Bissilisin
NIM : 2301050043
RESUME
1
rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies
lainnya, iklim (curah hujan) dan penyakit.
2. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup
secara bersama di dalam suatu lingkungan tertentu dimana terjadi interaksi di
dalamnya. Interaksi pada komunitas terjadi antara berbagai populasi dalam suatu
ekosistem. Bentuk interaksinya antara lain:
1. Netral yaitu tidak saling mempengaruhi, misalnya pada nyamuk dan tikus.
2. Simbiosis yaitu hubungan saling ketergantungan antara makhluk yang
satudengan yang lain, simbiosis di bagi menjadi 5 yaitu, komensalisme
(hubungan organisme dimana satu pihak untung namun pihak lain tidak
mendapat untung atau tidak dirugikan), mutualisme (hubungan yang saling
menguntungkan), predasi (predator), kompetisi (persaingan), dan parasitisme
(hanya menguntungkan satu pihak saja).
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche).
Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah
dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.
3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati yang membentuk sistem ekologi. Di dalam ekosistem, interaksi terjadi
antara komponen biotik dan abiotik.
Hubungan antara organisme dan lingkungannya menyebabkan terjadinya
aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat
juga struktur atau tingkat trofik (piramida ekologi), keanekaragaman biotik, serta
siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh
2
maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.
Ciri-ciri ekosistem antara lain memiliki sumber energi yang konstan,
mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik, terdapat daur materi
yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya, dan terdapat aliran
energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
Komponen-komponen ekosistem terdiri dari :
1. Komponen biotik
Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari
organisme yang dikelompokkan sebagai berikut.
Berdasarkan cara memperoleh makanan
a) Organisme autotrop, merupakan organisme yang dapat mengubah bahan
anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri). Organisme
autotrop dibedakan menjadi dua tipe yaitu fotoautotrop (cahaya sebagai sumber
energi), contohnya tumbuhan hijau dan kemoautotrop (memanfaatkan reaksi
kimia), contohnya bakteri nitrit dan nitrat.
b) Organisme heterotrop, adalah organisme yang memeroleh bahan organik dari
organisme lain. Contohnya hewan, jamur dan bakteri non autotrop.
Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem (Niche) yaitu,
Produsen, konsumen, pengurai (dekomposer), detritivor (organisme yang
memanfaatkan serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber makanan).
2. Komponen abiotik
Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia
yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan,
antara lain, tanah, air, udara, topografi, dan iklim.
C. Macam-macam ekosistem
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
Ekosistem Alami
3
Ekosistem alami adalah ekosistem yang proses pembentukan dan
pengembangannya berjalan secara alami tanpa campur tangan dari pihak lain.
Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang proses pembentukan dan
pengembangannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga ada
campur tangan manusia. Contoh: sawah, kebun, dan kolam ikan.
Berdasarkan lokasinya, ekosistem dapat dibagi menjadi dua, yaitu
ekosistem darat dan ekosistem air.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat dapat dibagi menjadi beberapa bioma, yaitu, bioma gurun,
Bioma padang rumput, Bioma hujan tropis, Bioma hutan gugur, Bioma taiga,
Bioma tundra, dan Bioma sabana.
2. Ekosistem air
Ekosistem air terdiri atas:
Ekosistem air tawar terdiri atas ekosistem air tenang (contohnya adalah
danau dan rawa) dan ekosistem air mengalir (contonya adalah sungai).
Ekosistem air laut terdiri atas laut, pantai (ekosistem pantai terletak pada
perbatasan antara ekosistem daratdan ekosistem laut), estuari (estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut), dan terumbu
karang (pada daerah neritik laut tropis, terdapat suatu komunitas khusus
yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya).
D. Rantai Makanan dan Jaring Makanan dalam Hubungannya dengan
Aliran Energi dan Transfer Energi
Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu
organisme ke organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan
(food chain). Tingkatan dalam rantai makanan disebut juga trofik. Tingkat trofik
yang secara mendasar mendukung tingkatan lainnya dalam suatu ekosistem terdiri
dari organisme autotrof yang berperan sebagai produsen primer.
4
makanan yang diawali dari tumbuhan pada trofik awalnya. Contohnya
tumbuhan dimakan belalang, belalang dimakan burung, burung dimakan ular, dan
ular dimakan burung elang dan rantai makanan detritus tidak dimulai dari
tumbuhan, tetapi dimulai dari detritus sebagai trofik awalnya dan seringkali
menjadi penghubung utama antara produsen dan konsumen. Contoh rantai
makanan detritus adalah seresah atau dedaunan dimakan cacing tanah, cacing
tanah dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia.
Dalam rantai makanan, konsumen pada tingkat trofik tertentu tidak hanya
memakan satu jenis organisme yang ada di tingkat trofik bawahnya. Hubungan
antar-rantai makanan tersebut membentuk susunan yang lebih kompleks, disebut
jaring-jaring makanan (food web). Sehingga rantai makanan dari
produsen → konsumen primer → konsumen sekunder → dan seterusnya.
Organisme yang
menempati tingkat trofik di bagian
bawah merupakan sumber
makanan bagi organisme di tingkat
trofik selanjutnya.
5
transfer energi, selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melewati suatu
tingkat trofik. Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem saling
berhubungan karena keduanya berlangsung melalui transfer zat-zat di dalam rantai
makanan.
Gambar 2.2. Aliran energi dari satu organisme ke organisme lain (kkal/m2/tahun).
6
Gambar 2.3. Piramida Jumlah.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa dibuat berdasarkan pada massa (berat) kering
organisme dari tiap tingkat trofik persatuan luas areal tertentu. Secara
umum perbandingan berat kering menunjukkan adanya penurunan
biomassa pada tiap tingkat trofik. Perbandingan biomassa antar trofik
belum dapat menggambarkan kondisi sebagaimana piramida ekologi.
3. Piramida Energi
Semua energi yang ada di bumi sebenarnya berasal dari satu sumber yaitu
matahari. Energi cahaya matahari diubah menjadi makanan oleh produsen melalui
proses fotosintesis. Energi ini kemudian dimanfaatkan oleh konsumen primer dan
berlanjut sampai konsumen tersier.
7
Gambar 2.5. Piramida Energi.
8
dengan aliran energi. Fotosintesis juga menghasilkan hasil samping berupa
oksigen, Oksigen selanjutnya akan dipergunakan pada saat respirasi.Pada
proses respirasi, karbohidrat akan diubah kembali menjadi energi, CO 2 dan
H2O. Jalur siklus CO2 dan O2 yang panjang terjadi pada organisme mati
akan diuraikan oleh pengurai (bakteri pembusuk dan jamur saprofit).
2. Siklus Nitrogen
Organisme memerlukan nitrogen untuk pembentukan protein dan molekul-
molekul organik esensial. Nitrogen (N2) di udara sekitar 79%, Organisme tidak
dapat menggunakan secara langsung dalam bentuk N 2. Tumbuhan menggunakan
nitrogen dalam bentuk ion nitrat (NO 3-) atau ion ammonium (NH4+). Nitrogen di
udara dengan bantuan halilintar dapat difiksasi oleh bakteri dan alga biru sehingga
akan berikatan dengan oksigen dan uap air di udara. Bakteri yang mampu
memfiksasi nitrogen ada yang hidup bebas dalam tanah, yaitu Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillium rubrum, dan
Rhizobium leguminosorum (bakteri pemfiksasi nitrogen pada kacang). Peristiwa
perubahan nitrogen yang difiksasi menjadi NH3 (ammonia) disebut amonifikasi.
Setelah terjadi fiksasi dan
amonifikasi, proses berikutnya
adalah nitritasi, yaitu perubahan
(oksidasi) ammonia menjadi nitrit
(NO2-) dengan bantuan bakteri
Nitrosomonas sp dan Nitrosococcus
sp. Dalam bentuk senyawa nitrit
(NO2-) belum mampu diserap oleh
akar tanaman.
9
pemecahan nitrat menjadi gas nitrogen yang dilepaskan ke udara disebut
denitrifiksasi. Selain denitrifikasi, deamonifikasi terjadi ketika organisme yang
telah mati diuraikan oleh dekomposer sehingga terbentuk ammonia.
3. Siklus Air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti. Air mengalami siklus melalui atmosfer, lautan, daratan,
dan organisme. Air dapat mengalami evaporasi, transpirasi, dan respirasi
menjadi awan dan melalui kondensasi akan turun menjadi hujan. Air hujan
meresap dalam tanah, masuk ke sungai, dan kembali ke laut. Air dalam
tanah, sungai/danau dimanfaatkan oleh organisme dan akan dikeluarkan
lagi ke lingkungan melalui berbagai proses penguapan, transpirasi, dan
respirasi.
4. Siklus Fosfor
Fosfor di alam terdapat dalam bentuk ion fosfat (PO 3-). Ion fosfat
di alam terdapat dalam bebatuan. Ion fosfat dalam bebatuan ini akan
terbawa menuju perairan melalui proses pelapukan bebatuan dan erosi.
Adapun di darat, ion fosfat diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah.
10
(P) di dalam tanah. Fosfor di
dalam tanah ini kemudian di
ambil kembali oleh
tumbuhan. Proses tersebut
akan terus berlangsung
membentuk suatu siklus,
yang dinamakan siklus
fosfor.
5. Siklus Sulfur
Ada empat aliran utama belerang ke atmosfer, yaitu
lepasan/produk bakteri, pembakaran bahan bakar fosil, pengembusan
garam-garam laut, dan pelepasan gas gunung berapi. Sulfur diserap oleh
tanaman hampir seluruhnya dalam bentuk ion sulfat (SO 42-) dan hanya
sedikit sebagai gas belerang (SO2-).
11
klimaks-stabil. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan
dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi Primer
2. Suksesi Sekunder
12
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Dwisang, Evi Luvina. 2008. Inti Sari Biologi untuk SMA. Tangerang: Scientific
Press.
Firmansyah, Rikky, Agus MAwardi H., M. Umar Riandi. 2009. Mudah dan Aktif
Belajar Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/MA. Jakarta: PT
Setia Purna Inves.
Fried, George H., George J. Hademenos. 1999. Schaum’s Outlines Biologi Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Kusnadi, Soni Muhsinin, Yayan Sanjaya. 2009. Buku Saku Biologi SMA. Jakarta:
Kawan Pustaka.
14
15