Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

REPRODUKSI KATAK
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah Penulisan Karya
Ilmiah

Dosen Pengampu: Rian Andhika Pratama, S.Pd., M.Pd

Rahmadani
A40120125

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbilalamin, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan karuniaNya maka penyusunan Makalah “Reproduksi Katak” Fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Tadulako telah dapat diselesaikan. Tujuan dari
dibuatnya Makalah ini, untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami tentan
Reproduksi Katak, sehingga mahasiswa tidak kesulitan dalam mencari teori.
Pola penyajian Makalah ini penulis upayakan sesistematis mungkin, dengan bahasa
yang sederhana dan komunikatif. Penulis berharap, Makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi mahasiswa dan umumnya bagi pembaca.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu. Penulis sebagai manusia biasa tentunya tidak terlepas dari salah, dengan demikian
penulis menyadari bahwa mungkin pembaca akan menemukan kekurangan dalam Makalah ini.
Untuk itulah kami nantikan koreksi dan kritik yang konstruktif demi perbaikan.

Jum’at 11 November 2022

Rahmadani

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………......1
A. Latar belakang masalah..................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…………………………...…………………………………………2
A. Apa saja Organ Reproduksi Katak Jantan dan Katak Betina..........................................2
B. Bagaimana Sel Sperma Katak Jantan dan Katak ...........................................................2
C. Bagaimana tingkah laku katak saat bereproduksi...........................................................3
D. Bagaimana metamorfosis katak......................................................................................3
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………....3
A. Kesimpulan.....................................................................................................................4
B. Saran...............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah dapat bereproduksi. Hal ini diperlukan
untuk menjaga agar jenis tidak mengalami kepunahan dan tidak mengalami kepunahan.
Reproduksi dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Reproduksi vegetatif
dilakukan tanpa adanya peleburan antara gamet jantan dan betina. Sedangkan
reproduksi generatif adalah reproduksi yang terjadi karena adanya peleburan gamet
jantan dan betina (Tenzer, 2014).
Pada veterbrata, reproduksinya dilakukan secara generatif atau seksual. Untuk
itu diperlukan adanya sebuah sistem yang menjalankan proses tersebut yaitu sistem
reproduksi. Sistem ini terbagi menjadi sistem reproduksi jantan dan sistem reproduksi
betina. Secara umum sistem reproduksi vertebrata terdiri atas:
1. Kelenjar kelamin (gonad) yang merupakan organ utama dalam sistem reproduksi;
2. Saluran reproduksi;
3. Kelenjar seks asesori. Sistem inilah yang berfungsi menghasilkan sel kelamin
(gamet), menyalurkan gamet jantan dan betina, dan pada kelompok hewan tertentu
berfungsi pula untuk memelihara embrio yang berkembang didalamnya (Tenzer, 2014)

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Organ Reproduksi Katak Jantan dan Katak Betina?
2. Bagaimana Sel Sperma Katak Jantan dan Katak Betina?
3. Bagaimana Tingkah Laku Katak Saat Bereproduksi?
4. Bagaimana Metamorfosis Katak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Reproduksi Katak Jantan dan Katak Betina.
2. Untuk mengetahui sel sperma Katak jantan dan Katak Betina.
3. Untuk mengetahui tingkah laku katak saat bereproduksi.
4. Untuk mengetahui Metamorfosis katak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Katak Jantan dan katak betina


Katak jantan memiliki sepasang testis bentuknya oval, berwarna kekuningan,
digantung oleh mesorsium, dan terletak di atas ginjal. Testis berfungsi menghasilkan
sperma. Dari testis, sperma akan menuju ke saluran ginjal. Sperma akan dikeluarkan
bersama urin melalui kloaka. Sperma yang di hasilkan disalurkan ke dalam vas deverens.
Vas deverens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deverens sperma lalu bermuara
ke kloaka. Pada katak terdapat organ yang disebut vestigial oviduct. Bagian ini mempunyai
struktur yang mirip dengan oviduct pada katak betina, namun pada katak jantan organ ini
tidak berfungsi dalam sistem reproduksi.
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terda pat pada bagian
belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Ovarium
berfungsi menghasilkan ovum. Ovum katak yang telah matang akan ditampung oleh suatu
corong ((infundibulum). Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk yang merupakan
saluran berkelok-kelok. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung
yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter dan bermuara pada kantong kloaka. Setiap ovum yang keluar dari dalam
tubuh induk betina akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin).
B. Sperma Katak Jantan dan Katak Betina
Pada pengamatan kali ini sperma katak diamati dengan perbesaran 40x10 sehingga
masih kurang tampak dan hanya bagian kepalanya saja yang tampak. Namun pada
dasarnya setiap sperma memiliki bagian kepala, leher, dan ekor. Kebanyakan sperma dari
genus Rana memiliki spermatozoa dengan bentuk khas, dengan kepala spermatozoa yang
tebal dan ekor yang tipis (Kuramoto dan Joshy, 2000) . kepala dari sperma ini menyimpan
inti nukleus yang jumlah gennya bersifat haploid. Pada bagian leher spermatozoa terdapat
mitokondria yang merupakan sumber energi bagi sel spermatozoa agar dapat bergerak.
Bagian ekor pada sperma merupakan flagel yang tersusun dari mikrotubul dan berfungsi
menggerakkan sel.
Ovum atau sel telur pada ovarium yang telah diamati pada dasarnya telur katak
diselubungi oleh sel-sel folikel yang berada disekeliling sel telur tersebut. Semakin
matang sel telur maka warna sel telur akan semakin hitam.
Pada saat telur akan dikeluarkan dari tubuh katak, sel telur akan melalui oviduk
yang dialamnya terdapat kelenjar-kelenjar yang mensekresikan zat seperti jeli untuk
menyelubungi sel telur. Kemudian sebelum dikeluarkan telur-telur tersebut akan disimpan
terlebih dahulu pada bagian oviduk yang mirip seperti uterus sebelum akhirnya
dikeluarkan melalui kloaka.

2
C. Tingkah Laku Katak saat bereproduksi
Proses reproduksi katak terjadi di luar tubuh induk betina (fertilisasi eksternal).
Pada saat musim kawin, katak jantan menempelkan tubuhnya pada punggung katak betina
dan menekan perut katak betina. Posisi katak jantan memegang katak betina ini disebut
ampleksus. Ketika posisi ampleksus, katak betina akan mengeluarkan ovum yang
jumlahnya sangat banyak, bersamaan dengan itu katak jantan juga segera mengeluarkan
spermanya. Ovum yang bertemu dengan sperma akan menghasilkan zigot yang kemudian
berkembang menjadi embrio. Embrio yang terbentuk akan dilindungi oleh cairan kental
sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Embrio kemudian akan
berkembang menjadi berudu. Pertumbuhan dan perkembangan embrio katak menjadi
katak dewasa dikenal dengan proses metamorphosis.
D. Metamorfosis Katak
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh hewan selama tumbuh dan
berkembang dari kecil hingga menjadi besar. Pada awalnya katak betina dewasa akan
bertelur, kemudian telur tersebut akan dibuahi oleh sperma dari katak jantan. Telur-telur
yang telah dibuahi akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut
menjadi berudu, berudu ini hidup di air. Setelah 2 hari, berudu mempunyai insang luar
yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan tertutup oleh
kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian
membesar dan kaki depan mulai muncul. Pada saat umur 12 minggu, kaki depannya mulai
terbentuk, insang tidak berfungsi lagi dan ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan
paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah
menjadi katak dewasa dan kembali berkembangbiak.

3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katak merupakan hewan yang unik dalam hal
perkembangbiakannya. Katak dewasa hidup di darat, tetapi pada waktu akan
berkembangbiak dia akan mencari perairan. Sehingga katak disebut juga
dengan hewan yang dapat hidup di dua alam yaitu di daratan dan di perairan
(amphibi). Proses reproduksi katak terjadi pada waktu-waktu tertentu,
misalnya pada saat bulan mati atau menjelang hujan. Katak berkembangbiak
dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan bergerombol
dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan
berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan
insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah
bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa.

B. Saran
a) Sebagai masyarakat yang baik, sebaiknya selalu menjaga
lingkungan dan mengenali kekayaan alam, sehingga nantinya
dapat memanfaatkan katak secara maksimal.
b) Untuk para mahasiswa, yang sering melakukan penelitian
menggunakan katak, sayangilah katak, karena katak dapat
menambah dan memberi wawasan ilmu yang lebih luas mengenai
reproduksi, anatomi bentuk organ dll.
c) Setelah kita mempelajari mengenai reproduksi, semoga dapat
menambah ilmu yang lebih bermanfaat.

4
DAFTAR PUSTAKA

Tenzer, Amy., Judani, Titi., Lestari, Umie. 2003. Struktur Hewan II (BIC 410). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Tenzer, Amy., Lestari, Umie., Handayani, Nursasi., Listyorini, Dwi., Gofur, Abdul. 2014.
Struktur Perkembangan Hewan 1 Bagian 2. Malang: Universitas Negeri Malang.
Treuting, Piper M., Dintzis, Suzanne M. 2012. Comparative Anatomy and Histology A Mouse
and Human Atlas. USA : Academic Press.
Staf Dosen Anatomi Hewan. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan – Zoologi. Yogtakarta:
Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai