EVOLUSI
Makalah Ini Ditujukan Sebagai Tugas Kelompok Mingguan Mata Kuliah Ekologi
Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ekologi tepat pada waktunya.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penyusunan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena
itu,kami mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya
kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah
pengetahuan kita bersama.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu :
a. Apa definisi dari Evolusi ?
b. Apa yang terjadi pada teori Evolusi ?
c. Bagaimanakah perkembangan Evolusi ?
d. Bagaimana dampak dari teori Evolusi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Fixisme
Teori Fixisme diyakini oleh para pemikir pada masa-masater dahulu. Teori ini
meyakini adanya aneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen, artinya
manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari
spesies mereka masing-masing.
2. Teori Transformisme
3
akan dapat bertahan hidup. Meskipun teori Evolusi memiliki masa lalu yang
sangat panjang, tetapi teori ini tidak memperoleh perhatian yang semestinya dari
para ilmuwan selama masa yang sangat panjang. Dengan kemunculan parai
lmuwan seperti Lamarck, Charles Robert Darwin, dan para ilmuwan yang lain,
teori ini sedikit banyak telah berhasil menemukan posisi ilmiah yang semestinya.
3. Teori Katastropisme
4. Teori Kreasionisme
5. Teori Gradualisme
4
6. Teori Uniformitarianisme
7. Teori Lamarck
Teori Lamarck juga dikenal dengan teori perolehan yang terwariskan secara
genetik. Awal abad ke-19 ( 1809), Lamarck memperkenalkan bahwa sifat fenotip
perolehan lingkungan dapat diwariskan secara genetik (acquired inheritance).
Bagian tubuh yang tidak digunakan akan mengalami retardasi(tidak berkembang),
bagian (alat) tubuh yang dipergunakan akan berkembang lebih kuat dan lebih
besar. Ia menerangkan bahwa nenek moyang jerapah berleher pendek, tetapi
karena terus menerus leher di julurkan ke atas untuk menggapai makanan, leher
jerapah menjadi lebih panjang. Jadi menurut Lamarck evolusi disebabkan oleh
pewarisan sifat genetis yang diperoleh dari lingkungannya. Teori Lamarck
mengandung kesalahan yang dapat dibuktikan Weissman yang menunjukkan
bahwa tikus yang ekornya dipotong di laboratorium tidak mewariskan
pengalaman ekornya itu pada keturunannya.
Teori Evolusi Darwin pertama kali dikemukakan pada forum ilmiah Linnean
Society (1958). Secara bersamaan, Alfred Wallace juga mengemukakan hal yang
sama, yaitu ide atau teori evolusi berdasarkan pengamatan Wallace di berbagai
5
benua, termasuk di Sulawesi (terkenal dengan garis Wallace yang memisahkan
distribusi hewan-hewan di Sulawesi). Ide atau teori Wallace tentang evolusi
biologis serupa dengan ide atau teori evolusi Darwin.
6
kupu yang berwarna gelap terdapat lebih banyak di daerah lain ? Mengapa
dahulu kupu-kupu berwarna gelap lebih jarang daripada sekarang ? Dari peristiwa
tersebut dapat kita catat empat hal penting yaitu :
a) Peristiwa evolusi adalah perubahan didalam populasi, bukan perubahan
didalam satu atau beberapa individu. Seabad yang lalu dalam populasi kupu-
kupu Biston betularia hanya terdapat beberapa kupu-kupu yang berwarna
gelap. Perubahan yang terjadi selama seratus tahun berikutnya adalah
perubahan pada frekuensi warna gelap dalam populasi.
b) Pada umumnya perubahan bukanlah ciri yang terpenting dalam peristiwa
evolusi. Pada tahun 1850 semua individu hampir serupa. Kini mereka
masih hampir serupa pula. Kebanyakan dari perbedaan-perbedaan yang
jarang terjadi pada tahun 1850, sekarang masih tetap jarang terdapat dan
hanya sedikit penyimpangan baru dapat ditemukan. Yang berubah hanya
frekuensi ciri-ciri warna. Jadi dalam evolusi terdapat faktor stabilitas.
c) Suatu peristiwa harus mempunyai dasar, yaitu ”bahan mentahnya”. Sebelum
frekuensi kupu-kupu berwarna gelap naik, telah ada beberapa individu
yang berwarna gelap dalam populasi ini dan warna gelap ini bersifat
menurun. Jadi peristiwa evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai
bahan mentahnya. Ada faktor perubahan dalam evolusi.
d) Peristiwa evolusi tidak mencangkup semua bahan mentah yang ada. Seabad
yang lalu terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada kupu-kupu.
Tetapi hanya satu penyimpangan yaitu warna gelap yang menjadi dasar untuk
perubahan dalam populasi. penyimpangan lainnya sedikit banyak tetap dalam
frekuensinya.evolusi adalah perubahan selektif, dengan faktor-faktor
lingkungan (dalam hal ini jelaga dan burung pemangsa) yang mengarahkan
seleksi ini. Jadi dalam evolusi ada faktor pengarah.
7
dalam kata ‘evolusi’ terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian,
evolusi adalah peristiwa atau kejadian.
Di kemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan
bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi. Peristiwa evolusi tidak dapat
diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti evolusi’ selama ini
sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada sejumlah gejala atau
fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat
dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang tentu
pembuktian seperti itu bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara
dianggap benar selama belum ada penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan
suatu gejala secara lebih memuaskan.
Evolusi sebagai Teori
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi
itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang
diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck
memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori
evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu
kemudian dianggap tidak benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih
memuaskan, terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori
evolusi Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga
dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan di antara
organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi makhluk hidup
Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena
yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
8
b. Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut
kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga
didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
9
dari mikro evolusi. Sehingga perbedaan antara mikro evolusi dengan makro
evolusi tidaklah begitu banyak terkecuali pada waktu yang terlibat dalam proses
tersebut.
Namun, pada makro evolusi, sifat-sifat keseluruhan spesies adalah penting.
Misalnya, variasi dalam jumlah besar di antara individu mengijinkan
suatu spesies secara cepat beradaptasi terhadap habitat yang baru,
mengurangi kemungkinan terjadinya kepunahan. Sedangkan kisaran
geografi yang luas meningkatkan kemungkinan spesiasi dengan membuat
sebagian populasi menjadi terisolasi. Dalam pengertian ini, mikro evolusi dan
makro evolusi dapat melibatkan seleksi pada tingkat-tingkat yang berbeda, dengan
mikro evolusi bekerja pada gen dan organisme, versus makroevolusi yang
bekerja pada keseluruhan spesies dan mempengaruhi laju spesiasi dan
kepunahan.
Terdapat sebuah miskonsepsi bahwa evolusi bersifat "progresif",
namun seleksi alam tidaklah memiliki tujuan jangka panjang dan tidak
perlu menghasilkan kompleksitas yang lebih besar. Walaupun spesies
kompleks berkembang dari evolusi, hal ini terjadi sebagai efek samping dari
jumlah organisme yang meningkat, dan bentuk kehidupan yang sederhana tetap
lebih umum. Sebagai contoh, mayoritas besar spesies adalah prokariota
mikroskopis yang membentuk setengah biomassa dunia walaupun bentuknya
yang kecil, serta merupakan mayoritas pada biodiversitas bumi. Organisme
sederhana oleh karenanya merupakan bentuk kehidupan yang dominan di bumi
dalam sejarahnya sampai sekarang. Kehidupan kompleks tampaknya lebih
beranekaragam karena ia lebih mudah diamati.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evolusi adalah proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi ke
generasi berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Perubahan yang terjadi
akibat teori evolusi bisa bermacam-macam bentuknya. Sebagai hasil dari proses
perubahan-perubahan dalam evolusi tersebut bisa kita lihat dalam
keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E, P., 1994. Dasar-Dasar Ekologi, Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.
lms.aau.ac.id/library/ebook/R_1934_03_PB/files/res/.../download_0036.pdf
https://www.scribd.com/doc/138294721/Adaptasi-Dan-Evolusi-2