AKSI-INTERAKSI
PENDAHULUAN :
A. Pola-pola Interaksi
Tak ada makhluk hidup yang mampu menghasilkan segala kebutuhan hidupnya. Untuk
memenuhi kebutuhannya, makhluk hidup memperoleh dari lingkungannya, baik lingkungan biotik
maupun abiotik. Sehubungan dengan itu maka terjadilah hubungan timbal balik antara individu
organisme dengan individu organisme lainnya / lingkungannya. Dari hubungan timbal balik maka
terjadilah hubungan saling ketergantungan/ interdependensi antar komponen dalam suatu ekosistem.
Saling ketergantungan ini mencakup berbagai kebutuhan hidup, misal kebutuhan akan
berkembang biak, makanan, mineral, energi, air, udara dan lain-lain. Kebutuhan tersebut diperoleh
dengan cara yang berbeda-beda, ada yang diperoleh langsung dari udara, tanah, air dan dengan
memakan makhluk hidup lainnya.
Pengurai adalah kelompok mikroorganisme berupa bakteri dan jamur yang merobak/
menguraikan sisa-sisa jasad yang mati. Zat-zat organik dari bagian tubuh yang mati
diuraikan kembali menjadi zat-zat anorganik dengan menggunakan enzim pencernaan
yang selanjutnya dikembalikan lagi ke alam.
Di dalam ekosistem, dimana peristiwa produsen dimakan oleh konsumen primer dan
akan berlanjut sampai konsumen puncak, yaitu kelompok konsumen yang tertinggi
tingkatannya.
Berdasarkan komponen taraf trovinya, rantai makanan terdiri atas 2 macam , yaitu :
a. rantai makanan perumput, apabila tingkat trovi pembentuk rantai makanan tersebut terdiri
atas tumbuhan hijau (produsen), tingkat berikutnya terdiri atas herbivora (konsumen primer)
dan tingkat selanjutnya adalah hewan karnivora.
Contoh : Di darat : tumbuhan hijau⇒ ulat burung insektivora burung karnivora
Di kolam : Diatome larva serangga ikan kecil ikan besar
b. rantai makanan detritus, apabila tingkat trovi pertama dari rantai maknan terdiri atas
fragmen (hancuran) bahan yang telah terurai yang biasanya ditemukan pada tempat kaya
bahan organik yang telah mati.
Kayu lapuk rayap cicakayammusangularburung elang
Sisa hewan dan tumbuhan yang telah mati maupun bahan-bahan buangan organisme
seperti urine dan tinja, bahan kaya akan materi dan energi. Dengan bantuan makhluk-
makhluk saprofitik (jamur dan bakteri), bahan tersebut akan dirombak secara enzimatis. Zat
hasil cernaannya akan diserap.
Detritus ini merupakan makanan hewan-hewan kecil tertentu, hewan pemakan detritus
disebut detritivor ( cacing tanah, lipan, keluwing, kutu kayu, rayap, nematoda, larva
serangga, kepiting, remis, udang, cacing palolo, sipit pantai, tripang, cacing wawo dan lain-
lain).
Detritivor dapat pula dimakan oleh hewan yang lebih besar, membentuk tipe rantai
makanan lain yang diawali dengan detritus.
Detritus detritivor karnivor
Contoh : sampah dedaunan cacing tanah burung jalak putih elang
kayu lapuk cacing tanah ayam musang burung elang
2. Jaring-jaring makanan
Adalah : Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain.
Pada hakekatnya setiap MH di dalam suatu ekosistem adalah merupakan sumber materi dan
eneri bagi MH lainnya. Dan suatu kenyataan bahwa setiap jenis MH tidak hanya memakan satu
jenis MH lainnya. Hal ini terutama pada makhluk pemakan segala /omnivora, seperti manusia,
ayam dll.
4. Piramida Ekologi
Adalah : bentuk diagram piramida yang digunakan untuk mempelajari secara jelas hubungan
antara organisme dalam ekosistem secara kuantitatif.
Piramida ekologi ada 3 macam ,yaitu :
a. Piramida jumlah : menggambarkan jumlah individu dalam setiap tingkat tropi
kelemahannya :
-pada ekosistem yang berbeda akan diperoleh gambaran yang tidak menunjukkan hubungan
sama sekali.
-perbandingannya tidak proposional (contoh : produsen :200 fitoplakton dan 200 pohon
tebu)
-ditemukan piramida terbalik
b. Piramida biomassa : menggambarkan berat/ massa kering total.
kelemahannya : pada ekosistem selalu mengalami perubahan, bergantung kepada
perubahan berbagai faktor luarnya (misal : iklim)
kelebihannya : sudah dapat menunjukkan hubungan antara tropi yang satu dengan
yang lain. Jadi semakin tinggi tingkat tropiknya, maka biomassanya makin kecil,
sehingga jarang ditemukan bentuk piramida terbalik
c. Piramida energi : menggambarkan kecepatan aliran energi/ produktivitas pada taraf tropi
tertentu
Kelebihannya :
- untuk menghitung kecepatan produktivitas
- berat antara species belum tentu sama
- untuk membandingkan berbagai ekosistem
- mementingkan kedudukan populasi dalam ekosistem
- dapat mengetahui konsumen mana yang paling produktif dari segi keluarnya energi
- tidak terdapat piramida terbalik
- piramida ini lebih ideal/ proposional
5. Produktivitas Ekosistem
Adalah : Hasil keseluruhan sistem yang dinyatakan dengan biomassa/ bioenergi dalam kurun
waktu tertentu
a. Produktivitas primer adalah : jumlah total energi kimia yang berupa bahan organik yang
dibentuk oleh tumbuhan per satuan luas, per satuan waktu.
Satuannya adalah kalori/cm2/th
Produktivitas primer kotor (PPK), adalah : jumlah total energi yang ditangkap dalam bentuk
bahan makanan oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis
Produktivitas primer bersih (PPB), adalah : jumlah total energi kimia yang berupa bahan
organik persatuan luas, persatuan waktu dikurangi energi untuk respirasi.
Jadi PPB ini yang akan digunakan oleh manusia dan organisme heterotrof lainnya.
b. Produktivitas sekunder : adalah kecepatan (derajat) penimbunan energi potensial oleh
konsumen atau dekomposer
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan :
Makanan yang dikonsumsikan = tumbuh + egesta + ekskreta
6. Daur Biogeokimia
adalah : Peredaran / gerak perpindahan unsur-unsur kimia yang melibatkan organisme biologi dan
lingkungan fisiknya
Kurang lebih ada 30 unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu
organisme, karena unsur-unsur ini merupakan materi dasar suatu makhluk hidup. Beberapa unsur
seperti Karbon, Nitrogen, Hidrogen dan Oksigen diperlukan dalam jumlah banyak, sedangkan
unsur lainnya hanya diperlukan dalam jumlah kecil.
a. Daur Karbon :
Unsur C memasuki jaring-jaring makanan melalui organisme berklorofil, yaitu dalam bentuk
CO2 yang diperoleh dari udara/ terlarut di dalam air. Di dalam tubuh organisme berklorofil,
CO2 diubah menjadi senyawa organik (termasuk
karbohidrat, lemak protein dan asam nukleat). Dalam bentuk ini, karbon dimanfaatkan oleg
organisme pada tingkat trofik yang lebih tinggi.
Di dalam ekosistem air, daur C berlangsung lebih lengakap, sebab adanya reaksi antara CO 2,
air dan kapur (CaCO3).
CO2 bereaksi dengan air membentuk H2CO3 (asam karbonat). Selanjutnya H2CO3 bereaksi
dengan kapur membentuk bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO2-3).
Karbon organik yang terdapat pada kerak bumi berupa : batu bara, gas alam, minyak bumi,
batu kapur dan batu karang.
Pembebasan karbon deposit ini akan berlangsung dalam waktu yang lama secara periodik.
b. Daur Oksigen :
Oksigen dihasilkan oleh makhluk hidup berklorofil melalui fotosintesis. O2 diserap oleh
makhluk hidup secara langsung dari udara atau air dan digunakan untuk pernapasan yang
menghasilkan CO2 dan H2O.
Selanjutnya H2O dan CO2 yang terbentuk dari pernapasan dipergunakan oleh tumbuhan
berklorofil untuk melangsungkan fotosintesis kembali, sehingga dihasilkan O2 lagi.
c. Daur Nitrogen
Unsur ini merupakan salah satu unsur mutlak diperlukan makhluk hidup. Nitrogen
merupakan salah satu unsur penting pembentuk asam amino dan protein.
Atmosfer bumi mengandung ± 80 % nitrogen. Di alam bebas jarang ditemukan nitrogen
dalam bentuk senyawa, karena Nitrogen termasuk unsur yang relatif sukar bereaksi. Jadi amat
sedikit organisme yang dapat mengambilnya, yaitu organisme prokariotik tertentu (mis :
bakteri dan ganggang biru) yang mampu mengikat nitrogen dan mengubahnya menjadi
amonia (NH3) untuk digunakan dalam pembentukan senyawa nitrogen organik (mis. Asam
amino merupakan senyawa protein).
Untuk itu dalam mendapatkan N adalah dengan cara pengikatan Nitrogen (fiksasi) oleh
bakteri N.
Fiksasi N memerlukan banyak energi karena molekul N bebas terdiri dari 2 atom N (N2)
yang harus diuraikan lebih dahulu sebelum difiksasi. Fiksasi ini terjadi melalui kerja enzim
Nitrogenase dengan menggunakan energi dari metabolisme organisme.
Kalau proses tanpa enzim, tetapi memerlukan energi yang lain yang besar seperti dalam
industri pupuk buatan seperti urea, NPK/ proses kilat dalam atmosfer.
Beberapa bakteri yang mampu memfiksasi N bebas dengan cara bersimbiosis dengan akar
tumbuhan polong-polongan (Leguminosae) antara lain : Rhizobium, Azotobacter,
Clostridium. bakteri
Anabaena azolla ganggang biru (diekosistem air)
Dengan bantuan bakteri Nitrosomonas, amonium dapat dioksidasi menjadi nitrat (NO2) dan
selanjutnya dengan bantuan bakteri Nitrobacter, nitrat dioksidasi menjadi nitrat yang disebut
Peristiwa Nitrifikasi (menguntungkan tanah menjadi subur)
Reaksinya sebagai berikut :
Reaksi kimia fiksasi nitrogen :
2N2 + 6H2O 4 NH3 + 3O2
Reaksi nitrifikasi :
2NH3 + 3O2 2HNO2 + 2H2O + energi (Nitrosomonas dan
Nitrosococcus)
Sebagian nitrat diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi diuraikan oleh bakteri menjadi
senyawa N bebas kembali dan lepas keatmosfes , disebut peristiwa Denitrifikasi (merugikan
tumbuhan tingkat tinggi, karena menurunkan kadar Nitrat di dalam tanah, sehingga
menurunkan kesuburan tanah)
Karena lingkungannya kurang O2, sehingga akan hidup dan berkembang bakteri anaerob,
maka bakteri tersebut akan mengubah senyawa nitrat menjadi nitrit dan selanjutnya
mengubahnya menjadi amonia NH3).
Proses pembongkaran protein hingga terbentuknya nitrat disebut peristiwa oksidasi, karena
memerlukan O2 bebas.
Bila tumbuhan dan organisme lain mati, tubuhnya akan mengalami pembusukan. Senyawa N
akan terurai, sebagian senyawa N akan kembali ke udara dalam bentuk N2 dan sebagian lagi
menjadi gas amonia.
d. Daur air
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup. Seluruh metabolisme dalam tubuh MH
tidak dapat terlepas dari adanya air. Di dalam tubuh MH, air berfungsi sebagai medium
maupun sebagai bahan pelarut, pengangkutan, menjaga stabilitas subu tubuh.
Di dalam, daur air di mulai dari air laut, karena adanya panas matahari, air laut menguap
membentuk awan.
Karena adanya penurunan suhu menyebabkan air jatuh kembali berupa hujan. Hujan yang
jatuh di daratan membentuk sungai yang mengalir ke laut dan sebagian masuk ke dalam tanah
menjadi air tanah.
Di udara bebas air akan berubah menjadi awan, kondensasi, presipitasi dan akhirnya turun
kelaut /ke darat sebagai hujan.
Adanya evaporasi dan transpirasi menyebabkan kelembaban udara meningkat.
Daur air ada 3 macam, yaitu :
1). Daur air kecil /pendek:
Terjadi di daerah lautan yang luas dimana sinar matahari menguapkan air laut
dalam jumlah besar. Uap air pada ketinggian tertentu membentuk awan dan suhu
dingin menyebabkan awan berkondensasi menjadi embun. Awan yang
mengembun akhirnya bertambah berat dan jatuh sebagai hujan. Daur ini terjadi di
atas permukaan laut.
2). Daur air sedang :
Dimana awan yang telah mengmbun tertiup angin sampau ke atas permukaan
tanah, sehingga awan yang mengembun jatuh sebagai hujan yang jatuhnya di
daratan
3). Daur air besar :
Awan yang telah mengembun, karena pengaryh suhu yang lebih dingin lagi
membentuk salju. Pada daur ini yang jatuh ke tanah adalah salju yang telah
terbentuk di angkasa. Salju yang sudah jatuh ke tanah dapat menjadi es dan bila
es/ salju mencair, maka airnya meresap ke dalam tanah dan mengalir ke laut
B. PERTUMBUHAN KOMUNITAS
Dalam interaksinya, komunitas mengalami pertumbuhan dinamis sepanjang waktu sampai
keadaannya menjadi lebih mantap. Jadi susunan suatu komunitas yang ada sekarang merupakan hasil
proses yang cukup lama dengan mengikuti pola-pola tertentu.
Apabila komunitas lahir diatas bekuan lava dari gunung api yang meletus, maka tahap pertama adalah
kolonisasi oleh komunitas pionir (ganggang dan liken) yang menginvasi tempat tersebut. Selanjutnya,
komunitas ini akan diganti oleh komunitas lainnya secara berurutan, seperti tumbuhan lumut,
tumbuhan paku, rumput, perdu dan pohon berkayu. Selama proses ini, setiap kelompok komunitas
mengubah fisik dari substrat dan mikroklimatnya (kondisi suhu dan cahaya setempat) hingga tercapai
keseimbangan
Perubahan langsung dalam komposisi dan asosiasi biologis serta sifat-sifat ekosistem lingkungan
seperti yang di contohkan disebut : suksesi ekologi. Akhir dari suksesi adalah terbentuknya komunitas
dengan komposisi jenis yang relatif tetap dan stabil, dalam arti mencapai keseimbangan dengan
lingkungannya yang disebut Komunitas klimaks
Ada 2 tipe dalam pertumbuhan komunitas :
a. Tipe sereal, yaitu bila proses pertumbuhan komunitas dari keadaan awal yang steril hingga klimaks
terjadi secara berurutan, mis : yang terjadi pada anak Gunung Krakatau
b. Tipe siklik, yaitu terjadi pada daerah yang mengalami perubahan secara periodik, mis : pada daerah
pantai karena adanya pasang surut secara periodik
1. MACAM SUKSESI
Suksesi adalah : Proses perubahan dalam komunitas yang terjadi sedikit demi sedikit dalam
suatu jangka waktu tertentu sampai terjadi komunitas yang berbeda dari semula
Dalam interaksinya komunitas mengalami pertumbuhan yang dinamik sehingga tercapai klimaks.
Perkembangan suatu komunitas bertingkat. Dari komunitas pioner yang sederhana sampai pada
komunitas klimaks, terjadi pergantian beberapa species oleh species lainnya untuk mencapai
pertumbuhan yang stabil (klimaks) yang disebut suksesi ekologi.
Suksesi disebabkan oleh reaksi biologis, tumbuh-tumbuhan dan hewan pada fase pioner mengubah
lingkungan sehingga cocok bagi species baru, dan daur ini terulang lagi sampai mencapai klimaks.
Tahap-tahap suksesi :
Pengendalian yang menyebabkan terjadinya subtrat baru
Migrasi, kehadiran organ pembiak tumbuhan
Eksesis, perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi dan penyebaran
Kompetisi diantara species
Reaksi, perubahan bahitat oleh tumbuhan
Stabilisasi, menghasilkan komunitas-komunitas klimaks
b. Suksesi sekunder :
Adalah terjadi bila suatu komunitas/ ekosistem alam terganggu.
Dimana gangguan itu tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas
tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.
Contoh : lahan pertanian yang ditinggalkan, penebangan oleh manusia, angin ribut, kemarau
panjang, banjir, bekas kebakaran dan lain-lain.
C. TIPE-PIPE EKOSISTEM
Di Indonesia terdapat 4 kelompok ekosistem utama, yaitu
1. ekosistem bahari/ laut
2. ekosistem darat alami
3. ekosistem suksesi
4. ekosistem buatan
Keterangan :
1. Ekosistem Bahari / Kelautan,
3. Ekosistem Suksesi
Dalam suksesi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Suksesi Primer
2. Suksesi Sekunder
Proses suksesi ini dapat terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. Proses suksesi komunitas akan diakhiri sampai tercapainya suatu
komunitas klimaks yang keadaannya telah mantap. Dalam tingkat klimaks ini komunitas telah
tercapai homeostatis (keseimbangan) yang berarti bahwa komunitas itu sudah mampu
mempertahankan kestabilan komponennya, sehingga dapat menahan berbagai perubahan dalam
sistem secara keseluruhan. Tetapi ada yang berpendapat bahwa adanya komunitas klimaks
belum tentu dapat dicapai, karena dalam komunitas yang telah mantap juga menunjukkan
proses atau siklus perubahan-perubahan dan pembusukan.
3). Agroekosistem :
merupakan agroekosistem yang dibuat untuk keperluan budi daya tanaman pertanian.
Agroekosistem ini mempunyai bentuk yang beragam dan biasanya berkaitan erat dengan faktor
abiotik, seperti : iklim, tanah, topografi, budaya, curah hujan dan budaya.
Berbagai tipe agroekosistem yang ada di Indonesia, antara lain :
1. sawah tadah hujan 6. kolam
2. sawah irigasi 7. tambak
3. sawah pasang surut 8. perkebunan
4. sawah rawa 9. ladang
5. sawah surjan 10. pekarangan