Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PLANKTON, BENTOS DAN NEKTON

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

Vina A22120157

Eka Hardianti R. Batania A22120123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

0
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan
makalah ini dengantepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah kami dengan baik. Salawat serta salam kita haturkan kepada baginda nabi
kita nabi Muhammad Saw. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan sehatnya, baik
itu sehat secara fisik maupun secara akal pikiran, sehingga penulis bisa menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Plankton,Bentos dan Nekton”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

DAFTAR ISI

2
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………….………….………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….………………………….………….

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………….………….
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………………………….......

BAB II PEMBAHASAN

A. PLANKTON………………………………………………………………………………………………………………………

B. KLASIFIKASI PLANKTON………………………………………………………………………………………………….

C. JENIS PLANKTON…………………………………………………………………… ……………………………..……

D. NEKTON……………………………………………………………………………………………………………………………

E. BENTOS……………………………………………………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………….…………
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………….………………………

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

3
A. LATAR BELAKANG

Di laut terdapat makhluk makhluk mulai dari yang berupa jasad jasad Hidup bersel satu
yang sangat kecil sampai yang berupa jasad jasad hidup yang berukuran sangat besar yang
panjangnya lebih dari 10 m. Ratusan ribu jenis biota laut telah di ketahui dan semua relug (niche
schanding dengan mikrohabitat) di lingkungan laut di huni oleh biota. Di sebagian besar wilayah
perairan terdapat banyak sekali jenis biota laut yang saling beriteraksi, tetapi beberapa wilayah
perairan yang lain hanya terdapat beberapa jenis biota laut yang hidup dan beriteraksi karena
kedalaman dan makan khususnya dan kendala lingkungan umumnya.

Meskipun di laut terdapat kehidupan yang sangat beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut
hanya di kelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu plankton nekton dan bentos
pengelompokan ini tidak ada kaitannya dengan jenis menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau
apakah mereka tumbuh-tumbuhan atau hewan, tetapi hanya di dasarkan pada kebiasaan hidup
mereka secara umum, seperti gerakan berjalan,pola hidup dan sebaran menurut ekologi

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang kami akan bahas yaitu :

1 Apa itu plankton nekton dan bentos?

2 Apa yang dimaksud dengan plankton?

3 Apa yang dimaksud dengan plankton dan berikan contohnya?

4 Apa perbedaan antara plankton dan benthos?

5 Apakah Plankton merupakan makanan utama dі dunia?

BAB II

PEMBAHASAN

4
A. PLANKTON

Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik
(bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah
satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri
dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda
hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang
menghanyutkannya.

Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya
matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton
menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah
sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.

Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan
mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang
memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.

B. KLASIFIKASI PLANKTON

Klasifikasi Plankton Berdasarkan Kebutuhan MakanannyaPlankton diklasifikasikan


berdasarkan kebutuhan makanannya. Plankton tanaman atau nabati disebut phytoplankton.
Phytoplankton memiliki khlorofil sehingga memungkinkan untuk melakukan fotosintesis.
Zooplankton terdiri dari plankter yang makanannya bersifat holozoik sehingga ke dalam jenis ini
termasuk semua jenis plankton (Anonymous, 2001).

Klasifikasi Plankton Berdasarkan Lingkungan

1) Limnoplankton (jenis plankton yang hidup di lingkungan danau)

2) Rheoplankton (jenis plankton yang hidup pada lingkungan sungai yang mengalir)

3) Haliplankton (hidup pada lingkungan laut)

4) Hypalmyroplankton (Estuari atau Brackish Water)

5
5) Hypoplankton (hidup pada lingkungan dasar perairan)

6) Epiplankton (Zona Euphotic)

7) Bathyplankton (Zona Aphotic)

8) Mesoplankton (Zona Disphotic) (Herawati, 2003)

Klasifikasi Plankton Berdasarkan Ukuran:

1) Nanoplankton

Nanoplankton adalah Plankton yang berukuran 25 mikron sehingga diameternya lebih kecil
dari 60 mikron. Spesies yang sebagian besar termasuk katagori ini adalah plankton nabati atau
phytoplankton dan yang terpenting adalah dari ordo : Coccolithopores, Silicoflagellata, Diatom,
Bakteria serta beberapa jenis Alga Uniceluller, sebaliknya dari plankton hewani kebanyakan dari
protozoa yaitu kelas Mastigophora.

2) Makroplankton Plankton jenis ini umumnya didominasi oleh zooplankton seperti Jelly Fish dan
biasanya berukuran > 3 mm.3) MikroplanktonPada jenis ini sebagian besar adalah zooplankton
seperti Diatom dan dinoflagellata yang secara umum berukuran < 3 mm (Kusriani, 1992)

Kualitas Air Pemeliharaan PlanktonKualitas air menentukan kelayakan bagi suatu perairan
sebagai lingkungan hidup ikan dan ketersediaan organisme makanannya. Menurut Subarijanti
(1990b), air serta bahan-bahan dan energi yang dikandung didalamnya merupakan lingkungan bagi
jasad-jasad air. KecerahanRadiasi matahari menentukan intensitas dan kualitas cahaya pada
kedalaman tertentu dan akan mempengaruhi penguapan kondisi panas. Cahaya yang jatuh pada
permukaan air akan dipantulkan dan diteruskan ke dalam air.

Semakin besar sudut pantul, di bagian dalam air akan semakin gelap (Subarijanti,
1990b).Phytoplankton di daerah tropis dapat tumbuh dengan cepat jika intensitas cahaya matahari
dan kebutuhan unsur hara terpenuhi, oleh karena itu kelimpahan phytoplankton tertinggi terjadi di
daerah yang masih dapat ditembus oleh cahaya (Goldman dan Horne, 1983).2.4.2 SuhuSuhu
merupakan salah satu faktor abiotik yang memegang peranan penting dalam kehidupan organisme
perairan.

6
Kisaran suhu yang ideal untuk kehidupan phytoplankton menurut Sutini (1981) adalah
sebesar 230-280 C. Menurut Wardoyo (1975) bahwa kenaikan suhu sebesar 11,10 C menjadi 22,20
C menyebabkan kandungan oksigen terlarut berkurang dari 1,7 mg/l menjadi 0,7 mg/l.Suhu dapat
mempengaruhi organisme secara serentak. Setiap spesies atau kelompok individu mempunyai
suhu minimum dan maksimum dalam kehidupannya dan mempunyai kemampuan dalam
meyesuaikan diri sampai titik tertentu. Kenaikan suhu akan menaikkan metabolisme dari
organisme dan akan menaikkan pula kebutuhan akan oksigen. Hal ini sesuai pula dengan hukum
Vant Hoff yang menyatakan kenaikan suhu sebesar 10 % akan menaikkan reaksi metabolisme
sebesar tiga kali lipat dari semula (Musa, 1997).Suhu juga dapat mempengaruhi perubahan berat
jenis.

Dimana pada malam hari pada umumnya suhu permukaan akan lebih rendah dari suhu pada
daerah yang lebih dalam, sehingga berat jenis air akan naik. Dengan demikian palankton akan naik
keatas karena berat jenis plankton lebih kecil atau berkurang. Demikian pula waktu siang hari
dimana suhu di daerah yang lebih dalam akan lebih rendah sedang didaerah permukaan akan lebih
panas sehingga plankton akan turun karena perubahan berat jenis (Kusriani, 1992)

C. JENIS PLANKTON TERDIRI DARI :

1. Fitoplankton

Pengertian Fitoplankton

Fitoplankton adalah sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, mempunyai klorofil


dan pigmen lainnya di dalam selnya dan mampu untuk menyerap energi radiasi dan CO2 untuk
melakukan fotosintesis. Biota tersebut mampu mensintesis bahan-bahan anorganik untuk dirubah
menjadi bahan organik (yang terpenting yaitu karbohidrat) (Zhong, 1989).

Seluruh plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian berwarna hijau
karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil –a sampai klorofil –d. Meskipun
demikian, penamaan atau penggolongan algae berdasarkan kepada dasar warna, meskipun
kandungan pigmen terdiri dari beberapa pigmen (Sachlan, 1982).

Klasifikasi fitoplankton

7
Fitoplankton dicirikan dengan pigmen yang berkaitan dengan proses fotosintesa.
Selanjutnya proses fotosintesa yang dilakukan oleh algae berkaitan dengan klorofil a (kecuali pada
alga hijau biru), dimana pigmen tersebut merupakan sel organ kloroplas. Pigmen yang terdapat
dalam kloroplas tersebut digunakan sebagai kriteria untuk mengelompokkan alga ke dalam kelas
(Bold dan Wynne, 1985).

Menurut Romimohtarto dan Juwana (2001) meskipun membentuk sejumlah biomasa di laut,
fitoplankton ini hanya diwakili oleh beberapa divisi saja, sebagian besar diantaranya bersel satu
dan bersifat mikroskopik. Sachlan (1982) membagi algae menjadi beberapa divisi yaitu :
Cyanophyta (alga hijau biru), Chlorophyta (alga hijau), Chrysophyta (alga kuning), Pyrrophyta
(dinoflagellata), Euglenophyta, Phaeophyta (alga coklat), Rhodhophyta (alga merah).

1. Cyanophyceae

Cyanophyceae atau ganggang hijau biru merupakan fitoplankton yang bersifat prokariotik.
Bentuk sel Cyanophyceae umumnya berupa sel tunggal, koloni atau filamen. Dalam bentuk koloni
atau filamen alga ini mampu melakukan proses fiksasi nitrogen sehingga dapat menyebabkan
ledakan populasi blooming baik diperairan tawar maupun perairan laut (Sachlan, 1982).

Menurut Sumich (1992) Cyanophyceae umumnya ditemukan melimpah didaerah intertidal


dan estuari tetapi dapat dijumpai pula diperairan tropis dan sub tropis. Salah satu jenis
Cyanophyceae yang sering ditemukan diperairan yang mengandung zat hara yang rendah adalah
dari jenis Tricodesmium. Pada kelas cyanophyceae adaptasi pengapungannya yaitu dengan
memanfaatkan bentuk sel-selnya untuk membentuk rantai seperti pada Tricodesmium.

Fitoplankton dari kelas Cyanophyceae mempunyai sifat-sifat khas, antara lain : (1)
memilki toleransi terhadap keadaan kering biasanya dari genus Oscillatoria;

(b) memilki toleransi terhadap suhu tertentu pada genus (Oscillatoria);

(c) beberapa jenis alga biru mampu mengikat molekul zat lemas (N2) dari udara, apabila dalam
tanah tidak terdapat nitrat;

(d) belum mempunyai inti yang sempurna (Sachlan, 1982). Reproduksi Cyanophyceae dengan
pembelahan diri (cell division). Pada proses ini terjadi pemisahan sel keturunan yang kemudian
tumbuh dan berkembang membentuk koloni atau filament (Bold and Wyne, 1985). Bentuk koloni

8
dan fillament Cyanophyceae dihasilkan oleh fragmentasi sel induk yang kemudian memisah dan
menjadi individu baru. Potongan fragment dari trichome disebut hormogonia dan dihasilkan dari
proses pemisahan pada dinding sel trichome atau oleh sel yang mati dan menjadi separation disc
(Sharma, 1992).

1. Chlorophyceae

Nama yang popular untuk Chlorophyceae adalah alga hijau. Hal itu dikarenakan warna
yang dimilikinya. Warna itu diakibatkan oleh klorofil yang terdapat dalam tubuhnya yaitu klorofil
a dan b yang terdiri dari : α, β, γ carotenes dan beberapa xanthophylls, 2-5-thylakoids/stack (Bold
dan wyne, 1985). Produk yang dihasilkan dari alga ini adalah berupa kanji (amilose dan
amilopektin), beberapa dapat menghasilkan produk berupa minyak. Alga ini sangat penting
sebagai sumber makanan bagi protozoa dan hewan air (Kimball, 1996)

Banyak diantara anggota divisi ini yang benar-benar menyerupai tumbuhan. Keberadaan
dinding sel yang terdiri dari klorofil a dan b adalah ciri-ciri tumbuhan dan hal ini menunjukkan
bahwa alga hijau merupakan kerabat dekat protista. Reproduksi dilakukan dengan pembelahan
biasa. Dinding sel terbuat dari selulosa, hydroxyl-proline glucosides, xilans, dan mannans. Kelas
ini biasanya melimpah pada perairan yang relatif tenang. (Arinardi et al., 1997).

1. Dinophyceae

Alga jenis ini lebih populer dengan sebutan Dinoflagellata. Klorofil yang terdapat dalam
tubuhnya adalah klorofil a dan c yang terdiri dari : β carotenes dan beberapa xanthophylls, 2-6-
thylakoids/stack (Bold dan wyne, 1985). Produk yang dihasilkan dari alga ini adalah berupa kanji,
α-1-4-glucan, beberapa dapat berupa minyak. Dinoflagellata merupakan produser primer kedua
setelah diatom. Kelas Dynophyceae berukuran kecil, uniseluler, memiliki dua cambuk yang dapat
digunakan untuk bergerak, dinding tipis atau berkotak-kotak dan memiliki warna kuning-hijau dan
kemerah-merahan (Sachlan, 1982).

Menurut Boney (1989) struktur Dinoflagellata dapat dibagi menjadi dua yaitu bagian atas
(apical) yang dinamakan epitheca (episome/epicone) dan bagian bawah (antapical) yang disebut
hipotheca (hyposome/hypocome) diantaranya terdapat satu bagian seperti sabuk yang

9
disebut girdle (cingulum). Selain girdle terdapat suatu lekukan yang berawal pada girdle dan
mengarah ke antapical, yaitu sulcus. Bagian yang memperlihatkan sulcus disebut
dorsal. Girdledan sulcus masing-masing memiliki satu flagel, yaitu flagel transversum (dalam
girdle) dan flagel longitudinal (dalam sulcus). Fungsi flagel transversum adalah untuk berenang
sedangkan flagellongitudinal digunakan untuk kemudi. Oleh karena itu gerak dari Dinoflagellata
merupakan gerak memutar atau berguling-guling. Kedua flagel bermuara pada lubang pertemuan
antar sulcusdan girdle (Boney,1989).

Reproduksi pada Dinoflagellata umumnya adalah dengan pembelahan sel. Laju


pembelahan ini akan sangat tinggi bila lingkungannya optimal, meskipun terdapat variasi
antarjenis dan antarwaktu (Nontji, 2008). Lebih lanjut dijelaskan oleh Sachlan (1982), bahwa cara
perkembangbiakannya melalui proses pembelahan. Dalam sel antara kotak-kotak selanjutnya
memisahkan diri dan masing-masing bagian membuat dinding sel baru.

2. Bacillariophyceae

Diatom yang merupakan sebutan lain untuk kelas Bacillariophyceae, merupakan


fitoplankton yang dominan di laut. Bentuk diatom dapat berupa sel tunggal atau rangkaian sel
panjang, setiap sel dilindungi oleh dinding silica yang menyerupai kotak (Sachlan, 1982; Arinardi
et al., 1994). Jenis-jenis diatom yang banyak ditemukan di perairan pantai atau mulut sungai adalah
chaetoceros, rhizosolenia, dan coscinodiscus (Arinardi et al., 1994). Distribusi diatom sangat luas
meliputi air laut sampai air tawar, baik dalam komunitas plankton maupun bentik. Kondisi ini
disebabkan oleh kemampuan reproduksi diatom yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok
fitoplankton lainnya.

Struktur cangkang Diatom diibaratkan sebagai sebuah kotak bersama tutupnya karena
terdiri dari dua bagian yang cocok satu sama lain. Dinding (bersama selnya) disebut frustula.
Morfologi frustula terdiri dari dua valva (valve) setangkup bagaikan cawan petri (petri disk) yang
dihubungkan oleh sabuk-sabuk penghubung yang saling tumpang tindih dan bersama-sama
membentuk gelang (girdle). Valve yang lebih besar dinamakan epiteka (epitheca) dan valve yang
lebih kecil dinamakan hipoteka (hipotheca). Protoplasma seluruhnya terletak didalam cangkang,
tetapi untuk pertukaran hasil-hasil metaboliknya dihubungkan oleh rafe (raphae) dalam valvepada
jenis-jenis tertentu atau melalui pori-pori kecil pada jenis yang lain (Romimohtarto dan Juwana,
2001).

10
Berdasarkan bentuknya, diatom dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kelompok centricdiatom dan kelompok pennate diatom. Kelompok centrales memiliki bentuk
valve yang tersusun secara radial atau terkonsentrasi satu titik (Lalli dan Parsons, 1997). Umumnya
kelompok ini mempunyai gambaran bentuk dinding sel bulat, silindris, atau segitiga dan sebagian
besar bersifat planktonik. Sedangkan kelompok pennate memiliki bentuk yang panjang dengan
simetris bilateral sepanjang sumbu katup dinding sel (Lalli dan Parsons, 1997).

1. ZOOPLANKTON

Zooplankton adalah heterotrofik plankton. Zooplankton salah satu elemen dasar dari jaring
makanan laut. Contoh zooplankton adalah krill, yang dimakan oleh ikan paus.

Zooplankton adalah hewan kecil yang hidup di air. Mereka umumnya adalah perenang
lemah dan memiliki berbagai ukuran panjang, mulai dari 2 mikrometer sampai 8 inci; mereka juga
hidup dekat dengan permukaan air.

Ada berbagai jenis zooplankton yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, meroplankton hanya
dianggap plankton selama satu fase kehidupan mereka.

Meroplankton adalah larva yang tumbuh menjadi hewan berukuran penuh, seperti ikan, serangga
dan moluska. Holoplankton tetap diklasifikasikan sebagai plankton diseluruh semua tahap
kehidupan mereka dan termasuk larvaceans dan copepoda.

Spesies tertentu dari zooplankton menempati habitat laut tertentu. Setiap spesies unik disesuaikan
dengan faktor-faktor seperti cahaya, suhu, turbulensi, dan salinitas di lingkungannya.

Gulf Stream adalah spesies zooplankton yang berbeda dari zooplankton lain. Karakteristik spesies
ini yang berbeda dari zooplankton kadang-kadang dapat membantu para ilmuwan membedakan
satu massa air dari yang lain.

Zooplankton juga sensitif terhadap lingkungan mereka dan seperti fitoplankton-perubahan


konsentrasi zooplankton dapat menunjukkan perubahan lingkungan yang halus. Zooplankton
sangat responsif terhadap tingkat gizi, suhu, polusi, makanan yang tidak bergizi, tingkat cahaya,

11
dan peningkatan predasi. Serta menyediakan link penting dalam rantai makanan laut (yang adalah
meremehkan), keragaman spesies, jumlah biomassa dan kelimpahan komunitas zooplankton dapat
digunakan untuk menentukan kesehatan ekosistem.

Faktor lain yang mempengaruhi distribusi zooplankton termasuk predasi, reproduksi,


interaksi komunitas dan jumlah sumber daya yang tersedia. Zooplankton juga dapat predator
ganggang atau protozoa yang menyebabkan ukuran organisme ini untuk mengubah melalui
evolusi.Ketika konsentrasi cahaya di daerah boreal atau beriklim meningkat di musim semi,
masyarakat fitoplankton meningkat jumlahnya. Karena pakan zooplankton pada fitoplankton,
jumlah peningkatan zooplankton di respon selama musim semi.

Namun, reaksi dari zooplankton tergantung pada spesies jenis juga, jadi kadang-kadang
angka zooplankton meningkat hanya di musim panas dengan lonjakan lain di musim
gugur.Zooplankton juga dipengaruhi oleh tingkat pH, logam berat, kalsium, dan aluminium.
Nutrisi seperti nitrogen dan fosfor akan mempengaruhi mangsa dari zooplankton (seperti
ganggang, protozoa dan bakteri), secara tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup
zooplankton.

Para ilmuwan masih menyusun potongan-potongan teka-teki zooplankton. Beberapa


pertanyaan termasuk tingkat bagaimana nutrisi yang ditemukan dalam ganggang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perilaku zooplankton. Pertanyaan lain yang penting untuk
kehidupan laut dan manusia adalah bagaimana racun dan polusi akan mempengaruhi hubungan
penting dalam rantai makanan.

2. NEKTON

12
Pengertian dan Deskripsi Nekton | Komponen-komponen di ekosistem perairan berdasarkan
cara hidupnya adalah bentos, perifiton, plankton, dan nekton. Salah satu komponen yang memiliki
variasi organisme yang sedikit dalam suatu perairan adalah nekton dan memiliki peranan cukup
penting dalam rantai makanan suatu perairan (Umar, 2012).

Nekton adalah organisme laut yang dapat bergerak atau berenang sendiri dalam air sehingga
tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. sebagai
contohnya adalah ikan, cumi-cumi, udang, kepiting, mamalia dan reptil laut (Alfiah, 2011).

Banyaknya nekton yang tertangkap pada hutan mangrove sebagian besar berada pada
tingkatan juvenile dan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi biologi kawasan mangrove
sebagai kawasan pemijah (spawning ground) atau asuhan (nursery ground) bagi udang, ikan,
kepiting, kerang dan sebagainya yang kemudian setelah dewasa akan kembali ke lepas pantai
(Saparinto, 2007).

Irwanto (2006), juga menjelaskan bahwa berbagai hewan seperti, reptil, ampibi, mamalia,
datang dan hidup walaupun tidak seluruh waktu hidupnya dihabiskan di habitat mangrove.
Berbagai jenis ikan, ular, serangga dan lain-lain seperti burung dan jenis hewan mamalia lainnya
dapat bermukim di sini. Sebagai sifat alam yang beraneka ragam maka berbeda tempat atau lokasi

13
habitat mangrovenya akan berbeda pula jenis dan keragaman flora maupun fauna yang hidup di
lokasi tersebut.

Salah satu ikan yang sering di jumpai dan bertahan lama hidup pada hutan mangrove adalah
ikan Gelodok (Periopthalmus argentilineatus) dan ikan Teri (Stolephorus indicus) (Latupapua,
2011). Pamungkas (2009), juga menjelaskan bahwa banyak sekali jenis ikan pelagik maupun
demersal yang hidup di laut. Tetapi pada awal daur hidupnya, hidup di daerah mangrove atau
estuari. Ikan yang bernilai ekonomis tinggi seperti Kakap (Lates calcasifer), Sembilang (Plotusus
canius), Belanak (Mugil Sp) dan Bandeng (Chanos chanos) menghabiskan awal siklus hidup
meliputi stadia telur, larva dan benih pada habitat mangrove.

Kepiting juga membantu dalam penyebaran seedling dengan cara menarik propagul ke
dalam lubang tempat persembunyiannya ataupun pada tempat yang berair. Aktivitas kepiting ini
sangat baik dalam distribusi dan konstribusi pertumbuhan dari seedling mangrove. Disamping itu
juga berperan sebagai pemangsa detritus, dimana ia mampu merobek atau memperkecil serasah
(Pramudji, 2001).

Parameter Fisika-Kimia Kehidupan Nekton

Muara sungai merupakan wilayah yang banyak mengandung zat hara yang dialirkan oleh
sungai ke laut juga dipengaruhi oleh berbagai proses fisika dan kimia perairan lainnya seperti:
pasang surut, arus, suhu dan salinitas. Pengaruh fisika dan kimia tersebut akan mengakibatkan
daerah muara memiliki dinamika fluktuasi kualitas perairan dan produktivitas yang tinggi (Odum,
1971).

Menurut Barus (2004), arus mempunyai peranan yang sangat penting terutama pada perairan
mengalir. Hal tersebut berhubungan dengan penyebaran organisme air dan mineral yang terdapat
di dalam air sehingga arus merupakan faktor pembatas bagi jenis nekton untuk memperoleh
makanan karena plankton-plankton yang merupakan makanan bagi nekton tidak dapat bertahan
dan cendrung untuk terbawa arus. Kecepatan aliran air mengalir akan bervariasi secara vertikal,
semakin ke bagian dasar sungai arus semakin melambat.

14
Kedalaman merupakan salah satu parameter fisika, dimana semakin dalam perairan maka
intensitas cahaya yang masuk semakin berkurang. Kedalaman merupakan wadah penyebaran suatu
organisme akuatik seperti nekton dan sebagainya (Lumbanbatu, 1983).

Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan padatan tersuspensi, zat-zat terlarut,
partikel partikel dan warna air. Pengaruh kandungan lumpur yang dibawa oleh aliran sungai dapat
mengakibatkan tingkat kecerahan air menjadi rendah, sehingga dapat menurunkan nilai
produktivitas perairan dan mempengaruhi nekton pada waktu memijah (Nybakken, 1992).

Menurut Simaremare (2007), suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan
fungsi fisiologis organisme, suhu juga sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem
perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang baik bagi pertumbuhannya.
Perubahan temperatur akan mengubah pola sirkulasi stratifikasi dan gas terlarut sehingga akan
mempengaruhi kehidupan dalam air.

Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi
dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme antaara lain akan mempengaruhi
laju pertumbuhan, jumlah makanan, dan daya kelangsungan hidup (Adrianto, 2006).

Dissolved Oxyde (DO) atau oksigen terlarut yaitu jumlah mg/L gas oksigen yang terlarut
dalam air dan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk
tumbuh dan berkembang biak. Pengaruh oksigen terlarut terhadap fisiologis air terutama adalah
dalam proses respirasi. Keadaan perairan dengan kadar oksigen yang sangat rendah berbahaya bagi
organisme akuatik karena semakin rendah kadar oksigen terlarut, semakin tinggi toksisitas (daya
racun). Adapun kadar oksigen terlarut di perairan alami biasanya < 10 mg/L (Effendi, 2003).

Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter yang menentukan produktivitas
perairan dan sebagai kualitas air yang mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan
kimia di dalam air (Rifai et.al., 1993 ). Pescod (1973), menjelaskan bahwa sebagian besar biota
akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7-8,5.

3. BENTOS

15
1. Pengertian Bentos

Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap
maupun menggali lubang. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau karang yang
sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi
fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis
makanan bentos.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada
pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk
laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan
sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor
lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang
kualitasnya berubah-ubah Diantara hewan bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka
terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok
invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos.

Makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi
dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.Keberadaan hewan bentos pada
suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik.
Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber
makanan bagi hewan bentos.

Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator
sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat
dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut; garam dan makanan serta

16
organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh terhadap fotosintesis organisme,
kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi respirasi organisme dalam air dan kimia (COD),
serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar. Hewan bentos, terutama yang
bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang
mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil,
sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan

2. Klasifikasi benthos

Klasifikasi Bentos Menurut Ukuran

a. Microfauna
Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm.
Contohnya bacteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.
b. Meiofauna
Merupakan benthos yang mempunyai ukuran antara o.1 mm sampai 1,0 mm.
Contohnya nematoda, cepepoda, dan foraminifera.
c. Makrofauna
Merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm(0.04 inch).
Contohnya cacing, annelida, molusca, sponge, dan crustacea.

Berdasarkan Tempat Hidupnya Bentos Diklasifikasikan

a. Epifauna
Adalah hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lautan
Contohnya, kepiting, siput laut, dan bintang laut.
b. Infauna
Adalah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar lautan. Contohnya
cacing, tiram, macoma, dan remis.

3. Berdasarkan jenis

1. Zoobentos.
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar

17
perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang (Odum, 1993). Hewan ini memegang
beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material
organik yang memasuki perairan (Lind disitasi Ardi, 2002), serta menduduki beberapa tingkatan
trofik dalam rantai makanan (Odum, 1993). Zoobentos membantu mempercepat proses
dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat
menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam
perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk
menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.

Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang
berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi.
Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom
feeder") (Pennak, 1978).

Romimohtarto dan Sri (2001) mengatakan bahwa fauna bentik terdiri dari lima kelompok,
yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari
beberapa takson kecil seperti Sipunculidae (owak-owak), Pogonophora dan lan-lain.Berbagai jenis
zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai
konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya,
zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder")
Perubahan salinitas dan DO mempengaruhi kehidupan biota perairan, termasuk komunitas
makroinvertebrata bentos (biota perairan yang tidak bertulang belakang yang hidup di dasar
sungai, berukuran > 1 mm). Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan.
Toleransi organisme air terhadap pH bervariasi.

Hal ini tergantung, pada suhu air, oksigen terlarut dan adanya berbagai anion dan kation
serta jenis dan stadium organisme.Suhu air yang tinggi dapat menambah daya racun senyawa-
senyawa beracun seperti NO3, NH3, dan NH3N terhadap hewan akuatik, serta dapat mempercepat
kegiatan metabolisme hewan akuatik. Sumber utama senyawa ini berasal dari sampah dan limbah
yang mengandung bahan organik protein.

Oksigen terlarut sangat penting bagi pernafasan zoobentos dan organisme-organisme


akuatik lainnya. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan
oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik

18
mempunyai kisaran toleransi yang buerbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu
perairan. Spesies yang mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas
dan spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-tempat tertentu
saja. Berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO), Kualitas perairan atas empat yaitu; tidak
tercemar (> 6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mg/l), tercemar sedang (2,0 – 4,4 mg/l) dan
tercemar berat (< 2,0 mg/l).

Cahaya matahari merupakan sumber panas yang utama di perairan, karena cahaya matahari
yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di perairan. Di perairan yang dalam,
penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena itu suhu air di dasar perairan yang dalam
lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di dasar perairan dangkal.

Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas serta memacu atau
menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Pada umumnya peningkatan suhu air sampai
skala tertentu akan mempercepat perkembang biakan organisme perairan.Zoobentos membantu
mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor
dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah
yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga
mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.

2. PhytobentosPhytobentos merupakan tanaman milik bentos tersebut.

4. Cara Bentos Memperoleh Makanan

Sumber makanan utama untuk bentos adalah alga dan organik limpasan dari tanah. Di
perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian bawah, hewan bentik
seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak.
Adapun cara dari setiap bentos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai berikut :

1. Filter feeder atau sering disebut suspension feeder, adalah hewan yang makan dengan
menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air, biasanya dengan melewatkan air
melalui struktur penyaringan khusus. Contohya seperti spons dan bivalvia yang memiliki tubuh
yang keras. Proses ini dapat terjadi pada daerah yang berpasir.

19
2. Deposit feeders, adalah binatang atau hewan yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan pada
substratum di bagian bawah air. Seperti polychaetes yang memiliki permukaan tubuh yang lunak.
Ikan, bintang laut, siput, cumi, dan krustasea yang merupakan predator.
organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang rapuh dananemon laut ,
memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan danmanusia .

5. Peranan Penting Bentos

Bentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut ini akan
diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem.

`1. Bentos berfungsi dalam proses rantai makananBentos merupakan bagian penting dari rantai
makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di
ujung bawah rantai makanan. Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik lainnya yang
masuk air. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air,
bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang
sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh
tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.

2. Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairanTidak seperti ikan,
bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari efek sedimen
dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu, bentos dapat memberikan
informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air danau. siklus hidup lama mereka
memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap
penurunan kualitas lingkungan

Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies
memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan
toxicants. bentik makroinvertebrata Banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi
peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal dumping.

20
6. Faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi bentosSebagaimana kehidupan biota lainnya,
penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi
perairan. Sifat fisik perairan seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau
kecerahan, substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan
karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap hewan
bentos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan
bentos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan
terhadap populasi bentos yang hidup di ekosistem perairan (Setyobudiandi, 1997).
Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan oksigen terlarut
di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Kebutuhan oksigen bervariasi, tergantung
oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis
makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar O2 terlarut maka jumlah bentos semakin besar.
Nilai pH menunjukkan derajad keasaman atau kebasaan suatu perairan yang dapat
mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air. pH tanah atau substrat akan mempengaruhi
perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos pH berpengaruh terhadap
menurunnya daya stress.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis
dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan
partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman
air pempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.
Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos disuatu perairan
(Susanto, 2000). Tipe substrat seperti rawa tanah dasar berupa lumpur. Macam dari substrat sangat
penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk
bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit
oksigen dan karena itu organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan
ini (Ramli, 1989).
Perubahan tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat berpengaruh
bagi kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan di dalam air sehubungan
dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor kedalaman berpengaruh terhadap hewan
bentos pada jumlah jenis, jumlah individu, dan biomass. Sedangkan faktor fisika yang lain adalah
pasang surut perairan, hal ini berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos (Susanto, 2000).

21
Faktor biologi perairan juga merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup masyarakat
hewan bentos sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan,
sehingga komposisi jenis hewan yang ada dalam suatu perairan seperti kepiting, udang, ikan
melalui predasi akan mempengaruhi kelimpahan bentos.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

22
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona
pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap
sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk
kehidupan akuatik.
Fitoplankton adalah sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, mempunyai
klorofil dan pigmen lainnya di dalam selnya dan mampu untuk menyerap energi radiasi
dan CO2 untuk melakukan fotosintesis. Biota tersebut mampu mensintesis bahan-bahan
anorganik untuk dirubah menjadi bahan organik (yang terpenting yaitu karbohidrat)
(Zhong, 1989).
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil,
merayap maupun menggali lubang. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola
penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut
berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan bentos.

B. SARAN

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari tanpa ada saran dan
perbaikan, penulis tidak dapat mengkoreksi keberhasilan pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER :

https://strukturkomunitasplanktondotcom.wordpress.com/2012/04/20/definisi-plankton/

https://strukturkomunitasplankton.wordpress.com/2012/04/23/fitoplankton/

https://budisma.net/2015/03/pengertian-zooplankton.html

http://zhoelkhifly.blogspot.com/2012/03/bentos.html

23
24

Anda mungkin juga menyukai