Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HUKUM YANG MELATAR BELAKANGI SPESIASI DAN SELEKSI ALAM

Untuk Memenuhi Tugas


Matakuliah Evolusi
yang diampu oleh Dr. Agus Sutanto, M.Si dan Rasuane Noor, M.Sc

Disusun oleh :
Kelas B / Kelompok 1

I Nyoman Sukaredana (16320032)


Eka Zulfitri (16320041)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan berkat dan
rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun berisikan meteri
tentang “Hukum Yang Melatar Belakangi Spesiasi Dan Seleksi Alam” untuk
mempermudah dalam menyelaminya. Salah satu tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk pengembangan daya penalaran untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam makalah ini,
pembahasan konsep dibuat semenarik mungkin dan mengedepankan ilustrasi yang
memacu berpikir kritis.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Agus Sutanto, M.Si dan
Rasuane Noor, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Evolusi. Rasa sayang
kepada kedua orang tua yang tiada henti memberikan motivasi untuk kami sehingga
memiliki semangat lebih dalam belajar dan berusaha. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan makalah selanjutnya.

Metro, Oktober 2019

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup


beserta komponennya. Biologi memiliki banyak cabang ilmu diantaranya evolusi.
Evolusi mempelajari tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk
hidup dalam kurun waktu tertentu, termasuk kehidupan yang ada dimuka bumi.
Kehidupan yang ada di bumi saat ini merupakan kelanjutan
berkesinambugan dari makhluk hidup pertama di bumi. Namun, tidak ada yang
mengatahui darimana asalusul makhlik hidup di bumi secara pasti, termasuk asal
usul manusia dan asal usul keanekanekaragaman makhluk hidup lainnya. Semua
hal tersebut merupakan misteri yang belum terungkap. Oleh karena itu, beberapa
ilmuan menganalisis dan mengkaji tentang misteri kehidupan makhlik hidup di
bumi berdasarkan bukti-bukti yana ada di lapangan.
Evolusi berasal dari kata Bahasa Inggris yaitu “to evolve” yang artinya
berkembang atau berubah secara perlahan-lahan. Sedangkan dalam bahasa latin
dari kata “evolut” yang berarti menggulir. Kehidupan alam di permukaan bumi
bukan sesuatu yang selesai dan sekali terjadi melainkan bertahap dan berubah
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, evolusi dianggap sebagai secarah biologis
adanaya makhluk hidup di bumi dari waktu ke waktu.
Evolusi terjadi dalam beberapa mekanisme salah satunya ialah seleksi alam
dimana suatu proses kemampuan organisme untuk dapat bertahan hidup dan
bereproduksi saat menghadapi kondisi lingkungan yang tidak diinginkan. Dalam
jangka waktu yang lama, evolusi akan menyebabkan terjadinya spesiasi yakni
terbentuknya spesies baru dimana spesies yang moyangnya tunggal akan
terpecah menjadi dua atau lebih. Spesiasi bisa tampak dalam bidang anatomi,
genetik, distribusi geografis dan rekam fosil pada makhluk hidup dari banyak
generasi. Spesiasi sudah berlangsung selama 3,5 miliar tahun sejak adanya
kehidupan di bumi ini. Caranya bisa berlainan ada yang lambat dan ada yang
cepat dari satu tahapan statis ke tahapan lainnya. Jadi seleksi alam dan spesiasi
merupakan bagian dari evolusi, maka dari itu dibuat makalah ini.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Bagaimana hukum-hukum yang melatarbelakangi terjadinya spesiasi ?

2. Apa saja contoh terjadinya spesiasi ?

3. Bagaimana hukum yang melatarbelakangi terjadinya seleksi alam ?

4. Apa saja contoh terjadinya seleksi alam ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, diperoleh tujuannya adalah :

1. Untuk mengetahui hukum – hukum yang melatarbelakangi terjadinya


spesiasi ?

2. Untuk mengetahui contoh terjadinya spesiasi ?

3. Untuk mengetahui hukum yang melatarbelakangi terjadinya seleksi alam ?

4. Untuk mengetahui contoh terjadinya seleksi alam ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum yang Melatarbelakangi Terjadinya Spesiasi

Hukum spesiasi atau hukum terbentuknya spesies baru dikemukakan oleh:

1. Gregor Mendel

Mendel memilih untuk melakukan penelitian yang terencana dan teliti


dengan menggunakan kacang ercis karena kacang ercis memiliki banyak
varietas. Ahli genetika menggunakan istilah karakter untuk menjelaskan sifat
yang dapat diturunkan (seperti warna bunga yang terdapat pada individu).
Setiap varian dari suatu karakter, seperti warna bunga ungu dan putih pada
bunga, dinamakan sifat (trait). Mendel melakukan persilangan pada kacang
ercis, dan setiap sifat yang tampak disebut Genotif dan sifat yang tidak tampak
disebut Fenotif. Mendel melakukan penyerbukan terhadap dua varietas yaitu
antara kacang ercis berbunga ungu dan putih. Perkawinan/persilangan dua
varietas ini disebut Hibridisasi yang disebut penyilangan monohybrid. Induknya
disebut generasi P (Parental), keturunannya disebut generasi F1
(filial/keturunan pertama). Dan bila F1 disilangkan dengan F1 maka
keturunannya disebut F2 (filial kedua). Berdasarkan hasil percobaannya
Mendel menyimpulkan bahwa:
a. Versi alternative gen (allel-allel yang berbeda) menjelaskan terjadinya
variasi pada karakter yang diwarisi.
b. Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua allel, satu-satu dari masing-
masing induk.

c. Jika kedua allel berbeda, maka salah satunya adalah allel yang dominan
diekspresikan sepenuhnya dalam penampakan organisme, sedangkan allel
yang satunya yaitu allel resesif tidak mempnyai efek yang jelas pada
penampakan organisme.
d. Kedua allel untuk setiap karakter berpisah selama produksi.
2. Hugo De Vries

Hugo De Vries salah seorang ahli evolusi yang mempelajari tentang


evolusi dengan cara memperdalam tentang mutasi/perubahan tempat yang
bersifat reversible atau dapat diperbaiki. Salah satu penyebab terjadinya
perubahan sifat suatu organisme yaitu adanya perubahan struktur kimia gen
(DNA) pada organisme atau sering disebut dengan mutasi gen. mutasi gen
dapat terjadi secara acak dan dapat terjadi tanpa ataupun karena pengaruh
faktor luar.
Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan dapat
memunculkan spesies baru dengan sifat yang lebih baik tergantung dari
angka laju mutasi (angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari
seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies). Angka
laju mutasi memang sangat kecil tetapi merupakan mekanisme yang sangat
penting karena dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
a. Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen.

b. Individu dalam satu genersai dapat menghasilkan ribuan sampai jutaan


gamet.

c. Jumlah generasi satu spesies selama spesies itu ada banyak sekali

Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah mutasi yang


menguntungkan selama periode evolusi cukup besar sehingga kemungkinan
dihasilkannya spesiess adaptif (mampu beradaptasi) juga besar sehingga
kemungkinan dihasilkannya spesiess adaptif (mampu beradaptasi) juga besar.
Dalam proses mutasi gen ini Hugo De Vries mebedakan mutasi menjadi dua,
yaitu:
a. Mutasi kecil, mutasi ini biasanya akan menyerang bagian-bagian inti,
misalnya pada Asam Nukleat dari DNA dan RNA.
b. Mutasi besar. Mutasi ini biasanya menyerang pada bagian kromosom,
dimana di dalam kromosom ini terdapat gen yang tersimpan di dalam lokus.
Lokus yang terdapat gen tersebut memiliki kode-kode tersendiri atau
pasangan-pasangannya sendiri yang biasa disebut Allela/allel. Mutasi besar
ini dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Deletion (Penghapusan)

Penghapusan terjadi pada saat terjadinya mutasi dimana ada pasangan


gen yang hilang. Misalnya: P Q R S T P Q R T
2) Duplication (Penggandaan)

Terjadinya penggandaan gen saat terjdinya mutasi. Misalnya: J K L M J K


KLM

3) Invertion (Penyisipan)

Adanya gen yang menyisip ke dalam gen lain atau pertukaran tempat.
Misalnya: F G H IJFGJIH

4) Translocation (Pemindahan)

Terjadinya pemindahan posisi gen pada saat mutasi antara ua pasangan


kelompok gen. Misalnya: V W X Y V W X T dan R S T U R S Y U
5) Polidaphly/ Polidagtil

Polidaphly adalah gen yang menyebabkan jari- jari tangan berjumlah


lebih dari sepuluh jari atau berjari banyak.

3. Hardy- Weinberg

E.H. Hardy (Inggris) dan W. Weinberg (Jerman) mengembangkan study


genetika populasi. Dari hasil studinya, kedua ahli tersebut menyatakan bahwa
“Keseimbangan frekuensi genotif AA, Aa, aa, dan perbandingan gen A dan a
selalu sama dari generasi ke generasi”. Hal tersebut dapat terjadi asalkan
memenuhi beberapa persyaratan berikut:
a. Tidak ada mutasi.

b. Terjadinya perkawinan secara acak.

c. Tidak ada aliran gen dan tidak terjadi migrasi.

d. Tidak terjadi genetic drift (populasi cukup besar).

e. Tidak ada seleksi alam


Pernyataan atau teori yang dikemukakan oleh E.H. Hardy dan W.
Weinberg dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg. Secara matematis hukum
Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut:
P2+2pq+q2=1

Adanaya keseimbangan frekuensi gen menyebabkan terjadinya spesiasi pada


organisme.

Contoh Terjadinya Spesiasi

Spesiasi dibagi empat macam yakni sebagai berikut :

1. Spesiasi Allopatrik

Spesiasi jenis ini terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi


secara geografis. Halangan atau barrier memungkinkan populasi opulasi
terpengaruh oleh faktr lingkungan seperti ketersediaan makana dan
lainnya. Karena keterbatasan ketersediaan makanan, terjadi fragmentasi
habitat atau populasi spesies tersebut melakukan migrasi (terpecah atau
terpusah-pisah dalam kelompoknya). Seleksi alam dalam kondisi demikian
dapat menghsilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan
perilaku organisme. Karena seleksi dan sifat bawaan terjadi perubahan
secara bebas pada populasi yang terisolasi. Hal yang tegas terlihat ketika
berjalan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi variasi yang
mutasinya semakin besar, yang menyebabkan terjadinya isolasi, kemudian
mengarah ke isolasi reproduksi sehingga akan menghalangi pencampuran
gen. Pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak
akan dapat berkawin campur maka terbetuklah spesiasi.
Gambar 1. Spesiasi Allopatrik

Sumber: Hisham.2019.https://hisham.id

2. Spesiasi Peripatrik

Spesiasi ini terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi


terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Hal ini berbeda dengan
spesiasi allopatrik dalam hal ukuran populasi lebih kecil dai populasi nenek
moyangnya. Dengan demikian, yang terjadi adalah hilangnya variasi
genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru terbentuk oleh sejumlah
individu yang sangat kecil. Akibat ilangnya dari variasi geneti, populasi
baru dapat berubah, baik secara genotip maupun fenotip dari populasi
asalnya. Dalam kasus ekstrim ini menyebabkan spesiasi yang mengarah
keterbentuknya evolusi, hilangnya variasi genetik ini, menyebabkan
percepatan proses spesiasi. Karena melalui hanyutan genetik yang cepat
dan seleksi terhadap gen yang kecil maka terjadilah spesiasi.
Gambar 2. Spesiasi Peripatrik

Sumber: https://id.wikipedia.org

3 Spesiasi Parapatrik

Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripetrik dalam hal ukuran populasi
kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak
adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari
evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara dua populasi.
Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan
habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum
odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap
polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini
tanaman berevolusi menjadi resistans terhadap kadar logam yang tinggi dalam
tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua
menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi
reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat
menyebabkan “penguatan”, yang merupakan evolusi sifat yang
memperkenalkan perkawinan dalam spesies, serta pealihan yang terjadi ketika
dua spesies menjadi berbeda pada penampilannya.
Gambar 3. Spesiasi Parapatrik

Sumber: https://www.asklepios-seeds.de

2 Spesiasi simpatrik

Mekanisme spesiasi adalah spesies yang berbeda menghuni tempat


yang sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada
habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang
sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi
dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada
hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan
acak. Contohnya bebek dan mentok berada pada habitat yang sama.
Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi, salah satu
jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang
berkerabat yang menghasilkan spesies hibrid.

Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid biasanya
steril. Sebaliknya, perkawinan silang umumya terjadi pada tanaman karena
tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya membentu poliploidi.
Ini membuat kromosom dari spesies tetua membentuk pasangan yang
sepadan selama meiosis. Salah satunya contoh spesiasi simpatrik adalah
ketika tanaman Arabidopsis thaliana dengan Arabidopsis arenosa dari
perkawinan menghasilkan spesies Arabidopsis suecica.

Gambar 4. Proses Spesiasi Arabidopsis suecica

Sumber: https://www.pnas.org

Hukum yang Melatarbelakangi Terjadinya Seleksi Alam

Hukum seleksi alam dilatarbelakangi oleh teori tentang seleksi alam


yang dikemukakan oleh Charles Robert Darwin. Charles Robert Darwin
merupakan seorang tokoh evolusi yang pendapatnya tentang evolusi
diterima oleh dunia ilmu pengetahuan. Ketika usianya baru 22 tahun, Pada
tanggal 27 desember 1831 Darwin berangkat melakukan ekspedisi menuju
ke kepulauan Galapagos dengan menggunakan kapal layer HMS Beagle,
Darwin mengamati fenomena-fenomena alam yang sangat menarik, seperti
adanya variasi kura-kura raksasa di Pulau Galapagos (suatu pulau di
sebelah barat daratan Amerika Selatan tepatnya terletak di daerah
Khatulistiwa di sebelah barat Ekuador) dan 14 spesies burung Finch. Hasil
perjalanannya di tuangkan dalam bentuk buku yang di beri judul On The
Origin Of The Species By Mean Of Natural Selection atau Timbulnya/adanya
Spesies Baru Melalui Seleksi Alam. Dalam bukunya tersebut Darwin
menyatakan dua pendapat berikut:

a. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup pada masa
lampau.

b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, burung Finch yang terdapat di Kepulauan


Galapagos semula berasal dari satu spesies burung yang ada di daratan
Amerika Selatan, yang bermigrasi ke Kepulauan Galapagos. Variasi terjadi
akibat kondisi geografis dan lingkungan, terutama makanan sehingga
mengakibatkan keturunan burung Finch (pipit) mengalami perubahan
morfologi/bentuk dan fungsi. Perubahan yang terjadi misalnya pada bentuk
paruh. Paruh burung Finch yang semula tebal dan kuat yang sesuai untuk
memakan biji-bijian mengalami perubahan menjadi paruh untuk memakan
serangga (peruh tebal, lurus, dan berlidah pendek) dan memakan madu
(berparuh lurus agak panjang).
Gambar 5. Burung Finch menurut Darwin

Sumber: https://biologimediacentre.com

Kajian Darwin terhadap aspek geologi dan seleksi alam yang


berkaitan dengan teori evolusi menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:
a. Deretan Fosil yang ditemukan pada batuan tua berbeda dengan yang
ditemukan di batuan yang lebih muda.
b. Perbedaan yang terjadi pada fosil-fosil disebabkan oleh perubahan yang
terjadi secara perlahan-lahan.
c. Perbedaan dapat berkembang dari satu jenis individu menjadi berbagai
jenis karena adanya perkawinan.
d. Makhluk hidup memerlukan makanan dan ruang agar dapat berkembang
sehingga makanan dan ruang menjadi faktor pembatas ketika populasi
bertambah besar.
Adapun beberapa pokok pikiran yang mendasari teori Evolusi
Darwin, sebagai

berikut:

a. Tidak ada individu yang benar-benar sama. Hal ini terbukti adanya
variasi dalam satu keturunan (contohnya variasi burug Finch)

b. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap


individu mempunyai kemampuan berkembangbiak.
c. Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang
cukup sehingga memerlukan perjuangan dari individu untuk
bertahan hidup.

Adapun prinsip –prinsip yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam


Charles Darwin ialah (Waluyo, 2010: 203-205):
a) Kecendrungan makhluk hidup berkembang biak atau fertilitas makhluk
hidup yang tinggi
Makhluk hidup cenderung untuk berkembang biak karena fertilitas
atau tingkat kesuburan makhluk hidup tinggi. Oleh karena itu, bila tidak
ada hambatan perkembangbiakan suatu jenis makhluk hidup, maka
dalam waktu singkat dunia tidak dapat menampungnya.
b) Jumlah induvidu (secara keseluruhan) hampir tidak berubah

Sekalipun fertilitas makhluk hidup tinggi, tetapi kenyataannya jumlah


individu tidak mengalami peningkatan secara tidak terkendali.
Nampaknya ada faktor yang membatasi dan mengatur pertambahan
jumlah individu suatu jenis (spesies) di suatu tempat. Salah satu faktor
adalah jumlah makanan yang tersedia. Faktor-faktor pembatas dan yang
mengatur jumlah individu itulah yang menyebabkan individu-individu yang
berhasil tetap hidup, tidak banyak jumlahnya, sekalipun banyak keturunan
yang dihasilkan, tanpa banyak yang mortal.
c) Adanya “struggle for existence” perjuangan untuk hidup

Supaya tetap dapat hidup, setiap individu makhluk hidup harus


berjuang, dalam artian pasif dan aktif. Pada umumnya, perjuangan untuk
hidup terjadi adanya 1) persaingan, baik persaingan antar individu se-
spesies maupun yang berlainan spesies, 2) pemangsaan, termasuk pula
parasitisme, dan 3) perjuangan terhadap lingkungan yang tidak hidup,
seperti iklim dan suhu
d) Adanya keanekaragaman dan hereditas atau adanya variasi dan
faktor-faktor yang menentukannya.
Makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka
ragam. Keanekaragaman tersebut berkenaan dengan struktur,
tingkah laku maupun aktivitas.

Keanekaragaman itu mulai terlihat mulai tingkat antara filum atau


divisi, antar kelas sampai antar individu sejenis, bahkan antar individu
keturunan. Tidak sedikit ciri yang menyebabkan keanekaragaman
tersebut diturunkan kepada generasi keturunan yang selalu dapat
keanekaragaman, bahkan karena berbagai sebab, keanekaragaman
tersebut justru makin bertambah luas. Adanya keanekaragaman
(keanekaragaman pada umumnya dan keanekaragaman yang
merupakan ciri yang diwariskan). Itulah yang menyebabkan keberhasilan
perjuangan untuk hidup. Tidak sama antara individu satu dengan individu
yang lain. Hal itu merupakan alasannya, banyak individu pada generasi
keturunan, tidak terlalu melonjak, sekalipun individu turunan yang
dihasilkan sebenarnya banyak atau sangat banyak.
e) Adanya “survival of the fittest “seleksi alam

Tingkat keberhasilan perjuangan untuk hidup tidak sama antar


individu, kenyataan itu disebab kan ada individu yang lebih sesuai denga
yang lainnya. Individu yang lebih sesuai inilah, lebih berhasil dalam
perjuangan untuk hidup. Individu yang berhasil inilah yang mempunyai
peluang lebih besar untuk melanjutkan keturunan, sekaligus mewariskan
ciri-cirinya pada generasi keturunan. Sebaliknya individu yang kurang
berhasil, lama kelamaan akan tersisish dari generasi ke generasi. Charles
Darwin mengartikan seluruh proses tersebut diatas sebagai seleksi alam
di lingkungan makhuk hidup. Dari generasi ke generasi peristiwa seleksi
alam ini menyebabkan sebagian individu menjadi semakin adaptif,
sedangkan yang lainnya akan tersisih. Herbet Spencer menambahkan
istilah yang paling hidup lestari ialah yang paling sesuai “ dalam hal ini.

f) Lingkungan yang terus berubah

Dari waktu ke waktu, komponen atau faktor-faktor lingkungan terus


berubah dan ini suatu kenyataan. Misalnya, perubahan iklim, perubahan
geografis atau fluktuasi cadangan makanan dan sebagainya.Dalam
situasi yang demikian makhluk hidup harus terus-menerus mengadakan
penyesuaian melalui “struggle for existence” yang tiada hentinya. Dengan
kata lain, peristia seleksi alam berlangsung tiada henti secara terus-
menerus. Akibatnya pada generasi tertentu, akan muncul individu
(kelompok) individu yang memiliki ciri-ciri semakin adaptif, dan spesifik
bagi situasi lingkungan yang melingkupinya. Individu (kelompok individu)
semacam inilah dapat berbeda ciri-cirinya dari individu merupakan cikal
bakal pada generasi sebelumnya. Inilah tanda adanya perubahan yang
menuju keterbentuknya atau jenis spesies baru.

Menurut Campbell, et all (2010: 36), empat alasan mengapa


seleksi alam tidak dapat menghasilkan kesempurnaan:
a. Organisme terkunci dalam batasan sejarah

Setiap spesies memperoleh sifat yang diturunkan dimana adanya


modifikasi dari anatomi nenek moyang. Evolusi tidak menganalisis
bagaimana anatomi nenek moyang dengan anatomi organisme yang ada
pada sast ini, melainkan memilih menghubungkan anatomi nenek
moyang dan mengadaptasikannya ke dalam situasi yang baru. Sebagai
contoh permasalahan sakit punggung pada manusia sebagian
disebabkan oleh modifikai kerangka dan perototan dari anatomi nenek
moyang berkaki empat yang tidak sepenuhnya sesuai dengan postur
tubuh manusia berdiri tegak. Hal ini bertentangan dengan sudut pandang
kesehatan yang sebenarnya sakit punggung disebabkan oleh kebiasaan
duduk yang salah.
b. Adaptasi seringkali berkompromi

Anatomi makhluk hidup disesuaikan dengan kebiasaan dalam


hidupnya. Misalnya ikan memiliki sirip sehingga mampu berenang di air.
c. Tidak semua evolusi bersifat adaptif

Faktor kebetulan pada ligkungan mempengaruhi struktur genetik


populasi. Misalnya ketika badai meniup serangga ratusan mill melewati
suatu pulau angin itu belum tentu membawa serangga yang paling cocok
hidup di lingkungan baru. Dengan demikian tidak semua alel yang
difiksasi oleh hanyutan genetik dalam kumpulan gen suatu poplasi yang
lebih cocok dengan lingkungan dibandingkan dengan alel yang hilang.
d. Seleksi hanya dapat memperbaiki variasi yang ada

Seleksi alam hanya menguntungkan pada variasi yang cocok dari


fenotipe yang tersedia yang bisa saja bukan merupakan sifat yang ideal.
Alel baru tidak muncul begitu saja.

Contoh Terjadinya Seleksi Alam

Contoh terjadinnya seleksi alam ialah sebagai berikut :

1. Dinosaurus punah karena meteor menabrak bumi pada jutaan tahun yang
lalu tabrakan itu menyebabkan ledakan hebat yang menyebabkan
terlepasnya debu ke atmosfer. Debu tersebu menghalangi sinar matahari
sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis akibatnya
banyak tumbuhan mati dan dinosaurus yang herbivora tidak mendapatkan
kebutuhan makanannya dan kemudian mati. Dinosaurus pamakan
dagingpun tidak mendapatkan mangsanya. Hal inilah yang menimbukan
kepunahan dinosaurus.

Gambar 6. Kerangka Dinosaurus


Sumber: Agung.2019.https://www.hitekno.com
2. Biston betularia

Sebelum revolusi industri Biston betularia putih jumlahnya lebih


banyak daripada Biston betularia hitam. Namun, setelah terjadinya revolusi
industri jumlah Biston betularia putih lebih sedikit daripada Biston betularia
hitam. Algadri (2014) mengemukakan bahwa hal ini terjadi karena
ketidakmampuan Biston betularia putih untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Sebelun terjadinya revolusi di Inggris udara bebas
dari asap industri namun setelah revolusi industri di Inggris udara penuh
dengan asap dan debu sehingga populasi Biston betularia menurun akibat
tidak dapat beradaptasi dan mudah ditangkap oleh mangsanya.

Gambar 7. Biston betularia hitam dan Biston betularia putih

Sumber: https://www.edubio.info

3. Fungi radiotrofik adalah fungi yang menggunakan pigmen melanin untuk


mengubah radiasi gamma menjadi energi kimia untuk pertumbuhan
dimana pertama kalinya fungi ini ditemukan sebagai jamur hitam
(blackmold) yang tumbuh di dalam dan di sekitar instalasi nuklir Chernobyl
pada tahun 2007. Riset yang telah dilakukan di Albert Einsten Collage
menunjukkan bahwa tiga jamur mengandung melanin yakni Cladosporium
sphaerospermum, Wangiella dermatitidis, Cryptococcus neoformans
mengalami peningkatan biomassa dan mengakumulasi asetat lebih cepat
di lingkungan dengan tingkat radiasi yang 500 kali lebih tinggi dibanding
lingkungan normal (Hassan, dkk. 2014: 96)
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Hukum yang melatarbelakangi terjadinya spesiasi ialah

 Gregor Mendel menyatakan bahwa versi alternatif gen menjelaskan terjadinya


variasi pada karakter yang, diwarisi selain itu untuk setiap karakter organisme
mewarisi dua alel satu-satu dari masing-masing induk dimana alel yang satu
dominan dan yang satunya lagi resesif, kedua alel berpisah selama produksi.

 Hogo De Vries menyebutkan terjadinya perubahan sifat suatu organisme


karena adanya perubahan struktur kimia gen yang dikenal dengan mutasi.
Mutasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu mutasi besar dan mutasi kecil.

 Hardy-Weinberg menyatakan adanya perubahan keseimbangan


frekuensi gen menyebabkan terjadinya spesiasi pada organisme.
b. Contoh spesiasi ialah terjadi pada Anthoxanthum odoratum dan tanaman
Arabidopsis thaliana dengan Arabidopsis arenosa dari perkawinan
menghasilkan spesies Arabidopsis suecica.
c. Hukum yang melatarbelakangi seleksi alam ialah:

 Charles Robert Darwin mengemukakan bahwa spesies yang hidup sekarang


berasal dari spesies yang hidup pada masa lampau dan evolusi terjadi melalui
seleksi alam. Dasar pokok pikirannya ialah bahwa adanay variasi dalam satu
keturunan, setiap populasi cenderung bertambah banyak karena mempunyai
kemampuan berkembangbiak diperlukan dari individu untuk bertahan hidup
demi memperoleh makanan dan ruang yang cukup. Selain itu kemampuan
beradaptasi dengan lingkungannya.
d. Contoh organisme yang mengalami seleksi alam ialah Dinosaurus, Biston
btularia

bersayap terang dan gelap serata Fungi radiotrofik.


DAFTAR PUSTAKA

Algadri, Syarifah. 2014. Bab 1 Spesies dalam Ekosistem. Jakarta: Erlangga

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta: Erlangga

Hassan, M.S., Ferial, E.W., Soekendarsi, E. 2014. Pengantar Biologi Evolusi.


Jakarta: Erlangga

Prawoto. 1987. Sejarah Perkembangan Teori Evolusi dan Makhluk Sejarah.


Jakarta: Universitas Terbuka

Waluyo, Lud. 2010. Miskonsepsi dan Kontroversi Evolusi serta Implikasi dalam
Pembelajaran. Malang : UMM Press

http://www.slideshare.net/syarifahfalgadri/bab-1-spesies-dalam-ekosistem.
Diakses pada tanggal 14 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai