Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN HEWAN TINGKAT RENDAH

(PROTOZOA & INVERTEBRATA)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Mata Kuliah Perkembangan Hewan.


Dosen Pengampu
Dr. Hening Widowati, M.Si. dan Rasuane Noor, S.Si., M.Sc.

Disusun oleh :

Kelas B / Kelompok 4
1. I Nyoman Sukaredana (16320052)
2. Wisca Febriana (16320039)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PERKEMABNGAN
HEWAN TINGKAT RENDAH (PROTOZOA & INVERTEBRATA)” sebagai bukti tanggung
jawab terhadap tugas yang diamanatkan oleh dosen pembimbing mata kuliah
perkembangan hewan.
Kami ucapkan terimakasih kepada Rasuane Noor, S.Si,M.Sc. dan Dr. Hening
Widowati, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah perkembangan hewan, yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi sehingga kami terdorong untuk
menyelesaikan tugas yang telah diamanatkan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi materi yang disajikan maupun dari setruktur bahasa yang digunakan, itu
semua tidak lain disebabkan oleh keterbatasan yang kami miliki, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari penbaca yang berguna untuk pembelajaran kami
selanjutnya. Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.

Metro, Oktober 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Perkembangbiakan Hewan Secara Generatif .............................. 2
B. Cara-cara Perkembangbiakan Generatif pada Hewan Rendah ..... 5
C. Mekanisme Syngami .................................................................... 5
D. Mekanisme Konjugasi ................................................................... 6
E. Mengkomunikasikan cara perkembangbiakan generatif pada
hewan rendah ............................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hewan Tingkat Rendah ............................................................ 5

Gambar 2. Pembelahan-Mitosis Protozoa ................................................. 7

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangbiakan hewan memiliki tujuan untuk melestarikan jenisnya
terlebih lagi adalah banyak hewan yang ada di Indonesia hampir di ambang
kepunahan. Oleh sebab itulah perkembangbiakan perlu dilakukan agar hewan
tersebut tidak punah. Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi atau proses perkembangbiakan. Reproduksi merupakan salah satu
kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut satu jenis
hewan akan punah.
Perkembangbiakan hewan secara generatif terjadi jika ada pertemuan sel
kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum) pada peristiwa perkawinan.
Melalui perkawinan itulah terjadi peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina dan membentuk individu baru yang memiliki sifat perpaduan dari kedua
induknya. Perkembangbiakan secara generatif pada hewan yaitu dengan cara:
Ovivar, Vivivar, dan Ovovivivar.
Organisme tingkat rendah seperti Paramecium dapat berkembang biak
secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua individu saling mendekat pada
bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel. Tidak dapat dibedakan
mana sel jantan dan mana sel betina. Setelah konjugasi selesai, Paramecium
melepaskan diri, selanjutnya masing-masing individu dapat melakukan pembelahan
lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangbiakan hewan secara generatif?
2. Bagaimana cara-cara perkembangbiakan generatif pada hewan rendah
3. Bagaimana mekanisme syngami?
4. Bagaimana mekanisme konjugasi?
5. Bagaimana Mengkomunikasikan cara perkembangbiakan generatif pada hewan
rendah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan hewan secara generatif
2. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan generatif pada hewan rendah
3. Untuk mengetahui mekanisme syngami
4. Untuk mengetahui mekanisme konjugasi

1
5. Untuk mengetahui cara komunikasi perkembangbiakan generatif pada hewan
rendah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangbiakan Hewan Secara Generatif


Perkembangbiakan hewan secara generatif terjadi jika ada pertemuan sel
kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum) pada peristiwa perkawinan.
Melalui perkawinan itulah terjadi peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina dan membentuk individu baru yang memiliki sifat perpaduan dari kedua
induknya. Perkembangbiakan secara generatif pada hewan yaitu dengan cara :
1. Bertelur (Ovivar)
Telur (ovum) yang dihasilkan oleh hewan betina akan dibuahi oleh sperma
yang dihasilkan oleh hewan jantan. Proses pembuahan ovum oleh sperma
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Pembuahan internal pembuahan terjadi pada tubuh induk betina (contoh
pada ayam dan bebek).
b. Pembuahan eksternal pembuahan terjadi di luar tubuh induk betina (contoh
pada ikan dan katak)

Ciri-Ciri Hewan Ovivar :


a. Tidak memiliki daun telinga.
b. Umumnya mengerami telurnya hingga menetas.

Contoh Hewan Ovivar :


a. Katak
Katak jantan (bertubuh lebih kecil) berada di atas katak betina untuk
merangsang katak betina bertelur. Telur yang dikeluarkan bisa mencapai
20.000 butir. Katak jantan mengeluarkan sperma dan membuahi telur katak
betina.
b. Mujair
Mujair jantan mendorong-dorong ekor pasangannya untuk merangsang
mujair betina menetas. Mujair betina bertelur 20 – 30 butir dan warnanya
kuning jingga. Mujair betina berbalik arah dan memasukkan telur tersebut ke
dalam mulutnya. Mujair jantan berenang di depan mujair betina sambil
mengibaskan ekornya. Bintik pada sirip dubur jantan menyerupai telur.Mujair
betina mengira bintik tersebut adalah telur sehingga terus menyodok

3
sirip ekor mujair jantan. Pada saat itu mujair jantan memancarkan sperma
dan membuahi telur dalam mulut mujair betina.
c. Kupu-Kupu Kubis
Kupu-kupu betina menegakkan sayap sambil memeperhatikan warna pucat
bagian bawah tubuhnya kepada kupu-kupu jantan. Kupu-kupu kubis kawin
dengan cara saling membelakangi. Terjadi pembuahan telur di dalam tubuh
betina. Telur kemudian diletakkan di daun kubis.

2. Hewan Melahirkan (Vivivar)


Jenis hewan yang melahirkan juga menyusui anaknya dan jenis
ini termasuk bangsa mamalia. Hewan betina menghasilkan sel telur. Sel telur
dibuahi oleh sperma hewan jantan. Kemudian terbentuk zigot (calon bayi) Zigot
tumbuh menjadi embrio dan berkembang di dalam rahim.
Ciri-Ciri Hewan Vivivar :
a. Memiliki daun telinga
b. Anak dibesarkan induknya
c. Memiliki kelenjar susu

Contoh Hewan Vivivar :


a. Kangguru
Bayi kangguru disebut joey. Bayi kangguru tinggal di dalam kantong perut
induknya selama 6 bulan. Bayi kangguru minum susu induknya.
b. Paus
Masa kehamilan 9 – 10 bulan. Embrio di dalam rahin memperoleh makanan
dari tubuh induknya melalui tali plasenta. Paus menyusui anaknya selama 7 –
12 bulan.

3. Bertelur dan Beranak (Ovovivivar)


Pembuahan terjadi di dalam tubuh hewan betina. Setelah pembuahan
terbentuklah telur. Zigot tumbuh menjadi embrio di dalam telur tersebut. Makanan
zigot adalah cadangan makanan di dalam telur. Embrio tumbuh menjadi janin.
Janin dilahirkan dari induk betina. Perbedaan hewan ovovivivar dengan vivivar
adalah sumber makanan embrio. Pada hewan ovovivivar cadangan makanan
berasal dari telur sedangkan pada hewan vivivar, makanan berasal dari induk
betina. Beberapa hewan yang berkembangbiak secara ovovivipar antara lain :
beberapa jenis reptil seperti kadal dan ular

4
B. Cara-Cara Perkembangbiakan Generatif pada Hewan Rendah
Organisme tingkat rendah seperti Paramecium dapat berkembang biak
secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua individu saling mendekat pada
bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel. Tidak dapat dibedakan
mana sel jantan dan mana sel betina. Setelah konjugasi selesai, Paramecium
melepaskan diri, selanjutnya masing-masing individu dapat melakukan pembelahan
lagi.

Gambar 1. Hewan Tingkat Rendah


Sumber. Yunita, Erni. 2018 https://karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada-hewan-dan-manusia/

Hewan tingkat rendah lainnya bersifat hermafrodit, yakni satu individu dapat
menghasilkan sel sperma dan ovum. Misalnya cacing tanah, dan bekicot. Meskipun
hermafrodit, cacing dan bekicot tetap memerlukan hewan lain untuk melakukan
persilangan. Hal mi disebabkan masa kematangan sperma dan ovum berbeda.
Organsme tingkat rendah (Paramecium) dapat berkembang secara generatif dengan
cara konjugasi. Selain itu juga dilakukan dengan cara heterogami. Heterogami
adalah cara perkembangbiakan yang mempertemukan dua buah sel kelamin yang
berbeda, baik dari segi bentuk, ukuran, maupun tingkah lakunya. Cara
perkembangbiakan heterogami terjadi pada hewan hydra, paramaecium, cacing dan
serangga. Kebanyakan hydra bersifat hermaprodit (berkelamin ganda).

C. Mekanisme Syngami dan Contoh Hewan yanng Melakukannya


Singami merupakan peleburan dua macam gamet. Peristiwa singami
didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dangan
sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet
betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari
lainnya disebut anisogamet.Reproduksi aseksual biasanya terjadi pada hewan
tingkat rendah atau tidak bertulang belakang (avertebrata). Sedangkan reproduksi

5
seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinngi atau hawan bertulang belakang
(vertebrata).
Proses Singami terdiri dari tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan
meiosis. Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk sel
yang mengandung dua inti yang nggak menyatukan diri selama pembelahan sel
(stadium dikariot). Pada saat bersamaan, terjadi pula pembelahan inti bersama.
Setelah pembentukan benda buah, terjadilah peleburan sel haploid (kariogami) inti
zigot yang diploid. Setelah ini, baru terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan
pengurangan jumlah kromosom menjadi haploid kembali. Contoh hewan yang
melakukan isogami adalah ikan dan katak.

D. Mekanisme Konjugasi (Protozoa Dan Invertebrata) Beserta Contoh Hewan


Melakukannya
1. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Reprokduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau
pembagian sel. Anak anak sel dapat berukuran sama atau tidak sama. Apabila
ada dua sel anak, maka pembelahannya adalah pembelahan binner, jika
terbentuk banyak anak sel maka terjadi pembuahan bahurangkap (multiple
fission).
Reproduksi seksual umumnya pada ciliata, tapi jarang pada heliozoan dan
amuba, dan tidak hadir pada flagelata. Tiga tipe dasar dari reprodukdi protozoa
dengan gametogami, autogami, dan konjugasi. Ciliata bereproduksi secara
seksual melalui konjugasi, yang melibatkan pertukaran inti haploid antara dua
protista yang bergabung. Setelah informasi genetik dipertukarkan, masing-
masing konjugan membentuk klon itu sendiri.
Reproduksi Generatif (seksual) terjadi pada protozoa, diantaranya meliputi:
a. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan
akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
b. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet
jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh
nyamuk.

6
Gambar 2. Pembelahan-mitosis protozoa

Sumber : Budiatma, 2019 https://usaha321.net/pertumbuhan-dan-


perkembangbiakan-protozoa.html

Beberapa protozoa mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian


dari diantaranya harus berlangsung di dalam inang vertebrata sedangkan
sebgian lagi harus terjadi dalam inang-inang lain. Sebagai contoh, banyak
spesies tripanosoma menghabiskan sebgaian daur hidupnya dalam sistem
peredaran inang-inang vertebrata dan sebagian lagi dalam avertebrata
penghisap darah, seperti misalnya serangga.

Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa


yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amoeba yang biasa
dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan
pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti
selnya. Pada amoeba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin
atau panas atau kurang makan, maka amoeba akan membentu kista. Di dalam
kista amoeba dapat membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kecil.
Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amoeba-amoeba baru tadi dapat keluar.

2. Contoh Protozoa yang melakukan Perkembangbiakan Konjugasi


a. Cilliata (Ciliophora)

Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar
(cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel.

7
Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke
segala arah di dalam air. Alat gerak berupa cilia atau bulu getar.Bentuk tubuh
tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada
yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.

b. Reproduksi Pada Ciliata

Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual.


Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri
secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang diikuti oleh
sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi
beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah pembiakan seksual
(generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu
pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya
lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga
diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid).
Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi penyatuan
mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan
diri. Dalam keadaan demikian tiap individu dan mikronukleusnya akan
mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat
paramecium baru dengan makronukleus.

Contoh Spesies Kelas Ciliata :

1) Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya


seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah
mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi
dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar
(makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta
vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum
dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh
mikroskop karena gerakannya sangat cepat bereproduksi secara aseksual
dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi
dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).

E. Reproduksi Pada Hewan Invertebrata


Reproduksi atau perkembangbiakan Hewan invertebrate dapat melakukan
reproduksi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak
melibatkan ).
8
1. Reproduksi seksual/generative

Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual.


Reproduksi seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan
ovum. Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat
hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum. Adapun macam-macam
reproduksi seksual adalah sebagai berikut :

a. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami


spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami).
Contohnya pada Paramaecium sp.
b. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat
dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1) Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
2) Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan
bentuknya sama.
3) Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan
bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
c. Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari fase generatif ke fase vegetatif.
beberapa hewan invertebrata mengalami metagenesis dalam hidupnya, antara
lain berasal dari kelompok Coelenterata, yaitu Obelia sp. dan Aurelia sp.

2. Perkembangbiakan pada hewan tingkat rendah


Hewan tingkat rendah dapat melakukan perkembangbiakan vegetatif dan
atau generatif. Perkembangiakan generatif pada hewan rendah. Hewan rendah
mampu melakukan perkembangbiakan vegetatif dan atau generatif. Tetapi
tidak semua hewan rendah dapat melakukan keduanya, ada yang vegetatif saja
seperti amoeba, dan ada yang generative saja seperti cacing gelang, cacing
kremi, belalang, dll. Tetapi ada juga yang mampu melakukan keduanya,
misalnya Paramaecium dan hydra. Proses perkembangbiakan secara generatif
terbagi menjadi 2, yaitu Konjugasi dan Heterogami (anisogami).

9
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Perkembangbiakan hewan secara generatif terjadi jika ada pertemuan sel


kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum) pada peristiwa perkawinan.
Melalui perkawinan itulah terjadi peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina dan membentuk individu baru yang memiliki sifat perpaduan dari kedua
induknya seperti ovivar, vivivar, dan ovovivivar.

Organisme tingkat rendah seperti Paramecium dapat berkembang biak


secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua individu saling mendekat pada
bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel. Tidak dapat dibedakan
mana sel jantan dan mana sel betina. Setelah konjugasi selesai, Paramecium
melepaskan diri, selanjutnya masing-masing individu dapat melakukan pembelahan
lagi.
Singami merupakan peleburan dua macam gamet. Peristiwa singami
didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dangan
sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet
betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari
lainnya disebut anisogamet. Reproduksi aseksual biasanya terjadi pada hewan
tingkat rendah atau tidak bertulang belakang (avertebrata). Sedangkan reproduksi
seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinngi atau hawan bertulang belakang
(vertebrata). Proses Singami terdiri dari tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan
meiosis.
Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan
melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, H. 2009. Fisiologi Pertumbuhan Ternak. Jakarta: UI Press.

Aryulina. 2004. Biologi 3. Jakarta: Erlangga

Budiatma. 2019. Pertumbuhan Dan Perkembangbiakan Protozoa. (Online)

https://usaha321.net/pertumbuhan-dan-perkembangbiakan-protozoa.html . Diakses

pada tanggal 16 Oktober 2019. Pukul 07:40.

Campbell. 2004. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Moh Nur. 2010. Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. Malang:Universitas Brawijaya Press

(UB Press)

Sumarmin, Ramadhan. 2016. Perkembangan Hewan. Jakarta: Kencana.

Yunita, Erni. 2018. Pertumbuhan Dan Perkembangan pada Hewan dan Manusia. (Online)

https://karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-

hewan-dan-manusia/ Diakses pada tanggal 16 Oktober 2019. Pukul 07:40.

11

Anda mungkin juga menyukai