Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KELOMPOK 1

Asal-Usul Kehidupan

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi


Dosen Pengampu :

Arif Mustakim, M.Si

Disusun Oleh :

Vanessa Putri Shalsa Bila (126208202085)

Khofifa Qoma Laili (126208203103)

Ratri Mukti (126208203105)

Aprilia Esti Dwi Nurhayati (126208203108)

KELAS 5C

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2022

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga makalah dalam memenuhi tugas mata kuliah Evolusi
yang berjudul “Asal-usul Kehidupan” dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir kepada kita kelak.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dalam penyelesaian makalah ini:

1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
yang telah memberikan kesempata kepada kami untuk belajar di kampus tercinta ini.

2. Dr. Eni Setyowati, S.Pd., M.M. Selaku ketua jurusan dalam tadris biologi UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.

3. Arif Mustakim, M.Si. Selaku dosen pengampu mata kuliah Evolusi yang telah
memberikan arahan serta bimbingan kepada kami dalam pembuatan makalah ini dari
awal hingga akhir.

4. Serta teman-teman Tadris Biologi 5C dan semua pihak yang telah memberi dukungan dan
semangat kepada kami.

Kami selaku penulis makalah ini mengucapkan terimakasih dan rasa penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada mahasiswa jurusan Tadris Biologi UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah membaca makalah ini. Kritik dan saran yang
membangun akan sangat membantu demi kesempurnaan makalah ini di masa depan.

Tulungagung, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar belakang.................................................................................................................1

B. Rumusan masalah............................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II ISI..................................................................................................................................3

A. Pembentukan Alam Semesta...........................................................................................3

B. Terjadinya Tata Surya...................................................................................................18

C. Teori Pembentukan Bumi.............................................................................................22

D. Teori Terbentuknya Kehidupan....................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya.Jawaban sementara atas
pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji.
Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada
makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-
lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk
species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan
evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa.

Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi. Kehidupan pertama kali terbentuk.
Kira-kira 150 tahun kemudian, surat itu tampak bagaikan ramalan. Tidak seperti yang
dipercayai kebanyakan orang, Darwin bukanlah orang pertama yang mengusulkan bahwa
spesies berevolusi. Gagasan bahwa populasi hewan berubah seiring waktu, sehingga misalnya
jerapah saat ini memiliki leher yang lebih panjang daripada nenek moyang jauh mereka,
banyak dibahas pada tahun 1800-an. Kontribusi utama Darwin ialah menguraikan mekanisme
perubahan itu: seleksi alam. Idenya ialah hewan dalam suatu spesies bersaing satu sama lain
untuk mendapatkan makanan, tempat berlindung, dan pada akhirnya kemampuan untuk
bereproduksi.1

Hanya yang terkuat, artinya mereka yang paling bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, yang akan sukses berkembang biak, sehingga sifat menguntungkan mereka
akan diteruskan ke generasi berikutnya dan menjadi lebih umum. Evolusi yang
memungkinkan terciptanya naga Ternate, pulau tempat ditulisnya teori evolusi Kisah
ilmuwan Muslim yang temukan teori evolusi 1.000 tahun sebelum Darwin

1
Michael Marshall,2020, Gagasan Charles Darwin soal asal-usul kehidupan: 150 tahun kemudian surat yang
ditulis pada 1871, bagaikan ramalan,https://www.bbc.com/indonesia/, 3-09-2022

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Terbentuknya alam semesta?

2. Bagaimana Terjadinya tata Surya?

3. Bagaimana Teori terbentuknya bumi?

4. Bagaimana Teori terbentuknya kehidupan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Terbentuknya alam semesta?

2. Untuk mengetahui Terjadinya tata Surya?

3. Untuk mengetahui Teori terbentuknya bumi?

4. Untuk mengetahui Teori terbentuknya kehidupan?

2
BAB II
ISI

A. Pembentukan Alam Semesta


Pengertian Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel,
amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran
yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi. Konsep pemikiran manusia tentang
pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan
bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu mereka
menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini
dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di
mana matahari dijadikan pusat alam semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru
menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya
hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak
kumpulan bintang di alam semesta.2

Alam diartikan sebagai “The universe; world; condition, state of being”, yang artinya “alam
semesta; dunia; keadaan, wujud dari Negara bagian” . Alam juga di defenisikan dengan
segala yang ada di langit dan di bumi . Alam berasal dari bahasa Arab al-‘alam, (al- ‘ilm,
pengetahuan dan al-‘alamahpertanda) artian satu akar kata dengan ilmu. Dan alam dalam
bahasa Yunani disebut dengan cosmos yang berarti “ harmonis, serasi” karena alam ini ada
dalam keharmonian dan keserasian berdasarkan hukumhukum yang teratur. Menurut
AlSyaibani alam jagad atau semesta adalah apapun selain dari Allah Swt . Demikian juga
menurut Quraish Shihab semua yang berbentuk maujud selain Allah Swt, baik yang telah
diketahui maupun yang belum diketahui manusia disebut alam. Oleh karena itu, alam semesta
bukan hanya bumi dan langitnya, tetapi meliputi segala sesuatu yang ada dan berada diantara
keduanya. Didalam Islam, segala sesuatu selain Allah Swt, yang dapat diamati melalui
pengindraan manusia disebut sebagai ‘alam syahadah yang merupakan fenomena. Dilain hal,
segala sesuatu selain Allah, yang tidak dapat diamati maupun didekati melalu pengindraan
manusia disebut sebagai ‘alam ghaib. Karena alam tersebut ialah adalah noumena. 3
2
Achmad Marzuki, “TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA,” 2020,
https://www.academia.edu/5436914/TEORI_TERBENTUKNYA_ALAM_SEMESTA.
3
Yayuk Cicilia, Rian Vebrianto, and Zarkasih Zarkasih, “Analisis Pemahaman Guru Mi Tentang Alam Semesta
Meluas Dalam Perspektif Islam Dan Sains,” Jurnal Basicedu 4, no. 1 (2019): 110–16,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.294.

3
Tinjauan Terbentuknya Alam Semesta

A. Tinjauan Al-Quran

Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 30 telah menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
Bahkan Al-Quran menjelaskan bahwa saat penciptaan manusia dimulai, air dan gas terlebih
dahulu ada. Pernyataan ini dapat di temukan dalam surah hud ayat 7 “Arti: Dan Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di
atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu
berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati",
niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
Tafsir pada ayat ini penciptaan alam semesta dengan menyebutkan penciptaan beberapa
langit dan bumi sebelum penciptaan tersebut sudah ada air. Air merupakan unsur yang sangat
penting bagi kehidupan. Setelah menciptakan semua itu, Allah SWT menciptakan langit,
sebelum ia menciptakan tujuh langit di angkasa. Ini mengisyaratkan adanya pentahapan
dalam penciptaan langit. Fenomena ini disebut evolusi.4

Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari Qs. Al anbiya: 30 tersebut:

1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran (Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat)
mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasannya langit dan bumi itu keduanya
dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan
langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis terhadap penciptaan alam semesta. Kemudian
langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat
menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan
tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami
jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala
sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab
bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-
Ku.
2) Tafsir Misbah Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat tersebut Apakah orang-orang
kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awal penciptaannya
4
Cicilia, Vebrianto, and Zarkasih.

4
adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu dengan kekuasaan Kami
masing-masing dipisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak
mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu,
setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan
selain Kami?. Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang
belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori
modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit
merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain. Kenyataan itu pula yang
kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat.
Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang
sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan
modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan
dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini
membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat
dan disepakati oleh seluruh ahli.
3) Tafsir Ibnu Katsir Allah Ta‟ala berfirman mengingatkan tentang keesaan-Nya yang
sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “dan apakah orang-orang kafir itu tidak
mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Apakah mereka
tidak mengetahui bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi
bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama
yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya
adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit menjadi tujuh dan bumi menjadi
tujuh serta antara langit dan bumi dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari
langit dan tanah pun menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu Dia berfirman: “dan
dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?” yaitu mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian secara
nyata. Semua itu adalah bukti tentang adanya Maha Pencipta yang berbuat secara
bebas lagi Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya. 5

QS Adz-Dzariyat: 47 Artinya: “….dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan


(Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”. Berikut dipaparkan beberapa
tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut:

5
Adam Malik and Dadan Nurul Haq, “Penciptaan Alam Semesta Menurut Alquran Dan Teori Big Bang,”
Bandung, 2016.

5
1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami)
dengan kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan
Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan Awsa'ar
Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan .
2) Tafsir Misbah Quraish Shihab Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami.
Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. Dan bumi itu Kami
bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah
Kami. Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Di antaranya, bahwa Allah
Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu. Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala
sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar
benda-benda langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit.
Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas,
sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan
modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan
300.000 km per detik. Frase "Wa Innâ Lamûsi'ûn" ('dan Kami meluaskannya')
menunjukkan hal itu. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu
luasnya sejak diciptakan. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam
terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan
modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar
galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya.
3) Tafsir Ibnu Katsir Allah dalam ayat ini berfirman seraya mengingatkan penciptaan
alam uluwwi (bagian atas) dan alam sufli (bagian bawah). Allah telah menjadikan
langit itu sebagai atap yang terpelihara dan tinggi dengan kekuatan-Nya. Demikian itu
dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah Ats-Tsauri, dll. Dan Allah juga
telah menjadikan seluruh penjurunya luas, kemudian Kami meninggikan tanpa
menggunakan tiang, sehingga ia menggantungkan sebagaimana adanya . 6

B. Tinjauan Teori Big Bang

Dahulu ilmu yang mempelajari tentang asal usul alam semesta disebut kosmologi.
Sekarang oleh para ahli astronomi modern kosmologi telah diperluas tidak hanya
mempelajari asal usul dan evolusi alam semesta tetapi diperluas meliputi isi alam semesta
6
Malik and Nurul Haq.

6
dan organisasinya. Studi kosmologi sangat unik karena teori ini hanya berlaku pada satu
sistem saja yaitu alam semesta sendiri, sehingga tidak dapat diuji dengan sistem lain. Dasar
pengamatan untuk kosmologi bersumber pada dua hal, yaitu distribusi materi- 20 materi yang
sangat luas di antariksa dan pergerakan yang sangat cepat di alam semesta. Kajian ontologi
terhadap proses terbentuknya alam semesta dimulai dari pemikiran yang bersifat spekulatif
yang dipelopori para filsuf Yunani misalnya Pythagoras yang mengembangkan gagasan
bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif. Kemudian
berkembang pandangan di luar Yunani yang diwakili oleh Copernicus, Aristarchus dan
Galileo yang mengatakan benda-benda langit termasuk bumi bergerak mengelilingi matahari.
7

Selanjutnya dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi lahirlah pemikiran


saintifik tentang proses terbentuknya alam semesta diantaranya pertama teori model alam
semesta statis (steady state) yang menyatakan alam semesta mempunyai ukuran yang tidak
terbatas, ada tanpa awal dan terus ada untuk selama-lamanya. Kedua teori big bang bahwa
alam semesta berasal dari keadaan panas dan padat yang mengalami ledakan dahsyat dan
mengembang. Akibat adanya perdebatan perbedaan pendapat antara model alam semesta
statis dengan big bang lahirlah teori ketiga yaitu osilasi (oscillating universe) yang
menyatakan alam mengembang lalu mengerut, lalu mengembang lagi dan seterusnya . 8

1. Pemikiran Spekulatif Proses Terbentuknya Alam Semesta

Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat dekat, dan bumi
adalah sangat kecil apabila dibandingkan dengan langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi
itu diatur oleh beberapa dewa, diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur dan Helios
sebagai Dewa Matahari. Anggapan itu makin lama makin tidak lagi diikuti oleh masyarakat,
berkat pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang di zamannya . 9

- Tokoh pertama yang mengembangkan kosmologi dari Yunani adalah Phythagoras


yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang
bersifat kuantitatif. Pythagoras yang hidup 2500 tahun sebelum masehi mengatakan
bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung pangkal dan 21 benda-benda langit, yakni
bulan, matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada bola-bola konsentris (sepusat)
yang berputar mengitari suatu sumber api sebagai pusat alam semesta.
7
Malik and Nurul Haq.
8
Malik and Nurul Haq.
9
Malik and Nurul Haq.

7
- Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola berbentuk geometri paling sempurna. Ia
berpendapat bahwa semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran
karena mereka diciptakan oleh makhluk paling sempurna, yaitu Tuhan. Menurut
Palto, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan
berbentuk lingkaran. Eudoxus murid Plato, mengembangkan teori berdasarkan
pengamatan benda-benda langit. Menurutnya, semua planet terletak pada bola-bola
konsentris dan pergerakan planet-planet tersebut disebabkan karena rotasi bola-bola
ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda, maka
efeknya adalah pergerakan planet, misalnya gerak retrograd atau gerak maju mundur
planet Mars .
- Aristoteles seorang ahli filsafat bangsa Yunani hidup 200 tahun setelah Pythagoras
mencoba menerangkan tentang peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain.
Aristoteles berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari
kristal kaca tembus cahaya. Langit bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat
pada bumi merupakan langit yang terdekat. Kemudian di atasnya terdapat langit
Merkurius dan langit Venus. Di atasnya lagi terdapat langit Matahari, langit Mars,
langit Yupiter, dan langit Saturnus, sedangkan bintang-bintang terdapat pada langit
kedelapan. Aristoteles mengatakan: bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola
sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini
masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada
yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada
planet Mars (gerak retrograd) yang sebenarnya diakibatkan oleh kedudukan orbit
Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar 22 dari 55 buah bola ini merupakan
tempat kedudukan bintang yang tetap diam dan di luar sistem bola terdapat penggerak
utama sistem semesta ini yang dalam bahasa Latin dinamakan primum mobile.
- Ptolomeus seorang ahli filsafat bangsa Yunani lain yang hidup 100 tahun setelah
Aristoteles menyusun teori baru mengenai kosmos dan Ptolomeus mengajarkan
kepada para pengikutnya bahwa benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi
bumi pada ruang yang kosong. Kemudian teori itu diakui kebenarannya oleh Gereja
Kristen 200 tahun setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). Ptolomeus
mengatakan bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik dan lintasan
benda ini disebut epicycle. Epicycle bergerak dalam lingkaran yang lebih besar yang
disebut deferent. Bumi bukan pusat deferent melainkan terletak tidak terlalu jauh dari
pusat deferent, yakni pada titik yang disebut equant .

8
- Aristarchus dari Samos, mengatakan pusat alam semesta bukan bumi melainkan
matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari
dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Hipotesis Geosentris bertahan hingga belasan
abad. Pada abad ke-15 terjadi revolusi besar dalam teori tentang tata surya, yang
diusulkan oleh Nicolas Copernicus (1473-1543) .
- Copernicus lahir di Torum-Polandia (1473-1543) kemudian pergi belajar ke Italia.
Setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, Ia menarik
kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang beredar mengelilingi bumi, sedangkan
planet-planet lain tidak, tetapi semuanya beredar mengelilingi matahari. Copernicus
pada waktu itu merahasiakan penemuannya, karena takut dihukum . Copernicus
sebagaimana Aristarchus mengusulkan bahwa semua benda langit termasuk bumi
bergerak mengitari matahari dalam orbit berbentuk lingkaran. Teori heliosentris ini
dituangkan dalam buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelesticum .
- Galileo Galilei (1610) yang pada zamannya telah ditemukan teleskop, menemukan
bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan sebuah bola besar
dengan empat buah pengiringnya dan menemukan jalur hitam di permukaan bulan
yang di duga samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia
menyetujui pernyataan Copernicus, maka dihukum (dipenjara) oleh pengadilan gereja
sampai meninggal. 10

2. Pemikiran Saintifik Proses Terbentuknya Alam Semesta

Dasar pengamatan untuk kosmologi bersumber pada dua hal, yaitu distribusi materi-
materi yang sangat luas di antariksa dan pergerakan yang sangat cepat di alam semesta. Oleh
karena itu konsep mengenai proses terbentuknya alam semesta ini mulai berkembang dari
beberapa gagasan tentang terjadinya tata surya. Beberapa pemikiran saintifik tentang proses
terbentuknya alam semesta, diantaranya: 11

a. Teori keadaan tetap (stedy-state theory)

Teori ini berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksi-galaksi, disebabkan
karena pengembangan alam semesta yang berlangsung secara terus menerus digantikan oleh
materi yang baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam
keadaan tidak berubah (stedy state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta di

10
Malik and Nurul Haq.
11
Malik and Nurul Haq.

9
seluruh alam semesta . Demikian banyaknya benda-benda langit yang tersebar yang seolah-
olah demikian merata di seluruh bola langit yang dapat diamati. Keadaan seperti itu tidak
hanya teramati oleh mata telanjang, tetapi demikian halnya walaupun kita menggunakan
bantuan alat. 12

Maka timbulah suatu pendapat yang mengusulkan model alam semesta yang paling
sederhana, yaitu model yang dinamakan model keadaan tetap. Ahli– ahli astronomi yang
mendukung teori ini diantarannya Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold. Pendukung
teori keadaan tetap mengajukan model alam semesta berdasarkan prinsip kosmologi
sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta sama di manapun dan bilamanapun juga.
Oleh karena itu dikenal dengan nama kosmologi keadaan tetap (steay-state cosmology).
Pengertian lain yang digunakan adalah bahwa alam semesta sebagai tak berawal dan tak
berakhir, alam semesta lebih kurang sama, bukan hanya di mana-mana, tetapi juga setiap
saat. Berdasarkan asumsi tersebut Bondi dan Gold menganggap segala sesuatu di alam
semesta ini kelihatannya tetap sama meskipun galaksi-galaksi saling menjauh satu dengan
yang lain. Hal itu diduga karena materi di alam semesta dapat terbentuk terus-menerus dalam
ruang kosong dengan kecepatan yang cukup untuk mengganti materi yang berpindah.
Pendapat ini didukung oleh kenyataan bahwa jumlah galaksi baru sebanding dengan jumlah
galaksi lama. Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa setiap galaksi terbentuk (lahir),
tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati pada saat bintang-bintang yang mendukung galaksi
itu berevolusi mencapai keadaan katai putih. 13

Dengan terbentuknya materi-materi baru, maka menurut teori ini alam semesta tak terhingga
besarnya dan tak terhingga tuanya, atau dengan kata lain tanpa awal dan tanpa akhir . Dengan
mengacu pada filsafat materialis, pandangan ini menolak adanya Pencipta sambil masih
berpendapat bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak
berubah. Materialisme ialah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu merupakan
suatu makhluk yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali keberadaan suatu zat. 14

Dengan berakar pada filsafat Yunani kuno dan semakin diterimanya materialisme ini di abad
ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme dialekti Karl Marx.
Model alam semesta abad ke-19 menyiapkan landasan bagi filsafat materialis. George
Politzer dalam bukunya yang berjudul Principes Fondamentaux de Philosophie, menyatakan

12
Malik and Nurul Haq.
13
Malik and Nurul Haq.
14
Malik and Nurul Haq.

10
berdasarkan model alam semesta statis bahwa alam 25 semesta bukan merupakan objek yang
diciptakan. Politzer (1954) juga mengungkapkan, alam semesta pasti diciptakan sekaligus
oleh Tuhan dan dijadikan dari ketiadaan. Untuk menghasilkan ciptaan, di tahap pertama,
Penciptanya harus menghasilkan keberadaan tersebut pada waktu alam semesta tidak ada dan
bahwa segala sesuatu muncul dari ketiadaan inilah yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu
pengetahuan. Terdapat sanggahan bahwa materi tidak dapat dibentuk secara spontan tanpa
bahan dasar, maka teori itu menyatakan tidak terlalu sukar untuk membayangkan
terbentuknya materi secara perlahanlahan dan stabil. Para pendukung teori itu menganggap
adalah lebih sukar membayangkan bahwa pada suatu saat di masa lalu terjadi suatu dentuman
besar (big bang) dari pada membayangkan terjadinya materi secara perlahan. Teori keadaan
tetap ini secara filosofis sangat menarik, karena kesederhanaannya. Namun beberapa hasil
pengamatan para ahli kemudian menggoncangkan teori itu, karena lebih menunjukkan bahwa
alam semesta cenderung mengembang dan tidak tetap. 15

b. Teori dentuman besar (big bang theory)

Kini, di awal abad ke-21, dengan eksperimen, observasi dan perhitungan fisika modern telah
membuktikan bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul
menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini,
yang dikenal dengan „big bang‟, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar
tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa big bang merupakan satu-satunya
penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan
bagaimana alam semesta muncul menjadi ada . Sebelum big bang, tak ada yang disebut
sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, dimana 26 materi, energi, bahkan waktu belumlah
ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu.
Tahun 1915, Albert Einstein menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis dengan
teori relativitas yang ditemukannya. Einstein menambahkan „konstanta kosmologi‟ pada
persamaannya supaya muncul „jawaban yang benar‟, karena para astronomi meyakinkan
Einstein alam semesta itu statis sehingga tidak ada cara lain untuk mengubah persamaannya
sesuai dengan model saat itu. Beberapa tahun kemudian, Einstein mengakui bahwa
„konstanta kosmologi‟ adalah kesalahan terbesar dalam karirnya. Alexandra Friedmann, ahli
kosmologi Rusia pada tahun 1920, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa

15
Malik and Nurul Haq.

11
struktur alam semesta tidaklah statis dan implus kecil pun menyebabkan stuktur keseluruhan
mengembang dan mengerut menurut teori relativitas Einstein. 16

Kemudian George Lemaitre menyadari arti perhitungan Friedmann, yang menyatakan bahwa
alam semesta mempunyai permulaan dan ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang
memicunya. Lemaitre menyatakan tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai
ukuran akibat dari ledakan. Teori big bang juga lahir dari hasil pemikiran ahli astrofisika
George Gamow, ahli fisika Amerika kelahiran Rusia, dengan beberapa rekannya seperti
Ralph Alpher, Hans Bethe dan Robert Herman pada tahun 1948. Gamow mengemukakan
gagasan bahwa setelah terbentuknya alam semesta melalui peristiwa ledakan dahsyat, ada
limpahan radiasi di alam semesta yang tertinggal karena peristiwa ledakan ini dan radiasi ini
tersebar merata di alam semesta. Gamow juga mengemukakan seluruh bahan dan energi
dalam alam semesta pernah terpadu dalam satu bola raksasa. Bola yang terdiri dari neutron
dan energi pancaran ini dinamainya “Ylem” (dibaca: ailem).

Era radiasi Gamow diduga mempunyai suhu sepuluh miliar derajat pada 27 saat terbentuknya
fusi hidrogen menjadi helium. Sebelum saat tersebut ada beberapa fase yang telah dilalui
yaitu sejauh ilmu fisika dapat menjelaskannya yang hanya mampu dikenal pada saat alam
semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Planck. Batas ini dikenal sebagai
dinding Planck, sedangkan sebelumnya keadaan hanya dapat dijelaskan dengan teori gravitasi
kuantum yang sampai kini masih dicari pemecahannya oleh para ahli dan belum berhasil.
Dari batas dinding Planck kita memasuki masa sekejap yaitu pada usia alam semesta 10-23
detik, pada masa itu jari-jari alam semesta sebesar 10-13 cm dan kerapatannya 1055 kali
kerapatan air .

Selanjutnya memasuki era quark dimana partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak
berstruktur. Masa itu diikuti dengan pembentukan hidrogen yang kerapatannya satu milyar
ton per sentimeter kubik. Hal itu terjadi sampai seper sepuluh ribu detik dengan kerapatan
alam semesta trilyunan kali kerapatan air. Baru selanjutnya masuk pada masa radiasi Gamow.
Pada masa usia alam semesta 105 -106 tahun maka suhunya 3000 K dan pada usia 100 juta
tahun-semilyar tahun pembentukan galaksi berlangsung, yaitu pada saat galaksi berupa kabut
pilin yang berputar membentuk piringan raksasa, dan pada usia 4,6 milyar tahun terbentuklah
keluarga tata surya. Menurut ahli fisika partikel Alan Guth, setelah big bang, kecepatan
pemuaian alam semesta terus menerus berkurang, namun terdapat suatu masa dimana gerak

16
Malik and Nurul Haq.

12
tersebut mengalami percepatan sehingga alam semesta mengalami peristiwa peralihan yang
tidak serempak membentuk gelembung-gelembung dalam ruang besar yang memuai. Energi
yang dilepaskan pada masa peralihan ini menurut persamaan medan Einstein bersifat
mendorong alam semesta untuk memuai.

Berdasarkan teori tentang alam semesta yang konstan, maka Einstein mencoba
mengemukakan konstanta kosmologi untuk menahan gerak pengembangan alam semesta.
Namun konstanta ini 28 digugurkan oleh hasil pengamatan Hubble dengan pergeseran
merahnya (red shift). Adanya red shift dibuktikan juga dari hasil pengamatan Slipher (V.M
Slipher) terhadap kecepatan radial galaksigalaksi menjauhi bumi, yang selanjutnya oleh
Hubble dihitung dengan jarak antara galaksi-galaksi tersebut dengan bumi. Dari hasil
pengamatan tersebut Hubble dan rekannya Milton Humason menggambarkan hubungan
antara kecepatan radial dan jarak galaksi, yang bergerak cepat semakin menjauhi kita. Hal ini
sesuai dengan garis spektrumnya yang menuju daerah panjang gelombang yang lebih besar
atau menuju merah, yang dikenal sebagai red shift. Penemuan tersebut lebih menguatkan
dugaan bahwa alam semesta selalu mengembang dan menipis.

Jika sejumlah massa alam semesta konstan (tidak ada materi yang terbentuk) dan jika tidak
awal kontradiksi yang menyebabkan ekspansi yang terjadi pada waktu sekarang, maka semua
materi dalam alam semesta pada suatu saat akan sangat berdekatan satu dengan yang lain.
Dengan demikian lebih sesuai jika terdapat asal “ledakan” yang memulai pengembangan dari
alam semesta. Selanjutnya pada taraf ekspansi dan pendinginan, hasil ledakkan itu
berkorespondensi menjadi galaksi dan kelompokkelompok galaksi. Dengan demikian
landasan untuk teori big bang lebih kuat. Pada akhir tahun 1950-an pembela teori keadaan
tetap agak mundur, ketika para ahli astronomi mulai mendeteksi sumber radio yang jauh. Hal
ini diperkuat ketika Ralph Alpher dan Robert Herman mengemukakan bahwa masih ada bukti
langsung tentang big bang itu. Mereka meramalkan bahwa radiasi gelombang mikro 5K dari
Ylem masih akan dapat dideteksi tetapi sudah sangat jauh.

Para pengamat menemukan bahwa jumlah sumber radio kuat di kawasan alam semesta yang
jauh ternyata lebih banyak dari pada di kawasan yang dekat. Sumber tersebut adalah galaksi
radio dan benda mirip bintang yang dinamakan quasar, yang jarak 29 taksirannya
menunjukkan bahwa quasar termasuk benda langit tertua dalam alam semesta yang masih
muda. Kumudian pada tahun 1965 dua insiyur Arnno Penzias dan Robert Wilson secara
kebetulan menemukan radiasi gelombang mikro yang diramalkan oleh Aplher dan Herman

13
17 tahun yang lalu. Sebuah bukti lain yang penting untuk teori big bang itu ialah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam hitungan terakhir, konsentrasi hidrogen-helium
di alam semesta sesuai dengan perhitungan konsentrasi hidrogen-helium yang merupakan sisa
dari ledakan dahsyat. Jika alam semesta tidak mempunyai permulaan dan jika alam semesta
ada karena keabadian tentu unsur hidrogen sepenuhnya digunakan dan diubah jadi helium .
Dengan mempertahankan teori keadaan tetap yang juga sejalan dengan gagasan Fred Hoyle
selama bertahun-tahun, Dennis Sciama menguraikan pandangan akhir yang mereka capai
setelah terungkapnya semua bukti tentang teori big bang. Sciama menyatakan bahwa ia turut
dalam perdebatan sengit antara yang mempertahankan teori keadaan tetap dan yang
menolaknya. Sciama menyatakan bahwa ia membela teori keadaan tetap bukan karena
menganggapnya sahih, melainkan karena menghendakinya sahih. Fred Hoyle goyah terhadap
semua sanggahan ketika bukti-bukti terhadap teori big bang mulai terbuka. Sciama sendiri
mula-mula sejalan dengan Hoyle, tetapi kemudian karena bukti-bukti mulai semakin tampak
dan menumpuk, ia akhirnya menerima bahwa permainan telah berakhir dan bahwa teori
keadaan tetap harus ditolak .

Kutipan dari Sir Fred Hoyle, yang mengakui kesalahannya setalah bertahun-tahun menentang
big bang. Menurut Hoyle teori big bang menjelaskan bahwa alam semesta dimulai dengan
suatu ledakan tunggal. Akan tetapi, seperti yang dapat dilihat di bawah ini, suatu ledakan
hanya memisahkan zat, sedangkan big bang secara misterius 30 menghasilkan pengaruh yang
bertolak belakang, dengan zat yang menyatu bersama dalam bentuk galaksi-galaks. Paul
Davies, profesor fisika teoritis terkenal, menghitung seberapa baik „penyetelan‟ langkah
perluasan setelah terjadi big bag dan ia mendapatkan kesimpulan yang menakjubkan.
Menurut Davies, jika tingkat perluasan setelah terjadinya big bang itu berbeda walau hanya
dengan rasio 1:1.000.000.0002 , alam semesta tidak dapat dihuni. Pengukuran secara cermat
menghasilkan angka perluasan yang sangat mendekati nilai kritis di mana alam semesta akan
melepaskan gravitasinya sendiri dan bertambah luas selama-lamanya. Apabila diperlambat
sedikit, kosmos ini akan jatuh, apabila dipercepat sedikit, bahan-bahan kosmos tersebut akan
seluruhnya terpencar. Selanjutnya yang menarik adalah pertanyaan seberapa rumitkah tingkat
pertambahan luas „disetel‟ dengan baik supaya tiba pada garis pembagi yang tipis di antara
dua bencana alam itu. Jika pada waktu 1 s (pada waktu terbentuk pola pertambahan luas)
tingkat ekspansinya berselisih dari nilai sebenarnya sampai lebih dari 10-18 kali, ini sudah
memadai untuk membatalkan keseimbangan yang rumit itu.

14
Jadi, daya ledak alam semesta ini sebanding dengan akurasi gaya gravitasinya yang luar
biasa. Ledakan dahsyat ini ternyata bukan ledakan biasa, melainkan ledakan yang besarnya
tertata dengan teliti dan sangat indah. Alam semesta tersusun berdasarkan perhitungan dan
keseimbangan yang „tersetel‟ dengan lebih baik dari yang kita rasakan, ia mengacu pada
angka ekspansi alam semesta. Mengapa alam semesta mulai terbentuk dengan tingkat
ekspansi yang begitu mendekati kritis yang memisahkan model-model yang berurai dan
berkeping-keping sehingga terus meluas selamanya, sampai sekarang pun, sepuluh ribu juta
tahun berikutnya, masih terus bertambah luas mendekati tingkat kritis?. Jika tingkat ekspansi
satu 31 detik setelah big bang lebih kecil bahkan mendekati satu per seratus ribu juta, alam
semesta akan berkeping-keping sebelum mencapai ukurannya yang sekarang ini. Paul Davies
juga memaparkan konsekuensi yang tidak terelakkan dari keseimbangan dan perhitungan
yang sangat cermat dan tepat itu, kesan bahwa struktur terkini dari alam semesta yang
tampaknya begitu sensitif terhadap sedikit perubahan jumlah, telah direncanakan secara
cermat, sulit untuk ditentang. Sederetan angka numerik yang ditunjukkan oleh alam melalui
konstanta dasarnya masih menjadi bukti yang paling pasti untuk unsur desain kosmik . Sensor
sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992,
berhasil menangkap sisasisa radiasi ledakan big bang. Penemuan ini merupakan bukti
terjadinya peristiwa big bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam
semesta diciptakan dari ketiadaan. Dengan demikian banyak dasar-dasar teori dan
pembuktian yang mendukung teori big bang dari pada teori keadaan tetap, sehingga orang
cenderung menerima teori dentuman besar. Semua fakta ini juga menunjukkan kepada kita
bagaimana filosofi materialisme, yang hanya dogma abad ke-19, diganti dengan ilmu
pengetahuan abad ke20. Dari pertentangan kedua teori pembentukan alam semesta tersebut
timbul pendapat yang dapat dikatakan sebagai teori yang ketiga. 17

c. Teori osilasi (oscillation theory)

Teori osilasi berpendapat bahwa terdapat suatu siklus di jagat raya. Setiap siklus mengalami
satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30
milyar tahun, dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi dan bintang-bintang di dalamnya.
Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk
unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang
yang telah 32 terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk tersebut menyusut
dengan mengeluarkan energi berupa panas yang sangat tinggi. Hal ini dikenal juga dengan
17
Malik and Nurul Haq.

15
nama oscillating theory. Teori osilasi menduga bahwa lama semesta tidak ada awal dan tidak
ada akhirnya. Sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi yang dimulai
dengan big bang, kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek
ekspansi ini sehingga alam semesta akan mulai collapse. Akhirnya mencapai titik koalisensi
asal dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam
partikel-partikel elementer sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi . 18

Teori alam semesta ekspansi menyatakan bahwa semua materi bergerak saling menjauhi dan
bermula dari massa termampat. Materi tersebut akan termampatkan dan meledak lagi yang
dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak ataupun
tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation).
Dengan adanya pemikiran teori osilasi, hal ini menunjukkan teori tersebut mempertahankan
bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan tidak terhingga. Para astronomi terus melakukan
pengujian terhadap model-model kosmologi atau berusaha memberikan penjelasan yang lebih
mudah diterima oleh akal pikiran manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa model-model
kosmologi tidak dapat dinantikan sampai terjadi perubahan masa mendatang yang relatif
lama. Oleh karena itu, kita menguji model-model tersebut dengan cara membandingkan
penampilan alam semesta pada jarak yang berbeda. Menurut teori keadaan tetap, setiap
galaksi akan berkembang dan mati, tetapi selalu diganti dengan yang baru, sehingga yang tua
dan yang muda selalu terdapat bersama-sama. Pada umumnya galaksi yang ditemukan rata-
rata berusia sama.

Suatu petunjuk yang menyatakan bahwa teori keadaan tetap itu mungkin tidak benar karena
terdapat quasar. Jika quasar mengikuti hukum hubungan jarak dan kecepatan seperti halnya
galaksi, maka penyebaran quasar di antariksa seragam dan berjalan dengan teori keadaan
tetap. Hal lain yang diramalkan oleh teori keadaan tetap ialah jarak rata-rata antar galaksi
tidak berubah dan selalu sama untuk galaksi-galaksi pada berbagai jarak. Dengan
ditangkapnya sinyal-sinyal radio kosmis yang sangat lemah, maka mungkin terdapat sumber-
sumber radio kosmis yang sangat jauh berupa galaksi. Teori keadaan tetap tidak benar dan
kurang dapat dipertahankan. Hal ini diperkuat penyelidikan Penzias dan Wilson yang
menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memenuhi persyaratan untuk radiasi
dari benda hitam dengan suhu 3K. Gelombang itu ternyata datang ke segala arah seakan-akan
seluruh bola langit memancarkan radiasi itu.19

18
Malik and Nurul Haq.
19
Malik and Nurul Haq.

16
B. Terjadinya Tata Surya

Tata surya yang merupakan sebuah kesatuan sistem yang di dalamnya terdapat kumpulan
benda langit termasuk matahari, planet, satelit, dan masih banyak lagi. Terdapat dua golongan
teori yang mengemukakan pendapatnya tentang proses terbentuknya tata surya diantaranya
adalah Golongan pertama yang berpendapat tata surya berasal nebula atau kabut asap
sementara Teori yang mendukungnya ialah teori kabut dari Piere Simon de Laplace dan
Immanuel Kant, serta teori planetisimal dari Moulton dan Chamberlin. Keduanya kemudian
berpendapat bahwa tata surya berasal dari materi Matahari. 20 Teori ini kemudian mendukung
teori ini sendiri diantaranya teori pasang surut yang dikemukakan oleh Buffon dan teori awan
debu yang dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker.

a). Teori Nebula

Teori kabut (nebula) ini mengungkapkan terbentuknya tata surya melalui tiga tahap, dimana
pada mulanya Matahari dan planet masih berbentuk kabut yang besar dan sangat pekat. Kabut
ini kemudian berputar dan berpindah dengan kuat sehingga kemudian terjadilah suatu
pemadatan pada pusat lingkaran yang selanjutnya terbentuklah matahari. Pada saat yang sama
materi lain terbentuk dengan massa yang lebih kecil yaitu planet yang kemudian bergerak
mengelilingi matahari. Gerakan berputarnya planet pada suatu orbit yang sama dan tetap ini
kemudian membentuk suatu susunan tata surya (keluarga matahari). Teori ini dikemukakan
oleh Immanuel Kant pada tahun 1724-1804 (seorang ilmuwan dan filsuf Jerman) ialah orang
yang pertama kali mengemukakan teori nebula. Menurutnya, tata surya terbentuk dari
gumpalan kabut yang terdiri dari beragam gas. Pada mulanya gas-gas bermassa besar ini
menarik gas dengan masa kecil di sekelilingnya hingga akhirnya membentuk gumpalan gas
menyerupai cakram. Gumpalan gas ini kemudian mengalami penyusutan sehingga terjadilah
perputaran kabut yang kian cepat. Gumpalan kabut dengan massa besar ini sendiri berada di
pusat cakram menjadi Matahari, sementara gas-gas di sekitarnya mengalami penurunan suhu
dan menyusut membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.

20
Atap, 2021, Teori Pembentukan Bumi & Teori Pembentukan Tata Surya, https://www.gramedia.com, 1-09-
2022

17
b). Teori Planetesimal

Teori planetesimal dikemukakan pada tahun 1905 oleh Moulton dan Chamberlin. Seperti
teori Moulton, Kant-Laplace dan Chamberlin yang memiliki anggapan tata surya ini berasal
dari kabut. Namun, berbeda dengan teori Kant-Laplace ia menyatakan terdapat gumpalan
kabut berbentuk bola, Chamberlin dan Moulton menyatakan gumpalan kabut yang
membentuk tata surya berbentuk pilin atau spiral hingga akhirnya terbentuklah kabut pilin.
Kabut pilin ini sendiri terdiri dari butiran material yang disebut sebagai planetesimal yang
setiap diantaranya memiliki lintasan orbit bebas hingga pada akhirnya terjadilah tumbukan
antara planetisimal. Dikarenakan tumbukan yang berulang serta gaya gravitasi, terjadilah
penumpukan planetesimal hingga menjadi gumpalan lebih besar. Gumpalan terbesar ini
sendiri berpusat di kabut pilin hingga pada akhirnya menjadi matahari, sementara gumpalan-
gumpalan yang lebih kecil kemudian menjadi planet-planet yang kemudian berevolusi
mengelilingi matahari.

c). Teori Apungan

Teori apungan benua atau Continental Drift Theory yang dikemukakan oleh Alfred Lothar
Wegener. Ia berpendapat bahwa pada awalnya hanya terdapat satu benua besar yaitu Pangea
dan satu samudera yang disebut Pathalasa. Namun, seiring berjalannya waktu, Pangea
terpecah kemudian mengalami pergerakan secara perlahan ke arah ekuator dan barat hingga
mencapai posisi sekarang. Pergerakan tersebut, dinilai akibat adanya rotasi bumi sehingga
terjadi pergerakan kearah ekuator serta gaya tarik bumi dan bulan menyebabkan pergerakan
kearah barat. Wagner mendasarkan teorinya pada sejumlah bukti, seperti kesamaan garis
pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan
batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.21

d). Teori Pasang Surut

Lebih dikenal dengan teori Hipotesis Tidal James-Jeffreys. Teori pasang surut ini kemudian
dikemukakan pada tahun 1707-1788 oleh Buffon. Ia mengemukakan tata surya berasal dari
materi matahari yang kemudian bertabrakan dan terlempar ke sebuah komet. Teori ini
kemudian dilanjutkan pada tahun 1919 oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Jefferys dan
Jeans ini menyatakan pendapat bahwa sebuah bintang besar yang mendekati Matahari akan
menyebabkan efek pada kabut Matahari, yaitu efek pasang. Bintang besar ini kemudian

21
Kelas pintar, 2021,Teori Pembentukan Permukaan Bumi,https://www.kelaspintar.id, 2-09-2022

18
menimbulkan kekuatan yang dapat menarik dan melepaskan massanya yang sebagian kepada
Matahari hingga akhirnya berputar, pecah dan mendingin perlahan menjadi satelit dan planet
seperti sekarang ini.

e). Teori Awan Debu (Proto Planet)

Carl von Weizsaecker, Seorang ahli astronomi Jerman pada tahun 1940-an mengemukakan
pendapatnya dalam teori protoplanet tentang terbentuknya tata surya melalui teorinya ini.
Teori ini sendiri disempurnakan pada tahun 1950-an oleh Gerard P. Kuiper, mereka
melakukan perbaikan terhadap teori-teori sebelumnya. Teori yang paling banyak diterima
orang karena dianggap memenuhi syarat untuk keadaan yang ditemukan, baik di dalam
maupun di luar tata surya. Dasar teori protoplanet sendiri adalah matahari dan planetnya yang
berasal dari kabut gas. Kabut gas ini sendiri tersebar tipis-tipis di angkasa dalam jumlah
banyak. Karenanya pengaruh gaya tarik antarmolekul dalam kabut gas tersebut, perlahan-
lahan kabut ini kemudian menjadi gumpalan yang kian padat. Keadaan ini sendiri disebabkan
oleh gerak gas yang berputar dengan tidak beraturan pada kumpulan kabut. Namun, gerak ini
kemudian menjadi perlahan dan berputar yang memadatkan dan memipihkan kabut. Salah
satu gumpalan yang mengalami pemampatan di tengah, sementara gumpalan yang kecil
kemudian hanyut di lingkungan sekitarnya. Gumpalan di tengah inilah yang kemudian kita
ketahui sebagai Matahari.

f). Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)

Pada tahun 1948 Teori Bigbang ini diungkapkan oleh Ralph Alpher, George Gamow, dan
Robert Herman yang kemudian menyatakan alam semesta ini memiliki dimensi tak terbatas,
ia tidak memiliki awal, dan abadi. Dengan memberi dasar bagi filosofi materialis, pandangan
ini kemudian menyangkal Sang Pencipta, menyatakan semesta sebagai kumpulan materi
yang konstan, tidak berubah-ubah dan stabil. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi abad ke-20 kemudian menghancurkan konsep-konsep primitif ini. Pada awal abad
ke-21 dimana sejumlah pengamatan, perhitungan, dan percobaan fisika modern telah
mencapai suatu kesimpulan dimana seluruh alam semesta serta dimensi waktu, muncul
sebagai hasil ledakan raksasa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dan sekejap saja. Alam
pada ini kemudian menjadi materi namun dan berubah menjadi materi yang sangat kecil dan
padat, massanya sendiri tekanannya besar dan sangat berat karena adanya reaksi inti hingga
kemudian terjadi suatu ledakan yang cukup hebat. Massa ini sendiri kemudian berserakan dan
terus mengembang dalam waktu yang sangat cepat dan menjauhi pusat ledakan serta

19
membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak
menjauhi titik pusatnya. Dentuman besar ini sendiri terjadi saat seluruh materi kosmos
dengan kerapatan yang besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil.
Alam semesta sendiri terlahir dari singularitas fisis dengan keadaan yang ekstrim. Teori Big
Bang ini sendiri kian menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini sendiri pada mulanya tak
ada tetapi kemudian pada sekitar 12 milyar tahun yang lalu dan tercipta dari ketiadaan.
Peristiwa ini sendiri dikenal dengan Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”, dan membentuk
keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya ini sendiri tercipta dari
suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.

g). Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton (seorang astronom Inggris 1930). Awalnya matahari
merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa,
melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian
menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi
planet-planet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.22 Pendamping
matahari (bintang yang satunya adalah supernova yaitu sebuah bintang masif yang meledak
dengan kekuatan dan panas yang sangat besar.bLedakan supernova tersebut mengakibatkan
gas yang sangat panas. Gas panas tersebut terperangkap dalam gravitasi matahari, kemudian
perlahan mendingin dan mengembun membentuk planet-planet dalam Tata Surya kita. Selain
membentuk planet-planet, sepihan dan gas hasil supernova juga membentuk asteroid, komet,
dan benda angkasa lainnya yang mengisi Tata Surya.

22
M. Rifky Abu Zamroh,2020, Tata Surya, https://geohepi.hepidev.com/2020/12/12/tata-surya/ 2-09-2022

20
C. Teori Pembentukan Bumi

o Teori Laplace

Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika dan astronomi
berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun
1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang berputar-
putar pada sebuah pusat peredaran. Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di
sekelilingnya yang kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-
cincin yang bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa.
Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.23

o Teori Planetisimal

Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama T.C Chamberlain yaitu seorang
ahli geologi menjelaskan proses pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk
terlebih dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian
melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum di sekitar area matahari. Hal ini
menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari dengan bintang tersebut.
Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian
lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi mathari
akhirnya mengalami pendinginan, hingga terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin. Dari
planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas. Akibat daya
tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah planet, salah
satunya planet kita sekarang, yaitu bumi.24

o Teori Tidal

Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James Jeans dan Harold
Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal, pembentukan bumi
terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang
yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar
membentuk cerutu. Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan.

23
Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–22.
24
Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–22.

21
Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian
gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi.25

o Teori Georges-Louis Leclerc

Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan Comte de Buffon,
menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet dengan matahari. Hal
ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu planet.
Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan
ilmuwan lainnya.26

o Teori Kuiper

Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa pada awalnya
terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan cakram. Adapun pusat
piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian yang mengelilingi
protomathari disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar.
Namun, protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal
membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi terbentuk.

o Teori Weizsacker

Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang berasal dari
Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan bahwa
awal mulanya tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut dikelilingi oleh
sebuah kabut gas. Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti
hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut karena panas
matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet.

o Teori Whipple Fred L

Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred Lmenjelaskan pembentukan


bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini mengandung nitrogen dan
kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar. Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan
penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di angkasa.
Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet.
25
Ananda. https://www.gramedia.com/literasi/teori-pembentukan-bumi/, diakses pada 16-09-2022
26
Ananda. https://www.gramedia.com/literasi/teori-pembentukan-bumi/, diakses pada 16-09-2022

22
o Teori Pasang Surut Gas

Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun 1918. Pencetus dari teori ini
adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya sepkat bahwa pembentukan bumi berawal
dari bintang besar yang mendekati matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut
pada matahari berupa gas. Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan
gelombang raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah
pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-planet,
salah satunya bumi.

o Teori Ledakan Besar

Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan besar menjadi paling populer
di kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan bahwa bumi telah terbentuk selama
puluhan miliar tahun. Awalnya terdapat gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros.
Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke luar angkasa dan
membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga pada suatu waktu cakram raksasa yang
terdiri dari kabut dan gas meledak. Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk galaksi serta
nebula-nebula. Tercatat selama 4,6 miliar tahun, nebula-nebula membeku dan menjadi
galaksi, salah satunya Galaksi Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami
kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet, termasuk bumi di dalamnya.

o Teori Kabut Nebula

Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan teori kabut nebula.
Teori ini muncul sekitar tahun 1755, kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace pada
tahun 1796. Teori kabut nebula menjelaskan bahwa terdapat kumpulan gas bebas di luar
angkasa yang disebut kabut nebula. Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang
membentuk kabut semakin besar dan bergerak cepat.proses perputaran ini menyebabkan
materi kabut terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami
pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet.27

o Kelebihan teori Kabut Nebula

Teori ini berhasil menjelaskan bahwa Tata Surya itu datar, orbit elips planet mengelilingi
matahari hampir datar.

27
Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–22.

23
o Kelemahan teori Kabut Nebula

James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-
gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet.

F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut nebula tidak memenuhi syarat bahwa yang
memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari.

Teori kabut nebula menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa terbesar akan
memiliki momentum sudut yang paling besar.28

o Teori Bintang Kembar

Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang bernama Raymond
Arthur Lyttleton. Menurut Arthur, bintang kembar merupakan bagian terkecil dari sebuah
galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak sehingga banyak material yang
dikandungnya terlempar. Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena
adanya gaya gravitasi. Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal sebagai
matahari, lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan dikenal sebagai planet, salah satunya
bumi.29

o Teori Kondensasi

Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper
(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesa kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk
dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa. 30 Dia mengemukakan
bahwa alam semesta ini terdiri atas formasi bintangbintang. Formasi bintang-bintang itu
memiliki pusat-pusat peredaran dari masing-masing formasinya, yang pusat-pusat tersebut
terdiri dari gas hidrogen. Dan pusat-pusat yang memiliki daya tarik yang lebih besar dari
yang lainnya berubah menjadi Matahari. Fenomena inipun tak berhenti sampai disini saja
karena formasi-formasi yang lebih kecilpun menarik dan membentuk proto planet dan lama
kelamaan proto planet tersebut berubah menjadi planet-planet yang kita kenal sekarang.31

28
(20189). No Title. News.Ge, https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava.
29
Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–22.
30
Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–22.
31
(20189). No Title. News.Ge, https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava.

24
D. Teori Terbentuknya Kehidupan
Sejak ratusan tahun sebelum masehi, ilmuwan atau filsuf zaman itu telah berpikir dan
menganalisis bagaimana asal mula kehidupan di muka bumi. Berdasarkan pemikiran para
ilmuwan tersebut, muncullah berbagai teori asal mula kehidupan, seperti teori abiogenesis
(generatio spontanea), biogenesis, dan teori penciptaan.32

a. Teori Abiogenesis
Sebelum abad ke-17 orang beranggapan bahwa makhluk hidup terbentuk secara
spontan. Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak
hidup atau makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal teori Generatio
Spontanea. Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman yunani kuno
(ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke-17.33
Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles. Hal ini
sesuai dengan pemikiran saat itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan
cenderung melihat fakta tanpa melalui pembuktian secara ilmiah. Teori ini memang
kurang memiliki dasar yang kuat secara ilmiah, tetapi dapat bertahan sangat lama.
Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek (abad ke17), sang penemu mikroskop pun
mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek mengamati air rendaman jerami dengan
mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia pun berpendapat bahwa hewan
tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami.34

Gambar 1. Aristoteles (alonesia.com)

32
Yosaphat Sumardi, dkk. PDGK4103 – Konsep Dasar IPA di SD Modul 1. (Tangerang: Universitas Terbuka,
2016), hlm. 3.
33
Handoko Santoso dan Hening Widowati. Biosains Dalam Al-Qur’an (Telaah Biologi dalam Kajian Al-Quran
dan Hadist). (Lampung: CV. Laduny Alifatam (Penerbit Laduny), 2020), hlm. 24.
34
Yosaphat Sumardi, dkk. Op Cit., hlm. 3-5.

25
Gambar 2. Mikroskop Leeuwenhoek (Loncke, 2007)
b. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Para ilmuwan
yang mendukung teori biogenesis adalah Francesco Redi (1626- 1697), Abbe Lazzaro
Spallanzani (1729-1799), dan Louis Pasteur (1822-1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan
percobaan dan membutikan teori biogenesis.35
a) Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang
teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan
stoples. Redi berhasil membuktikan bahwa ulat pada daging berasal dari telur lalat, dia
menyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari telur atau omne vivum ex ovo.

Gambar 3. Francesco Redi (en.wikipedia.org)

35
Handoko Santoso dan Hening Widowati. Op Cit., hlm. 27-30.

26
Gambar 4. Percobaan Francesco Redi (staffnew.uny.ac.id)

b) Percobaan Lazzaro Spallanzani


Pada percobaan Spanllanzani, digunakan air rebusan dari daging atau air kaldu.
Lazzaro membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan
kaldu. Bila kaldu didihkan kemudian ditutup rapat maka pembusukkan tidak akan
terjadi. Dia menyimpulkan bahwa telur berasal dari jasad hidup atau omne ovum ex
vivo.

Gambar 5. Lazzaro Spallanzani (en.wikipedia.org)

Gambar 6. Percobaan Lazzaro Spallanzani (gurupenyemangat.com)

c) Percobaan Louis Pasteur


Louis Pasteur adalah seorang ahli biokimia dari perancis yang berasil
menumbangkan teori abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disanggah lagi oleh
pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur ini
sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur
memnggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaanya. Labu berleher seperti

27
angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan
antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Dia
berkesimpulan harus ada kehidupan sebelumnya agar timbul kehidupan baru atau
omne vivum ex vivo.

Gambar 7. Louis Pasteur (wikiwand.com)

Gambar 8. Percobaan Louis Pasteur (gurupenyemangat.com)

c. Teori Penciptaan
Beberapa ilmuwan memilih kembali pada teori penciptaan, yang bersumber dari
ajaran agama dan kitabkitab yang dianutnya. Kebanyakan agama, khususnya agama
samawi, percaya bahwa alam semesta bersama isinya diciptakan oleh Tuhan. Memang
teori ciptaan ini sukar dibuktikan dengan akal manusia karena datangnya bukan dari hasil

28
percobaan, melainkan hasil telaah ilmu agama dan keyakinan. Berdasarkan kitab Bibel,
kaum Nasrani percaya bahwa bumi diciptakan dalam enam hari, tumbuhan diciptakan
pada hari ketiga, ikan dan unggas pada hari kelima, serta yang lainnya pada hari
keenam.36
Sejalan dengan umat Kristen, umat Islam pun percaya bahwa alam semesta beserta
isinya diciptakan oleh Tuhan yang sesuai dengan firman Allah Qur’an Surah Al-Anbiya
ayat 30 yang artinya “bahwa langit dan bumi disatukan, kemudian mereka Kami pisahkan
dan Kami menjadikan setiap yang hidup dari air”. Penganut agama Hindu juga percaya
bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan. Itulah teori penciptaan yang bersumber dari
agama yang kebenarannya tidak untuk dibuktikan secara ilmiah karena teori tersebut
datang dari Tuhan yang diyakini oleh keimanan dan bukan hasil pemikiran manusia.

36
Yosaphat Sumardi, dkk. Op Cit., hlm. 14.

29
DAFTAR PUSTAKA
Ananda. https://www.gramedia.com/literasi/teori-pembentukan-bumi/, diakses pada 16-09-
2022
Noor, D. (2009). Teori Pembentukan Bumi dan Tektonik Lempeng. Pengantar Geologi, 20–
22. http://blog.ub.ac.id/mastertommy/files/2014/08/TEORI-PEMBENTUKAN-
BUMI.pdf
(20189). No Title. News.Ge, https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava
Ansrosry. 2016. Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Geologi Pertambangan. Medan :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PPPPTK.
Cicilia, Yayuk, Rian Vebrianto, and Zarkasih Zarkasih. “Analisis Pemahaman Guru Mi
Tentang Alam Semesta Meluas Dalam Perspektif Islam Dan Sains.” Jurnal Basicedu 4,
no. 1 (2019): 110–16. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.294.

Malik, Adam, and Dadan Nurul Haq. “Penciptaan Alam Semesta Menurut Alquran Dan Teori
Big Bang.” Bandung, 2016.

Marzuki, Achmad. “TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA,” 2020.


https://www.academia.edu/5436914/TEORI_TERBENTUKNYA_ALAM_SEMESTA.

Sumardi, Yosaphat, Maman Rumanta, Amalia Sapriati, Sukiniarti, Anna Ratnaningsih,


Krisna Iryani, Amini Syulasmi, Heni Safitri, Herawati danPaken Padiangan. (2016).
PDGK4103 – Konsep Dasar IPA di SD Modul 1. Tangerang: Universitas Terbuka.

Santoso, Handoko dan Hening Widowati. (2020). Biosains Dalam Al-Qur’an (Telaah Biologi
dalam Kajian Al-Quran dan Hadist). Lampung: CV. Laduny Alifatam (Penerbit Laduny).

30

Anda mungkin juga menyukai