SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan
pada Jurusan Pendidikan Biologi
OLEH
HASWAN
A1C2 11 004
i
\
ii
iii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
v
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 25
A. Hasil Penelitian........................................................................... 32
B. Pembahasan ................................................................................ 59
BAB V PENUTUP......................................................................................... 67
A. Simpulan ..................................................................................... 67
B. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 69
LAMPIRAN.................................................................................................... 71
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
4.20. Arcopora palifera Oken ............................................................................ 54
4.21. Favia stelingeran Oken............................................................................. 55
4.22. Ouphyllia bennettae veron ........................................................................ 55
4.23. Pectinia alcicornis Oken........................................................................... 56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar, Baginda Muhammad SAW, serta para
Penulisan hasil penelitian ini dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari. Penulis menyadari
bahwa dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat terbatas, maka tidak
mengherankan apabila teknik penulisan dan penyajian materi dalam hasil penelitian
diupayakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
Hasil penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak
sehingga hambatan dan kesulitan dapat diatasi. Oleh karena itu, melalui kesempatan
xi
Drs. H.M. Sirih, M. Si selaku pembimbing I dan kepada Drs. Parakkasi, M. Pd
4. Penasehat Akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Studi Pendidikan Biologi atas bimbingannya kepada
6. Orang Tua dan Saudara-saudara saya tercinta yang selalu mendoakan dan
10. Rekan-rekan sejati yang selalu memberikan doa dan dukungan yang penuh.
Teriring salam dan doa akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang tak
xii
memberikan sumbangan baik moril maupun material. Tak lupa buat seluruh
keluarga tercinta yang tak henti-hentinya memberi nasehat serta pandangan demi
Penulis
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
kawasan Taman Nasional Wakatobi yang berada di pusat segitiga karang dunia
(The heart of coral triangle centre). Wakatobi memiliki kekayaan sumber daya
laut yang melimpah dan eksotik. Terumbu karang yang mempesona dan dihuni
oleh beragam hewan laut serta berbagai jenis tumbuhan laut layaknya sebuah
taman di lautan. Selain itu, pantai yang di hiasi pasir putih membentang
dahulu juga dikenal dengan nama Celebes adalah suatu pulau di gugusan Sunda
1
2
penunjukan Taman Nasional Wakatobi sebagai Taman Nasional Model. Hal ini
berdasarkan keindahan terumbu karang dan banyaknya fauna laut yang dimiliki
Taman Nasional Wakatobi, salah satunya ikan karang (Anonim, 2006 : 1).
merupakan organisme besar yang mencolok yang dapat ditemui pada terumbu
karang. Karena jumlahnya sangat besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu
karang, maka dapat terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong
hubungan yang ada dalam ekosistem terumbu karang. Sulit untuk membayangkan
tinggi. Karang yang sangat produktif ini, diandaikan seperti oase di tengah gurun
pasir yang gersang. Karang yang produktif mampu memberikan tempat hidup
Wilayah terumbu karang terdapat banyak jenis makhluk hidup yang saling
yang berbeda. Asosiasi ini adalah suatu rangkaian asosiasi yang bukan hanya
lainnya, seperti tempat berlindung, tempat tingggal dan mencari makan. Di Pulau
Hoga banyak ditemukan jenis-jenis ikan karang. Namun, untuk meneliti tentang
latar belakang di atas peneliti tertarik meneliti tentang Jenis-jenis ikan yang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah jenis-jenis ikan karang apa
saja yang berasosiasi dengan terumbu karang di Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Sebagai bahan acuan dan pembanding bagi peneliti selanjutnya yang relevan.
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dengan pokok bahasan dunia
A. Kajian Teori
1. Ikan Karang
sehingga apabila terumbu karang rusak atau hancur maka ikan karang juga
pemberitahuan bahwa spesies itu mengandung racun atau zat lain yang
5
6
karang di dasarkan pada tingkat asosiasi ekologis antara ikan dan karang, dari
segi peran karang dalam menyediakan makanan dan tempat perlindungan. Ikan
karang ini terdiri dari beberapa famili yang ditemukan pada terumbu karang
meliputi :
atau zooplankton.
hari.
telur ikan lainnya dan alga berfilamen, beberapa spesies lainnya pemakan
plankton.
plankton.
keberadaan invertebrata laut atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang di
udang- udangan atau cacing dan beberapa spesies adalah pemakan plankton.
yang berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama. Beberapa
alga dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga
serta membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish menjadi salah
14. Serranidae: dikenal dengan sea bass, kerapu, predator penggali dasar,
15. Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki
tabular tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.
rantai makan. Rantai makanan ini mengikuti pola umum, yakni tumbuhan
dimakan oleh pemakan daging atau karnivora. Karnivora ini di makan oleh
karnivora yang lebih besar dan seterusnya sampai tidak ada lagi yang
Semua jenis ikan pada terumbu karang masuk kedalam jaringan yang rumit
dari hubungan :
karang.
suatu hal yang menarik perhatian. Tipe pemangsa yang paling banyak terdapat
karena variasi habitat yang terdapat di terumbu karang. Terumbu karang tidak
hanya terdiri dari karang saja, tetapi juga daerah berpasir, berbagai teluk dan
celah dan juga perairan yang dangkal dan zona-zona yang berbeda melintasi
11
jumlah ikan karang. Berbagai habitat dan asosiasinya dengan ikan karang
anemon laut (Nybakken, 1992 : 328-329). Karang dan anemon laut adalah
anggota taksonomi yang sama dari Anthozoa. Perbedaan yang utama adalah
anemon tidak. Karang dapat berkoloni atau sendiri, tetapi hampir semua
(gambar 2.4). Tiap mangkuk atau koralit mempunyai beberapa seri septa yang
tajam berbentuk daun yang keluar dari dasar. Pola septa ini berbeda-beda tiap
Alga ini mengendapkan CaCO3 seperti juga karang, tetapi alga cenderung
Scleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme lain
pesisir dan laut yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur
khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur. Ekosistem ini terdiri atas
ekologis dan ekonomis yang tinggi. Selain berperan sebagai pelindung pantai
dari hempasan ombak dan arus kuat, terumbu karang juga mempunyai nilai
ekologis sebagai habitat, tempat mencari makanan, tempat asuhan dan tumbuh
besar, serta tempat pemijahan bagi berbagai biota laut (Amin, 2009 : 2).
14
meter, bahkan karang juga dapat hidup pada kedalaman 60-70 meter dengan
menyatakan terumbu karang tidak terdiri dari karang saja, tetapi juga daerah
berpasir, berbagai teluk dan celah, daerah alga dan juga perairan yang dangkal
laut lainnya dan mereka terbentuk dari aktivitas biologi. Pada dasarnya karang
hewan karang dengan sedikit tambahan dari algae berkapur dan organisme
karang ini termasuk kelompok hewan dan bukan sebagai kelompok tumbuhan.
Menurut Amin (2009 : 2), terumbu karang tidak dapat hidup di air
tawar atau muara, akan tetapi hidup di perairan laut yang memiliki syarat-
macam, yakni sebagai tempat hidup bagi berbagai biota laut tropis lainnya.
dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan dan tujuan wisata, selain itu,
yang bersifat teritorial, yaitu densitas yang tinggi dan diversitas dari ikan-
terumbu karang.
16
telah tereduksi. Lendir ini merupakan sumber pakan penting bagi jenis ikan
atau ratusan km) dipisahkan oleh goba, yang dalam sekitar 40-75 m.
17
penghalang, atol ini bertumpu pada dasar yang dalamnya di luar batas
karang batu dapat tumbuh. Memurut teori Darwin atoll bermula dari
terumbu pantai.
karang yaitu :
1. Kedalaman
25 m atau kurang.
2. Cahaya
Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersama
3. Sanilitas
bertahan pada sanilitas yang jelas menyimpang dari sanilitas air laut
normal (32-35).
4. Pengendapan
hermatipik tidak dapat bertahan dengan adanya endapan yang berat, karena
itu endapan dalam air, akan mengurangi cahaya yang dibutuhkan untuk
antara spesies yang satu dengan spesies yang lain dalam komunitas. Interaksi
alga.
spesies.
biota (spesies yang sama atau berbeda) yang dikategorikan dalam beberapa
aspek yaitu:
2. Grazing: kegiatan memakan alga oleh ikan herbivora dari jenis Siganiidae,
jumlah alga.
Interaksi ikan karang dengan terumbu karang dapat dibagi menjadi tiga
bentuk yaitu :
2. Interaksi dalam mencari makan: meliputi hubungan antara ikan karang dan
3. Interaksi tidak langsung: sebagai akibat dari struktur karang dan kondisi
yaitu :
Ikan karang adalah ikan yang berasosiasi dengan karang (sebagai tempat
1. Bentuk tubuh: karang memiliki bentuk tubuh yang berbeda, bentuk tubuh
2. Pewarnaan: warna yang mencolok, bentuk dan pola yang aneh dari
kebanyakan ikan karang merupakan hal yang menjadi ciri khas yang
dimiliki oleh ikan karang. Pola yang aneh dari ikan karang merupakan
mengandung zat lain yang tidak disukai oleh predator. Penjelasan lain
B. Kajian Empirik
1. Rani dkk (2010 : 11), menyatakan di daerah reef slope terumbu karang
famili. Komposisi jenis ikan didominasi oleh ikan mayor baik dalam hal
2. Sugianto dan Mujiyanto (2013 :30), komposisi jenis ikan karang yang
Lawang, Gili Sulat, dan Gili Bidara ditemukan sebanyak 17 familia yang
Gili.
C. Kerangka Konseptual
Wakatobi merupakan taman wisata laut yang unik. Keunikan taman wisata
ini dapat dilihat dari potensi laut yang memiliki beragam terumbu karang.
Terumbu karang yang masih utuh keasliannya merupakan potensi tersendiri dari
23
Pulau Hoga terletak diantara Pulau Wanci dan Kaledupa, letak pulau ini
tidak teramat sulit untuk ditemukan sebab letaknya merupakan jalur yang
biasanya dilalui oleh kapal laut yang hendak berpergian. Pulau Hoga sangat
terkenal dengan keindahan terumbu karangnya. Pulau ini sering dikunjungi oleh
ikan karang yang hidup diantara karang yang berada di pulau Hoga. Ikan-ikan ini
dimanfaatkan selain sebagai bahan konsumsi juga dilindungi oleh Balai Taman
karang.
karang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang jenis-jenis ikan
yang berasosiasi dengan terumbu karang. Peneliti hanya terfokus pada asosiasi
bdan jenis-jenis ikan karang yang berada di Pulau Hoga. Lebih jelasnya dapat
Ikan Karang
Asosiasi
Pengelompokan Tipe-tipe
Ikan Asosiasi
atas dua tahap penelitian. Penelitian langsung di lapangan dan dilanjutkan dengan
1. Definisi Operasional
a. Ikan karang, yaitu semua spesies ikan yang ditemukan berasosiasi dengan
terumbu karang.
b. Terumbu karang, yaitu hewan laut yang menyediakan ruang hidup bagi
c. Asosiasi, yaitu bentuk hubungan yang terjadi antara ikan dan terumbu
karang.
2. Indikator Penelitian
morfologi ikan karang meliputi bentuk tubuh, ukuran tubuh dan warna tubuh
serta habitat hidup ikan tersebut. Indikator penelitian tentang asosiasi ikan
25
26
a. Penghuni tetap: jika spesies ikan karang memijah dan menghabiskan sebagian
1. Mencari makan: jika spesies ikan karang yang secara aktif memakan
C. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah semua ikan karang yang
berososiasi dengan terumbu karang di Pulau Hoga meliputi bentuk morfologi dan
1. Metode Penelitian
penelitian.
27
2. Desain Penelitian
a. Lokasi Penelitian
b. Rancangan Penelitian
dilakukan selama 9 jam yang dibagi menjadi 4 periode, yaitu jam 06.00-
09.00 WITA (saat air pasang), jam 09.00-11.00 WITA (saat air pasang),
jam 11.00-13 WITA (saat air surut) dan jam 13.00-15.00 WITA (saat air
1. Instrumen Penelitian
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
3.2.
2. Prosedur Penelitian
dimulai dari ujung dermaga sampai surut terendah yang memiliki area
sampai ke arah laut dalam dengan luas sekitar 30 meter . Jarak antara
selama 9 jam.
10. Mengamati asosiasi yang terjalin antara jenis ikan karang dengan
terumbu karang.
31
Identifikasi Ikan Karang dan Invertebrata Laut oleh Setiawan (2011), Coral Reef
oleh Steene dan Allen (2003) dan Iktiologi oleh Andy Omar (1987). Selain itu
juga sampel dicocokkan dengan sumber literatur lain yang relevan meliputi,
taksidermi, foto ikan karang, jurnal penelitian ikan karang, buku identifikasi jenis
A. Hasil Penelitian
letak penelitian yang dilakukan (Pulau Hoga) terletak pada titik koordinat 5
karang Pulau Hoga adalah 60 meter dan terjauh 5,2 kilometer (Anonim, 2007
32
33
: 2). Lokasi penelitian memiliki topografi dengan hamparan pasir putih dan
kedalaman 1 meter. Letak lokasi ini mulai dari ujung dermaga sampai
surut terendah.
kedalaman 3-4 meter. Letak lokasi ini mulai dari ujung dermaga menuju
ke lautan.
Parameter fisik dan kimia yang diukur meliputi suhu, ph air, dan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa suhu pada stasiun I adalah berkisar antara
adalah ikan dari kelas Actinopterygii sebanyak 19 spesies. Jenis ikan karang
yang ditemukan di kawasan perairan Pulau Hoga dapat dilihat pada table 4.2
Tabel 4.2. Tabel Klasifikasi Jenis ikan karang yang ditemukan di kawasan
perairan Pulau Hoga
Ordo Familia Genus Species
Acanthuridae Ctenochaetus Ctenochaetus striatus Kittlitz
Apogon Apogon komodoensis Cuvier
Apogonidae
Chelodipterus Cheilodipterus artus Lecepede
Balistidae Sufflamen Sufflamen chrysopterus Bloch
Ephippidae Platax Platax teira Forsskal
Labridae Labroides Labroides demiatus Valenciennes
Monacanthidae Amanses Amanses scopas Linnaeus
Nemipteridae Scolopsis Scolopsis binicleatus Bloch
Amblyglypidodon Amblyglypidodon aruanus Cuvier
Dascyllus Dascyllus aruanus Linnaeus
Perciformis
Abudefduf septemfasciatus Quoy
Abudefduf
dan Gaimard
Pomacentridae Chormis Chormis vidris Cuvier
Chrysiptera Chrysiptera stinger Cuvier
Chrysiptera Chrysiptera unimaculata Cuvier
Dischistodus Dischistodus melanotus Bleeker
Dischistodus Dischistodus perpicillatus Cuvier
Pomancetrus Pomancetrus amboinensis Bleeker
Scaridae Scarus Scarus bleekeri Forsskal
Serranidae Cephalopholis Cephalopholis boenak Bloch
sampel jenis ikan karang yang berasosiasi dengan terumbu karang sebanyak
19 spesies ikan karang. Spesies ikan yang ditemukan terdiri dari 10 Familia,
35
Deskripsi :
terdapat garis kuning di bagian kepala. Ekor; bulan sabit, coklat halus.
mencari makan.
terdapat spot berwarna jingga dan sirip pectoral kekuningan. Perut berwarna
coklat dan pangkal ekor terdapat kill tajam. Hidup di daerah karang, rubble,
soliter sehingga schooling dengan spesies lain. Tipe pemakan fitiplankton dan
bentik alga.
Deskripsi :
coklat dan halus, pangkal ekor berwarna hitam dan putih. Kepala; berwarna
coklat dan terdapat garis putih dari mulut hingga mata. Apogon komodoensis
pangkal ekor berwarna hitam samar dan berwarna putih, terdapat garis warna
coklat putih memanjang dari mulut hingga mata. Hidup berkelompok di celah-
Deskripsi :
spot hitam kecil yang dikelilingi warna kuning di bagian pangkal ekormya.
Cardinalfish) atau yang biasa dikenal dengan ikan sirinding memiliki tubuh
38
memiliki spot (garis) hitam kecil yang dikelilingi warna kuning di pangkal
di celah atau goa kecil di karang. Kadang juga berada di atas karang bercabang,
lebih sering terlihat soliter. Tipe pemakan ikan kecil atau karnivora.
Deskripsi :
memiliki bintik-bintik coklat apabila dilihat lebih dekat. Sirip; putih halus dan
di bagian ujung berwarna hitam. Ekor; bersegi, halus, dan berwarna jingga dan
putih. Kepala; bagian atas berwarna hitam coklat dan bagian bawah berwarna
hitam kebiruan.
39
badan coklat gelap, di bawahnya dengan sirip ekor di batasi putih dan
mulai dari laguna hingga lereng karang. Soliter dan teritorial, ovipar dan
Deskripsi :
Platax teira Forsskal hidup di daerah karang. Tubuh; pipih, dasar putih
berwarna putih di pangkal ekor. Bagian atas kepala berwarna coklat kehitaman
dan mulut berwarna coklat. Ikan ini susah untuk di dekati, selalu menghindari
ketika di dekati.
40
putih di batasi garis coklat gelap gingga sirip perut dan anal. Hidup di daerah
kaya karang di laguna dan lereng karang, soliter, berpasangan atau kelompok.
Biasa ditemukan di area campuran alga dan karang. Hidup di kedalaman 1-25
Deskripsi :
sering terkihat di area terumbu karang untuk mencari makan. Selain mencari
belakangnya. Garis hitam dari mulut dan melenar ke ekor. Hidup soliter,
Deskripsi :
dengan garis-garis hitam di tubuhnya. Ekor; bersegi, hitam gelap dan berwarna
42
putih di pangkal ekor. Bagian atas kepala berwarna coklat kehitaman dan mulut
berwarna coklat. Ikan ini susah di dekati, selalu menghindari ketika di dekati.
Filefish) memiliki tubuh; coklat dengan 12 garis gelap. Sirip ekor berwarna
coklat gelap. Mulut berwarna coklat gelap, jantan memiliki duri panjang di
dekat pangkal ekor. Hidup di daerah pantai hingga lereng karang yang jernih,
biasa di daerah kaya karang dan rubble, bersembunyi di celah rubble saat di
Deskripsi :
atas kekuningan, dan di bagian tubuh bawah berwarna putih. Kepala; memiliki
43
3 garis di bagian atas, dan 2 garis melengkung di bawah mata. Ekor; bercangak
bagian atas dan putih di bawah badan. Tiga garis atas kepala, dua garis
melengkung dari dekat mata ke dorsal. Hidup di daerah terumbu karang, daerah
Deskripsi :
(Gorden damselfish) yang biasa dikenal dengan sebutan betok kuning memiliki
tubuh berwarna kuning oval, dewasa bagian kepala agak keunguan sedikit.
Hidup di daerah lereng karang, laguna dan karang terjal berarus. Biasa berada
dekat dengan gorgonian atau kipas laut. Hidup di kedalaman 3-45 m. Tipe
pemakan zooplankton.
Deskrripsi :
memiliki 2 warna dimana pada tubuhnya terdapat warna belang yaitu warna
hitam dan putih. Garis warna hitam dan putih mulai dari kepala sampai pangkal
Dascyllus) yang biasa dikenal dengan ikan Dakocan memiliki tubuh dasar putih
dengan 3 garis hitam, dengan mata putih. Ekor berwarna hitam transparan
dengan sisip perut hitam dengan bintik yang mencolok pada punggunng. Hidup
Deskripsi :
pipih, kuning dengan 6 garis hitam. Garis hitam mulai dari pangkal ekor sampai
dekat kepala bagian mulut. Ekor; bercangak, abu-abu hitam dan halus.
Gaimard (Bandit Sergeant), badan kuning dengan 6-7 garis abu-abu hitam.
Hidup di daerah laguna dan terumbu karang berbatu dangkal dan sangat
Deskripsi :
pucat, memiliki garis-garis hijau pucat di tubuhnya yang tidak terlalu nampak.
47
Ekor; bercangak, hijau pucat dan halus. Kepala; hijau pucat dan di bagian atas
Damselfish) yang biasa dikenal dengan sebutan betok ijo atau jae-jae memiliki
warna tubuh hijau pucat dan jantan berwarna kuning. Hidup berkelompok di
Deskripsi :
halus. Kepala; biru kehitaman dan memiliki spot hitam di bagian mulut.
demoiselle) yang biasa dikenal dengan sebutan Betok neon memiliki tubuh
berwarna biru dengan bercak hitam di atas kepala. Hidup di area karang yang
Deskripsi :
Tubuh; pipih, hitam gelap. Ekor; sedikit cekung dan hitam halus.
renang di terumbu karang untuk mencari makan. Selain di terumbu karang ikan
ini dapat ditemui di daerah karang berbatu dangkal dan bangkai kapal.
49
hitam. Hidup di daerah pantai karang beralga, rubble atau daerah karang
berbatu dangkal. Soliter atau kelompok kecil. Hidup di kedalaman 0-30 m. Tipe
Deskripsi :
Tubuh; pipih, bagian atas hingga tengah berwarna kehitaman dengan batas
kunig dan sebagian tubuhnya berwarna putih susu. Kepala; bagian atas
berwarna kehitaman dan bawah mulut berwarna kuning. Ekor; sedikit cekung,
(Black-Vent Damsel) yang biasa dikenal dengan betok susu. Tubuh bagian atas
dari kepala hingga tengah dorsal tengah kehitaman dengan batas kuning dan
sebagian perut bawah dekat anal. Tubuh putih dengan bercak merah muda di
sekitar insang. Hidup di daerah pasir dan rubble di area laguna dan terumbu
Deskripsi :
gua kecil di daerah karang. Tubuh; pipih, putih krem dengan 2 garis hitam di
badan. Ekor; sedikit cekung, putih krem keabu-abuan dan halus. Kepala;
Damsel) yang sering dikenal dengan betok susu, tubuh berwarna putih krem
dengan 2-3 spot hitam agak memanjang. Bagian depan kepala kehijauan.
Hidup di daerah path reef, laguna dangkal, pasir di daerah karang, dan padang
lamun. Hidup di kedalaman 1-10 m. Tipe pemakan alga bentik dan detritus.
Deskripsi :
bagian atas badan agar kebiruan. Sirip; berwarna kuning dan terdapat bintik
hitam di bagian sirip. Mulut; kekuningan sampai dekat insang. Ekor; sedikit
(Ambon Damsel) memiliki tubuh berwarna kuning cerah, di bagian badan agak
kebiruan dengan spot hitam di dorsal belakang. Hidup di daerah laguna, karang,
daerah pasir atau batu di karang. Hidup di kedalaman 2-40 m. Tipe pemakan
Deskripsi :
sisik yang tebal. Ekor; bersegi, hijau kebiruan. Kepala; di bagian mata
terdapat garis-garis biru dan di bawah mulut berwarna putih dan sangat
menonjol.
53
badan berwarna merah muda kebiruan di bagian perut dan di bagian atas
kehijauan. Ciri utamanya adalah hijau stabilo pada bagian atas pangkal
ekornya. Hidup di daerah kaya karang di pantai hingga lereng. Soliter atau
berkelompok kecil. Hidup pada kedalaman 2-18 m dan tipe pemakan alga
bentik.
Deskripsi :
caudal hitam dengan ujung kebiruan. Ekor; bersegi dan coklat kebiruan.
(Chocolate Hind) yang sering dikenal dengan sebutan Kerapu karet. Tubuh
coklat kebiruan dan kadang terlihat bercak kemerahan. Tedapat 7-8 garis
vertikal samar-samar di badan. Sirip coklat dengan ujung sirip dorsal, anal dan
pojok caudal hitam dengan ujung kebiruan. Hidup di daerah pesisir, rubble,
karang yang agak keruh. Sering terlihat soliter dan berpasangan memijah.
Apogon komodoensis
Gambar 4.21. Favia stelingera Oken Cuvier, Labroides
demidiatus Valenciennes,
Scolopsis bilineatus Bloch
dan Dischistodus melanotus
Bleeker
Tabel 4.4. Bentuk Asosiasi Ikan terhadap Terumbu Karang Kedalaman 1 meter
Spesies Karang Spesies ikan yang ditemukan Bentuk Asosiasi/interaksi
Menetap sewaktu-waktu,
Amblyglypidodon aruanus
grazing dan bersifat
Cuvier
mutualime
Menetap sewaktu-waktu,
Cheilodipterus artus
grazing dan bersifat
Lecepede
mutualisme
Menetap sewaktu-waktu,
Chormis vidris Cuvier grazing dan bersifat
mutualisme
Arcopora Menetap sewaktu-waktu,
palifera Akon Chrysiptera stinger Cuvier grazing dan bersifat
mutualisme
Menetap sewaktu-waktu,
Chrysiptera unimaculata
grazing dan bersifat
Cuvier
mutualisme
Menetap sewaktu-waktu dan
Ctenochetus stratus Kittlitz
bersifat parasitisme
Menetap sewaktu-waktu,
Dascyllus aruanus Linnaeus grazing dan bersifat
mutualisme
Penghuni tetap, grazing
Apogon komodoensis Cuvier
bersifat mutualisme
Menetap sewaktu-waktu,
Dischistodus melanotus
grazing dan bersifat
Bleeker
mutualisme
Favia stelingera
Menetap sewaktu-waktu,
Akon Labroides demidiatus
grazing dan bersifat
Valenciennes
mutualisme
Scolopsis bilineatus Bloch Menetap sewaktu-waktu,
grazing dan bersifat
mutualisme
59
Tabel 4.5. Bentuk Asosiasi Ikan terhadap Terumbu Karang Kedalaman 3-4 meter
Spesies Spesies ikan yang
Bentuk Asosiasi/interaksi
Karang ditemukan
Abudefduf septemfasciatus Menetap sewaktu-waktu, grazing
Quoy dan Gaimard dan bersifat mutualisme
Menetap sewaktu-waktu dan
Amanse scopas Linnaeus
bersifat parasitisme
Amblyglypidodon aruanus Menetap sewaktu-waktu, grazing
Cuvier dan bersifat mutualisme
Cheilodipterus artus Menetap sewaktu-waktu, grazing
Lecepede dan bersifat mutualisme
Menetap sewaktu-waktu, grazing
Chormis vidris Cuvier
dan bersifat mutualisme
Menetap sewaktu-waktu, grazing
Chrysiptera stinger Cuvier
dan bersifat mutualisme
Chrysiptera unimaculata Menetap sewaktu-waktu, grazing
Arcopora
Cuvier dan bersifat mutualisme
palifera
Ctenochetus stratus Menetap sewaktu-waktu dan
Akon
Kittlitz bersifat parasitisme
Dascyllus aruanus Menetap sewaktu-waktu, grazing
Linnaeus dan bersifat mutualisme
Dischistodus melanotus Menetap sewaktu-waktu, grazing
Cuvier dan bersifat mutualisme
Dischistodus Menetap sewaktu-waktu, grazing
perpiucillatus Cuvier dan bersifat mutualisme
Menetap sewaktu-waktu, grazing
Platax teira Frosskal
dan bersifat mutualisme
Pomancetrus amboinensis Menetap sewaktu-waktu, grazing
Bleeker dan bersifat mutualisme
Menetap sewaktu-waktu, grazing
Scarus bleekeri Forsskal
dan bersifat parasitisme
Apogon komodoensis Penghuni tetap dan bersifat
Favia
Cuvier mutualisme
stelingera
Dischistodus melanotus Menetap sewaktu-waktu, grazing
Akon
Bleeker dan bersifat mutualisme
60
B. Pembahasan
mulai dari datar sampai landai ke arah laut. Lokasi penelitian yang dilakukan
oleh peneliti memiliki hamparan terumbu karang yang luas. Peneliti melakukaan
penelitian yang memiliki konfigurasi datar dengan kedalaman antara 1-4 meter,
kedalaman 3-4 meter. Lokasi penelitian memiliki substrat berpasir yang datar
untuk mempelajari gejala-gejala fisika di dalam laut, tetapi juga ada kaitannya
Data hasil pengukuran suhu air laut di lokasi penelitian (Pulau hoga)
berkisar antara 26-30 C. Hasil penelitian pengukuran suhu pada stasiun I adalah
berkisar antara 29-30 C, sedangkan suhu pada stasiun II berkisar antara 26-29
C. Suhu ini merupakan suhu optimum untuk terumbu karang. Menurut Nontji,
(2005 : 53-55), Suhu air permukaan di seluruh Nusantara berkisar antara 28-29
C. Di lokasi yang adanya penaikkan air (up welling), misalnya di laut banda,
suhu air bisa turun sampai sekitar 25 C. Hal ini disebabkan karena air yang
dingin dari lapisan bawah terangkat ke atas. Suhu air di dekat pantai biasanya
sedikit lebih tinggi dari pada di lepas pantai. Lagoon yang dangkal atau di
kobakan air yang terperangkap air surut, biasanya di jumpai suhu yang panas di
Air naik atau up welling adalah istilah yang lazim digunakan untuk
menyatakan proses penaikan massa air dari bawah kepermukaan. Gerakan naik
ini membawa air yang suhunya lebih dingin, salinitas yang tinggi dan zat-zat
hara yang kaya seperti fosfat dan nitrat ke permukaan. Air naik meliputi daerah
kegaraman) yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut
dalam satu liter air yang dinyatakan dalam satuan . Data hasil pengukuran
salinitas dilokasi penelitian antara stasiun I dan stasiun II berkisar antara 32-40
62
organisme lautan sejati tidak dapat bertahan pada salinitas yang jelas
menyimpang dari salinitas air laut normal (32-35 ). Hal ini juga diperkuat oleh
34-35 . Hal ini bisa terjadi karena diperairan pantai terjadi pengeceran,
Ikan karang adalah salah satu kelompok hewan yang berasosiasi dengan
area terumbu karang. Ikan karang juga salah satu komunitas pada ekosistem
Sebaran ikan karang sangat ditentukan oleh kondisi dan variasi habitat terumbu
karang. Penurunan kondisi terumbu karang baik oleh faktor alam maupun
dilokasi penelitian terdiri dari 19 spesies ikan karang, didominasi oleh famili
famili Labridae (1 spesies). Spesies ikan yang ditemuka pada stasiun I sebanyak
Serranidae. Spesies ikan karang yang ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari
segala serta menjadikaan terumbu karang sebagai tempat hidupnya (Robert dan
keanekaragaman jenis ikan yang cukup tinggi yang banyak di jumpai jenis ikan
hias dan jenis ikan yang paling mendominasi dari kedua stasiun penelitian adalah
(1985).
laut pada umumnya hidup di daerah karang pada kedalaman 1-15 m. Ikan
berlindung. Jenis ikan karang dari famili Pomacentridae umumnya hidup pada
daerah yang mempunyai tempat berlindung, di batu-batu bulat yang besar atau
tempat mencari makan (feeding ground), bahkan beberapa jenis dari famili
65
berasosiasi dengan berbagai komponen terumbu karang baik karang keras (hard
coral), karang mati, alga maupun komponen abiotik. Disamping itu disebabkan
karena sifat fisik habitat dan kompleksitas terumbu karang sehingga dapat
sangat luas dan merupakan asosiasi organisme yang kompleks yang mempunyai
sejumlah tipe habitat yang berbeda-beda dan semua berada dalam sistem yang
yang di penuhi kapsul berduri. Nematokis merupakan alat yang digunakan untuk
Arcopora palifera Akon, Favia stelingera Akon, Oupyllia bennettae veron, dan
ini merupakan spesies karang Arcopora palifera Akon dari famili Arcoporidae.
66
Hal ini, menunjukkan bahwa di lokasi penelitian karang Arcopora palifera Akon
sebagian ikan bersifat sementara, namun tetap memiliki asosiasi yang kuat
suatu habitat sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, jika suatu saat
kondisi lingkungan tidak sesuai bagi ikan maka ikan- ikan akan berpindah
mencari tempat yang lebih cocok untuk dijadikan habitat sementara maupun
tetap, kondisi perairan seperti arus, gelombang dan kualitas perairan akan
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku ikan (Chabanet dan
terumbu karang. Ikan karang membutuhkan habitat hidup untuk bersarang dan
mencari makan. Sarang bagi ikan karang sangat penting untuk tempat bertahan
menyediakan ruang kebutuhan untuk mencari makan bagi ikan karang. Tidak
heran apabila banyak di jumpai ikan yang sedang mencari makan di sekitar area
67
Asosiasi ikan karang dengan terumbu karang sangat erat, sehingga dapat
membentuk suatu pola interaksi yang ada di ekosistem terumbu karang. Secara
yang sifatnya sederhana yang melibatkan dua jenis biota (dari spesies yang sama
ikan karang aktif memakan alga yang menempel pada terumbu karang sehingga
merupakan interaksi antara dua spesies dimana yang satu untung dan spesies
yang lain tidak merasa dirugikan contohnya pada ikan famili Pomancentridae
apabila merugikan spesiees lain contohnya pada ikan Amanses scopas, Suflamen
chrysopterus, dan Scarus bleekeri. Ikan yang bersifat grazing yaitu pada famili
A. Simpulan
B. Saran
68
Lampiran 1. Peta Lokasi penelitian
69
70
1. Kedalaman 1 meter
Nama Terumbu
No Nama Ikan yang berasosiasi Akativitas
Karang
1. Aktif makan
Apogon komodoensis 2. Tempat Hidup
3. berlindung
Cheilodipterus artus 1. Berlindung
Arcopora Chormis vidris 1. Berlindung
1.
palifera 1. Aktif makan
Chrysiptera stinger
2. Berlindung
1. Aktif makan
Chrysiptera unimaculata
2. Berlindung
Dascylus aruanus 1. Berlindung
Amblyglypidodon aruanus 1. Berlindung
3. Favia stelingera
Scolopsis bilineatus 1. Berlindung
Nama Terumbu
No Nama Ikan yang berasosiasi Aktifitas
Karang
Cheilodipterus artus 1. Tempat hidup
Chormis vidris 1. Berlindung
Arcopora 1. Aktif makan
1. Chrysiptera stinger
palifera 2. Berlindung
1. Aktif makan
Ctenochetus strartus
2. Grazing
1. Aktif makan
Apogon komodoensis
2. Berlindung
2. Favia Stelingera
Scolopsis bilineatus 1. Berlindung
Labroides demidiatus 1. Berlindung
72
Nama
Nama Ikan yang
No Terumbu Aktifitas
berasosiasi
Karang
1. Aktif makan
Chormis vidris
2. Berlindung
1. Aktif makan
Chrysiptera stinger
2. Berlindung
Chrysiptera unimaculata 1. Berlindung
1. Aktif makan
Ctenochaetus striatus
2. Grazing
1. Aktif makan
Arcopora Amanses scopas
2. Berlindung
1. palifera
1. Aktif makan
Cheilodipterus artus
2. Berlindung
1. Aktif makan
Pomancetrus amboinensis
2. Berlindung
1. Aktif makan
Scarus bleekeri 2. Grazing
3. Berlindung
1. Aktif makan
Suflamen chrysopterus
2. Berlindung
1. Aktif makan
Favia
2. Apogon komodoensis 2. Tempat Hidup
stingera
3. Berlindung
Pectinia 1. Aktif makan
3. Amblyglypidodon aruanus
alcicornis 2. Berlindung
77
Gambar 1. Gambar 3.
Dokumentasi pengambilan data Dokumentasi saat melakukan
menggunakan kamera bawah laut snorkeling di kedalaman
kedalaman 3-4 m (Stasiun II) 3-4 meter (Stasiun II)
Gambar 4.
Dokumentasi pengambilan data
menggunakan kamera bawah laut
kedalaman 1 m (Stasiun I)
96