METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pulau Bintan Timur, Kepulauan
Riau dengan tiga titik stasiun pengamatan pada bulan Januari-Mei 2013.
Pengolahan data dilakukan pada bulan Mei di Laboratorium Sedimentografi
Institut Teknologi Bandung dan Laboratorium Ilmu Teknologi Kelautan
Universitas Padjadjaran.
15
16
Satuan
Fungsi
GPS
(Global Positioning System)
Floating drogue
Kompas tembak
Derajat
Stopwatch
Menit
Menghitung kecepatan
berpindahnya floating drogue
Termometer
Pengukuran suhu
Refraktometer
Ppt
Pengukuran salinitas
Alat tulis
Grab Sampler
Tali penduga
Meter
Plastik sampel
Pengukuran kedalaman
Wadah menyimpan sampel
sedimen
Alkohol 10%
Ml
Kaca luv
Mm
Pengamatan jenis
makrozoobenthos
Oven
Celcius
Sieve shaker
Kamera digital
Megapixel
PC/Laptop
Dokumentasi
Pengolahan data dan penulisan
skripsi
Ms Excel
17
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini meliputi data primer yaitu data
pengukuran yang dilakukan pada bulan Mei 2013 seperti pengambilan sampel
sedimen di tiga titik stasiun berbeda sedangkan data sekunder yang digunakan
tertera pada Tabel 3 :
Tabel 3. Bahan penelitian dan sumber
Bahan
Arah dan kecepatan arus bulan Mei 2013
Peta sebaran sedimen
Pasang surut bulan Mei 2013
Sumber
BRKP, Jakarta
PPGL, Bandung
TMD
18
Kriteria
II
Sedimen jenis
lumpur
III
Lokasi
Bintan Timur
bagian
Tenggara
Bintan Timur
bagian
Tenggara
Bintan Timur
bagian Timur
Laut
Sub
Stasiun
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
Keterangan
Kedalaman 2 meter
Kedalaman 5 meter
Kedalaman 8 meter
Kedalaman 2 meter
Kedalaman 5 meter
Kedalaman 8 meter
Kedalaman 2 meter
Kedalaman 5 meter
Kedalaman 8 meter
19
20
kecepatan arus yang hasilnya ditampilkan berupa peta vektor. Selain arus,
parameter pendukung seperti suhu, salinitas, dan kedalaman juga diolah
menggunakan software surfer yang hasilnya ditampilkan berupa peta vektor.
3.4.1 Pengukuran Arus
Pengukuran arus menggunakan GPS, floating drouge, stopwatch, dan
kompas tembak. Cara kerjanya menurut Purba (2013) :
1. Lepaskan floating drogue. Catat posisi waktu pelepasan dengan GPS. Biarkan
floating drogue hanyut mengikuti arus. Setelah rentang waktu selama 5 menit
catat kembali posisi floating drogue dengan GPS, hal ini dilakukan sebanyak 3
kali di setiap sub titik stasiun.
2. Catat semua kondisi lokal seperti cuaca (hujan, cerah) dan laut yang dilihat
secara visual.
3. Bila floating drogue berhenti karena pembeban mengenai dasar perairan,
maka floating drogue dapat dipindahkan kembali kembali ke posisi pencatatan
terakhir. Kemudian floating drogue dilepas kembali.
Demikian seterusnya hingga pada pencatatan terakhir yang telah
ditentukan. Setelah pengamatan arus di lapangan kemudian dilakukan
pengumpulan data sekunder sebagai data pendukung untuk pengolahan dan
analisis data.
21
Nama Partikel
Ukuran (mm)
1.
Batuan (Boulder)
256
2.
3.
4.
Butiran (Granule)
42
5.
21
6.
7.
8.
9.
10.
Debu (Silt)
0.0625 0.0039
11.
Liat (Clay)
256 64
64 4
1 - 0.5
0.5 0.25
0.25 0.125
0.125 0.0625
sebagai
pengawet
selanjutnya
melakukan
identifikasi
22
(2001)
menyatakan
bahwa
salinitas
yang
ditolerir
oleh
3.5.1 Arus
Data arus yang didapat berdasarkan arus menjelang pasang dan arus
menjelang surut. Pengolahan data arus akan dipetakan menggunakan software
surfer berupa peta kontur yang mana berasal dari data lapangan berupa arah dan
23
kecepatan tiap sub stasiun. Sebelumnya satuan kecepatan arus dikonversi terlebih
dahulu dari meter per menit menjadi meter per detik. Setelah dikonversi, baik arah
maupun kecepatan tiap sub stasiun akan diolah dan dirata-ratakan nilainya untuk
diolah kembali yang hasilnya akan ditampilkan menjadi peta arus menjelang
pasang dan arus menjelang surut.
3.5.2 Makrozoobenthos
Sampel makrozoobenthos sendiri ditentukan oleh arus yang terdapat di
perairan tersebut. Hal ini akan dikaji secara deskriptif berdasarkan kecepatan arus
dan jenis sedimen. Sehingga dari sini kita dapat mengetahui kelimpahan
makrozoobenthos yang terdapat di suatu perairan dengan kecepatan yang seberapa
besar dan sejauh mana pengaruhnya. Kelimpahan makrozoobenthos dihitung
dengan menggunakan formula Azis (1998) dalam Rani dan Arifin (2006) :
24
(Tabel 5) untuk mengetahui secara spesifik jenis fraksi yang terkandung pada
setiap stasiun.
3.5.4 Suhu dan Salinitas
Data suhu dan salinitas yang telah didapat akan diolah dan dipetakan
dalam bentuk peta kontur menggunakan software surfer sebagai data pendukung
dalam menganalisis kelimpahan makrozoobenthos terhadap arus. Peningkatan
suhu dan salinitas di atas ambang batas berpengaruh terhadap proses, fisik dan
kimiawi suatu perairan dimana arus dapat menyebabkan perubahan suhu dan
salinitas serta dapat menyebarkan makanan, membawa dan menyebarkan larva
hewan ke tempat lain.
25
Dimana :
= variabel x
= rata-rata variabel x
= variabel y
= rata-rata variabel y
2.
3.