Oleh :
Kelompok 2
Istilah pakan telah lazim dipergunakan untuk menyebut makanan ikan. Istilah
ini dipakai untuk membedakan antara bahan pangan dan makanan. Meskipun
keduanya memberikan konotasi sebagai sumber nutrisi (energi) yang diperlukan oleh
(karnivora) dan (3) pemakan campuran (omnivora). Jenis ikan pemakan campuran
adalah ikan pemakan plankton dan ikan pemakan hancuran bahan organik (detritus).
Selain itu jika untuk keberlangsungan budidaya kita dapat menentukan pakan alami
yang tepat.
lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan ikan terdiri dari hati dan kantong
empedu, lambung, dan usus juga dapat berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pakan yang dimakan oleh spesies ikan asli.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan merupakan suatu organisme yang memiliki macam pakan yang berbeda-
beda untuk setiap jenisnya. Masing-masing ikan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda mengenai pakan yang dikonsumsi. Tergantung dari kebiasaan makan dan akibat
Ikan dapat diidentifikasi berdasarkan jenis pakan yang dikonsumsinya dan hal
tersebut dapat diamati melalui isi lambung ikan sebagai bentuk analisis terhadap
kebiasaan makan dari ikan itu sendiri. Secara umum, ikan – ikan yang hidup di alam
memiliki komposisi pakan yang sedikit akibat dari ketersediaan pakan yang terbatas.
Tetapi ikan – ikan yang hidup di kolam pemeliharaan, selain bisa memakan pakan yang
diberikan juga dapat mengkonsumsi pakan – pakan yang secara alami tumbuh di
media budidaya.
Di perairan umum, ikan lebih cenderung memakan jenis plankton yang menjadi
spesilisasinya maupun jenis lain yang memang tidak sengaja terkonsumsi. Jenis
menjadi fitoplankton dan zooplankton. Menurut Odum (1971), plankton adalah jasad-
jasad hewani atau nabati yang hidup melayang dalam air tidak bergerak atau bergerak
Fitoplankton berasal dari kata fito yang berarti tumbuhan dan plankton yang
dalam Rahayu, 1999). Fitoplankton terdiri dari kumpulan berbagai jenis tumbuhan
yang tidak mempunyai atau sangat dibatasi oleh kekuatan pergerakan, akan tetapi
holoplankton dan mesoplankton, yang mana mesoplankton adalah plankton yang jika
menjadi dewasa tidak berupa plankton lagi, sedangkan holoplankton adalah plankton
sejati. Plankton sejati seperti holoplankton sebagian besar merupakan jasad-jasad renik
yang besarnya antara 0,1µm-1,5µm. plankton yang terkecil adalah cocolith sedangkan
plankton yang paling besar adalah volvox hidup di air tawar dan dapat dilihat tanpa
yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa perairan, tetapi
kekuatan berenang mereka sangat kecil jika dibandingkan dengan kekuatan arus itu
2.1 Materi
2.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu baki, preparat, saveting set,
2.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah isi lambung ikan dan
formalin 4 %.
Minggu, tanggal 24 September 2013, pukul 06.00 WIB sampai selesai di Waduk PB.
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.
2.3 Metode
Metode yang dipakai dalam praktikum Manajemen Spesies Asli adalah ikan
yang sudah di ukur di bedah dari anus sampai depan, lambung di ambil pakai pinset,
isi lambung dikeluarkan lalu di encerkan ± 1 liter air. Isi lambung yang sudah
kemudian tambahkan formalin 4% sebagai pengawet, lalu isi lambung diamati dengan
3.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan Isi Lambung pada berbagai ikandi Waduk PB. Soedirman
3.2 Pembahasan
Istilah pakan telah lazim dipergunakan untuk merebut makanan ikan. Istilah ini
dipakai untuk membedakan antara bahan pangan dan makanan. Meskipun keduanya
memberikan konotasi sebagai sumber nutrisi (energi) yang diperlukan oleh organisme
hidup. (Djarijah, 1996). Menurut Djajasewaka (1985) energi pakan pada awalnya
digunakan untuk kelangsungan hidup dan apabila ada kelebihan pakan akan
kelangsungan dan pertumbuhan hidup. Pakan yang sesuai kebutuhan ikan baik dari
Kebutuhan pakan bagi ikan sangat penting baik pakan alami atau pakan buatan,
pakan alami dan pakan buatan keduanya memegang peranan penting bagi
keberhasilan suatu produksi (Haryanti et al., 1994), sementara itu pengelolaan pakan
perubahan. Perubahan makanan ini selain dipengaruhi oleh faktor selera ikan dengan
ketersediaan makanan di perairan, juga ditentukan oleh lebar bukaan mulut ikan
(Nurnaningsih, 2005).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tadi, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
2. Jenis plankton yang terdapat dalam isi lambung ikan hasil tangkapan di Waduk
4.2. Saran
Djajasewaka, H. 1995. Pakan Ikan. Lembaga Penelitian Perikanan Darat. Direktorat Jendral
Perikanan, Bogor.
Djarijah, A. S. 1996. Pakan Ikan Alami. Kanisius, Yogyakarta.
Haryanti, S. Ismi, dan A. Khalik. 1994. Studi penggunaan pakan mikro dan alamidengan
perbandingan berbeda dalam pemeliharaan larva udang windu, Penaeus monodon. J.
Penelitian Budidaya Pantai 10 (1): 35-42.
Huet, M. 1979. Texs Books of Culture, Beeding and Cultivation of fish. Brye and sptcis
Wood, London.
Nurnaningsih, M.F. Rahardjo, Sutrisno Sukimin. 2005. Pemanfaatan Makanan Oleh Ikan
Ikan Dominan Di Perairan Waduk Ir. H. Djuanda. Jurnal lktiologi Indonesia,
Volurne 4, Nomor 2.
Rachmansyah dan Usman. 1993. Studi pendahuluan pengaruh frekuensi pemberian pakan
terhadap pertumbuhan ikan kuwe Caranx sp. dalam jaring apung. J. Penelitian Budidaya
Pantai 9 (4). 1993: 65
ACARA X
KESEHATAN IKAN
Oleh :
Kelompok 2
Sungai merupakan salah satu bentuk perairan yang sangat bermanfaat bagi
manusia sehingga kualitas lingkungan hidup sungai perlu dijaga. Sungai dihuni
berbagai macam organisme akuatik antara lain : ikan, plankton, makrobenthos dan
detritus. Masing-masing sungai dihuni oleh organisme yang berbeda-beda atau dengan
Spesies asli adalah jenis ikan yang menghuni wilayah perairan Indonesia dan
bukan merupakan hasil introduksi. Introduksi adalah ikan-ikan baik sengaja maupun
komunitas ikan asli. Tetapi introduksi sering bersifat sangat merugikan (Welcomme
Indonesia nampaknya terdapat pengaruh negatif terhadap komunitas ikan asli. Sebagai
contoh adalah introduksi yang terjadi secara kebetulan yaitu ikan mujair (Oreochromis
Fluktuasi organisme pakan yang tersedia bagi ikan akan sangat berpengaruh
makanan dan akan meningkatkan kompetisi antar jenis maupun antar individu. Ikan
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai status nutrisi ikan
Kesehatan ikan merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap organisme.
Hal ini dikarenakan kesehatan ikan menjadi aspek penentu setiap aktivitas organisme
tersebut, baik aktivitas internal dalam tubuh maupun aktivitas yang menyangkut
kebiasaan dan tingkah laku. Kebiasaan ikan dipengaruhi dari berbagai faktor antara
tidak jauh berbeda dari organisme indukan. Atau kesehatan organisme induk nantinya
memberikan respon terhadap kesehatan ikan yang baik. Dengan keadaan lingkungan
yang optimum, maka ikan akan terhidar dari berbagai penyakit. Sehingga kesehatan
normal dan mampu bekerja dengan baik. Penyakit merupakan penyebab utama
oleh keadaan lingkungan yang buruk sehingga perkembangan penyakit menjadi cepat
Kesehatan ikan dapat diketahui dari segi morfologisnya. Keadaan panjang dan
berat ikan menjadi penentu awal apakah ikan dapat dikatakan sehat atau tidak. Ikan
yang sehat akan mempunyai kisaran panjang dan berat yang optimum berdasarkan
umur ikan tertentu. Sebaliknya ikan yang sedang terserang penyakit mempunyai
pertambahan panjang dan berat menjadi terhambat sehingga ikan akan terlihat kecil
2.1 Materi
2.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan dan penggaris.
2.1.2 Bahan
sungai.
Minggu, tanggal 24 September 2013, pukul 06.00 WIB sampai selesai di Waduk PB.
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.
2.3 Metode
Ikan yang tertangkap diukur panjang total dan bobotnya (dalam keadaan segar).
Kemudian ditentukan nilai NVC dengan rumus:
beratx100
NVC
( panjang)3
Keterangan :
NVC = Nilai status nutrisi Jika NVC 1,7 = ikan tidak memenuhi
4.1 Hasil
Tabel 1. Nilai status nutrisi ikan yang tertangkap di Waduk PB. Soedirman
No Jenis Ikan Berat (gram) Panjang (cm) NVC
1 Ikan Nila I 344 26,5 1,849
2 Ikan Nila II 113 18,8 1,701
3 Ikan Nila III 70 17,3 1,352
4 Ikan Tawes I 261 26,5 0,3
5 Ikan Tawes II 67 17,5 1,250
6 Ikan Tawes III 61 17,7 1,100
7 Ikan Tawes IV 64 17 1,303
8 Ikan Tawes I 215 25,3 1,328
9 Ikan Tawes II 56 16,3 1,293
10 Ikan Tawes III 47 15,3 1,312
11 Ikan Louhan I 118 17,2 2,319
12 Ikan Louhan II 52 13,2 2,261
13 Ikan Louhan III 57 12,5 2,918
Kesehatan ikan dapat diketahui dari Nilai Status Nutrisi Ikan (NVC = Nutriution
Value Coeficient). Nilai status nutrisi ikan menunjukan kelayakan lingkungan (kualitas
air ). Dan dari hasil pengamatan yang telah memasuki tahap perhitungan dengan di
masukannya kedalam rumus, di ketahui nilai NVC dari 13 ikan yang diukur semuanya
mendapati nilai yang kurang dari 1,7. Berarti semua ikan yang ditangkap tidak
memenuhi syarat kesehatan. Walaupun ada ikan yang mendekati nilai minimum
kesehatan yaitu dengan nilai NVC = 0,3. Hal ini mungkin disebabkan adanya plankton
sebagai pakan alami yang ada pada perairan tersebut bukan merupakan jenis yang
disukai, atau mempunyai nutrient yang tidak mencukupi kebutuhan bagi ikan, selain
itu juga banyak energi yang dibuang untuk berenang ataupun mencari makan.
Selain itu kondisi perairan dengan temperatur, CO2, pH dan kekeruhan yang tinggi
indera pembau (organ olfactorius) penerima informasi bahan makanan terganggu sehingga
berdasarkan NVC yaitu apabila kurang atau sama dengan 1,7 dapat menggambarkan
bahwa kualitas perairan tersebut sudah tercemar sehingga ikan-ikan ini tidak dapat
memenuhi syarat kesehatan dan dapat dianggap mempunyai nilai gizi yang rendah
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Nilai NVC beberapa spesies ikan yang tertangkap di Waduk PB. Soedirman relatif lebih
adanya plankton sebagai pakan alami yang ada pada perairan tersebut bukan
5.2. Saran
Proses pengambilan sampel untuk menghitung NVC harusnya diambil lebih banyak
Huet, M. 1997. Tekt Book of fish culture, Breding and cultivation of fish. Fishing New Book.
New York.
Kordi, K. M. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta: Rineka Cipta dan
Bina Aksara.
Makmur, S. 2006 Kebiasaan Pakan Ikan Gabus (Channa striata Bloch) Badan Riset Kelautan
Dan Perikanan Balai Riset Perikanan Perairan Umum. BPPRU. Palembang.
Pratiwi, Yuli. 2010. Penentuan Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil Berdasarkan
Nutrition Value Coefficient Bioindikator. Jurnal Teknologi, Vol 3 No. 2
(Desember 2010): 129-137.
ACARA XI
Oleh :
Kelompok 2
2013
Tujuan : Mendapatkan data sekunder dari masyarakat sekitar untuk mendukung data tentang
Teori : Data primer menjadi penting dengan adanya keterkaitan data sekunder dalam
Cara Kerja :
sekunder
PB. Soedirman.
Hasil :
Jenis ikan yang tertangkap di Waduk PB. Soedirman adalah Ikan Nila, Ikan Nilem, Ikan
Bawal, Ikan Gurami, Ikan Louhan, Ikan Betutu, Ikan Tawes, Ikan Palung, Lobster air
Jenis ikan yang paling dominan di Perairan Waduk PB. Soedirman adalah Ikan Nila.
Alat yang digunakan untuk menangkap ikan di Waduk PB. Soedirman adalah jenis
Ikan-ikan yang tertangkap memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga sebagian besar
Oleh :
Kelompok 2
2013
I. PENDAHULUAN
c. Perluasan areal irigasi teknis dari sawah tadah hujan yang ada di Kabupaten
d. Dengan adanya penanggulangan banjir dan genangan air yang cukup diharapkan
Curah hujan per tahun bervariasi antara 1.700 mm s.d. 4.000 mm per tahun,
dengan variasi hujan bulanan antara 33 s.d. 385 mm dan jumlah hari hujan antara 57
sampai 102 hari per tahun. Suhu udara rata-rata berkisar antara 25°C s.d. 27° C.
Sedangkan kelembaban rata-rata yang terjadi berkisar antara 80% s.d. 85%. Kecepatan
angin rata-rata berkisar antara 0,96 m/detik s.d 1,81 m/ detik dan penyinaran matahari
rerata bervariasi dari 37% s.d. 65%.(Direktorat Jendral Sumber Daya Air,2010)
Ikan menghuni semua bentuk ekosistem apakah laut, perairan payau ataupun
perairan tawar. Tempat hidup ikan berkisar dari 11 km di bawah permukaan laut
sampai 5 km di atas permukaan laut. Dari jumlah spesies ikan yang telah
terdeskripsikan secara ilmiah, sekitar 41% menghuni perairan tawar, yang luasnya
hanya 1% luas permukaan bumi. Sisanya yang 58% menghuni laut yang luasnya 70%
dari seluruh permukaan bumi. Disparitas besar antara lingkungan air tawar dan
lingkungan air laut dari sudut jumlah spesies per satuan volume air bahwa tersedia
113.000 km3 per spesies ikan laut, dan hanya 15 km3 bagi setiap spesies ikan air tawar,
atau ruang yang tersedia bagi spesiesikan laut 7.500 kali lipat dibandingkan ikan air
tawar. Bila yang diperhitungkan hanya ikan yang tinggal di perairan pantai sampai
batas paparan benua (sampai kedalaman 200 meter), maka spesies ikan ini lebih tinggi
Salah satu ikan endemic adalah ikan sidat (Anguila spp) sehingga kita perlu
tertentu. Permintaan ikan Sidat domestik masih rendah, tetapi permintaannya dari luar
negeri cukup tinggi dengan harga yang dapat mencapai 10 $US. Permintaan ikan sidat
pasar domestik kurang lebih 50 ton per tahun dan yang berhasil disuplai baru sekitar 20
1.2. Tujuan
Ikan sidat disebut juga ikan moa, merupakan suku utama sidat yang memasuki
lurus dengan sirip punggung yang panjang dan menyatu dengan sirip ekor dan
seterusnya bersambung dengan sirip dubur. Bentuk tubuh menyerupai ular, panjang
dapat mencapai 50-125 cm, sirip punggung dan sirip dubur menyatu dengan sirip ekor,
sisik sangat kecil yang terletak di dalam kulit, kepala lebih panjang dibandingkan jarak
Klasifikasi :
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Apodes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
tropis dan sub tropis sehingga dikenal adanya sidat tropis dan sidat sub tropis. Di
dunia paling sedikit terdapat 17 spesies ikan sidat (Tesch, 1977 dalam Affandi, 2005).
Sidat mempunyai sifat katadromus, yaitu masa menjelang dewasa ikan sidat
hidup di air tawar kemudian bermigrasi untuk bertelur atau berkembang biak di air
laut. Ikan ini toleran terhadap salinitas, temperatur dan tekanan yang berbeda-beda.
Pada umumnya ikan betina lebih besar dari pada ikan jantan. Bersifat predator dan
merupakan ikan konsumsi penting. Ikan dewasa lebih banyak hidup di air tawar tetapi
kembali ke laut untuk memijah. Larva ikan seperti pita tembus pandang yang secara
bermuara di laut-laut yang dalam (pesisir barat daya sumatera, pesisir selatan jawa,
pesisir timur burneo, sulawesi dan bali) tetapi hampir tidak dikenal sama sekali di
Ikan sidat dapat meninggalkan hidup di air, daya adaptasinya sangat kuat,
dapat hidup di laut, juga dapat hidup di sungai, maupun air tawar. Sumber ikan sidat
tersebar di berbagai daerah di dunia, pembiakan dengan penangkapan tunas ikan sidat
Perubahan iklim telah mengubah pola migrasi ikan sidat di perairan laut
Kepulauan Indonesia. Jika biasanya ikan ini hanya bisa dilihat di laut selama setengah
tahun, namun saat ini belut laut ini muncul sepanjang tahun. Bentuknya seperti ular.
Namun secara biologis karena memiliki insang dan sirip dia masuk kelompok ikan.
Orang Indonesia biasa menyebutnya ikan sidat (belut laut tropis) atau bahasa latinnya
anguilla sp.
Siklus hidup ikan sidat bertelur di laut dalam dan berkembang di perairan
tawar. Setelah telur ikan sidat menetas di perairan laut dalam akan menjadi
leptocephalus atau larva ikan yang bergerak secara pasif bersama gelombang dan arus
selanjutnya berubah menjadi stadia glass eel / elver yang pada akhirnya glass eel atau
elver melanjutkan migrasi ke perairan estuari dan tawar untuk tumbuh dan
berkembang . Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi
begitu terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar
tengah yakni pada bulan April-Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian
barat dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau. Sidat dewasa (bisa
2.2 Materi
2.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali plastik, seser, dan batu.
2.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini daun pisang yang diikat dan
Minggu, tanggal 24 September 2013, pukul 06.00 WIB sampai selesai di Bendung Gerak
Soedirman dan Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan
2.3 Metode
Ikan yang tertangkap di Bendung Gerak Serayu difoto dan diambil, lalu dilepas
4.1. Hasil
rumpon yang berasal dari daun pisang dan diikat oleh tali hanya mendapatkan 1 ekor
4.2. Pembahasan
berkurang tapi masih dapat dikatakan tetap. Musim sidat terjadi pada saat air keruh
dan pergantian ketika musim kering kemusim hujan, saat tersebut bias mendapatkan 1
ember penuh ukuran 25 kg. Sedangkan pendapatan rata-rata ikan sidat setiap harinya
adalah sekitar ½-1 Kg, Sedangkan musim paceklik terjadi saat kondisi air sedikit dan
bening, hanya dapat menangkap 1-2 ekor saja per hari. Penangkapan biasanya akan
terjadi secara terus menerus pada saat musim ikan sidat penangkap akan mendapatkan
hasil tangkapan yang banyak, selain itu faktor cahaya bulan juga mendukung hasil
Demi terjaminnya alur ruaya pemijahan ikan sidat dari upaya penangkapan
yang menyalahi aturan akan menjamin keberadaan stok ikan sidat di alam tetap stabil
Air;
Kota Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
alamiahnya.
kewenangannya
3. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi :
5.1. Kesimpulan
1. Pengelolaan Ikan Sidat harus melibatkan seluruh lembaga terkait agar selama
2. Ikan Sidat banyak tertangkap pada saat kondisi perairan sedang keruh dan
5.2. Saran
Demi terciptanya konservasi Ikan Sidat perlu adanya suatu aturan yang
diciptakan oleh lembaga pemerintahan yang sangat kuat agar masyarakat sadar bahwa
konservasi Ikan Sidat ini perlu dan penting agar tidak terjadinya kepunahan yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan. 2005. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Sidat (Anguilla sp) di
Indonesia. Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol. 5 No. 2 : 77-82
Amir, Faisal. 2008. Dinamika Populasi dan PengkajianStok Ikan Sidat Tropis (Anguilla
marmorata) di Sungai Malunda, Sulawesi Barat. Skripsi Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Unhas.