Anda di halaman 1dari 2

Probing-Promting

Teknik probing-prompting yakni pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian


petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang
mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari.
Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru dengan
demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan (siswa mampu membuat kesimpulan). Dengan
model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak
sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari
proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurang kondisi tersebut,
guru hendaknya mengajukan serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara
menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa sehingga suasana menjadi nyaman,
menyenangkan dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena
salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
Ketrampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk
mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas
jawaban peserta didik. Ketrampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi ketrampilan
bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjutan. Ketrampilan bertanya dasar mencakup :
pertayaan yang jalas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran,
penyebaran pertayaan ( ke seluruh kelas,ke peserta didik tertentu, dan ke peserta didik lain
untuk menanggapi jawaban), pemberian waktu berfikir, pemberian tuntunan (dapat dilakukan
dengan mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain, menanyakan dengan pertayaan yang lebih
sederhana dan mengulangi penjelasan yang sebelumnya).

Jigsaw
Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan, jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Dalam konsep
jigsaw, semua siswa harus bisa mendapatkan kesempatan dalam proses belajar supaya semua pemikiran
siswa dapat diketahui (Amri dan Ahmadi 2010: 180). Kelebihan strategi ini yaitu dapat melibatkan
seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini dkk 2008:56). Model
jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level, di mana siswa telah mendapatkan keterampilan
akademis dari pemahaman, membaca atau keterampilan kelompok untuk belajar bersama (Isjoni 2011:
58).

Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Asmani
(2011:42):
1. Siswa dikelompokkan ke dalam empat tim atau sesuai dengan bahan atau materi yang akan
dibagikan.
2. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
3. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4. Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian materi yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian materi yang mereka peroleh.
5. Setelah selesai berdiskusi, sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang materi yang mereka kuasai. Sementara,
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas untuk menyamakan pikiran
dan menarik kesimpulan.
7. Guru memberikan evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup seluruh materi yang
didiskusikan siswa.
8. Guru menutup pembelajaran.

Pola pikir
Mengutip pemikiran Fuad Baali (1981; 2), secara garis besar, terbentuknya pola pikir (thought style)
manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: (1) Kultur, (2) Kedudukan sosial, dan (3)
Kecenderungan personal. Dalam hal ini penulis cenderung menambah satu faktor lagi menjadi yang
keempat, yang juga tidak bisa dikesampingkan yaitu (4) Kekayaan informasi pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai