk hidup dengan baik, tetapi tidak sampai menjadi gurun pasir. Tingkat curah hujan menyebabkan tumbuhnya macam-macam rumput, ada yang tinggi sedang dan pendek. Tanah padang rumput banyak mengandung humus, karena daun rumput yang cepat mati dan membusuk pada musim tumbuh. 3. Daerah Kutub Terletak antara di bawah daerah 66,5 derajat 90 derajat Lintang Utara atau Lintang Selatan. Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari, sehingga malam menjadi lebih singkat, sebaliknya dalam musim dingin matahari kurang dari 12 jam, sehingga malam lebih lama. Bioma yang khas di daerah beriklim dingin ini adalah hutan taiga yang pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (keadaannya homogen).

Ciri ekosistemnya adalah adanya perbedaan suhu dalam musim panas dengan musim dingin yang amat mencolok, pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas antara 3-6 bulan. Pohon khasnya konifer, sdeangkan hewan yang hidup di kawasan taiga adalah moose, berunag hitam, ajak dan marten. Burung-burung bermigrasi di musim gugur-dingin. Lebih ke utara di belahan bumi terdapat tundra. Lokasinya sekitar kutub, sehingga iklimnya disebut iklim kutub. Ciri-cirinya adalah daerah tundra mendapat sedikit energi radiasi, perbedaan siang dan malam dalam musim panas dan dingin sangat besar. Rumput tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil. Dalam musim panas yang merupakan musim tumbuh inilah tumbuh-tumbuhan mendapat persediaan makanan untuk setahun. Tumbuhan musim berbunga serempak, sehingga padang rumput dipenuhi oleh berbagai jenis hewan (misalnya rendeer, musk oxen, dan berunag putih).

Rangkuman Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan. Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu suatu kehidupan dalam bentuk organisme. Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan. Ekosistem adalah tatanan satuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga dalam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Pembentukkan jaringan hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap pelbagai bahan mineral dari dalam tanah, yang seterusnya diolah dalam proses metabolisme. Iklim, tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut daerah habitat atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1.2 Latar Belakang ...................................................................................... 1.3 Tujuan Makalah ................................................................................... BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2.1 Spesies atau Individu Makhluk Hidup ............................................................ 2.2 Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup ....................................................... 2.3 Tata Nama Dunia Tumbuhan Dan Hewan ..................................................... 2.4 Berbagai Bentuk Ekosistem Alami .................................................................. 2.5 Macam-macam Bentuk Pola Kehidupan......................................................... BAB III PENUTUP ............................................................................................ 3.1 Simpulan ................................................................................................ 3.2 Saran ...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

i 1 2

3 3 5 9 14

18 18 19

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekositem juga merupakan suatu system ekologik yang merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari interaksi komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen abiotik (benda mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik dan abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air,

plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi ( emigrasi dan imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat. Semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi maupun material ke dalam dan ke luar. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan faktor biotik dan menempati daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi tersebut digamabarkan sebagai suatu spectrum biologi yang tersusun atas sitoplasma sebagai substansi dasar kehidupan yang akan membentuk sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral, dan energi merupakan faktor abiotik. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas ekosistem-ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.

1.2 Tujuan Makalah Bertujuan untuk menambah wawasan ataupun penunjang dalam proses pembelajaran dalam segi : a. Memahami makhluk hidup dalam ekosistem alami

b. Mengetahui spesies atau individu makhluk hidup c. Mengetahui tentang populasi dan komunitas makhluk hidup

d. Mengetahui tata nama dunia tumbuhan dan hewan e. Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami Mengetahui macam-macam bentuk pola kehidupan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Spesies atau Individu Makhluk Hidup Individu berasal dari bahasa latin yaitu in berarti tidak, dividius berarti dapat dibagi. Misalnya seorang manusia, sebatang pohon, seekor kucing, seekor ayam dan lain sebagainya. Individu itu dapat dilihat, dapat dihitung, atau dapat diukur dan dapat dipakai dalam percobaanpercobaan. Dari individu dapat dikumpulkan bermacam-macam data, yang kemudian dari data itu dapat dipelajari tentang dunia kehidupan sebagai suatu kesatuan. Setiap individu melakukan proses hidup yang masing-masing berjalan terpisah dan berbeda untuk setiap individu. Jadi setiap ekor kuda dalam kawanannya, tiap ekor badak dalam kawanannya, tiap ekor ayam dalam kelompoknya, tiap batang pohon cengkih dalam suatu perkebunan atau seekor burung elang dalam kelompoknya, seekor tikus dalam kumpulannya, semua itu merupakan individu. Setiap individu yang satu dengan yang lainnya dapat dibedakan. Sampai batas tertentu dapat ditunjukan, bahwa kehidupan timbul dari yang hidup, dan dunia kehidupan merupakan suatu rantai yang tidak terputus oleh waktu. Namun demikian, setiap kehidupan juga terpisah dalam bungkusan tersendiri. Bungkusan kehidupan inilah yang disebut spesies atau individu makhluk hidup.

2.2 Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup a. Populasi Makhluk Hidup Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Populasi dari suatu Negara itu dimaksudkan adalah penduduk dari Negara tersebut. Di dalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan purwakarta jawa barat atau populasi pohon karet 1965 di perkebunan-perkebunan yanga ada di sumatera ataupun populasi komodo pada tahun 1983 di pulau komodo dan seterusnya. Jadi Populasi adalah kelompok kolektif organism-organisme dari jenis yang sama yang menduduki

ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu. b. Komunitas Makhluk Hidup Komunitas, secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme itu dapat merupakan perwakilan misalnya dari jenis-jenis tropis. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhlukmakhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini disebut komunitas biotik. Masing-masing organisme dalam suatu komunitas hidup di tempat tertentu di antara organisme yang hidup dan yang mati serta sisa-sisanya. Organisme ini dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan yang tidak hidup yang disebut abiotik seperti tanah, iklim, air. Tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Habitat berasal dari bahasa latin yaitu habitare = bertempat tinggal. Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan. Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme

2.3 Tata Nama Dunia Tumbuhan dan Hewan Tata Nama Dunia Tumbuhan dan Hewan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan cirri-ciri tertentu. a. Berdasarkan Klasifikasi Menurut R.H Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom / kerajaan, yaitu : 1. Monera (bakteri dan ganggang biru)

Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria) 2. Protista (ganggang dan protozoa) Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista rnemiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai jamur. 3. Fungi (jamur) Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycpta). 4. Plantae (tumbuhan) Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup.

5. Animalia (hewan) Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

b. Tingkatan Takson Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok terkecil yang beranggotakan satu jenis makhluk hidup.

Tingkatan-tingkatan pengelompokan itu disebut takson, ilmunya Taksonomi. Tingkatan Takson yaitu : 1. Kingdom Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

2. Filum/Divisio (Keluarga Besar) Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota. 3. Kelas (Classis) Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio 4. Ordo (Bangsa) Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales. 5. Famili Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea. Dalam penyebutan indonesia nama suku selalu diulang penyebutannya : kacang-kacangan , angrek-anggrekan , jahejahean. 6. Genus (Marga) Genus adalah takson yang lebih rendah dariada famili. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya. 7. Species (Jenis)

Species adalah takson yang terendah. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur) aturan penulisannya disebut binomial nomenklatur. Contoh klasifikasi :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh) Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Sub Divisio : Antophyta (Tumbuhan berbunga) Classis : Dicotyledoneae (berkeping biji dua / dikotil) Sub Classis : Asteridae Ordo : Gentianales Family : Apocynaceae Genus : Adenium Species : Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult ) Daerah : kembang kamboja ( Sembojo jawa)

2.4 Berbagai Bentuk Ekositem Alami Ekositem alami merupakan ekositem yang komponen- komponennya lebih lengkap, tidak memerlukan pemeliharan atau subsidi energi karena dapat memelihara dan memenuhi sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Ekosistem ini lebih mantap, tidak mudah terganggu, tidak mudah tercemar, kecuali jika ada bencana alam. Ekositem alami juga dibentuk secara sendiri tanapa campur tangan manusia. Ekosistem alami terdiri dari : a. Ekosistem Darat Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut. 1. Bioma gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking. 2. Bioma padang rumput Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular 3. Bioma Hutan Basah Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabangcabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu. 4. Bioma hutan gugur Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak). 5. Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur. 6. Bioma tundra Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. 1. Danau Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. 2. Sungai Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan

memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Mata air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

c.

Ekosistem air laut Ekosistem air laut dibedakan atas :

1. Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CImencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan

terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

2. Pantai Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

2.5 Macam- Macam Bentuk Pola Kehidupan Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan. Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: a. Pola Kehidupan Di Darat Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain: Keadaan tanah Suhu Angin Kelembaban udara Curah hujan Pancaran sinar matahari Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya: Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur.

Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati.

b. Pola Kehidupan di air Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi: Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit Lingkungan air asin: laut Lingkungan air payau: danau air tawar Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya: 1. Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air. Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya. Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen. 2. Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan. 3. Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan. 4. Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya. Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing lingkungan air tersebut.

c.

Pola Kehidupan Yang Khas Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas. Pola kehidupan yang khas terbagi atas:

1. Simbiosis Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat. Jenis-jenis simbiosis yaitu: a) Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis burung, dan lain-lain. b) Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya: benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah dengan tumbuhan inang, dan lain-lain. c) Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan, misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon yang tinggi, dan lain-lain. 2. Antibiosis Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya. Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu. Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin, Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin, Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain. BAB III PENUTUP

1. Simpulan Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan

menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekositem juga merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari interaksi komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen abiotik (benda mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik dan abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Interaksi antara berbagai komponen tersebut berada dalam ekosistem yang beraneka ragam salah satunya yaitu ekositem alami, dimana ekosistem alami terdiri dari ekosistem darat ( bioma gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, tundra), ekosistem air tawar ( danau, sungai ) dan ekosistem air laut ( laut, pantai ).

2. Saran Semoga makalah ini dapat menjadi panduan ataupun penunjang bagi pemahaman tentang materi makhluk hidup dalam ekosistem alami dalam proses pembelajaran baik di luar maupun di dalam lingkup pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Irawan Djamal Zoeraini. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan Dan Pelestariannya. Bumi Aksara:Jakarta.

Pack Philip. 2008. Biologi Edisi Ke 2. Pakar Raya:Bandung.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2222668-pola-kehidupan/. Tanggal Akses 07 Juli 2012.

DAFTAR ISI Kata Pengantar. i Daftar Isi.. ii BAB I Pendahuluan 1-2 Latar Belakang 2 Rumusan Masalah... 2 Batasan Masalah. 2 Tujuan Makalah.. 2 Manfaat Makalah 2 BAB II Pembahasan.. 3-17 1.Ekosistem Darat 3-8 2.Ekosistem Perairan 9-17 BAB III Penutup... 18 Kesimpulan 18 Saran.. 18 Daftar Pustaka. 19

a. b. c. d. e.

a. b.

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang hingga saat ini masih melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI Makalah ini mengulas tentang ekosisitem alam yang terdapat dalam lingkungan makhluk hidup dan pengaruhnya dalam proses kehidupan Makhluk hidup yang selalu berkaitan erat antara Makhluk hidup dengan lingkungan sekitar. Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan ,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhaisemua usaha kita,Amin.

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ekosistem adalah suatu unit fungsional dari berbagai ukuran yang tersusun dari bagian komponen dan sistem secara keseluruhan berfungsi berdasarkan suatu urutan kegiatan yang menyangkut energi dan pemindahan energi. Dengan beberapa perkecualian, sumber energi azali adalah matahari. Energi matahari ditangkap oleh komponen ototrofik yaitu tumbuh-tumbuhan hijau. Energi yang tertangkap disimpan dalam ikatan kimia zat organik tanaman, yang merupakan tanaman yang mendorong terus berjalannya komponen heterotrofik sistem tersebut. Organisme heterotrofik meliputi semua bentuk bentuk kehidupan yang lain.

Dalam struktur seperti ini tingkatan trofik yang mengkonsumsi tumbuhan tingkatan pertama antara lain adalah hewa- hewan yang disebut hebiivora. Herbivore pad gilirannya dikonsumsi oleh karnivora, yang pada giliran berikutnya dikonsumsi oleh karnivora yang lebih besar.

Komponen terkahir dari struktur trofik yaitu pengurai atau decomposer. Pengurai dalah organisme terutama bakteri yang memecah molekul organikk yang kompleks dari organisme mati, menjadi molekul sederhana sehingga dapat digunakan lagi oleh ototrof.

Komponen abiotik yang diperlukan dari struktur trofik suatu ekosistem adalah suatu sumber energy, nutrient dan sumber air.

B.

RUMUSAN MASALAH Mahluk hidup dalam ekosistem alami

C.

BATASAN MASALAH 1. Ekosistem Darat 2. Ekosistem Perairan (Air Tawar) 3. Ekosistem Laut

D. TUJUAN MAKALAH Tujuannya agar dapat menambah wawasan bagi pembaca,khususnya para mahasiswa Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan,agar lebih memahami tentang pengertian Ekosisitem serta golongan-golongan Eosistem yang terbagi atas beberapa golongan.

E. MANFAAT MAKALAH Makalah ini dibuat adalah sebagai acuan atau panduan untuk para pembaca dan juga mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah

BAB II PEMBAHASAN

1. EKOSISTEM DARAT (TERRESTRIAL)

Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut. Berdasarkan posisi geografis, iklim, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut bioma dibedakan antara lain sebagai berikut.

a. Bioma Gurun Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20-30 lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut. Curah hujan rendah, yaitu 25 cm pertahun.

Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 40C pada musim panas. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.

Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai belukar akasia yang berduri.

Hewan yang menghuni daerah gurun. Umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.

b. Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika. Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut.

1) Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.

2)

Vegetasi yang mendominasi adala rerumputan. Rumput yang hidup di bioma padang rumput yang relative basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan Buffalo Grasses.

3) Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung.

Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).

c. Bioma Hutan Gugur

Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis.

Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:

1) Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.

2) Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.

3) Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur.

4) Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.

5)

Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon, Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk.

Contoh bioma hutan gugur adala Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.

d. Hutan Hujan Tropis

Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperature yang tinggi sekitar 25C. Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut.

1) Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm per tahun.

2) Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah.

3) Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit.

Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek.

4)

Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.

5)

Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan, bajing (tupai) dan harimau

. Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua, dan Brasil.

e. Bioma Taiga

Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis. Ciriciri bioma taiga adalah sebagai berikut.

1) Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.

2) Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies pohon, yaitu conifer (pinus).

3) Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan.

4) Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang.

5) Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce (Juniperus).

6) Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.

Contoh bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai wilayah

f. Bioma Tundra

Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.

1) Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.

2)

Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang terus menerus.

3) Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak.

4) Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa pertumbuhan yang pendek.

5) Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu

6) Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci,serigala, rusa dan domba.

2. KELOMPOK EKOSISTEM PERAIRAN (AKUATIK)

Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar contohnya meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa gambut. Sedangkan, ekosistem laut misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam. Berdasarkan cara hidup organisme pada ekosistem perairan dibedakan menjadi lima, antara lain sebagai berikut.

a.

Bentos, yaitu organisme yang hidupnya merangkak di dasar perairan, misalnya ketam dan cacing air.

b.

Nekton, yaitu organisme yang hidupnya bebas berenang secara aktif bergerak kesana kemari, misalnya ikan.

c.

Neuston, yaitu organisme yang hidupnya di permukaan perairan, misalnya eceng gondok, kiambang, dan laba-laba air.

d.

Plankton, yaitu organisme yang hidupnya melayang-layang mengikuti arus air bergantung intensitas cahaya, misalnya alga.

e.

Perifiton, yaitu organisme yang hidupnya menempel pada benda-benda yang ada di lingkungan air, misalnya lumut dan alga.

A. Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1)

Salinitas (kadar garam) rendah, umumnya lebih rendah daripada kadar garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.

2) Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

3) Variasi suhu antara permukaan dan dasar sangat rendah, relative sama.

4) Penetrasi cahaya di perairan kurang.

Secara fisik dan biologi, ekosistem air tawar merupakan perantara ekosistem darat dan ekosistem laut. Organisme laut yang pindah ke lingkungan air tawar, ada yang beradaptasi terhadap lingkungan payau, yaitu di muara sungai, ada yang sepanjang hidupnya pulang balik dari laut ke air tawar, ada pula yang menyesuaikan diri hidup di antara air tawar dan darat, yaitu pada daerah tepi sungai, kolam, dan tempat lembab. Berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya ekosistem air tawar dikelompokkan menjadi litoral, limnetik, dan profundal.

Berdasarkan aliran airnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem lotik yang airnya mengalir, misalnya sungai. Dan ekosistem lentik yang airnya tidak mengalir misalnya, danau dan kolam. Adaptasi organisme yang hidup di air tawar untuk mengatasi kadar garam yang lebih rendah adalah dengan mengeluarkan banyak urin, sedikit minum karena air diabsorbsi lewat kulit secara osmosis, dan garam mineral diabsorbsi melalui insang.

3. EKOSITEM LAUT Ekosistem laut merupakan sistem akuatik terbesar di planet bumi, ukuran dan kerumitannya menyulitkan kita untuk dapat membicarakannya secara utuh sebagi satu kesatuan. Akibatnya, dirasa lebih mudah jika membaginya menjadi sub-bagian yang lebiihh dapat dikelola,

selanjutnya masing-masing dapat dibicarakan berdasarkan prinsip prinsip ekologi yang menentukan kemampuan daptasi orgaanisasi suat komunitas.

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.

1) Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.

2) NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.

3) Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.

4) Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remangremang cahaya yang disebut daerah disfotik.

Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi: epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.

Beberapa macam zona litoral, antara lain sebagai berikut:

a) Ekosistem estuaria, yaitu terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut. Ciri estuari adalah berair payau dan vegetasi di dominasi oleh tumbuhan bakau. Berdasarkan salinitasnya estuaria dibedakan menjadi oligohalin yang berkadar garam rendah (0.5-3%), mesohalin berkadar garam sedang (3-17%), dan polihalin berkadar garam tinggi di atas 17%.

b) Ekosistem pantai pasir, merupakan zona litoral yang terkena deburan ombak terus-menerus dan terpaan cahaya matahariselama 12 jam. Vegetasinya membentuk formasi prescaprae dan formasi baringtonia, sebagai suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan diberi nama sesuai dengan nama vegetasi yang mendominasi. Pada formasi prescaprae didominasi oleh vegetasi Ipomoea pescaprae, tumbuhan lain yang hidup disini ialah Vigna, Spinifex littorius (rumput angin),Crinum asiaticum (bakung) dan Euphorbia atoto. Formasi baringtonia didominasi oleh vegetasi Borringtonia. Tumbuhan lain yang ada antara lain adalah Callophyllum, Hernandia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia dan Erythrina. Hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup di dalam pasir, misalnya kepiting kecil.

c) Ekosistem pantai batu, merupakan daerah pantai yang memiliki air jernih dan berbatu. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, moluska, krustase dan tumbuhannya adalah alga bersel tunggal, alga hijau, dan alga merah.

Pada ekosistem pantai batu ini terdapat zona zona sebagai berikut : 1. Zona horizontal

Zona ini tersusun keatas secara tegak lurus mulai dari permukaan pasang-turun terendah sampai kekondisi daratan yang sebenarnya, zonasi ini mirip dengan pola zonasi yang terdapat pada gunung,

2. Zona vertikal

Zona ini bergantung pada kemiringan permukaan berbatu permukaan berbatu, kisaran pasang surut, dan keterbukaannya terhadap gerakan ombak. Jika kemiringan batuan itu landai, maka tiap zona menjadi luas, keadaan keterbukaan yang sama permukaan tegak lurus, zona yang sama akan menyempit.

3. Zona midlitoral

Merupakan zona luas batas teratasnya bertepatan dengan batas teritip, sedangkan batas bawahnya ditempati oleh kelompok yang besar (laminaria dan lain-lain) yang mencapai penyebaran paling tinggi.

4. Zona tepi infralitoral

Yang membentang dari pasang turun terendah sampai kebatas kelompok terbesar, daerah ini merupakan zona keterbukaan terhadap udara. Daerah ini benar - benar merupakan perluasan dari zona infralitoral atau yang kita ketahui sebagai daerah sublitoral.

d) Ekosistem Pantai Berlumpur

Garis batas yang jelas antara pantai berbatu dan pantai berpasir dapat dengan mudah ditemukan dan didefenisikan, tetapi tidak demikian hal nya dengan garis batas antara pantai berpasir dengan pantai berlumpur. Karena sebagai pantai yang lebih terlindung dari gerakan ombak, keduanya cenderung mempunyai butiran yang lebih halus dan mengakumulasi lebih banyak bahan organic sehingga menjadi berlumpur. Pantai berlumpur cenderung untuk mengakumulasi bahan organik, yang berarti bahwa tersedia cukup banyak makanan yang potensial untuk organisme penghuni pantai , tetapi berlimpahnya partikel organik yang halus yang mengendap didaratan lumpur juga mempunyai kemampuan untuk menyumbat permukaan alat pernapasan. Permukaan pantai berlumpur agak tandus hal ini dapat dilihat dari sedikitnya organisme yang menempati permukaan daratan lumpur, tumbuhan termasuk makroalga, misalnya spesies alga merah, ulva, alga hijau. Berbagain rumput laut seperti genus zostera. Kelimpahan alga besar ini sering mengalami daur musiman, umum ditemukan dalam musim panas dan menghilang pada musim dingin. Daerah lumpur mengandung sejumlah besar bakteri, yang memakan sejumlah besar bahan organik. Bakteri ini merupakan satu-satunya organisme yang melimpah yang ditemukan pada pantai berlumpur dan membentuk biomassa yang berarti. Diantara bakteri dominan yang hidup didaerah ini ada beberapa jenis yang mampu memanfaatkan energi potensial dari berbagai senyawa kimia tereduksi yang terdapat dalam jumlah yang melimpah. Bakteri kemodintetik atau bakteri sulfur ini mendapat energi dari hasi oksidasi dari beberapa senyawa sulfur yang tereduksi, seperti berbagi sulfida (H2S). Jenis ikan yang terdapat pada pantai berlumpur ini ialah bentuk tubuh biasanya pipih dan memanjang (blennidae, polidhae) atau gepeng (cottidae, cobiessocidae), yang memungkinkan mereka tinggal di lubang , saluran , celah, atau lekukan untuk berlindung dari kekeringan dan gerakan ombak. Sebagian besar memiliki gelembung renang dan sangat berasosiasi dengan subtrat.

1) Zona laut dangkal (Neritik)

Neritik, yaitu zona yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasarnya. Di daerah ini plankton, nekton dan bentos dapatn hidup dengan baik. Contoh zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang hanya dapat tumbuh di dasar

perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk dari kerangka Coelenterata. Organisme yang ada dari Alga, Porifera, Coelenterata, berbagai jenis ikan dan udang. Selain itu juga terdapat rumput laut yang secara umum disebut rumput-rumputan laut.rumput laut merupakan tumbuhan berbungan yang beradaptasi untuk hidup teredam didalam air laut.

Kebanyakan spesies rumput laut mempunyai morfologi luar yang secara kasar hampir serupa, berdaun yang panjang, tipis dan mirip pita yang mempunyai saluuran saluran air , serta bentuk pertumbuhannya monopodial. Tumbuhan ini tumbuh dari rizoma yang merambat.

2) Zona Laut Dalam

Laut dalam gelap gulita kecuali di bagian zona mesopelagik dimana pada waktu atau kondisi tertentu masih ada sedikit cahaya matahari. Karena wilayah gelap sepanjang masa atau

intensitas cahaya sangat rendah, foto sintesis tidak mungkin berlangsung. Dengan kata lain tidak aka nada produksi primer dilaut dalam. Bila disini tampak adanya cahaya, maka cahaya ini dihasilkan melalui hewan hewan laut dalam tertentu. Tiadanya cahaya mengakibatkan hewan hewan laut dalam harus memiliki indria-indria khusus untuk mendeteksi makanan dan lawan jenis bagi keperluan reproduksi, serta untuk mempertahankan bermacam asosiasi intra maupun maupun inter spesies.

Kondisi- kondisi lingkungan hidup laut dalam memaksa organisme penghuninya untuk mengadakan adaptasi. Karena penelitian terhadap hewan metozoa laut dalam yang masih hidup dan dalam kondisi alami sangat sulit dilakukan, maka dewasa ini sedikit bukti langsung salah satu adaptasi yang dapat diamati, pada hewan hewan mesopelagik ialah warna. Ikan ikan mesopelagik khususnya cenderung warnanya abu-abu keperakan atau hitam kelam(ikan lentera, ikan gonotosmatid, ikan kapak, euphausiid).

Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah. Ubur-ubur mesopelagik misalnya sering kali berwarna ungu kelam, seperti koppepoda dan bermacam udang (teripang, bintang mengular, krustasea dekapoda, ekinoid,). .

3) Zona oseanik

Merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa materi yang kami ulas tentang Makhluk Hidup Dalam Ekositem Alami dapat kami simpulkan bahwa secara keseluruhan ekosistem terbagi atas 3 golongan ekosistem yaitu ekosistem darat,ekosistem air tawar,dan ekosistem air laut. Selanjutnya ekosistem darat terbagi atas Bioma Gurun,Bioma Padang Rumput,Bioma Hutan Gugur,Bioma Hutan Hujan Tropis,Bioma Taiga,dan Bioma

Tundra,Ekosistem air laut juga terbagi atas Ekosistem Esturia,Ekosistem Pantai Pasir,Ekosistem Pantai Batu,Ekosistem Pantai Berlumpur.

B. Saran Bagi pembaca,semoga makalah ini bisa menjadi panduan ataupun sumber materi untuk proses pembelajaran baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

James,Nyabakken. 1998.Biologi laut suatu pendekatan ecologist.Jakarta: PT Gramedia. Irianto,sugeng yuli.dan Wasis. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Anshori,Moch.dan Martono,Joko. 2009.Biologi.Jakarata: : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Winarsih,Anny,dkk. 2008.IPA Terpadu.Jakarta: : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

5. MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI


BAB V. MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI oleh Nur Ilmiyati Populasi dan komunitas makhluk hidup Populasi adalah kumpulan individu makhluk hidup yang sejenis. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah: natalitas, mortalitas dan migrasi (imigrasi dan emigrasi) Faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi adalah: kompetisi, predasi, penyakit dan cekaman atau stress Komunitas adalah kumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi. Interaksi itu dapat bermacam-macam:

1. netral , diantara populasi tidak ada saling mempengaruhi , misalnya populasi semut dan lebah. 2. kompetisi, terjadi persaingan antar populasi, misalnya populasi zebra dan rusa 3. mutualisme, kalau hubungan antar populasi saling menguntungkan, misalnya antara populasi semut dan kutu pohon. 4. predasi, jika anggota populasi akan dimakan oleh anggota populasi yang lain , yang makan disebut predator, yang dimakan disebut mangsa, misalnya antara populasi singa dan rusa. 5. parasitisme, kalau salah satu populasi jadi parasit dari populasi yang lain. Misalnya antara pohon dengan benalu 6. komensalisme, interaksi antar populasi , dimana yang satu untung yang lain tidak rugi, misalnya antara pohon dengan anggrek. Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas dengan lingkungan hidupnya. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya Lingkungan hidup organisme ada 2 yaitu: Lingkungan abiotik: tanah, air, udara, cuaca, iklim, suhu, cahaya dll. Lingkungan biotik: organisme lainnya (semua m.h. yang terdapat dalam suatu ekosistem) Lingkungan biotik dibedakan 3 kelompok: 1. Produsen: makhluk hidup yang yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis, dengan mengubah zat anorganik menjadi zat organik, misalnya adalah tumbuhan yang memiliki klorofil. 2. Konsumen: kelompok m.h. yang makanannya tergantung secara langsung maupun tidak langsung pada produsen, contoh hewan dan manusia 3. Pengurai: m.h. yang menguraikan sisa m.h. yang sudah mati, dengan menguraikan zat organik dari tubuh yang mati menjadi zat anorganik, sehingga dapat digunakan kembali oleh produsen. termasuk kelompok ini adalah bakteri dan jamur Dalam ekosistem ada: Rantai makanan (food chain): Perpindahan energi dari sinar matahari yang dipakai oleh tumbuhan melalui serangkaian organisme dalam peristiwa makan memakan dengan arah tertentu./ proses saling makan dalam suatu ekosistem. Jaring-jaring makanan: rantai makanan yang satu dengan yang lainnya dalam suatu ekosistem akan saling menjalin, sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Contoh Rantai makanan: Di Darat Di Laut Ketimun Fitoplankton Kancil Zooplankton Ular Ikan Kecil Burung Elang Ikan Besar Jaring-jaring makanan

Manusia

Padi Nyamuk

Tikus

Ulat

Ular

Katak Burung B. Elang Kucing Berbagai bentuk ekosistem alami, antara lain: Ekosistem darat Ekosistem air tawar (danau dan sungai), terbagi menurut kedalamannya: Zona tepi/z. Litoral, paling kaya penghuni di tepi terdapat pohon yang akarnya mencapai dasar tepi danau, tumbuhan leli dan paku yang mengapung. Hewannya: arthropoda, larva nyamuk, cacing, katak, dan ular Zona tengah/z. Limnetik, masih bisa ditembus matahari, terdapat fitoplankton, ikan karnivor, ikan herbivor dan ular. Zona dasar/z. Profundal terdapat di bawah z. Tengah , hanya terdapat jamur, bacteri pengurai, dan ikan pemakan sisa organisme mati. Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Ekosistem air laut (estuari, pesisir dan lautan). Zona laut berdasarkan kedalamannya terbagi atas: Daerah litoral: daerah yang berbatasan dengan darat Daerah neritik, dalamnya 200m dpl. Daerah batial, dalamnya 200-1500m dpl. Daerah ini masih dapat ditembus sinar matahari (daerah fotik) Daerah abisal, daerah yang kedalamannya lebih dari 1500m dan tidak dapat ditembus cahaya matahari (daerah afotik) Ekosistem buatan antara lain: Hutan buatan, sawah, ladang, kebun, desa, kota, bendungan, kolam. Faktor alam yang mempengaruhi ekosistem adalah lintang, letak geografis, angin dan arus air. Habitat: tempat hidup mh. tertentu , dengan keadaan tertentu. Habitat setiap jenis makluk hidup mempunyai status fungsional, kebiasaan makan dan menduduki tingkatan trofik tertentu. Tingkat trofik: Tingkatan makanan di dalam ekologi, dimana setiap jenis makhluk hidup menempati tingkat tertentu dari sumber makanan/energi. Nichia: status fungsional atau jabatan dari suatu m.h. di dalam ekosistem. (selain habitat juga meliputi cara makan dan perilakunya, misalnya apa makanannya dan hewan apa predatornya serta apa peranannya dalam ekosistem), jadi niche menggambarkan alamat, pekerjaan dan perilaku organisme dalam lingkungannya. Siklus materi dan Aliran energi dalam ekosistem alami Siklus materi : materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke produsen dan konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam air, tanah maupun udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil lagi oleh produsen. Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan fosfor di alam berupa siklus yang abadi.

Beberapa siklus materi: 1. Siklus air: pada mh. Air kembali melalui proses penguapan dan pernafasan. Siklus air kecil terjadi bila air laut menguap dan membentuk awan, kemudian mengalami proses pengembunan menjadi hujan yang jatuh ke laut lagi. Siklus air sedang tjd bila hujan tsb jatuh di daratan, air sebagian meresap ke dalam tanah menjadi air tanah, sebagian lagi mengalir ke sungai, danau dan akhirnya ke laut menjadi air permukaan. Uap air dari sungai, danau, dan laut tersebut membentuk awan lagi dst. Hewan memperoleh air berupa air minum dan makanan yang mengandung air, sedang tumbuhan memperoleh air dari tanah melalui akar. Siklus karbon: CO2 dari pernafasan, diambil tumbuhan untuk proses fotosintesis yg kemudian disimpan dalam bentuk senyawa organic, s. organic ini dimakan konsumen. Jika m.h. mati maka senyawa karbon dalam tubuhnya akan diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa an organic yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dst. Penguraian C dalam tumbuhan dapat terjadi sangat lambat sampai jutaan tahun, yang akhirnya terbentuklah batu bara, minyak bumi dll Siklus oksigen berhubungan langsung dengan siklus carbon, yaitu tjdnya pernafasan dan fotosintesis. Siklus nitrogen: bila protein pada m.h. yang telah mati diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa N dalam tanah terutama gas NH3, jika bereaksi dengan air akan memben-tuk ion NH4 yang langsung dapat diserap kembali oleh tumbuhan. Udara banyak sekali mengandung N2 (78%) tapi hanya bakteri pengikat N2 yang dapat memanfaatkannya secara langsung menjadi senyawa N dalam tanah, mis: Azotobacter yang hidup bebas dan Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan. Kilat dan halilintar juga dapat mengubah N2 menjadi senyawa N yang jatuh ke tanah bersama air hujan, di tanah kelompok I bakteri nitrifikasi mengubah ion NH4+ menjadi senyawa nitrit, kemudian oleh bakteri nitrat akan diubah menjadi senyawa nitrat yang siap diisap oleh tumbuhan. Aliran energi : mh. Memperoleh energi dari sinar matahari , energi ini kemudian pindah ke produsen , konsumen dan akhirnya ke pengurai, sedangkan sebagian lain tersebar ke lingkungan, artinya energi yang sudah terlepas ke lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk ke dalam sistem kehidupan. Aliran energi berupa makanan dan jaring makanan dari komponen-komponen produsen, konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat berupa simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan. Hubungan antar komponen biasanya dibuat dalam bentuk piramida ekologis. Piramida ekologis: bentuk diagram dari struktur trofik yang diukur dan dinyatakan dalam satuan besaran biomassa, energi maupun jumlah individu. Biomassa : jml berat kering seluruh mh permeter persegi. Piramida ekologis ada 3: P. jumlah individu: menggambarkan jml individu dalam tingkat trofik. P. Biomassa: menggambarkan hubungan jml biomassa pada tingkat trofiknya. P. Energi: menggambarkan jml energi dari individu2 pada tingkat trofik. Macam-macam bentuk pola kehidupan Deme: populasi yang khas dalam daerah yang khas pula, C/ pingguin di kutub selatan. Bioma: kumpulan beberapa populasi (komunitas) yang khas, atau unit global utama dari fauna dan flora, atau macam komunitas utama yang terdapat pada sebuah benua yang dapat dikenal berdasarkan fisiognomi(kenampakan)nya. Iklim yang sesuai menentukan keberadaan bioma tersebut, pemberian nama suatu bioma biasanya didasarkan pada vegetasinya.

2.

3. 4.

1. 2. 3.

Beberapa bioma di dunia: 1. Bioma Gurun: pada daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Bioma ini terdapat di Afrika, Amerika, Australia dan Asia(china). Cirinya: curah hujan sangat rendah ( 25 cm pertahun) Pancaran sinar matahari sangat terik, penguapan tinggi. Suhu malam hari rendah, siang sangat tinggi 40 oC, amplitudo besar skl. Tumbuhan semusim kecil2, yg tahunan beradaptasi dengan kekurangan air dan penguapan tinggi, dengan bentuk daun seperti duri/ tak berdaun, akar panjang dan memiliki jaringan penyimpanan air. C/ Kaktus, Euphorbia purba, dan semak. Hewan yang ada adalah unta, keledai, kambing, rusa, ibeks, tokek, katak gurun, tikus gurun, insekta, ular, kucing liar, rubah dan hyena. 2. Bioma Padang rumput: terbentang dari daerah tropis sub tropis. Cirinya: Curah hujan antara 25-50 cm pertahun, hujan turun tidak teratur. Penyebutan padang rumput berbeda tiap wilayah: Di Argentina dsb: Pampas, hewan yang sama dengan prairi Di Amerika utara dsb: prairi, hewan yang khas bison, antelop, kuda, serigala, coyote, rubah, rhea, luak. Di Hungaria dsb: Pustaz. Di Rusia dsb: Steppa , hewan yang khas tupai tanah, hamster,, lemming, tikus mole. Di Afrika dsb: Veld. 3. Bioma Hutan hujan tropis (Hutan basah): terdapat pada daerah tropis sub tropis. Cirinya: Hujan setiap hari, curah hujan 200-400cm pertahun Kelembaban tinggi dan suhu tetap sepanjang hari 25 oC Di sini tumbuhan dapat mencapai beratus-ratus spesies, pohon2 tinggi berdaun lebar dan selalu hijau, ada juga yang berkanopi/tudung lebar mis, fam. Dipterocarpaceae. Banyak terdpt tanaman epifit spt anggrek, juga tanaman pemanjat spt rotan dan liana. Karena tinggi pohon tidak sama maka terjadi stratifikasi. Stratifikasi pada HHT t.d.: Lap. Teratas/A.terbentuk dari pohon tingginya 30-45m Lap. Kedua/B tinggi pohon 18-27m, kanopinya saling bersambung menyebabkan keadaan hutan mjd gelap. Lap.ketiga/C tinggi pohon 8-14m Lap semak tinggi pohon dibawah 10m. Lap. Tumbuhan herba lain yang terdiri dari tumbuhan kecil dan anakan dari pohon2 besar. Adanya stratifikasi menyebabkan terjadinya iklim mikro (iklim yang berlangsung disekitar organisme, dan berbeda dengan rata-rata didaerah itu) dari tudung sampai dasar. Cahaya matahari menembus dasar lantai hutan 2 % sehingga hutan lembab dan gelap. Jenis hewan yang menghuni H.H.T adalah: Elang Harpi, monyet, Kukang, betet, jaguar, oselot, tapir, ayam hutan (di Brasil). Elang pemakan monyet, rangkong, katak, lemur terbang, betet, leopard, orang utan, siamang, insekta, ular, cacing, harimau, gibbon (di Asia). Elang mahkota, kucing emas, gorilla, insekta dan ular (di Afrika).

4. Bioma Hutan gugur daun (deciduous forest): ciri khas daerah sub tropis Cirinya: curah hujan 75 100 cm/tahun Pohon tidak begitu rapat dan spesies sedikit 10-20 spesies, menjelang musim dingin pohon2 menyesuaikan diri dengan menggugurkan daunnya, karenanya sebelum musim dingin disebut musim gugur, biasanya pohon akan berhenti pertumbuhannya, tanaman semusim mati, yang tinggal hanya bijinya, yang akan berkecambah menjelang musim panas(disebut musim semi) Jenis hewan yang hidup: tupai, rakun, beruang, burung warbler, burung walet, dormice, landak, rubah merah, luak, rusa dan babi liar 5. Bioma Taiga: terdapat pada daerah terdingin di belahan bumi utara dan di pegunungan tropik Cirinya: Curah hujan 40-60 cm /tahun. Jenis tumbuhan pinus, tusam, cemara. Suhu sangat rendah, mis di Siberia dapat mencapai -60oC, shg air membentuk salju. Hewan yang ada berbulu tebal spt: kucing salju/lynk, menjangan merah/elk, kelinci, rubah merah, serigala abu-abu, beruang hitam, berang-berang, dan burung (berimigrasi pada musim dingin, dan datang lagi pada musim panas) 6. Bioma Tundra: terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara dan di pegunungan tropis pada ketinggian diatas 2500m. Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang lama serta terang terus menerus. Disini dijumpai tanah yang lapisan bawahnya es, sedang atasnya mencair disebut permafrost. Tumbuhan yang ada: pohon kerdil dan lumut kerak, tumbuhan semusim berbunga sangat menyolok dengan masa pertumbuhan yang pendek 7. Bioma Savana: terdapat di kedua sisi katulistiwa, berkembang di Afrika, Amerika selatan, Australia, dan Indonesia (NTB & NTT). Kondisi lingkungan: curah hujan sedang (hujan selama 4 bulan, selebihnya kemarau), iklim kering, musim kering panjang dan pengap. Tumbuhan didominasi oleh rumput, akasia (Afrika),eukaliptus (Australia) Hewan yang ada: gajah, zebra, banteng, kijang, singa, serigala, burung pemakan bangkai, trenggiling, semut, kumbang dan rayap. 8. Bioma Hutan Mangove: terdapat di daerah yang berawa atau berair payau (tepi pantai atau daerah berair). Tumbuhan yang hidup a.l. Rhizospora sp., sonnaretia sp., mangrove putih (Avicenia sp.) dan Brugulera sp., kebanyakan tumbuhan tersebut memiliki akar nafas (pneumatofora) dan berakar tunjang. Hewan dgn habitatnya berbeda: burung pemakan ikan dan monyet (Di puncak pohon), di dahan dan akar menempel kijing, remis, ketam dan siput. Di dasar terdapat udang, ular, katak dan insekta lain. Hewan khasnya adalah ikan glodok atau ikan paru-paru (Periophthalmus spp.)

Anda mungkin juga menyukai