Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVOLUSI
Makalah Ini Ditujukan Sebagai Tugas Kelompok Mingguan Mata Kuliah Ekologi

Dosen Pengampu : Bony Irawan,M.Pd.

Disusun Oleh :

Ryanda Bima Jatra 140384205038


Fachrian 140384205033
Nensy 140384205029
Zulkarnain 140384205076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ekologi tepat pada waktunya.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penyusunan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena
itu,kami mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya
kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah
pengetahuan kita bersama.

Tanjungpinang, 16 November 2016

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1. Pengertian Evolusi 3

2.2. Prinsip Evolusi 6

2.3. Ciri-Ciri Proses Evolusi 6

2.4. Macam-Macam Evolusi 7

2.5. Sejarah Singkat Evolusi 8

2.6 Akibat Evolusi 9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori evolusi terus berkembang, khususnya sejak Edwin Hubble pada 1929
dengan menggunakan efek Dopler menyatakan ide Big Bang, yang terjadi 14
milliar tahun lalu, dan diperkuat oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada 1965
yang secara kebetulan menemukan sinyal microwave di alam semestayang
intinya: memperkuat teori big bang, sekaligus evolusi. Masalah penciptaan
manusia termasuk salah satu pembahasan kuno yang mungkin telah mendapat
perhatian dari sejak manusia itu diciptakan. Dengan menilik kitab-kitab sama
beberapa agama seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam, kekunoan pembahasan
dapat kita lihat dengan jelas.

Makalah ini ingin mengupas sebuah pembahasan komparatif teori penciptaan


mahkluk hidup menurut para ahli dan tanggapan para ahli terhadap teori Evolusi
tersubut. Dengan kata lain, perbandingan antara keyakinan para ahli tafsir dan
pengetahuan yang diyakini oleh para ilmuwan ilmu, alam tentang tata cara
penciptaan manusia. Akan tetapi, kejelasan tentang masalah ini bergantung pada
penjelasan yang benar tentang teori pemikiran ini, dan juga pada pemaparan latar
belakang sejarah dan sikap-sikap yang pernah diambil dalam menanggapinya.

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan


suatu populasi organisme dari satu generasike generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi,
dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh genyang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai
sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat di peroleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi genyang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun


sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun
demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang
telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori
Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh
mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa
evolusi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu :
a. Apa definisi dari Evolusi ?
b. Apa yang terjadi pada teori Evolusi ?
c. Bagaimanakah perkembangan Evolusi ?
d. Bagaimana dampak dari teori Evolusi ?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui definisi dari Evolusi
b. Mengetahui apa yang terjadi pada teori Evolusi
c. Mengetahui perkembangan dari teori evolusi
d. Mengetahui dampak terhadap teori Evolusi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Evolusi


Evolusi adalah proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi ke
generasi berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Perubahan yang terjadi
akibat teori evolusi bisa bermacam-macam bentuknya. Sebagai hasil dari proses
perubahan-perubahan dalam evolusi tersebut bisa kita lihat dalam
keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini.

 Teori Evolusi menurut para ahli :

1. Teori Fixisme

Teori Fixisme diyakini oleh para pemikir pada masa-masater dahulu. Teori ini
meyakini adanya aneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen, artinya
manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari
spesies mereka masing-masing.

2. Teori Transformisme

Teori Transformisme beranggapan bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada


sekarang ini berasal dari makhluk dan spesies-spesies yang berbeda. Para ilmuwan
berkeyakinan bahwa teori Evolusi alam natural paling tidak seusia dengan masa
para filosof Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus meyakini bahwa segala sesuatu
senantiasa mengalami proses dan evolusi. Ia menegaskan, “Kita harus ketahui
bersama bahwa segala sesuatu pasti mengalami peperangan, dan peperangan ini
adalah sebuah keadilan.Segala sesuatu terwujud lantaran peperangan ini, dan
setelah itu akan sirna.” Segala sesuatu selalu berubah dan tidak ada suatu realita
yang diam. Ketika membandingkan antara fenomena-fenomena alam dengan
sebuah aliran air sungai, ia berkata, “Kalian tidak dapat menginjakkan kaki dalam
satu sungai sebanyak dua kali.” Mungkin filosof pertama yang mengklaim teori
Transformisme (perubahan gradual karakteristik dan spesies seluruh makhluk
hidup) adalah Anaximander. Ia adalah filosof kedua aliran Malthy setelah Thales.
Ia beryakinan bahwa elemen utama segala sesuatu adalah substansi (jawhar) yang
tak berbatas, azali, dan supra zaman. Anaximander juga berkeyakinan bahwa
kehidupan ini berasal dari laut danbentuk seluruh binatang seperti yang kita lihat
sekarang initerwujud lantaran proses adaptasi dengan lingkungan hidup. Manusia
pada mulanya lahir dan terwujud dari spesies binatang lain. Hal ini lantaran
binatang-binatang yang lain dapat menemukan sumber makanannya dengan cepat.
Akan tetapi, hanya manusia sajalah yang memerlukan masa yang sangat panjang
untuk menyusu pada ibu yang telah melahirkannya. Jika manusia memiliki bentuk
seperti yang dapat kita lihat sekarang ini sejak dari permulaan, niscaya iatidak

3
akan dapat bertahan hidup. Meskipun teori Evolusi memiliki masa lalu yang
sangat panjang, tetapi teori ini tidak memperoleh perhatian yang semestinya dari
para ilmuwan selama masa yang sangat panjang. Dengan kemunculan parai
lmuwan seperti Lamarck, Charles Robert Darwin, dan para ilmuwan yang lain,
teori ini sedikit banyak telah berhasil menemukan posisi ilmiah yang semestinya.

3. Teori Katastropisme

Teori Katastropisme merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk


hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya
makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam. Teori ini dikenalkan oleh George
Cuvier (1796-1832), seorang ahli Paleontologi (ilmu fosil). Alasan Cuvier adalah
karena ia mengamati setiap sedimen batuan kuno yang ia temukan mengandung
beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda. Karena itu, ia berpikir bahwa
tiap sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang
mengandung jenis-jenis organisme hidup dan mati karena bencana. Ia
berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa yang beranekaragam
dalam tataran geologi. Lantaran revolusi-revolusi besar dan tiba-tiba yang pernah
terjadi di permukaan bumi, seluruh makhluk hidup itu musnah. Setelah itu, Tuhan
menciptakan kelompok binatang baru dalam bentuk yang lebih sempurna.Periode-
periode makhluk selanjutnya juga muncul dengan cara yang serupa.

4. Teori Kreasionisme

Teori Kreasionisme merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam


sekali waktu kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tak ada lagi
evolusi atau perubahan. Paham ini di anut berdasar keyakinan agama, juga
berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada 300 SM). Teori Kreasionisme
dianggap tidak valid karena kenyataannya banyak spesies yang hidupnya tidak
sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya masa hidup dinosaurus tidak bersamaan
dengan masa hidup manusia. Dinosaurus telah ada lebih dulu sebelum manusia.
Demikian juga burung adalah makhluk ”pendatang” baru dibandingkan spesies
yang lebih tua misalnya trilobita.

5. Teori Gradualisme

Teori Gradualisme di kemukakan oleh ahli Geologi Swedia bernama James


Hutton (1795). Paham tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlansung
pelan-pelan tetapi pasti. Teori gradualisme ini tak mampu dijelaskan dengan
mekanisme yang meyakinkan.

4
6. Teori Uniformitarianisme

Teori Uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham


ini menyatakan bahwa proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang
seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam
kurun waktu. Misalnya, terbentuknya gunung selalu di imbangi dengan erosi
gunung. Teori Uniformitarianisme memang menjelaskan kejadian evolusi
geologis, tetapi tidak dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.

7. Teori Lamarck

Teori Lamarck juga dikenal dengan teori perolehan yang terwariskan secara
genetik. Awal abad ke-19 ( 1809), Lamarck memperkenalkan bahwa sifat fenotip
perolehan lingkungan dapat diwariskan secara genetik (acquired inheritance).
Bagian tubuh yang tidak digunakan akan mengalami retardasi(tidak berkembang),
bagian (alat) tubuh yang dipergunakan akan berkembang lebih kuat dan lebih
besar. Ia menerangkan bahwa nenek moyang jerapah berleher pendek, tetapi
karena terus menerus leher di julurkan ke atas untuk menggapai makanan, leher
jerapah menjadi lebih panjang. Jadi menurut Lamarck evolusi disebabkan oleh
pewarisan sifat genetis yang diperoleh dari lingkungannya. Teori Lamarck
mengandung kesalahan yang dapat dibuktikan Weissman yang menunjukkan
bahwa tikus yang ekornya dipotong di laboratorium tidak mewariskan
pengalaman ekornya itu pada keturunannya.

8. Teori Charles Darwin

Charles Darwin (1809-1882), menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh


proses seleksi alam. Karena itu teori evolusi Darwin disebut juga teori seleksi
alam. Teori Darwin di susun atas dasar fakta-fakta yang ia amati pada
pengembaraannya berkeliling dunia dengan kapal Beagle di Kepulauan Galapagos
(kepulauan lepas pantai negara Chili sekarang), dan juga beberapa tempat lain di
Amerika Selatan. Selain itu Darwin dipengaruhi oleh dua buku, yaitu:

a) Buku Principles of Geology, karangan Charles Lyell.Buku tersebut


menguraikan bahwa perubahan geologis bersifat gradual (perlahan-lahan
tapi pasti), konsisten dan terus-menerus.

b) Buku Malthus, tentang populasi penduduk dunia yang bertambah menurut


deret ukur, sementara jumlah makanan bertambah menurut deret hitung.
Oleh karena itu, ada kecendrungan perebutan sumber daya melalui
perjuangan untuk hidup (struggle for existence).

Teori Evolusi Darwin pertama kali dikemukakan pada forum ilmiah Linnean
Society (1958). Secara bersamaan, Alfred Wallace juga mengemukakan hal yang
sama, yaitu ide atau teori evolusi berdasarkan pengamatan Wallace di berbagai

5
benua, termasuk di Sulawesi (terkenal dengan garis Wallace yang memisahkan
distribusi hewan-hewan di Sulawesi). Ide atau teori Wallace tentang evolusi
biologis serupa dengan ide atau teori evolusi Darwin.

2.2. Prinsip Evolusi


Perubahan yang terjadi pada kromosom dan gen merupakan materi dasar dari
evolusi, isolasi biasanya menyebabkan munculnya spesies baru dan seleksi alam
oleh adanya perbedaan reproduksi dan mutasi. Selanjutnya ada lima prinsip
evolusi yaitu :
a. Pada suatu saat evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk-bentuk
baru muncul dan bentuk lama punah.
b. Laju kecepatan evolusi tidak berlangsung sama pada tiap-tiap organisme
yang berbeda. Umumnya evolusi mula-mula berlangsung cepat pada saat
spesies baru muncul dan kemudian diperlambat apabila kelompoknya
terbentuk.
c. Spesies baru bukan merupakan bentuk dari yang paling sempurna yang
langsung hidup, tetapi berasal dari bentuk sederhana yang belum
terspesialisasi.
d. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks, ternyata banyak contoh
”evolusi regresif” yaitu dari bentuk kompleks menuju bentuk sederhana.
Sebagai contoh adalah kasuari diturunkan dari burung bersayap yang
dapat terbang kemudian berkembang menjadi kasuari yang tidak bersayap
dan tidak dapat terbang.
e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu, oleh proses
mutasi, reproduksi diferensial dan seleksi alam.

2.3. Ciri-Ciri Proses Evolusi


Ahli-ahli biologi telah mengadakan pengamatan tentang perbandingan kupu-
kupu yang berwarna gelap dengan yang berwarna cerah di Inggris Selatan masih
sama pada tahun 1850. Akan tetapi waktu mereka mempelajari koleksi dari daerah
industri Midland di Inggris yang penuh asap, mereka menemukan sedikit sekali
kupu-kupu yang berwarna cerah. Tidak diragukan lagi bahwa
pewarnaan di kendalikan secara genetik, tetapi mengapa kupu-kupu yang
berwarna cerah yang lebih banyak terdapat disuatu daerah, sedang kupu-

6
kupu yang berwarna gelap terdapat lebih banyak di daerah lain ? Mengapa
dahulu kupu-kupu berwarna gelap lebih jarang daripada sekarang ? Dari peristiwa
tersebut dapat kita catat empat hal penting yaitu :
a) Peristiwa evolusi adalah perubahan didalam populasi, bukan perubahan
didalam satu atau beberapa individu. Seabad yang lalu dalam populasi kupu-
kupu Biston betularia hanya terdapat beberapa kupu-kupu yang berwarna
gelap. Perubahan yang terjadi selama seratus tahun berikutnya adalah
perubahan pada frekuensi warna gelap dalam populasi.
b) Pada umumnya perubahan bukanlah ciri yang terpenting dalam peristiwa
evolusi. Pada tahun 1850 semua individu hampir serupa. Kini mereka
masih hampir serupa pula. Kebanyakan dari perbedaan-perbedaan yang
jarang terjadi pada tahun 1850, sekarang masih tetap jarang terdapat dan
hanya sedikit penyimpangan baru dapat ditemukan. Yang berubah hanya
frekuensi ciri-ciri warna. Jadi dalam evolusi terdapat faktor stabilitas.
c) Suatu peristiwa harus mempunyai dasar, yaitu ”bahan mentahnya”. Sebelum
frekuensi kupu-kupu berwarna gelap naik, telah ada beberapa individu
yang berwarna gelap dalam populasi ini dan warna gelap ini bersifat
menurun. Jadi peristiwa evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai
bahan mentahnya. Ada faktor perubahan dalam evolusi.
d) Peristiwa evolusi tidak mencangkup semua bahan mentah yang ada. Seabad
yang lalu terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada kupu-kupu.
Tetapi hanya satu penyimpangan yaitu warna gelap yang menjadi dasar untuk
perubahan dalam populasi. penyimpangan lainnya sedikit banyak tetap dalam
frekuensinya.evolusi adalah perubahan selektif, dengan faktor-faktor
lingkungan (dalam hal ini jelaga dan burung pemangsa) yang mengarahkan
seleksi ini. Jadi dalam evolusi ada faktor pengarah.

2.4. Macam-Macam Evolusi


 Evolusi sebagai Fakta
Dalam konteks biologi, evolusi di maksudkan sebagai ‘evolusi
makhluk hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa
yang mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya

7
dalam kata ‘evolusi’ terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian,
evolusi adalah peristiwa atau kejadian.
Di kemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan
bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi. Peristiwa evolusi tidak dapat
diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti evolusi’ selama ini
sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada sejumlah gejala atau
fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat
dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang tentu
pembuktian seperti itu bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara
dianggap benar selama belum ada penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan
suatu gejala secara lebih memuaskan.
 Evolusi sebagai Teori
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi
itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang
diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck
memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori
evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu
kemudian dianggap tidak benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih
memuaskan, terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori
evolusi Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga
dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan di antara
organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi makhluk hidup
Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena
yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.

2.5. Sejarah Singkat Evolusi


Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori
Darwin, antara lain:
a. Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh
burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.

8
b. Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut
kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga
didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.

c. Pendapat ekonomi Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan


jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal
ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh
Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh
para peternak untuk memperoleh bibit unggul. Pokok tesis Malthus ini
adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui
pertumbuhan persediaan makanan. Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas
manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir
kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat
mengalihkan keadaan itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas,
sedangkan "pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu
memprodusir makanan buat menjaga eksistensi manusia.

2.6 Akibat Evolusi


Evolusi mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku
organisme.Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang di
akibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran
dengan membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari
predator, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap
seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu
dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies
yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok baru
yang tidak akan bercampur kawin.
Akibat evolusi kadang-kadang dibagi menjadi makro evolusi dan mikro
evolusi. Makro evolusi adalah evolusi yang terjadi pada tingkat di atas spesies,
seperti kepunahan dan spesiasi. Sedangkan mikro evolusi adalah perubahan
evolusioner yang kecil, seperti adaptasi yang terjadi dalam spesies atau populasi.
Secara umum, makro evolusi dianggap sebagai akibat jangka panjang

9
dari mikro evolusi. Sehingga perbedaan antara mikro evolusi dengan makro
evolusi tidaklah begitu banyak terkecuali pada waktu yang terlibat dalam proses
tersebut.
Namun, pada makro evolusi, sifat-sifat keseluruhan spesies adalah penting.
Misalnya, variasi dalam jumlah besar di antara individu mengijinkan
suatu spesies secara cepat beradaptasi terhadap habitat yang baru,
mengurangi kemungkinan terjadinya kepunahan. Sedangkan kisaran
geografi yang luas meningkatkan kemungkinan spesiasi dengan membuat
sebagian populasi menjadi terisolasi. Dalam pengertian ini, mikro evolusi dan
makro evolusi dapat melibatkan seleksi pada tingkat-tingkat yang berbeda, dengan
mikro evolusi bekerja pada gen dan organisme, versus makroevolusi yang
bekerja pada keseluruhan spesies dan mempengaruhi laju spesiasi dan
kepunahan.
Terdapat sebuah miskonsepsi bahwa evolusi bersifat "progresif",
namun seleksi alam tidaklah memiliki tujuan jangka panjang dan tidak
perlu menghasilkan kompleksitas yang lebih besar. Walaupun spesies
kompleks berkembang dari evolusi, hal ini terjadi sebagai efek samping dari
jumlah organisme yang meningkat, dan bentuk kehidupan yang sederhana tetap
lebih umum. Sebagai contoh, mayoritas besar spesies adalah prokariota
mikroskopis yang membentuk setengah biomassa dunia walaupun bentuknya
yang kecil, serta merupakan mayoritas pada biodiversitas bumi. Organisme
sederhana oleh karenanya merupakan bentuk kehidupan yang dominan di bumi
dalam sejarahnya sampai sekarang. Kehidupan kompleks tampaknya lebih
beranekaragam karena ia lebih mudah diamati.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evolusi adalah proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi ke
generasi berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Perubahan yang terjadi
akibat teori evolusi bisa bermacam-macam bentuknya. Sebagai hasil dari proses
perubahan-perubahan dalam evolusi tersebut bisa kita lihat dalam
keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini.

Dalam konteks biologi, evolusi di maksudkan sebagai ‘evolusi


makhluk hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa
yang mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Teori evolusi
dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu terjadi
(mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang diberikan
mengenai suatu fenomena.

Evolusi mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku


organisme.Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang di
akibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran
dengan membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari
predator, dan menarik lawan jenis.

11
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E, P., 1994. Dasar-Dasar Ekologi, Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.
lms.aau.ac.id/library/ebook/R_1934_03_PB/files/res/.../download_0036.pdf
https://www.scribd.com/doc/138294721/Adaptasi-Dan-Evolusi-2

Anda mungkin juga menyukai