PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Oleh Melinda Oktafiani 1114111034
ABSTRAK Kajian isi lambung ikan merupakan kajian tentang hubungan antara komposisi pakan alami dalam lambung dan habitatnya, baik yang bersifat planktonik, benthic maupun nektonic dan lainnya. Praktikum Biologi Perikanan tentang kajian isi lambung dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2012 di Laboratorium Biologi Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Praktikum kajian isi lambung ini membahas tentang jenis makanan (phytoplankton) yang dimakan oleh ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan mengamati isi makanan (jenis plankton) di usus yang telah diawetkan menggunakan mikroskop dengan tiga kali ulangan sebanyak lima lapang pandang. Caranya dengan membersihkan dan mengerik dinding usus sehingga isinya keluar, kemudian melarutkan isi usus dengan akuades dan mengamatinya di bawah mikroskop. Makanan penting untuk pertumbuhan ikan karena berfungsi dalam pertumbuhan sel organisme. Praktikum ini bertujuan mengetahui jenisjenis organisme yang menjadi makanan ikan, mengetahui waktu-waktu aktif makan dari ikan, dan melihat proporsi dan kecenderungan makan dari ikan. Kebiasaan makanan (feeding habit) adalah tingkah laku ikan saat mengambil dan mencari makan. Dengan melihat isi usus ikan nila tersebut dapat diketahui urutan kebiasaan makan ikan, yaitu makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan dan makanan pengganti. Hasil laporan disajikan dalam bentuk tabel hubungan rata-rata panjang usus berisi makanan dengan panjang usus kosong, hubungan frekuensi dengan jenis plankton, dan hubungan indeks prepomderance dengan jenis plankton dari ikan nila. Kata kunci: pertumbuhan ikan, makanan, jenis plankton, feeding habit, indeks prepomderence
I. PENDAHULUAN Kajian isi lambung ikan merupakan kajian tentang hubungan alami antara dalam
yang
menentukan
komposisi
pakan
populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan. Macam makanan satu spesies ikan biasanya bergantung pada
lambung dan habitatnya, baik yang bersifat lanktonik, benthic, maupun nektonic makan dan ikan lainnya. (food untuk Kebiasaan dapat
habits)
digunakan
pencernaan
dengan
bentuk
tubuh,
kebiasaan
makanan, tingkah ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (trakctus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glanduladigestivus) 1981). (Djuhanda,
A. Waktu dan Tempat Dengan mengetahui jenis dan jumlah makanan ikan, dapat disusun urutan kebiasaan makan ikan, yaitu pakanan utama, makanan pelengkap, Praktikum analisis pertumbuhan ikan nila (Oreochomis niloticus) dilakukan pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012, pukul 08.00-10.00 WIB
Persaingan dalam hal makanan, baik antara spesies maupun antar individu dalam spesies yang sama akan mengurangi seiaan makana,
sehingga yang diperlukan oleh ikan tersebut menjadi pembatas. Hal ini akan mempengaruhi tingkat
usus ikan nila (Oreocrhomis niloticus) yang sudah diawetkan, botol film, akuades, mikroskop, gelas obyektif, gelas penutup, tissue/lap, buku
pertumbuhan, hanya ikan-ikan yang kuat dalam persaingan yang akan tumbuh dengan baik. Persaingan terhadap makanan yang sama populasi
mempengaruhi
besarnya
C. Prosedur Kerja
Adapun tujuan dari praktikum kajian isi lambung sebagai berikut: 1. Mengetahui organisme makanan ikan yang jenis-jenis menjadi
1. Dibersihkan sampel usus dari formalin 2. Diambil usus satu persatu atau kerik usus tersebut 3. Dipisahkan dengan dinding usus
4. Isi usus diencerkan dengan 10 cc atau 1 botol film 5. Diambil satu tetes dari usus yang sudah kemudian mikroskop 6. Diamati dengan 3x ulangan diencerkan amati di tersebut, bawah
usus
yang
berisisi lebih
makanan banyak
(phytoplankton)
daripada usus yang kosong pada usus ikan nila yang diamati. Usus berisi dapat diakibatkan karena ikan belum sempat mencerna makanan yang dimakan sehingga makanan yang ada diususnya belum sempat
dikeluarkan. Sedangkan usus kosong kemungkinan telah terjadi karena isi ikan
jumlah organisme yang ditemui setiap lapang pandang dengan menggunakan buku identifikasi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengeluarkan
perutnya
hingga bersih sehingga usus menjadi kosong atau ikan belum sempat makan saat dipanen (Suyanto, 2010).
Tabel 1. Hubungan rata-rata panjang usus berisi makanan dengan panjang usus kosong jenis usus kelamin kosong jantan betina 6 16 panjang rata-rata usus kosong 920 838,125 usus berisi 9 25 panjang rata-rata usus berisi 953,833 790,2
Ikan nila memiliki usus yang lebih panjang daripada tubuhnya. Hal ini terjadi karena ikan nila merupakan ikan herbivora, namun ada beberapa literatur yang menyatakan bahwa ikan nila merupakan ikan omnivora. Usus yang panjang diperlukan oleh hewan herbivore maupun omnivore untuk mencerna makanannya yang kebanyakan berupa serat, padahal serat sulit untuk dicerna dan diserap. Untuk mengatasi masalah tersebut, usus ikan herbivore maupun
Dari data diatas diketahui bahwa jumlah usus kosong pada ikan nila jantan sebanyak 6 usus dan pada ikan nila betina terdapat sebanyak 16 usus, Sedangkan usus berisi pada ikan nila jantan sebanyak 9 usus berisi dan pada ikan nila betina terdapat 25 usus kosong. Dari tabel terssebut dapat kita ketahui bahwa
Berdasarkan frekuensi
grafik
meiosira
varians
(Harris,
kejadian
Sedangkan Ankristrodemus,
sisanya Distoma
plankton dapat diketahui ragam jenis makanan ikan nila. Dari grafik
Gloetila pelagiaca, Melosira varians, Young longiseta, cell, Navicula, Distoma Koliella vulgare,
diketahui bahwa terdapat 22 jenis spesies fitoplankton yang ditemukan dalam usus ikan nila. Sedangkan indeks prepomderance (indeks
bagian terbesar) yang tertinggi ialah spesies Closterium dengan frekuensi kejadian 27200 sebagai makanan utama yang menjadi pakan ikan nila. Sedangkan Synedra dan Genicuralia memiliki frekuensi kejadian yang
Berdasarkan
grafik
diperoleh
sama yaitu 17400 sebagai makanan pelengkap. Makanan tambahan yang ditemukan dengan frekuensi kejadian 3200 11200 antara lain Chlorella vorgaris, Oedogonium, Cosmarium, Gonatozygen, Cycolotella comta dan
Closterium sebagai makanan utama karena memiliki frekuensi terbesar yang ditemukan di dalam usus ikan. Makanan pengganti yang ditemukan ialah Synedra dan dengan Genicuralia jumlah
ditunjukkan
frekuensinya
lebih
separuh
dari
mulut relatif kecil dan tidak dapat ditonjolkan. Ikan nila mempunyai tipe mulut yang dapat disembulkan dan
Berdasarkan
jumlah
variasi
dari
terletak di ujung hidung. Selain itu juga ikan nila namun merupakan ada ikan
berbagai macam makanan, ikan nila merupakan kelompok stenophagic. Stenophagic merupakan ikan yang mengkonsumsi makanan yang
herbivora,
beberapa
literatur yang menyatakan bahwa ikan nila merupakan ikan omnivora. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa di alam ikan nila masih memakan bermacam-macam jenis makanan baik tumbuhan maupun hewan (Reynald, 1992).
macamnya sedikit. Makanan utama ikan nila adalah detritus dan serasah (Suyanto, 2010). Ikan nila merupakan pemakan detritus yang hidup optimal di perairan tawar. Ikan nila memiliki
Chlorella vorgaris Closterium Gloetila pelagiaca Oedogonium Koliella longiseta Mesotigma varidae mycrocystis aenginosa Syndia acus
genicuralia Ankristrodemus Melosira varians Young cell Distoma vulgare cosmarium meiosira varians
Synedra Distoma vulgare Gonatozygen navicula Cycolotella comta Merismopedra glauca Ancistodesmus falcarus
Dari grafik IP diatas dapat kita lihat bahwa ikan nila tersebut memakan banyak sekali jenis makanan, namun hanya sedikit yang menjadi makanan
utama
dan
pelengkapnya.
Berdasarkan Indeks Prepomderance yang menjadi makanan utama ialah Closterium dengan IP sebesar
Berdasarkan kebiasaan hidup dalam lingkungannya mulut yang akan mempunyai untuk Letak
berbeda-beda makanannya.
mengambil
tambahan yang ditemukan antara lain Chlorella vorgaris dengan IP 7,606, Oedogonium dengan IP sebesar
mulut ikan ada yang inferior (di bawah kepala), terminal (di ujung depan kepala), bagian atas). tipe mulut dan superior (di
disembulkan dan terletak di ujung hidung. kebiasaan Sehubungan ikan dengan mencari
makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakan feeding periodicity masa ikan aktif mengambil makanan selama 24 jam (Effendi,1997).
Ankristrodemus IP 0,119, Distoma vulgare IP 0,087, Gloetila pelagiaca 0,196, Melosira varians IP 0,061, Young cell IP 0,293, Navicula 0,010, Koliella longiseta IP 0,119, Distoma vulgare IP 0,087, Mesotigma varidae IP 0,061, Merismopedra glauca IP 0,155, Mycrocystis aenginosa 0,061, Ancistodesmus falcarus IP 0,039, dan Syndia acus dengan IP sebesar 0,039 sebagai makanan pengganti. (Ville dkk., 1988).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Makanan bahan adalah maupun organisme, zat ikan kehidupan yang untuk dan
dimanfaatkan menunjang
Indeks untuk
Prepomderance mengevaluasi
digunakan kebiasaan
makan ikan.
Berdasarkan indeks
kecenderungan makannya dilihat dari Indeks Prepomderance, ikan nila termasuk ikan stenophagik karena memiliki sedikit jenis
Prepomderance yang didapat dan hubungannya dengan jumlah variasi dari berbagai macam makanan, ikan nila merupakan kelompok
utama yang menjadi pakan ikan nila. Sedangkan Synedra dan genicuralia pelengkap. sebagai makanan
Harris,
C.L.
1992.
Concept
of
Berta.
2012.
Penuntun
Praktikum Biologi Perikanan. Bandar Lampung: Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Unila.
disampaikan pada prakrikum kali ini yaitu: 1. Praktikan lebih teliti dalam mengidentifikasi plankton/fitoplankton jenis yang
Reynald, J.G.M. 1992. Freshwater Organism. Florida: New World, Jacksonville, FL.
diamati di bawah mikroskop 2. Praktikan lebih teliti dalam menentukan jenis plankton. 3. Sebaiknya ditambah dapat alat agar praktikum praktikum Suyanto, Rachmatun. 2010. Soetarto. 1986. Biologi. Surakarta : Widya Duta.
Swadaya. DAFTAR PUSTAKA Ville, C. A., Walker, W. F., barnes, R. Djuhanda. 1981. Anatomi Dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Bandung: Arnico. D. 1988. Zoologi Umum.
Jakarta : Erlangga.
Effendie,
Moch.
I.
2002.
Biologi
Perikanan.
Yogyakarta:
Effendie,
Moch.
I.
1997.
Biologi
Perikanan.
Yogyakarta: