Anda di halaman 1dari 23

MEKANISME EVOLUSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biopsikologi

Dosen Pengampu: Widayati Lestari, M.Psi.

Disusun oleh kelompok 5 kelas A :

1. Dwi Prihatun Nuraini (43040180006)


2. Siti Fian Pertiwi (43040180012)
3. Sri Dwi Laelatul Fatkiyah (43040180058)
4. Ninik Rahmawati (43040180089)

PRODI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan lancar. Tak lupa shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW dan untuk para keluarga, sahabat dan juga pengikut-pengikutnya
yang senantiasa setia mendampingi beliau. Terimakasih kepada rekan-rekan yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini yang dengan doa dan bimbingannya makalah ini dapat
terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

Dalam makalah ini, penyusun menguraikan dan menjelaskan tentang “Mekanisme


Evolusi” yang penulis ambil dari berbagai sumber. Makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan juga pengetahuan bagi penyusun dan juga pembaca sesuai dengan yang selama
ini dicari. Selain itu, penyusun juga berharap agar makalah ini bisa dimanfaatkan semaksimal
mungkin.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami, khusunya bagi para pembaca.

Salatiga, 09 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….…2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………4

a. Latar Belakang…………………………………………………………..4
b. Rumusan Masalah…………………………………………………….…4
c. Tujuan Penulisan………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….5

a. Teori-teori Evolusi
b. Pengertian Evolusi…………...………………………………………….5
c. Mekanisme Evolusi
d. Bukti-bukti Evolusi……………………………………………………..6

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pelajaran biologi, kita tidak asing lagi dengan kata evolusi didalamnya.
Dimana dalam pelajaran biologi, evolusi merupakan salah satu bab yang menjadi suatu
pembahasan bersamaan dengan bab-bab yang lainnya. Pengertian evolusi sendiri dalam
pelajaran biologi memiliki arti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Perubahan-perubahan yang
terjadi disebabkan karena adanya kombinasi tiga proses utama yaitu variasi, reproduksi
dan seleksi.
Semua sifat yang menjadi dasar dalam evolusi dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Saat organisme bereproduksi, keturunannya akan memiliki sifat-sifat yang baru. Sifat-
sifat baru tersebut diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antar organisme.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil
sifat yang terjadi secara terus-menerus dan acak ini melalui seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak
pada frekuensi dan sifat suatu populasi. Variasi genetik dihasilkan oleh probabilitas
apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi. Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyuran dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial
pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies baru.
Sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan yang lainnya memberikan
pandangan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama
melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan. Untuk perlu adanya pembahasan
tentang mekanisme evolusi yang ada1.

1
https://www.academia.edu/19530262/makalah_evolusi

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam teori Evolusi?
2. Apa pengertian dari Evolusi?
3. Bagaimana proses mekanisme evolusi terjadi?
4. Sebutkan adanya bukti-bukti evolusi?
C. Tujuan
1. Mengetahui teori-teori evolusi yang dikemukakan para ahli.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Evolusi.
3. Untuk mengetahui proses Mekanisme Evolusi terjadi.
4. Mengetahui bukti-bukti sebagai adanya petunjuk evolusi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Evolusi
Pada mulanya, evolusi merupakan dugaan atau hipotesis dari sebagian kecil
orang. Namun, kemudian banyak ahli yang tertantang untuk membahas dan
membuktikannya. Sejak ditemukan fosil bermacam-macam makhluk hidup yang
kemudian dianggap sebagai bukti evolusi, hipotesis tentang evolusi tersebut
berkembang menjadi teori-teori evolusi. Banyak ahli, terutama ahli biologi, yang
memberikan penjelasan dan mengembangkan pemikiran tentang evolusi pada masa
sebelum teori evolusi Darwin maupun sesudahnya.
a. Perkembangan pemikiran Evolusi sebelum teori Darwin
Pemikiran mengenai evolusi sebenarnya sudah muncul sejak dahulu, sebelum masa
Charles Robert Darwin. Bahkan sejak leluhur kita telah memiliki keingintahuan
mengenai asal-usul, kedudukan, dan nasibnya dalam alam.
1. Plato (428-348 SM) membayangkan pencipta yang dunia dari kehancuran,
kemudian menciptakan para dewa yang akan membuat manusia dengan jenis
kelamin laki-laki. Wanita dan hewan muncul dari reinkarnasi.
2. Aristoteles (348-322 SM) adalah murid Plato yang menggolongkan semua
organisme di dalam suatu skala yang telah dianggap tidak sempurna dan
bergerak ke arah keadaan yang lebih baik.
3. Copernicus dam Galileo (1543) menunjukkan secara meyakinkan bahwa
matahari merupakan pusat rotasi planet-planet, bukan bumi. Dunia organic dan
dunia fisik dapat diatur dengan hokum-hukum alami.
4. Erasmus Darwin (1731-1802) menyatakan bahwa kehidupan di bumi memiliki
asal usul yang sama dan respons fungsional di wariskan kepada keturunnya.
5. Baron George Cuvier (1797-1875) adalah peneliti fosil yang menyatakan bahwa
kepunahan spesies akan digantikan oleh spesies yang baru. Suksesi (perubahan)
fauna dari zaman ke zaman disebabkan oleh serangkaian bencana disusul dengan
penciptaan spesies.2

2
Irnaningtyas, Biologi Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 284

6
b. Teori Lamarck

Jean Baptiste de Lamarck (1744-1829), seorang ahli biologi Prancis merupakan


salah satu ilmuwan yang mengajukan teori evolusi dalam bukunya Philosophie
Zoologique pada tahun 1809. Lamarck percaya bahwa ada dua kekuatan evolusi yang
bekerja. Kekuatan yang pertama dalah kecenderungan untuk berkembang, yaitu suatu
proses otomatis yang membuat semua makhluk hidup menjadi semakin kompleks.
Kekuatan kedua adalah kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Lamarck, kedua kekuatan ini tidak terjadi secara selaras. Kekuatan yang
pertama bekerja sendiri dan menghasilkan pola-pola sempurna dari peningkatan
kekompleksitasan organisme, sedangkan kekuatan kedua mencampuri kerja kekuatan
pertama. Agar kekuatan kedua dapat bekerja maka sifat-sifat yang telah dihasilkan oleh
kedua induk harus diwariskan pada keturunnya.

Lamarck menjelaskan bagaimana terjadinya evolusi paada leher jerapah. Pada


mulanya, jerapah lehernya pendek. Akan tetapi karena sumber makanan berupa daun-
daun berasal dari tanaman tinggi, maka lama-kelamaan leher jerapah bertambah
panjang sebagai bentuk adaptasinya terhadap sumber makanannya. Akibatnya jerapah
yang berleher panjang juga menghasilkan keturunan, yaitu jerapah yang berleher
panjang hingga sekarang. Proses evolusi pada leher jerapah dapat dilihat pada gambar.

Lamarck percaya adanya pengaruh secara spontan dan berkesinambungan dari


material tidak hidup sehingga semakin tinggi tingkatan evolusinya semakin kompleks
organisme menuju ke adaptasi yang baik terhadap lingkungannya. Lamarck
mencetuskan dua ide, Pertama, tentang use dan disuse. Suatu organisme secara nyata
berjuang untuk memperbaiki dirinya karena setiap organisme memiliki keinginan lebih
sempurna. Dengan menggunakan bagian tetentu dari tubuhnya, organisme dapat
memperkuat dna mengembangkan bagian tersebut. Sebaliknya, dengan tidak
berfungsinya suatu bagian atau organ tubuh, maka organ tersebut akan berangsur-
angsur hilang. Kedua, ide tentang warisan karakteristik pada turunan yang diperoleh
dari masing-masing idnividu selama hidupnya diwariskan melalui turunannya.3

3
Tetty Setiowati, Biologi Interaktif, (Jakarta: Azka Press, 2007), hlm. 103

7
(a) Jean Baptiste de Lamarck (b) evolusi jerapah menurut Lamarck
c. Teori Darwin

Charles Robert Darwin (1809-1882) seorang naturalis di kapal HMS Beagle


Inggris yang terkenal karena bukunya The Origin of Species (1859). Buku tersebut
berisi tentang konsep bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-
spesies yang hidup di masa lampau dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Semua
organisme hidup mempunyai hubungan yang erat dengan organisme hidup lainnya dan
setiap spesies mempunyai hubungan darah. Darwin bukan orang pertama yang
memikirkan evolusi, tetapi ia telah membuat gagasan yang disegani dan berhasil
mengumpulkan sejumlah bukti untuk memperlihatkan bahwa evolusi memang telah
terjadi.

Darwin ikut dalam pelayaran keliling dunia dengan kapal HMS Beagle.4 Kapal
tersebut meningglkan Plymouth pada tahun 1831 dan berlayar di sepanjang pantai
Amerika Selatan kea rah utara. Darwin mempelajari hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan
dan bentu geologi daerah pantai maupun daerah pedalaman. Darwin memperhatikan
banyak hal aneh mengenai tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang hidup di sana. Ia
menduga bahwa hewan dan tumbuhan yang ada di kepulauan Galapagos berasal dari
Amerika Selatan, kemudian mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan yang berbeda dan berkembang biak, misalnya kura-kura raksasa, burung
finch, dan Iguana laut.5

4
Tetty Setiowati, Biologi Interaktif, (Jakarta: Azka Press, 2007), hlm. 103
5
Irnaningtyas, Biologi Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 285

8
(c) Charles Robert Darwin, (d) Kura-kura raksasa kepulauan Galapagos

(e) Iguana laut dari Galapagos

B. Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari kata Evolve yang memiliki arti perubahan6. Sehingga
evolusi memiliki arti perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi
lebih adaptif dalam waktu yang lama. Evolusi ini terjadi secara perlahan dan terjadi
pada populasi makhluk hidup.
Evolusi merupakan proses perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara
bertahap dalam jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk
yang lebih kompleks. Selain hal tersebut, evolusi juga biasa disebut juga dengan evolusi
biologi, genetik atau organik dimana merupakan perubahan sifat yang diwarisi dari
populasi organisme melalui generasi berturut-turut. Perubahan yang terjadi ini
merupakan hasil dari interaksi antara proses-proses yang memperkenalkan variasi
dalam populasi dan proses lainnya yang menghapus itu. Akibatnya, varian dengan sifat-
sifat tertentu menjadi lebih atau kurang. Sifat adalah ciri anatomi tertentu, biokimia atau
perilaku yang merupakan hasil dari interaksi gen dan lingkungan7.

6
Endang Sri Lestari, Modul Pengayaan : Peminatan Biologi Untuk SMA/MA Semester 2. hlm. 30.
7
http://id.shvoong.com/humanities/archeology/2091012-pengertian-evolusi/#ixzz2TuzyjnKt

9
Dalam kajian yang ada dibiologi perubahan-perubahan yang terjadi didalam
evolusi disebabkan kaena adanya kombinasi tiga proses utama yaitu variasi, reproduksi
dan juga seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evoluusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.
Sementara menurut Darwin ketika ia mengamati fenomena burung finch dan
kura-kura Galapagos mendapatkan sebuah gagasan dan menyatakan bahwa individu-
individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan baik akan mewariskan sifat –
sifat mereka yang unggul dan meneruskan kepada keturunan berikutnya.sifat – sifat
unggul atau yang mengunungkan lama – lama akan terakumulasi dan mengubah
populasi menjadi spesies yang berbeda dengan nenek moyangnya. Darwin menganggap
manusia merupakan spesies paling maju melalui mekanisme ini spesies baru akan
terbentuk. Darwin menamakan mekanisme tersebut sebagai evolusi melalui seleksi
alam.
Hal – hal pokok tentang teori evolusi Darwin yang dituangkan dalam bukunya
yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection sebagai berikut:
1. Dimuka bumi ini tidak ada individu yang benar – benar sama. Hal ini
terbukti dengan adanya variasi dalam satu keturunan seayah dan seibu,
meskipun keduanya kembar identik.
2. Setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah banyak. Hal ini
dikarenakan setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan berkembang
biak.
3. Suatu individu harus berjuang mempertahankan hidup agar mampu
berkembang biak dikarenakan untuk berkembang biah dibutuhkan makanan
dan ruang yang cukup.
4. Pertahanan populasi tidak berjalan terus-menerus dikarenakan terjadinya
seleksi alam yang menyebabkan hanya individu yang mampu bertahan saja
yang akan berkembang biak dan dapat melangsungkan kehidupannya.
Teori evolusi yang dikemumukan Darwin tidak begitu saja diterima oleh semua
pihak. Beberapa teori dikemukakan oleh para ilmuan untuk menentang teori Darwin
tersebut. Salah satunya Teori Intelligent Design atau teori penciptaan cerdas. Teori
intelligent design mengemukakan bahwa makhluk hidup berubah dari masa ke masa
dikarenakan memang sudah dirancang atau sudah didesain sebelum kemunculannya.

10
Teori tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh teori Darwin yang
berpendapat bahwa makhluk hidup terbentuk karena adanya proses evolusi dari
makhluk hidup sebelumnya.

C. Mekanisme Evolusi

Terbentuknya spesies-spesies yang ada sekarang terjadi dikarenakan adanya


evolusi. Evolusi dapat berlangsung dikarenakan adanya faktor-faktor pendorong
evolusi. Faktor-faktor tersebut adalah seleksi alam, mutasi gen, frekuensi gen dalam
populasi, dan hubungan waktu dengan perubahan sifat organisme.

1. Seleksi Alam

Seleksi alam merupakan suatu proses dimana individu-individu tertentu


dapat beradaptasi baik dengan lingkungannya. Makhluk hidup yang dapat
beradaptasi dengan lingkungannya akan terus hidup dan mempunyai
keturunan. Sementara itu makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya akan punah.

Contoh dari seleksi alam adalah populasi ngengat (Biston betularia) di


Inggris. Ngengat ada dua jenis yaitu ngengat yang bersayap cerah dan
ngengat yang bersayap gelap. Pada awal revolusi industri yang terjadi di
Inggris lingkungannya masih bersih. Kulit batang pohon masih memiliki
warna yang cerah. Kondisi ini mengakibatkan ngengat yang bersayap cerah
yang hinggap pada pohon tidak mudah tertangkap oleh burung pemangsa.
Oleh karena itu populasi ngengat yang bersayap cerah lebih banyak
dibandingkan dengan ngengat yang memiliki sayap gelap. Keadaan ini
berubah setelah terjadi revolusi industri. Limbah jelaga dari proses yang
terjadi di industri mengakibatkan polusi udara dan menempel pada kulit
batang pohon yang menyebabkan perubahan warna menjadi lebih gelap.
Kondisi ini sangat menguntungkan bagi ngengat yang bersayap gelap
dikarenakan tidak mudah terlihat oleh burung pemangsa saat hinggap
dibatang pohon. Oleh karena itu populasi ngengat yang bersayap gelap lebih
banyak dibandingkan ngengat yang bersayap cerah.

11
Tingkat kesuksesan perkembangbiakan juga menentukan pertumbuhan
populasi makhluk hidup dan merupakan kunci dalam seleksi alam. Makhluk
hidup yang paling adaptif adalah individu yang paling berhasil dalam
pengembangbiakan. Sebaliknya yang tidak berhasil akan mati prematur atau
akan menghasilkan sedikit keturunan.

2. Mutasi Gen

Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada susunan kimia DNA.
Setiap makhluk hidup tersusun atas gen-gen yang berperan dalam pewarisan
sifat. Gen tersebut tersusun dari DNA (Asam Deoksiribonukleat). DNA
disusun oleh nukleotida yang terdiri atas bagian basa nitrogen, gula
deoksiribosa dan fosfat. Susunan kimia DNA ini dapat berubah sehingga
mengakibatkan perubahan sifat individu. Perubahan genetik ini yang
disebut sebagai mutasi gen8

Setiap sel makhluk hidup dapat mengalami mutasi tetapi tidak semua
mutasi diwariskan pada keturunannya. Mutasi yang terjadi pada sel tubuh
atau sel soma tidak akan diwariskan tetapi mutasi pada sel kelamin akan
diwariskan kepada keturunannya. Sebagian besar mutasi bersifat merugikan
karena mutasi dapat merubah atau merusak posisi nukleotida yang
menyusun DNA. Perubahan-perubahan akibat mutasi dapat mengakibatkan
kematian, cacat, dan abnormalitas. Contoh banyak penduduk Hirosima dan
Nagasaki yang cacat karena mengalami mutasi gen akibat bom atom yang
dijatuhkan kekedua kota tersebut pada tahun 1945. Anak-anak yang di
Chernobyl juga mengalami kecacatan akibat radiasi nuklir. Namun
terkadang mutasi pada sel kelamin dapat mengakibatkan timbulnya sifat
baru yang menguntungkan dan diwariskan kepada keturunannya9.

Menurut teori evolusi, mutasi gen dapat mengakibatkan terjadinya


evolusi. Mutasi yang terjadi pada sel-sel kelamin makhluk hidup akan
diwariskan kepada keturunannya. Dan yang bermutasi akan selalu ada
dalam setiap sel keturunan. Terkadang mutasi tersebut menimbulkan sifat

8
Wigati Hadi, Omegawati, dkk, Biologi Peminatan Matematikan dan Ilmu – Ilmu Alam SMA/MA
KELAS XII. hlm. 218
9
Wigati Hadi, Teo Sukoco, dkk, Detik-detik Ujian Nasional Biologi Tahun 2016/2017. hlm. 112.

12
baru yang menguntungkan. Jika sifat baru tersebut dapat beradaptasi dengan
lingkungannya, individu tersebut akan terus hidup dan mewariskan mutasi
yang dialaminya kepada keturunannya. Jika mutasi seperti ini terjadi terus-
menerus kepada keturunannya, lama kelamaan akan muncul spesies yang
baru dengan susunan gen yang berbeda dengan susunan gen nenek
moyangnya. Kemunculan spesies baru yang lebih baik tergantung dari
angka laju mutasi, yaitu angka yang menunjukkan jumlah gen yang
bermutasi yang dihasilkan oleh suatu individu dari satu spesies. Sementara
itu mutasi yang terjadi pada sel tubuh tidak akan diwariskan kepada
keturunannya.

Fakta penting yang muncul pada periwistiwa mutasi adalah :

a. Mutasi muncul secara spontan dan tidak diarahkan oleh alam.


b. Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan.
c. Mutasi pada umumnya merugikan organisme yang mengalaminya.

Mutasi dapat dikatakan menguntungkan jika :

a. Menghasilkan spesies yang bersifat adaptif.


b. Menghasilkan spesies yang memiliki viabilitas (kelangsungan
hidup) dan vitalitas (daya hidup) yang tinggi.

Mutasi dikatakan merugikan jika :

a. Menghasilkan gen yang bersifat letal (mematikan).


b. Menghasilkan spesies yang memiliki viabilitas (kelangsungan
hidup) dan vitalitas (daya hidup) yang rendah.
c. Spesies yang dihasilkan tidak adaptif.
3. Rekombinasi Gen

Salah satu mekanisme yang sangat penting dalam proses evolusi


adalah rekombinasi gen. Rekombinasi gen merupakan proses pemutusan
seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun bias juga RNA) yang
kemudian diikuti oleh penggabungan molekul DNA lainnya. Atau secara
singkatnya rekombinasi gen didefinisikan menjadi penggabungan gen dari

13
satu atau lebih sel ke sel target. Proses rekombinasi gen terjadi melalui
reproduksi sosial. Reproduksi yang terjadi secara seksual akan
menghasilkan variabilitas genetik karena terjadinya rekombinasi dari kedua
gamet induknya. Mutasi gen tunggal tidak selalu menimbulkan perubahan
genotip yang berarti, berbeda halnya jika mutasi didukung dengan
rekombinasi.

Hal-hal yang berkaitan dengan rekombinasi adalah pembentukan


individu heterozigot ; percampuran secara acak pada kromosom dari dua
parental; serta terjadinya pindah silang (crossing over). Jika hal-hal tersebut
terjadi pada organisme mutan, akan semakin memperkuat variasi dari
mutasi tersebut. dengan demikian, perubahan frekuensi gen ataupun
kromosom akan semakin besar dalam populasi. Contoh: teknik plasmid
bakteri, tahapannya yaitu gen diambil dari sumber kemudian dimasukkan
ke dalam plasmid maka terbentuklah gen rekombinan.

4. Hanyutan Genetik (Genetic Drift)

Hanyutan genetik (genetic drift) merupakan perubahan yang terjadi


dalam kumpulan gen suatu populasi kecil akibat adanya kejadian acak.
Apabila populasi suatu organisme berukuran kecil, kemungkinan kumpulan
gennya tidak dapat mewakili generasi berikutnya karena terjadinya
kesalahan dalam pengambilan sampel. Sebaliknya, apabila populasi suatu
organisme berukuran besar akan semakin baik kumpulan gennya dan dapat
mewakili dengan baik pada generasi berikutnya. Misalnya, pada populasi
kecil bunga Lantana camara mempunyai frekuensi alel untuk bunga warna
merah muda (A) dan putih (a) berfluktuasi selama beberapa generasi. Hanya
sebagian dari bunga tersebut yang dapat menghasilkan keturunan dan
selama beberapa generasi berikutnya variasi genetik menjadi berkurang.

Contoh yang lainnya sekelompok serangga yang memiliki alel untuk


gen mata merah dan mata hijau tanpa sengaja terinjak. Apabila sebagian
besar yang selamat membawa gen mata merah, maka akan terjadi perubahan
frekuensi gen dimana gen untuk mata merah lebih banyak. Keadaan ini
dapat dijumpai pada populasi terisolir kaum Amish di Amerika, ternyata ada

14
yang membawa alel yang menyebabkan sifat cebol satu dari setiap seribu
kelahiran.

Efek yang ditimbulkan oleh adanya hanyutan genetik dapat


menimbulkan evolusi karena beberapa hal berikut :

a. Hanyutan genetik signifikan pada populasi kecil.


b. Hanyutan genetik dapat menyebabkan frekuensi alel berubah
secara acak.
c. Hanyutan genetik dapat menyebabkan hilangnya variasi genetik
dalam populasi.
d. Hanyutan genetik dapat menyebabkan alel-alel berbahaya
menjadi tetap.
5. Aliran Gen (Gene Flow)
Frekuensi alel dapat berubah akibat adanya transfer alel masuk dan
keluar populasi atau disebut dengan aliran gen. misalnya pada populasi dua
bunga Lantana camara yang berdekatan. Apabila serbuk sari dengan alel aa
dari populasi pertama tertiup angin menuju populasi kedua, frekuensi alel
aa akan meningkat terus pada populasi kedua. Jika hal ini terjadi cukup luas,
aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan menjadi
sebuah populasi tunggal yang sama. Dengan demikian, aliran gen dapat
mengakibatkan terjadinya evolusi.
Contoh lainnya yaitu pada lalat buah, ketika lalat dengan gen mata
merah bermigrasi ke kelompok lalat dengan gen mata hijau dan memiliki
keturunan, gen mata merah akan berpindah ke populasi tersebut.
6. Frekuensi Gen dalam Populasi

Frekuensi gen adalah frekuensi kehadiran suatu gen pada suatu populasi
dalam hubungannya dengan frekuensi semua alelnya. Perbandingan
frekuensi gen dapat mengalami perubahan sehingga perbandingan frekuensi
gen tidak dalam keadaan seimbang. Perubahan perbandingan frekuensi gen
didalam suatu populasi dapat disebabkan oleh adanya mutasi, seleksi alam,
emigrasi, dan imigrasi, rekombinasi dan seleksi, isolasi reproduksi, serta
domestikasi. Adanya perubahan keseimbangan frekuensi gen dalam suatu
populasi memberi petunjuk adanya evolusi.

15
7. Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru berbeda dengan
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural.
Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga
puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis
(satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama.
Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing
mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungannya. Spesiasi dapat
terjadi jika memenuhi beberapa persyaratan, yaitu terjadinya perubahan
lingkungan, adanya relung (niche) yang kosong, dan adanya
keanekaragaman suatu kelompok. Proses spesiasi dapat ditinjau dari adanya
isolasi geografi, isolasi intrinsik, domestikasi, dan poliploidi.
Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan dikarenakan
adanya :
a. Isolasi Geografi
Faktor awal dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis,
karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat
terjadi, meskipun berbagai populasi didalam sistem dapat
menyimpang didalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi
intaspesies. Proses-proses geologis dapat memisahkan suatu
populasi menjadi dua atau lebih terisolasi.
Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-
lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat menempati
dataran rendah; suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk
beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang
menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula kontinue dipisahkan
oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran
spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar
susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri.
Seiring berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin
berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya
masing-masing.
b. Isolasi Reproduksi
16
Terdapat beberapa mekanisme isolasi reproduktif, yakni isolasi
prazigotik dan isolasi postzigotik. Mekanisme isolasi prazigotik
mencegah pembentukan zigot. Karena suatu hal, gamet jantan tidak
pernah dapat melakukan fertilisasi atau gagal melakukan fertilisasi
dengan gamet betina. Adapun mekanisme isolasi postzigotik
memengaruhi zigot yang telah terbentuk. Zigot tersebut dapat
berkembang menjadi embrio, tetapi tidak dapat bertahan hidup atau
dilahirkan menjadi individu steril.

Berikut mekanisme isolasi reproduksi prazigotik :

- Isolasi tingkah laku : dapat mencegah terjadinya reproduksi.


Sebagai salah satu contoh suatu anggota populasi aktif pada
malam hari (nokturnal), sedangkan anggota lainnya aktif
disiang hari (diurnal). Anggota-anggota populasi tersebut
tidak dapat bereproduksi, walaupun mereka berada didaerah
yang sama. Mereka terisolasi secara reproduksi yang
kemudian diikuti dengan spesiasi.
- Isolasi ekologis : dapat menyebabkan isolasi reproduksi yang
kemudian diikuti dengan spesiasi jika anggota-anggota
populasi menempati nisia (relung) ataupun habitat yang
berbeda. Contohnya adalah jika suatu anggota populasi
hidup di puncak pohon, sedangkan naggota populasi yang
lainnya hidup didasar hutan. Kedua anggota populasi
tersebut menempati daerah yang sama, tetapi tidak dapat
melakukan reproduksi karena tidak dapat bertemu.
- Isolasi musiman : disebabkan oleh adanya perbedaan masa
aktif reproduksi anggota-anggota populasi dalam satu tahun.
Isolasi ini terjadi ketika dua subspesies dapat disilangkan
secara buatan untuk menghasilkan keturunan atau hibrid,
tetapi di alam keduanya menghasilkan gamet-gamet pada
waktu yang berbeda dalam satu tahun. Akibatnya, walaupun
berada di wilayah yang sama, anggota-anggota populsi itu
tidak dapat melakukan reproduksi. Contohnya beberapa
subspesies tumbuhan berbunga pada waktu yang berbeda

17
dan hewan-hewan dengan masa estrus pada musim yang
berbeda.
- Isolasi mekanis : terjadi pada hewan-hewan atau tumbuhan
yang reproduksinya dihambat oleh letak atau strukutr alat-
alat kelamin (genitalia) yang tidak sesuai dengan
pasangannya, meskipun mereka berasal dari satu spesies. Hal
itu menghalangi terjadinya kopulasi diantara hewan-hewan
tersebut atau penyerbukan diantara bunga-bunga tumbuhan.
Contohnya, seekor anjing Great Dane tidak dapat melakukan
perkawinan dengan seekor anjing Chihuahua walaupun
keduanya merupakan anggota spesies anjing (Canis
familiaris).
- Isolasi gamet : isolasi yang terjadi pada dua spesies yang
simpatrik karena sel gamet jantan tidak mempunyai
kemamapuan hidup dalam saluran kelamin betinanya.
Sebagai contoh, sperma gagal bertahan hidup didalam
oviduk atau buluh serbuk sari gagal pada kepala putik.

Adapun mekanisme isolasi reproduksi postzigot, yaitu dengan


cara isolasi hibrid. Isolasi hibrid dapat terjadi ketika dua organisme
yang berbeda melakukan perkawinan, tetapi zigot hibrid yang
terbentuk gagal berkembang mencapai tingkat kematangan seksual
atau mampu berkembang mencapai tingkat kematangan seksual,
tetapi individu hibrid yang terbentuk bersifat infertil atau steril.
Misalnya adalah bagal (mule) yang merupakan hasil persilangan
antara kuda betina dan keledai jantan. Meskipun gagah dan kuat,
bagal merupakan individu infertil dan tidak dapat membentuk gamet
normal selama proses pembelahan meiosis. Contoh lainnya adalah
zebronkey yang dihasilkan dari persilangan antara zebra dengan
keledai (donkey).

D. Bukti-bukti terjadinya Evolusi


Teori Darwin lebih banyak diterima oleh orang pada umumnya daripada teori
lainnya, karena didukung oleh banyak temuan yang mengarah pada pembernaran

18
teori. Temuan tersebut kemudian dikenal sebagai petunjuk adanya evolusi. Petunjuk-
petunjuk adanya evolusi sebagai berikut:
1. Fosil
Fosil adlah sisa-sisa organisme masa lalu yang mengalami mineralisasi di dalam
batuan. Melalui penelitian fosil dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan,
perkembangan, atau suksesi organisme yang merupakan bukti langsung dari
evolusi, yaitu dari organisme sederhana menjadi organisme yang lebih kompleks
dan semakin beragam. Namun, suksesi ini tidak berlangsung terus menerus. Ada
saatnya ketika perkembangan terhenti karena bencana alam, habitat telah penuh,
atau kepunahan organisme karena tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
Fosil tidak hanya berbentuk tulang, cangkang, gigi, maupun bagian tubuh
hewan yang tertinggal, tetapi juga meliputi jejak yang ditinggalkan oleh
organisme.10
Berikut gambar-gambar fosil yang ditemukan:

(f) Fosil Archaeopteryx, burung dari zaman Yura

10
Irnaningtyas, Biologi Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 295

19
(g) Fosil daun Comptania Columbiana yang berusia 48,5 juta tahun dari Pegunungan Klondike,
Washington, USA. (h) Fosil Aviculopecten subcardiformis ysng ditemukan di Ohio

(i) Fosil Amphistium

2. Perbandingan Anatomi

Bentuk makhluk hidup yang berbeda-beda, sebenarnya banyak ditemukan


kesamaan struktur dasar. Adanya kesamaan struktur diduga mempunyai asal usul yang
sama, dengan kata lain berkerabat ddekat. Anggota tubuh organisme dengan struktur
dasar yang sama, tetapi fungsi, ukuran dan bentuknya berbeda karena mengalami
penyusutan dan perkembangan. Fungsi organ yang berbeda disebabkan oleh adaptasi
pada lingkungan yang berbeda.

3. Perbandingan Embriologi
Perbandingan perkembangan embrio berbagai macam makhluk hidup ternyata
juga menunjukkan adanya kesamaan. Perkembangan awal beberapa spesies
menunjukkan bentuk dan struktur tubuh yang sama, kemudian masing-masing spesies
berkembang dengan modifikasi yang berbeda. Perkembangan makhluk mulai dari zigot
hingga dewasa disebut ontogeni.11

Perbandingan embriologi pada filum vertebrata

11
Irnaningtyas, Biologi Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 298

20
4. Perbandingan Fisiologi
Jika ditinjau dari segi fisiologi, dapat ditemukan adanya kesamaan pada
beberapa jenis organisme yang berbeda. Contohnya paus dengan burung merupaakan
hewan yang berbeda, baik bentuk maupun habitatnya, tetapi keduanya mmiliki
kesamaan cara bernapas dengan menggunakan paru-paru. Kemiripan-kemiripan yang
ada memperkuat dengan adanya kekerabatan di antara makhluk hidup.
5. Organ Tubuh yang Tersisa
Beberapa organisme masih memiliki organ tubuh yang tersisa tetapi tidak
berfungsi. Organ tubuh yang tidak digunakan tersebut akan tereduksi sehingga pada
suatu generasi mendatang akhirnya akan menghilang. Organ tubuh yang tersisa pada
manusia antara sebagai berikut:12
a. Apendiks (ambai cacing), hingga saat ini tidak diketahui fungsinya sehingga
jika dibuang (dioperasi) tidak berpengaruh pada system pencernaan makanan.
b. Gigi taring yang tajam tidak terlalu difungsikan karena perkembangan
teknologi dan budaya sehingga makanan lebih mudah untuk dicerna.
c. Glandula mammae (kelenjar susu) pada laki-laki, tulang ekor, otot gerak pada
telinga, dan selaput paada sudut mata sebelah dalam.
Sisa-sisa organ tubuh pada hewan, contihnya sayap burung kiwi yang tdiak
lagi difungsikan untuk terbang. Rambut embrio paus, setelah dewasa akan
mereduksi karena menghambat gerakan tubuh dalam air.
6. Peristiwa Domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk mengubah atau menjadikan hewan
dan tumbuhan liar menjadi hewan dan tumbuhan budidaya. Pengubahan ini meliputi
habitat, jenis makanan, atau perilakunya. Hewan-hewan yang dipelihara orang saat ini
merupakan hewan yang telah berubah sifat aslinya melalui proses domestikasi.
Misalnya, anjing, kucing, atau ayan. Pada umumunya usaha domestikasi disertai
dengan seleksi dan perkawinan silang, sehingga memungkinkan terbentuknya spesies
baru. Dengan kata lain, domestikasi akan mempercepat teerjadinya evolusi.13

12
Irnaningtyas, Biologi Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 299
13
Irnaningtyas, Biologi Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 300

21
BAB III
KESIMPULAN

Evolusi merupakan proses perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara bertahap
dalam jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih
kompleks. Ada bebrapa teori evolusi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti Plato,
Aristoteles, Lamarck, Darwin dan sebagainya. Mekanisme evolusi terjadi karena beberapa
factor yang memengaruhi, seperti seleksi alam, mutasi gen, rekombinasi gen, hanyutan genetic,
aliran gen, frekuensi gen dalam populasi, dan spesiasi. Adapun bukti-bukti yang bias menjadi
petunjuk adanya evolusi, yaitu fosil, perbandingan anatomi, perbandingan embriologi,
perbandingan fisiologi, organ tubuh yang tersisa, dan peristiwa domestikasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Magnis, Franz dan Suseno. 2011. Teori Asal dan Tujuan Manusia Evolusi Franz Dahler.
Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)

Hadi, Wigati dkk. 2015. Biologi Peminatan dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten: Intan Pariwara.

Hadi, Wigati dkk. 2017. Detik-Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.

Sri, Endang Lestari. 2013. Modul Pengayaan Peminatan Biologi. Surakarta: Putra Nugraha
Sentosa.

Irraningtyas. 2013. Biologi Peminatan dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga

Setiowati, Tetty dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press

23

Anda mungkin juga menyukai