Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan Ke-2 MK.

Ekologi Laut
Ekosistem Padang Lamun

• Pendahuluan (Peranan dan Ciri Khusus)


• Kondisi Lingkungan dan Faktor Pembatas

Departemen Ilmu Kelautan FIKP UNHAS


Makassar 2020
KONDISI LINGKUNGAN DAN FAKTOR PEMBATAS

1. CAHAYA
-Batas kedalaman maksimum untuk lamun ditentukan secara nyata oleh kedalaman
dimana intensitas cahaya cukup untuk menjaga pertumbuhan lamun di dasar
perairan  kedalaman kompensasi (Compensation Depth)

-Faktor lain yg disebabkan oleh peningkatan tinggi kolom air yg juga memainkan
peran dlm menentukan batas kedalaman maksimum pd pertumbhan lamun yaitu :
- warna air (secara khusus pd lokasi yg dipengaruhi oleh sungai besar dan
daerah lain yg melepaskan asam humic/yellow substances
- penurunan durasi lama pencahayaan (fotoperiod) di dasar perairan.
-Bukti dr pembatasan oleh cahaya pd distribusi lamun mencakup studi pada:
- Zostera marina dan Zostera capricorni
- Heterozostera tasmanica
- Thalassia testudinum
- Posidonia oceanica

-Kebutuhan minimum akan cahaya untuk lamun sekitar 10-20% dr cahaya


permukaan, lebih tinggi dr tanaman laut lainnya, mungkin karena kebutuhan
fotosintetik yg tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perakaran pd sedimen
yg anoksik.
-Di bawah dari kebutuhan minimum akan cahaya, lamun akan mati
-Peningkatan intensitas cahaya akan meningkatkan pertumbuhan lamun secara
linear.
-Reduksi cahaya pd akhirnya menurunkan area produktivitas tanaman (produksi
tanaman per unit area dasar)  konsep yg telah didokumentasikan pd banyak
jenis (Zostera marina; Heterozostera tasmanica; Thalassia testudinium ; Posidonia
sinuosa; Posidonia angustifolia; dan Halodule weightii).

-Kebutuhan cahaya bervariasi menurut jenis lamun dan distribusi kedalaman untuk
jenis yg berbeda sangat bervariasi.

-Suatu reduksi cahaya yg mencapai substrat menyebabkan komposisi spesies yg


beragam oleh peningkatan pertumbuhan yg memiliki kebutuhan cahaya yg rendah
atau mengurangi distrbusi vertikal (kedalaman).

-Jenis lamun yg diketahui terdpt pd kedalaman tinggi yaitu Halophila yg ditemukan


di Great Barrier Reef dengan perairan yg jernih yaitu pd kedalaman 58 m
(Lee Long et al. 1999).
-Pd perairan dangkal dan zona intertidal, produksi dan fotosintesis lamun dibatasi
oleh ketereksposan dgn kondisi pencahayaan yg tinggi.
-Fotoinhibisi dpt mencegah perbanyakan beberapa jenis lamun dan menghasilkan
suatu distribusi jenis yg toleran thdp cahaya yg tinggi.

2. KEDALAMAN PERAIRAN
-Tingginya kedalaman perairan tdk hanya mengurangi cahaya dan attenuasi
beberapa frekuensi/gelombang cahaya, tetapi juga meningkatkan tekanan
hidrostatik pd tanaman lamun.
- Terbatasnya fotosintesis pada Halodule uninervis di kedalaman tinggi mungkin
disebabkan dari besarnya tekanan hidrostatik.
3. PASANG SURUT DAN PERGEAKAN AIR

-Pasang surut membatasi kedalaman lamun untuk tumbuh oleh pengaruh


ketersediaan cahaya. Di bawah peningkatan tunggang pasang ( tidal ranges) sep
yg diamati oleh Koch & Bee (1996) pd jenis Zostera marina pd berbagai lokasi di
sepanjang Long Island Sound, USA, tanaman pd tepi hamparan yg lebih dalam
sedikit menerima cahaya pd pasang tinggi.
-Tunggang pasang juga berdampak pd sejumlah lamun di daerah intertidal yg
terekspos selama terjadi surut terendah.
-Pd tepi hamparan lamun yang dangkal di daerah intertidal akan menyebabkan
stres karena terekspos saat surut, termasuk fotoinhibisi, desikasi, terpanggang-
matahari, membeku dan kerusakan oleh UV.

-Pergerakan air, mencakup kecepatan arus, pola dan durasi arus, semuanya
berpengaruh thdp lamun dan struktur habitat. Biomas dan lebar daun serta tinggi
kanopi meningkat (dalam batas tertentu) dengan meningkatnya kecepatan arus.
-Pergerakan air penting dalam proses pembuahan/polinasi.
-Pada kecepatan yg rendah, peningkatan pergerakan air akan meningkatkan

fotosintesis jenis Thalassia testudinum dan Cymodocea nodosa (Koch, 1994).


-Pergerakn air (arus dan ekspos gelombang) seringkali menentukan
distribusi lamun. Umunya lamun toleran pd kisaran pergerakan air yg luas
(dari kondisi air yg stagnan sampai arus yg relatif cepat)
-Perubahan pola pergerakan arus pasang surut dapat menyebabkan erosi pd suatu
padang lamun dan menyisakan spesies-spesies yg memiliki kemampuan melekat
yang lebih baik.
- Beberapa genera beradaptasi untuk tumbuh pada
substrat lunak dan pasir, tapi di sisi lain tumbuh
subur pada daerah yg berenergi tinggi, seperti
Phyllospadix yg ditemukan pada zona pecah
gelombang (surf zone) di Pasifik Utara atau
Amphibolis dan Thalassodendron spp. yg melekat
pd batuan dan material kapur di daerah
gelombang dgn ketersedian sedimen yg kurang.

-Dampak langsung dr aktivitas gelombang thdp


distribusi lamun disebabkan oleh erosi, resuspensi
sedimen dan penutupan oleh transpor sedimen

-Perubahan fisik dari suatu pantai atau teluk oleh


arus dan gelombang yg ekstrem dapat secara
dramatis menyebabkan perubahan habitat yg sesuai
untuk pertumbuhan lamun.
4. SALINITAS
-Banyak studi yg telah menggambarkan perubahan distribusi dan kelimpahan
lamun dan makrofita pd daerah estauria sepanjang gradien temporal dan
spasial dr salinitas. Perubahan dalam struktur komunitas merupakan refleksi
antara rekrutmen, fotosintesis dan pertmbuhan individu suatu jenis, serta
kompetisi antarjenis di bawah perubahan faktor pembatas dr lingkungan

-Salahsatu genera lamun, Ruppia merupakan jenis yg ditemukan di air tawar


sampai air laut, bahkan pd lingkungan yg hipersalin.
-Beberapa jenis dr genera utama makrofita air tawar
Lepilaena dan Potamogeton ditemukan bercampur
dengan lamun di perairan laut (>20 ppt).
-Intrusi salinitas dpt mempengaruhi keberadaan
tanaman melalui pengaruhnya pada reproduksi
seksual ataupun perbanyakan vegetatif. Sebagai
contoh pd salinitas rendah, jumlah bunga yg dihasil-
kan oleh Zostera novazelandica lebih banyak drpd
salinitas tinggi.
-Reproduksi seksual lamun dpt berlangsung pd kisaran
salinitas yg lebar, namun beberpa jenis dpt dipengaruhi
oleh perubahan salinitas.
-pengaruh salinitas thdp lamun menciptakan stres osmotik dan menyebabkan mudah
terserang penyakit.

5. SUHU

-Pengaruh utama suhu pd lamun yaitu secara fisiologi, berhubungan dgn toleransi
suhu untuk setiap jenis dan kebutuhan optimumnya untuk fotosintesis, respirasi,
dan pertumbuhan. Sbg contoh: laju respirasi daun Zostera marina meningkat
lbh cepat dgn meningkatnya suhu drpd laju fotosintesis  menurunkan rasio P:R
dan pertumbuhan optimum pd suhu tinggi.
- Di atas suhu optimum, tanaman yg mengalamai stres suhu dapat menyebabkan
kerusakan dan akhirnya menyebabkan kematian.
-Perbedaan di antara jenis lamun dalam responsnya thdp suhu menyebabkan
ada perbedaan daya adaptasinya atau plastisitasnya  distribusi jenis
6. NUTRIEN
Nitrogen
-Nitrogen diidentifikasi sbg nutrien yg paling membatasi pertumbuhan lamun
-3 sumber nitrogen untuk pertmbhan lamun:
-resiklus nitrogen dlm sedimen
-nitrogen dlm kolom air
-fiksasi nitrogen dari udara
-ketersediaan nitrogen dlm sedimen bersumber dari:
-mikroba dan hewan-hewan dlm sedimen yg mengeluarkan amoniak
yg menambah konsentrasi nitrogen
-akar/rhizom yg mati menambah nitrat dan nitrit dalam sedimen
-amonium dioksigenasi menjadi nitrat dan nitrit untuk diserap oleh akar (peran
oksigen yg dikeluarkan oleh akar yg berasal dr daun)

-terdpt korelasi antara kepadatan vegetasi dengan bahan organik dlm sedimen,
sedimen halus dan total genangan nitrogen.

-nitrogen yg difiksasi oleh endobakteri pd rhizozpor dpt mensuplai 20-50%


dr kebutuhan lamun.
-nitrogen juga difiksasi oleh alga biru-hijau yg hidup sbg epifit pd daun lamun

Fosfat
-Fosfat dpt diserap lamun melalui akar dan daun
-akar lamun merupakan daerah tempat yg paling umum dlm penyerapan fosfat
-tumbuhan lamun merupakan pompa fosfat dari sedimen ke kolom air melalui
daun dan selanjutnya ke epifit dan diekskresikan oleh epifit ke kolom air.

6. PERUBAHAN IKLIM (CLIMATE CHANGE)

-Distribusi lamun akan dipengaruhi oleh perubahan iklim global melalui perubahan
habitat.
-Peningkatan suhu akan memberi dampak yg besar thdp perubahan laju pertum-
buhan lamun dan fungsi fisiologi lainnya.
-Distribusi lamun akan berubah sbg hasil dr peningkatan stres suhu thdp eksistensi
populasi lamun dan perubahan pola reproduksi seksualnya.
-Selain peningkatan suhu, perubahan iklim global mempengaruhi muka air laut,
peningkatan kedalaman perairan, perubahan variasi pasang surut ( tidal range)
perubahan pergerakan air, peningkatan intrusi air laut ke dalam estuaria dan
sungai dan juga intensitas dan frekuensi badai yg lebih besar
-intrusi air laut ke perairan tawar atau payau scr langsung mempengaruhi distribusi
lamun melalui perubahan kondisi pd lokasi yg spesifik, menyebabkan relokasi
beberapa jenis untuk tetap dlm zona pd batas toleransinya dan kemungkinan
lainnya yaitu ekspansi dari distribusinya menuju darat.

-perubahan distribusi dpt dihasilkan dari pengaruh perubahan salinitas thdp


perkecambahan biji, pembentukan propagula, fotosintesis, pertumbuhan dan
biomas. Juga, sejumlah komunitas tanaman dapat menurun atau hilang sbg hasil
dari meningkatnya aktivitas penyakit di bawah kondisi salinitas yg tinggi.

-peningkatan kedalaman perairan, akan mengurangi jumlah cahaya yg dapat


mencapai padang lamun, yg akan mengurangi produktivitas tanaman.
-peningkatan pergerakan air dan sirkulasi pasang surut akan mengurangi jumlah
cahaya yg mencapai tanaman oleh peningkatan turbiditas atau oleh peningkatan
pertumbuhan epifit.
BEBERAPA CATATAN EKOLOGI DR 12 JENIS LAMUN YG DITEMUKAN DI INDO

Famili : Hydrocharitaceae
Genus: Enhalus
E. acoroides
-Umumnya pd sedimen liat/lumpur hingga berukuran
medium dan kasar; daerah dgn bioturbasi yg tinggi;
ditemukan di daerah estuaria dan laguna bersalinitas
rendah; membentuk padang monospesifik dan
mendomnasi pd komunitas-campuran; sering hidup
bersama Thalassia hemprichii; menyebar pd kedlman
yg luas hingga 30 m; merupakan tempat berlindung
yg penting bagi juvenil ikan.
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides

Genus : Halophila

Dikenal sbg makanan dugong (sapi laut); ditemukan pd


Lingk laguna di daerah pasir halus hingga berukuran
medium

H. decipiens
H. minor Ditemukan pada lingk laguna
yg dangkal dgn substrat
pasir, sering bersama H.
ovalis

Spesies dominan di daerah intertidal, distribusi


kedalmannya luas hingga 40 m; jenis pionir
H. ovalis (perintis); umumnya di daerah dgn bioturbasi
tinggi; sering diikuti jenis Halodule dlm suksesi;
Sering ditemukan di depan mangrove mengarah
ke laut.
H.ovalis

H. ovalis
Belum ada informasi yg tersedia;
mungkin kita dibingungkan dgn
H. spinulosa
jenis Caulerpa srtulariodes dan
C. mexicana.
Genus : Thalassia

Jenis yg plg melimpah dan tersebar luas;


Sering mendominasi komunitas tercampur;
T. hemprichii kisaran kedlman dr intertidal hingga 30 m;
Tumbuh pd berbagai substrat seperti pasir
berliat, ukuran medium atau pecahan
karang yg kasar

Famili: Cymodoceae

Genus: Cymodocea

Salah satu jenis dominan di daerah


C. rotundata intertidal; jenis pionir; dikenal sbg makanan
dugong di Indonesia tiimur.
Dikenal sbg makanan dugong,
C. serrulata
sering ditemukan ke arah laut
setelah mangrove

Genus: Halodule

Tumbuh cepat; jenis pionir, sering


H. pinifolia ditemukan di daerah intertidal;
membentuk padang monospesifik
di substrat berlumpur
Sering membentuk padang
H. uninervis monospesifik di rataan terumbu
bagian dalam yg terganggu dan
menahan sedimen di daerah
slope; jenis pionir, makanan
dogong

Genus: Syringodium

Umumnya ditemukan pd substrat


S. isoetifolium pasir/lumpur/liat di daerah
subtidal yg dangkal.
Genus: Thalassodendron

Sering mendominasi daerah


sublitoral sebelah atas;
berasosiasi dgn karang; kisaran
T. ciliatum kedlman dr puncak terumbu
hingga kedlman 4 m; umum pd
laguna atol; membentuk padang
lamun monospesifik yg luas

Anda mungkin juga menyukai