Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOLOGI

TENTANG EVOLUSI

Disusun oleh :

Nama : BELLA WAHYU PUSPITA

Kelas : XII IPA 2

No Absen : 08

MAN 2 CILACAP
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “EVOLUSI”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

Terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A.        Latar belakang

B.         Identifikasi masalah

C.         Perumusan masalah

D.        Tujuan penelitian

E.         Manfaat penelitian

BAB II PEMBAHSAN

A.      Pengertian Evolusi

B.       Pencetus teori evousi

C.      Faktor yang mempengaruhi evolusi

D.      Petunjuk adanya evolusi

E.       Asal-usul makhluk hidup

F.       Yang menentang teori evolusi

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan

B.       Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar belakang

Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring
dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam
suatu teori yang disebut teori evolusi.

Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan
para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang semua fakta dan
fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup.

Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme yang berubah dari
generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-
faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini.

Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang
asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi
fondasi teori evolusi.

B.       Identifikasi masalah

Masalah yang kami identifikasi dalam makalah ini yaitu semua tentang evolusi, antara lain,
pengertian evolusi, teori-teori mengenai evolusi, dan teori yang menentang evolusi.

C.      Perumusan masalah

a)      Asal-usul makhluk hidup?


b)      Apa pengertian evolusi
c)       Siapa saja yang mencetus tentang teori evolusi?
d)      Faktor apa saja yang mempengaruhi evolusi?
e)      Apa saja petunjuk bahwa adanya evolusi?
f)       Teori-teori yang menentang evolusi?
D.      Maksud dan tujuan

            Untuk mengatahui :
-                 Asal-usul makhluk hidup
-                 Apa itu evolusi
-                 Siapa saja yang mencetus teori evolusi
-                 Faktor yang mempengaruhi evolusi
-                 Cara tebentuknya spesies baru
-                 Pandangan baru tentang evolusi
-                 Teori-teori yang menetang evolusi
E.       Manfaat penelitian

          Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu, kita dapat mengetahui dari mana
kita berasal lewat materi yang akan dibahas yaitu evolusi
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Evolusi

                Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari
generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat
terlepas dari kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa
lampau. Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar
evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

B.       Pencetus-Pencetus Teori Evolusi

1.       Charles Darwin

Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada
tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama
pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika
sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam  makhluk yang menarik
perhatiannya, terutama burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di
Inggris, namun burung Finch yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang
beragam. Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk karena
adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch bersesuaian
dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch, Darwin juga
mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan morfologi
yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya, Darwin memperoleh ide
tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :

a)      Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi  sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada
dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)

b)      Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu
berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan yang cukup. Dan jumlah
individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang dapat bertahan hidup.

c)       Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.


d)      Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan
hidup.

e)      Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan
hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.

f)       Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadapa
lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya
akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.

2.       Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).

Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi.
Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya
metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks.

3.       Teori evolusi Anaximander (500 SM0.

Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat
bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.

4.       Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).

Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal
dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup.
Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang
menjadi sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.

5.       Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).

Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi
berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional
terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang
menentang teori evolusi dari Lamarck.

6.       Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).

Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar
diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.

7.       Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).

Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal
berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.

8.       Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.


Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki
suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya
tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut.

Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui
proses adaptasi lingkungan.

Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.

Organ yang sering digunakan akan  berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ
yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan
menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck,
pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang
tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini
maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya
akan lebih panjang lagi. Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk
mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan
akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher
pendek akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.

Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang
mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada
yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan.
Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini
akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-
lahan mengalami kepunahan.

9.       Carolus Linnaeus (1707-1778)

Membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan
mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang paling rendah sampai
jenjang yang paling tinggi. Jenjang ditentukan dari pengelompokkan dengan kemiripan sifat-
sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokkan
makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus
juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial
nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi,
suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan makhluk hidup yang
sangat beraneka ragam

10.   Georges Cuvier (1769-1832)

Ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai fosil). Cuvier
mendukung teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada
hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti
gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul
strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari
temuan fosil dilembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini
tersusun berupa lapisan-lapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik,
berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk
modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan
bawah.

11.    James Hutton (1726-1797)

Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-
lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama)

12.   Alfred Russel Wallace (1923-1913

Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah
penelitian biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from
the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.

C.       Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi

Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :

1.       Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika

Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan pada
gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat atau
organisme tersebut :

a.       Mutasi gen

Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang terjadi
bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus,
dan lain sebagainya.

b.      Rekombinasi gen

Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan
dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan
pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru.

2.       Faktor Lingkungan Luar

Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya
sesuai dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup
dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter secara terus-menerus untuk
dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya menyebabkan munculnya varian spesies baru
yang bermacam-macam dan beraneka ragam.

D.      Petunjuk Adanya Evolusi

Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain :

1)      Adanya variasi makhluk hidup

2)      Fosil

3)      Perbandingan fisiologi/biokimia

4)      Adanya embriologi perbandingan

5)      Petunjuk alat tubuh yang tersisa

6)      Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh

1.       Variasi Makhluk Hidup

Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua individu di dunia yang mempunyai
sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan adanya variasi. Bila varian tersebut hidup pada
lingkungan  yang berbeda maka akan menghasilkan  keturunan yang berbeda.

2.       Fosil

Fosil dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu. Leonardo da
Vinci (Itali, 1452 – 1519), Ia berpendapat bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk
hidup di masa lampau.

3.       Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh

Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun mempunyai fungsi yang berbeda
disebut homologi.

Contoh organ homolog.

·               Kaki depan kuda homolog dengan sayap burung

·               Tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda

·               Kaki depan anjing homolog dengan sayap burung

·               Kaki depan kucing homolog dengan sirip dada ikan

Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi struktur asalnya berbeda disebut
analogi.
Contoh analogi:

·               Sayap kelelawar analog dengan sayap kupu, kedua sayap berfungsi sama untuk
terbang

·               Sayap kupu-kupu analog dengan sayap burung, kedua sayap berfungsi sama untuk
terbang tetapi struktur asalnya berbeda.

4.       Embriologi Perbandingan

Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves, dan mamalia mempunyai kemiripan pada
embrio, yaitu : mempunyai fase perkembangan embrio yg sama. Terdiri Zigot, morulla,
blastula, gastrula, janin.

5.       Perbandingan Fisiologi/biokimia

secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai kemiripan fisiologi yang dapat ditinjau
secara kimiawi.

Contoh:

a)      Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan memiliki kesamaan seperti: kristaloksi
hemoglobin dari burung memiliki kemiripan.

b)      Test presipitin untuk serum darah manusia mempunyai reaksi yang mirip jika dibanding
dengan serum darah gorilla dan simpanse.

Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar makhluk hidup  dapat diuji
dengan analisa biokimia. Misalnya:

a)      Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara antigen-antibodi pada darah,
ternyata dari pengujian serum darah manusia mempunyai kemiripan dengan pengujian pada
serum darah gorilla dan simpanse.

b)      Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan dengan insulin manusia.

c)       Adanya kemiripan hormon tiroksin sapi dengan tiroksin manusia.

d)      Pada sebagian manusia dalam darahnya ditemukan protein yang sama seperti protein
yang ditemukan dalam darah kera Maccacus rhesus.

6.       Petunjuk alat tubuh yang tersisa

Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita temukan beberapa organ vestigial. 
Organ vestigial merupakan  organ-organ yang tersisa akibat adanya penyusutan (mereduksi)
sehingga sudah tidak berfungsi sebagaimana organ yang belum mengalami reduksi.
Contoh:

a.       Pada manusia ditemukan umbai cacing, otot penggerak telinga, rambut pada dada dan 
tulang ekor, bentuk gigi taring yang runcing dan adanya selaput pada sudut mata sebelah
dalam.

b.      Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan (sayap) mengalami penyusutan
sehingga tidak dapat berfungsi untuk terbang.

c.       Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya mengalami reduksi sehingga tidak
dapat melihat, sedangkan mata pada ikan yang hidup di tempat yang terang berkembang
dengan baik.

d.      Pada paus dewasa kulitnya tidak mempunyai rambut, sedangkan pada masa embrionya
mempunyai rambut

E.       Asal-Usul Makhluk Hidup

Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup adalah Francesco Redi (1628-1689). Dia
membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Dalam penelitiannya, Redi menggunakan beberapa contoh daging. Daging tersebut diberi tiga
perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan I, daging ditempatkan di dalam botol yang terbuka.
Pada perlakuan II, daging ditempatkan di dalam botol yang ditutup kain kasa. Pada perlakuan
III, daging diletakkan di dalam botol yang ditutup rapat dengan tutup botol.

Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I dan II membusuk dan menimbulkan bau
busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap. Lalat hinggap pada daging di botol I, dan di
permukaan kain kasa di botol II, tetapi tidak hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian
terlihat belatung pada daging di botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati
bahawa belatung berubah menjadi lalat.

Dari percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung bukan berasal dari daging busuk,
melainkan telur lalat yang menetas. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Kesimpulan tersebut akhirnya dianut oleh ahli-
ahli berikutnya.

F.       Penentangan Terhadap Evolusi

1.       Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta

Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori",
dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu
adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman pada
pengertian teori dalam konteks ilmiah: manakala pada percakapan sehari-hari teori adalah
konjektur dan spekulasi, pada ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang
dapat membuat prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk
pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh evolusi
sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam Darwin dan pewarisan Mendel.
Sebagaimana dengan teori ilmiah, sintesis modern terus-menerus diperdebatkan, diuji, dan
diperbaiki oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan ilmuwan
bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat menjelaskan
fakta-fakta mengenai evolusi. Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah fakta.
Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang telah diverifikasi;
dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk pada apapun yang memiliki bukti
yang sangat banyak. Sebagai contoh, dalam penggunaan sehari-hari, teori seperti "Bumi
mengelilingi Matahari" dan "benda jatuh oleh karena gravitasi" dapat dirujuk sebagai "fakta",
walaupun mereka sebenarnya hanyalah murni teoretis. Dari sudut pandang ilmiah, evolusi
dapat disebut sebagai "fakta" sama seperti gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah
evolusi bahwa evolusi adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu
populasi dari waktu ke waktu. Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga
disebut sebagai fakta, jika kita merujuk pada status teori evolusi sebagai teori yang sudah
berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi secara luas dianggap sebagai baik teori dan fakta
oleh para ilmuwan. Kerancuan yang sama juga terjadi pada keberatan bahwa evolusi "belum
terbukti"; pembuktian secara cermat hanyalah dimungkinkan dalam bidang matematika dan
logika, dan tidak dimungkinkan dalam ilmu pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah
"memvalidasi"). Dalam hal ini, adalah benar bahwa evolusi hanyalah disebut sebagai "teori"
dan bukanlah "teorema". Kerancuan dapat terjadi apabila pengertian sehari-hari terhadap kata
pembuktian (proof) disamaartikan dengan "bukti" (evidence). Perbedaan ini merupakan salah
satu bagian penting dalamfilosofi sains, karena ia berhubungan dengan ketiadaan kepastian
absolut pada semua klaim empiris, dan bukan hanya pada evolusi.

2.       Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial

Salah satu keberatan utama terhadap evolusi adalah argumen bahwa evolusi itu kontroversial
dan diperdebatkan. Tidak seperti argumen-argumen kreasionis lainnya yang berusaha untuk
menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat klaim bahwa evolusi
memiliki posisi yang lemah oleh karena terdapat kontroversi, sehingga pandangan alternatif
lainnya haruslah dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid haruslah diizinkan
untuk mengevaluasi dan memilih pilihan sesuai dengan kepercayaan mereka. Seruan terhadap
"keadilan" dan "demokrasi", serta pendekatan yang "seimbang" di mana pandangan yang
saling bertolak belakang ini diberikan "waktu yang sama" didukung oleh mantan Presiden
Amerika Serikat George W. Bush.

Keberatan ini merupakan salah satu dasar dari kampanye "Ajarkan Kontroversi" (Teach the
Controversy) yang diusahakan oleh Discovery Institute untuk mempromosikan
pengajaranperancangan cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada akhirnya merupakan salah
satu bagian dari "wedge strategy" institut tersebut untuk secara perlahan meremehkan evolusi
dan pada akhirnya "membalikkan pandangan materialisme yang mencekik dan menggantinya
dengan sains yang sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik". Para ilmuwan dan
pengadilan Amerika Serikat telah menolak keberatan ini atas dasar bahwa ilmu pengetahuan
tidak didasarkan pada popularitas (Argumentum ad populum), namun berdasarkan bukti.
Konsensus ilmiah para biologiwanlah yang menentukan hal-hal apa saja yang dapat diterima
secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan opini. Walaupun evolusi adalah benar
kontroversial di masyarakat, namun ia sepenuhnya tidak kontroversial di kalangan ilmuwan
dan orang yang ahli di bidang tersebut. Sebagai respon, para kreasionis kemudian
memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah
mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi "A
Scientific Dissent From Darwinism" (Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan apa yang mereka rujuk
sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan petisi ini tidak secara jelas menyatakan
ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan "mutasi acak dan seleksi
alam untuk bertanggung jawab terhadap kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan
telah dilancarkan sebagai balasannya, di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A
Scientific Support for Darwinism" (Dukungan ilmiah untuk Darwinisme) yang berhasil
mengumpulkan 7.000 petisi dalam empat hari. Selama satu abad, para kreasionis terus
beragumen bahwa evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang dalam waktu dekat akan
runtuh. Hal ini didasarkan pada beragam keberatan terhadap evolusi, termasuk pula
ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi melanggar hukum alam. Keberatan-keberatan
seperti ini telah lama ditolak oleh banyak ilmuwan, termasuk pula klaim bahwa teori
perancangan cerdas dan penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya memenuhi standar dasar
ilmiah yang diperlukan untuk menjadi teori ilmiah "alternatif" terhadap evolusi. Selain itu,
bahkan jika terdapat bukti-bukti yang membantah evolusi, adalah salah untuk menganggap
bahwa ia merupakan bukti yang mendukung perancangan cerdas.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Evolusi  juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi
tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini
dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi
bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

B.       Saran

Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari
evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena seperti yang kita tahu
bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas  dan dapat dibuktikan secara langsung,
namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan
menimbulkan perpecahan

Sumber: chelsiekr.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai