Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : IAD/IBD/ISD

Dosen Pengampu : Solehah Muchlas, M. Pd

Kelompok : 3

Andakwanita (2011101099)

Noormiyanti (2011101263)

Fenny Ashari Putri (2011101071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis ucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penciptaan Alam Semesta”. Makalah ini kiranya tak akan selesai tanpa
bantuan dari teman-teman kelompok.

Terima kasih penulis haturkan kepada ibu Solehah Muchlas yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya


alam semesta atau asal-usul penciptaan alam semesta berdasarkan Al-qur’an dan para
ilmuwan (para filosofi), serta mengetahui teori apa saja yang mendukung terbentuknya
alam semesta. Serta mengukap kebohongan-kebohongan teori evolusi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Adapun, penulis juga berharap semoga
makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Berau, 12 Oktober 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Penciptaan Alam Semesta .............................................................................. 3

B. Bagian Alam Semesta Dan Tata Surya ......................................................... 12

C. Teori Evolusi................................................................................................ 17

D. Kebohongan Teori Evolusi ........................................................................... 29

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 36

A. Kesimpulan .................................................................................................. 36

B. Saran ............................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 38

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam diartikan sebagai “the universe; world; condition, state of being”, yang
artinya “alam semesta; dunia; keadaan, wujud dari negara bagian” (Thomas,2006).
Alam juga didefinisikan denga segala yang ada di langit dan di bumi (Balai
Pustaka,2001). Alam berasal dari bahasa arab al-‘alam, (al-‘ilm pengetahuan dan al-
‘alamahpertanda) artian satu akar kata dengan ilmu. Dan alam dalam bahasa Yunani
disebut dengan cosmos yang berarti ‘harmonis, serasi” karena alam ini ada dalam
keharmonian dan keserasian berdasarkan hukum-hukum yang teratur
(Nurcholis,2001). Menurut Al-syaibani alam jagaq atau semesta adalah apapun selain
dari Allah Swt (Omar,2003). Demikian juga menurut Quraish Shihab semua yang
berbentuk wujud selain Allah Swt, naik yang telah diketahui maupun yang belum
diketahui manusia disebut alam (Quraish Shihab,2004).

Oleh karena itu, alam semesta bukan hanya di bumi dan langitnya, tetapi
meliputi segala sesuatu yang ada dan berada diantara keduanya. Di dalam islam segala
sesuatu selain Allah Swt, yang dapat diamati melalui pengindraan manusia disebut
sebagai ‘alam syahadah yang merupakan fenomena. Dilain hal, segala sesuatu selain
Allah Swt, yang tidak dapat diamati mauoun didekati melalui pengindraan manusia
disebut sebagai ‘alam ghaib. Karena alam tersebut ialah adalah noumena
(Rasyidin,2006).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Teori-Teori Terbentuknya Alam Semesta?
2. Apa Saja Bagian-Bagian Alam Semesta Dan Tata Surya?
3. Bagaimana Teori Evolusi?
4. Seperti apa Kebohongan Teori Evolusi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Menjelaskan Teori Terbentuknya Alam Semesta
2. Untuk Mengetahui Bagian-bagian Alam Semesta Dan Tata Surya
3. Untuk Menjelaskan Teori Evolusi
4. Untuk Menjelaskan Terjadinya Kebohongan Evolusi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penciptaan Alam Semesta


a. Pengertian Alam Semesta

Secara etimologi, kata alam berasal dari dari akar kata alama yang
bermakna mengecap, merasakan, mengerti dan turunan katanya adalah ‘alam yang
berarti alam jamaknya al-‘alamin. Sementara semesta semesta bermakna
keseluruhan dan semua. Dengan demikian alam semesta semua yang termasuk
dalam ciptaan Allah, makhluk hidup ataupun makhlun non hidup.

Menurut para ahli astronomi bahwa alam semesta adalah kosmos yakni
ruang angkasa serta semua benda langit yang terdapat di dalamnya. Seperti yang
dinyatakan dalam al-qur’an bahwa allah sebagai pencipta segala sesuatu sedang
bagaimana dia menciptakan tidak banyak diterangkan kecuali pokoknya saja.
Bagaimana allah menciptakan adalah tugas manusia untuk meneliti dengan
akalnya. Manusia dengan segenap kemampuan diberi kebebasan melakukan
penyelidikan dengan panca indera dan kecerdikan akalnya. Sehubung dengan
keharusan manusia mengenal alam dengan baik.

b. Teori-Teori Terbentuknya Alam Semesta

Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian


tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia
sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta
selalu tergoda oleh rasa ingin tahu nya untuk mencari penjelasan tentang makna
dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam
cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi timbullah beberapa teori yang
mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut dikelompokkan
menjadi :

3
1) Teori Keadaan Tetap (Steady-State Theory)

Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa


alam semesta dimana pun dan bagaimana pun selalu sama. Berdasarkan prinsip
tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala
sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak
menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian teori
ini secara ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi berbentuk (lahir), tumbuh,
menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu
tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya. (tanpa awal tanpa akhir).

Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang


dihubungkan denga jarak galaksi antara galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil
pemotretan satelit maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap
bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan
garis spectra yang menuju gelombang yang lebih besar yaitu menuju merah. Dari
yang menuju gelombang yang lebih besar yaitu menuju merah. Dari hasil
penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan
menipis (kontraksi). Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang
melaluinya adanya pengembangan.

2. Teori Big-Bang (Teori Dentuman Besar)

Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre. Menurut teori ini, pada
mulanya alam semesta ini berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua
materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh
materinya terlempar ke ruang alam semesta. Sejak itu dimulailah ekspansi
(mengembang) yang berlansung ribuan juta tahun, dan akan terus berlangsung
jutaan tahun lagi. Timbul dua gaya yang saling bertentangan, yang satu disebut
gaya gravitasi, lainnya dinamakan repulse kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya

4
kosmis lebih dominan, sehingga alam semesta masih terus akan mengembang
(ekspansi). Pada suatu saat nanti ekspansi tersebut pasti berakhir.

3) Teori Tidal Atau Teori Pasang Surut

Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harnold Jeffers pada
tahun1919. Menurut teori ini, ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak
mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian matahari
tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas inilah kemudian terbentuk
planet-planet.

4) Teori Bintang Kembar

Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari meruoakan sepasang


bintang kembar. Oleh suatu sebab sala satu bintang meledak, oleh gaya tarik
gravitasi bintang yang satunya (matahari yang sekarang), pecahan tersebut tetap
berada disekitar dan beredar mengelilinginya.

5) Teori Nebula

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Kant dan Laplace pada tahun
1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu nebula. Kabut gas ini
sebagian besar terdiri dari hidrogen dan sedikit heluim. Nebula ini mengisi seluruh
ruang alam semesta. Karena proses pendinginan, kabut gas tersebut menyusut dan
mulai berpusing. Proses ini mula-mula lambat, kemudian makin cepat dan
bentuknya berubah dari bulat bola menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi
akan mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari. Sedang
sisanya yang tertinggal akan tetap berpusing, dan terbentuklah planet beserta
satelitnya. Menurut para ahli, dalam setiap 1000 bintang di alam semesta ini
terdapat satu sistem tata surya.

6) Teori Creation Continua

5
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori
cretoi continua atau contiuous cretio, saat diciptakan alam semesta ini tidak ada.
Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, atau dengan kata lain alam
semesta ini tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap saat ada
partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian
mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad
alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar daripada yang lenyap,
maka jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta.

Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritik pada 10 milyar tahun
lagi. Tetapi dalam waktu 10 milyar tahun ini akan dihasilkan kabut-kabut baru.
Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen. Dari hidrogen ini akan
terbentuk helium dan zat-zat lainnya.

7) Teori G.P Kuiper

Pada tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasar keadaan yang
ditemui diluar tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang
telah dikemukakan yang mengendalikan bahwa matahari serta semua planet berasal
dari gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini terdapat banyak kabut gas
dan diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan bintang. Kabut gas yang
nampak tipis-tipis di ruang angkasa itu, karena gaya tarik gravitasi antara molekul
dalam kabut itu lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang semakin padat.
Pemadatan ini dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu selalu terjadi gerakan.
Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang memipihkan
dan memadatkan gas kabut itu.

Satu atau dua gumpalan materi memadat di tengah, sedang gumpalan yang
kecil akan meleset di lingkungan sekitarnya. Gumpalan yang terkumpul
ditengah menjadi matahari sebagai pusat, sedang gumpalan-gumpalan yang kecil
menjadi bakal planet. Matahari di pusat begitu padat mulai menyala dengan api

6
nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus planet
menjadi sirna, sehingga planet sekarang tampak telanjang tinggal tirasnya. Tetapi
bakal planet yang jauh dari matahari kurang terpengaruh sehingga tampak menjadi
planet yang besar dengan diliputi kabut.

8) Teori Gamau

Teori ini disamping terkenal dengan teori gamau, sesuai dengan nama
penemunya (George Gamau), juga terkenal dengan nama teori evolusi. Teori ini
mengatakan bahwa alam raya ini berkembang terus, dalam arti benda-benda langit
terus-menerus saling menjauh. Kecepatan ekspansi itu begitu besarnya, sehingga
diantaranya mencapai hampir segitiga cahaya, jadi kira-kira hampir 1000.000 km
perdetik.

Gamau berkesimpulan bahwa alam raya ini asal usulnya merupakan satu
paduan. Kemudian meledak. Ledakan inilah yang menimbulkan kecepatan yang
luar biasa, sehingga benda-benda angkasa ini atau lebih tegasnya benda-benda alam
raya ini saling menjauh. Menurutnya ledakan tersebut terjadi karena kemampatan
massa yang ada. Gerakan saling menjauh sekarang ini hanyalah merupakan gerak
kembali yang elastis yang terjadi segera sesudah tercapai kemampatan yang
maksimum. Untuk selanjutnya massa yang beterbangan tersebut mengalami
pengelompokan, sehingga terbentuklah bintang, planet-planet serta galaksi-galaksi.

c. Pandangan Al-Qur’an Tentang Penciptaan Alam

Al-Qur’an tidak menjelaskan bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun


apa yang dikemukakan di atas tentang keterpaduan alam raya kemudian
pemisahannya dibenarkan oleh observasi para ilmuwan. Observasi Edwin P.
Hubble (1889-1953) melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929
menunjukkan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti bahwa alam semesta
berekspansi. Ekspansi itu, menurut fisikawan Rusia George Gamow (1904-1968),
melahirkan sekitar seratus milyar galaksi yang masing-masing rata-rata memiliki

7
100 milliar bintang.inilah yang diisyaratkan dalam al-qur’an dengan
memerintahkan orang-orang yang tidak percaya untuk mengamati dan mempelajari
alam semesta yang tadinya padu itu, kemudian dipisahkan oleh-Nya.

Menurut Ibnu kasir bahwa Allah itu ada sebelum adanya sesuatu daan ‘arsy-
Nya itu di atas air yang mana tiap-tiap sesuatu itu telah disebutkan di lauh mahfudz.
Maksudnya, bahwa Allah lah yang menciptakan langit dan bumi terang, terang dan
gelap begitu juga siang dan malam. Adapun bumi pada awalnya itu dari kegelapan
kemudian Allah menciptakan air untuk menyelimutinya, dan dari air tersebut lalu
terciptanya langit di atas kegelapan itu yang kemudia menjadi siang dan malam.

Adapun air itu tetap ada di bawah langit yang kemudian berkumpul alam
satu tempat yaitu alam semesta. Kemudian bumi yang tetap itu menjadi basah lalu
tumbuhlah sayur mayur dan pepohonan, lalu Allah menciptangkan di langit bulan,
bimtang dan matahari, dan benda-benda angkasa lainnya. Sedangkan di air Allah
menciptakan hewan melata yang memiliki nyawa, menciptakan burung-burung dan
manusia yang kesemuanya itu saling berpasangan antara laki-laki dan perempuan
dan semua ini telah disebutkan dala Al-qur’an yang sudah tercatat di lauh mahfudz.

Sementara menurut Ibn Jarir Al-Thabari, Allah menciptakan bumi pada


hari sabtu, menciptakan gunung pada hari ahad, menciptakan pohon pada hari senin
selasa, menciptakan nur pada hari rabu, menciptakan hewan pada hari kamis dan
kemudian Allah menciptakan adam pada hari jum’at.

Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi, sesuai dengan teori al-


qur’an sendiri dalam firman Allah yang tersebut dalam surat Al-Anbiya:30, bahwa
langit dan bumi, mula-mulanya adalah satu paduan kemudian Allah
menceraikannya. Dan Allah menjadikan udara di antara keduanya yang
menghilangkan panasnya bumi agar kita dapat hidup diatasnya. Udara yang
bergerak dan terus berpindah-pindah itulah yang menyebabkan turunnya hujan dan
membentuk laut dan sungai.

8
Sedangan menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, sebagaimana dia
berfirman dalam surat AL-Anbiya ayat 30: bahwa langit dan bumi, dulu merupakan
satu materi yang masih bergandengan, tidak terpisah dan tidak bercerai. Dan materi
itulah yang disebut dengan kabut dalam al-qur’an disebut asap (dukhan).
Kemudian, mereka kami pisahkan denngan menceraikan yang satu dari yang lain.
Sehingga di antaranya ada yang menjadi langit dan yang lain menjadi bumi, dan
kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.

Sementara menurut M. Quraish Shihab, yang mengutip pendapat


Thabathaba’i memahami bahwa kandungan surat Al-Anbiya ayat 30 sebagai
bantahan terhadap para penyembah berhala yang memisahkan antara penciptaan
dan pengaturan alam raya. Menurut mereka, Allah adalah pencipta, sedang tuhan-
tuhan yang mereka sembah, adalah kendali yakni Allah swt. Sampai sekarang kita
masih terus menyaksikan pemisahan bagia-bagian bumi di darat dan di udara,
pemisahan aneka jenis tumbuhan dari bumi, aneka binatang, manusia dari manusia
dan tamoak bagi kita pemisahan itu, lahir dalam bentuk yang baru serta ciri-ciri
yang berbeda setelah terjadinya pemisahan. Langit dengan segala benda-benda
angkasa yang terdapat disana, keadaannya pun seperti keadaan satua-satuang yang
disebut diatas.

Benda-benda langit dan bumi tempat kita berpijak demikian halnya. Hanya
saja karena keterbatasan usia kita, maka kita tidak dapat menyaksikan keadaan
langit dan bumi seperti apa yang kita saksikan pada bagian-bagian kecilnya. Kita
tidak dapat menyaksikan pembentukan dan kehancurannya, tetapi betapapun
demikian, harus diakui bahwa baik planet-planet di langit maupun di bumi, serta
bagian-bagian yang terkecil atau yang besar secara umum sama dalam hukum-
hukumnya. Yang kemudian berkesimpulan bahwa terulangnya berkali-kali apa
yang kita lihat pada rincian benda-benda atau kehidupan dan kematian apa yang
dapat di bumi dan langit, menunjukkan bahwa suatu ketika langit dan bumi,

9
kemudian atas kehendak Allah, keduanya berpisah, atas kehendak dan di bawah
pengaturan dan kendali Allah sang pencipta agung ini.

M. Quraish Shihab memahami ayat ini sebagai salah satu mukjizat al-qur’an
yang mengungkap peristiwa penciptaan planet-planet. Banyak teori ilmiah yang
mengemukakan bukti-bukti yang kuat, yanng menyatakan bahwa langit dan bumi
tadinya merupakan satu gumpalan atau di istilahkan oleh ayat ini dengan kata
(ratqan), lalu gumpalan itu terpisah sehingga terjadilah pemisahan antara langut dan
bumi. Dia mengemukakan dua diantara sekian banyak teori, yaitu:

Teori pertama, berkaitan dengan terciptanya tata surya. Di sini disebutkan


bahwa kabut di sekitar matahri menyebar dan melebur pada ruangan yang dingin.
Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut bertambah tebal pada atom-atom debu
yang bergerak amat cepat. Atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya
benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat hingga
membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai, penumpukan
itu sendiri, mengakibatkan bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal
karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu,
bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksida akibat tata surplus
larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang
segar di udara setelah itu adalah aktivitas dan interaksi sinar matahari melalui
simulasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan.

Teori kedua, yang dapat dipahami dari firman Allah di surat Al-Anbiya:30
menyatakan bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren
sehingga tampak seoalah satu massa, hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir
mengenai teori terjadinya alam semesta. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk
seperti sekarang ini juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta
kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya
terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari

10
3.000.000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi “...fa fataqmahuma”
merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa
ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke
seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang
terpisah, termmasuk tata surya dan bumi. 1

d. Pandangan Yunani Kuno

Pada waktu dahulu, orang yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat
dekat, dan bumi adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan langit. Mereka
beranggapan bahwa bumi itu diatur oleh para Dewa, diantaranya, Dewa Zeus,
sebagai dewa guntur, dan dewa Helius sebagai dewa matahari.

Anggapan itu makin lama, makin tidak lagi diikuti oleh masyrakat, karena
pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang dijamannya. Pythagoras yang hidup
2500 tahun yang lalu menyatakan bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung dan
pangkal. Sedangkan Aritoteles seorang ahli filsafat yang hidup 200 tahun setelah
pythagoras mencoba menerangkan tentang peredaran bulan, venus, mars, dan
planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan langit
yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit bulan yang yang beredar pada
bumi dianggap terikat pada bumi merupakan langit yang terdekat. Kemudian di
atasnya lagi terdapat langit matahari, langit mars, langit yupiter, dan langit saturnus.

Sedangkan bintang-bintang terdapat pada langit kedelapan. Ptolomeus


seorang ahli filsafat yunani lain yang hidup 100 tahun setelah aristoteles menyusun
teori baru mengenai kosmos dan ia mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa
benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bu,i pada ruang yang kosong.

1
Munziri Ali, Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Qur’an, (Jurnal Madania, 2012) 2(2):
170-180

11
Pandangan lebih maju dari yunani Copernicus lahir di Torum-Polandia
(1473-1543) setelah bertahun-tahun menyelediki bintang dan planet-planet, ia
menarik kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang benar mengelilingi bumi,
sedangkan planet lain tidak, tetapi semuanya beredar mengelilingi matahari.
Galileo galilei yang pada jamannya telah ditemukan teleskop sebagai alat yang
sangat penting bagi pengamatan benda-benda langit. Pada tanggal 7 januari 1610
dengan menggunakan teleskop menemukan bahwa jupiter bukan hanya sebuah titik
cahaya kecil, melainkan berupa sebuah bola besar dengan empat buah
pengiringnya. Ia menemukan jalur hitam di permukaan bulan dan diduga laut atau
samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia
menyetujuiCpernicus, maka dia di hukum (dipenjara) oleh pengadilan gereja
sampai meninggal.

Untuk dapat menerima model-model kosmologi yang telah dikemukakan


oleh para ahli, para astronomi terus melakukan pengujian terhadap model-model
tadi, atau berusaha memberikan penjelasan yang lebih mudah diterima oleh akal
pikiran manusia. Hal itu disebabkan bahwa pembuktian model-model kosmologi
tidak dapat dinantikan sampai terjadi perubahan pada masa mendatang yang relatif
lama. 2

B. Bagian Alam Semesta Dan Tata Surya


a. Isi Alam Semesta

Bumi tempat kita tinggal hanyalah sebuah benda kecil di alam semesta. Yang
disbut planet yang bergerak mengelilingi matahari, sedangkan matahari hanyalah
sebuah bintang dalam gugusan berjuta-juta bintang yang disebut galaksi, yaitu
galaksi Bimasakti (Milky Way).

2
Fathur Rahman. 2016. Konsep Kosmologi Dalam Filsafat. Jurnal Tasamuh, 8(2): 268-269.

12
Sementara itu galaksi bimasakti pun ternyata hanya sebuah galaksi dari jutaan
galaksi yang ada di alam semesta.

1) Bintang

Bintang merupakan benda langit yang terdiri atas gas pijar dan dapat
memancarkan cahaya sendiri. Bintang terbentuk dari gas hidrogen dan debu angkasa
yang membentuk kabut. Saat gas dan debu menyatu, gaya gravitasinya meningkat
sehingga menarik gas dan debu lebih banyak lagi dari kabut. Gas dan debu tersebut
makin padat dan membentuk bola gas saat gravitasi bola meningkat, tekanan pun
meningkat sehingga menghasilkan suhu yang tinggi serta memancarkan panas dan
cahaya. Bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi adalah matahari. Yaitu
sekitar 150 juta km. Oleh karena itu, kita dapat melihat dengan jelas bentuk matahari
tanpa menggunakan alat bantuan apapun. Selain pancaran cahaya yang dekeluarkan
matahari ternyata bermanfaat bagi kehidupan di bumi.

Matahari merupakan salah satu bintang dari 100 milliar bintang yang ada di
galaksi, denga diameter ± 1,4 jutaan dan massa 1,99 x 1020 kg atau 333.000 x massa
bumi. Mempunyai suhu di pusat mencapai 14.000.000ºC dan dipermukaan ±
6.000ºC. matahari memiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup di
bumi. Energi yang dipancarkan matahari antara lain dapat membuat bumi tetap
hangat, membuat air dan udara di bumi bersirkulasi, serta tumbuhan dapat
berfotosintesis.

2) Galaksi

Galaksi adalah kumpulan benda-benda amgkasa yang terdiri dari bintang,


gas, debu, dan material antar planet lainnya yang jumlahnya banyak dan berada pada
ruang yang luas. Matahari yang bernama dengan planet-planet yang mengitarinya
merupakan bagian dari galaksi bimasakti.

13
Galaksi memiliki bentuk tertentu, tetapi secara garis besar bentuk galaksi
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Galaksi Spiral

Bagian tengah dari galaksi ini memiliki lengan spiral dan cakram. Jika dilihat
dari samping, bentuk galaksi tampak seperti elips yang memiliki lengan dan
dikelilingi atmosfer yang memancarkan cahaya. Galaksi bimasakti termasuk
kedalam galaksi bentuk spiral.

b) Galaksi Elips

Galaksi ini mempunyai bentuk hampir menyerupai bola kaki sampai pada
bentuk yang sangat lonjong seperti bola rugby. Galaksi ini sedikit mengandung materi
antar bintang dan anggotanya adalah bintang-bintang yang sudah tua. Contoh galaksi
elips adalah galaksi M87.

c) Galaksi Tak Beraturan


Galaksi ini terdiri dari bermiliar-miliar bintang berwarna putih kebiruan.
Galaksi tak beraturan ini mengandung materi antar bintang berupa gas dan debu.
Contoh galaksi tak beraturan adalah awan Magellan, yang jaraknya 180.000 tahun
cahaya dari galaksi Bimasakti.
b. Anggota Tata Surya

Tata surya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari matahari, delapan planet,
planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya. Matahari
merupakan pusat dari tata surya dimana angota tata surya yang lain beredar
mengelilingi matahari. Benda-benda langit tersebut beredar mengelilingi matahari
secara konsentris pada lintasannya masing-masing.

IAU secara umum mengelompokkan benda angkasa yang mengelilingi


matahari menjadi tiga, yaitu: planet, planet-kerdil, benda-benda tata surya kecil, (Small
Solar System Bodies) yaitu seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi matahari

14
sekain planet atau planet-kerdil. Benda-benda tata surya kecil tersebut diantaranya
adakah komet, asteroid,abjek-objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya.

1) Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi.


Jarak rata-rata Bumi ke matahari adalah 150 juta Km atau 1 satuan Astronomi.
Matahari berbentuk bola gas pijar yang tersusun atas gas hidrogen dan helium.
Matahari mempunyai diameter 1,4x10⁶ Km, suhu permukaannya mencapai 6000°K.
Matahari merupakan sumber energi utama bagi planet bumi yang menyebabkan
berbagai proses fisis dan biologi dapat berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh
matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombamg elektromagnetik. 3

2) Komet

Komet juga disebut dengan bintang berekor adalah benda langit yang garis
edar/orbitnya sangat lonjong, sehingga jaraknya ke matahari kadang-kadang jauh
sekali tetapi suatu saat dapat dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi matahari sebab
mendapatkan tekanan dari matahari. Wujud komet tersusun dari kristal-kristal es yang
rapuh sehingga mudah terlepas dari nadannya. Bagian yang terlepas inilah yang
membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet melintas di dekat matahari. Karena
orbit komet tidak seperti orbit planet maka komet akan terlihat di bumi jika komet
tersebut sedang berada dekat dengan matahari. Oleh karena itu ada komet yang
mendekati bumi setiap 3 atau 4 tahun sekali; tetapi ada juga yang sampai 76 tahun
sekali yaitu komet Hailey.

3) Meteor Meteorit

Meteor adalah benda angkasa berupa pecahan batuan angkasa yang jatuh dan
masuk kedalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi maka
akan terjadi gesekan dengan udara sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan

3
Samadi, Geografi: SMA Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2007), hlm 32-33.

15
terbakar. Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan
bumi disebut meteorit. Tumbukan meteroit berukuran besar pada permukaan bumi
seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah
meteorit, contohnya kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar
1,265 m.

4) Astroid

Asteroid dinamakan juga planet minor atau planetoid. Asteroid mengisi


ruangan yang berada diantara Mars dan Yupiter. Di dalam sistem tata surya ditaksir
terdapat 100.000 buah planetoid yang ukurannya antara 2-750 Km². Asteroid-asteroid
tersebut senantiasa berputar diantara planet Mars dan planet Yupiter membentuk sabuk
asteroid.

5) Satelit

Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan
berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

1) Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam
bersamaan dengan terbentuknya planet. Contoh: bulan, sebagai satelit alam bumi;
Titan sebagai alat satelit alam Saturnus
2) Satelit buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk
tujuan tertentu. Contoh: satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan
sebagainya.
6) Planet

Planet adalah suatu benda gelap yang mengorbit sebuah bintang (matahari).
Planet ditentukan oleh para ahli astronomi melalui serangkaian pengamatan dan
penelitian selama ribuan tahun. Planet yang telah ditemukan oleh para ahli secara
berturut-turut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,

16
Neptunus, dan Pluto. Penemuan lebih muktahir menyebutkan bahwa planet yang telah
ditemukan hingga sekarang lebih dari jumlah tersebut. Masing-masing planet memiliki
jarak terhadap matahari yang berbeda. selain itu, masing-masing planet memiliki
bentuk kerapatan, kala revolusi, dan kala rotasi yang berbeda satu sama lain
(Rohmah,2012). Berdasarkan kriteria IAU, planet adalah benda langit yang: mengorbit
matahari, bentuk fisiknya cenderung bulat, orbitnya bersih dari keberadaan benda
angkasa lain. 4

C. Teori Evolusi

Setelah mengajukan banyak fakta evolusi alam dan manusia, kita sekarang
menaruh perhatian akan arah dan makna evolusi. Bagaimana fakta-fakta evolusi harus
ditafsirkan? Apakah evolusi benar-benar bermakna atau hanya merupakan hasil
kebetulan? Apakah bersikap melulu materialis-biologis dalam arti sempit ataukah
tertanam di dalamnya suatu arah dan makna yang berkaitan dengan akal budi, bahkan
dengan kekuatan adikodrati-transenden? Oleh karena kita perlu mengenal beberapa
aliran teori evolusi yang cukup berbeda bahkan bertentangan.

1) Teori Kreasionisme

Kata kreasionisme berasal dari kata latin creatio yang berarti penciptaan.
Kreasionisme sebagai aliran teologi dan filsafat menyangkal sama sekali adanya
evolusi atau hanya mengakuinya dalam arti horizontal antara jenis (spesies) tumbuhan
atau binatang yang sama, tetapi tidak dalam arti vertikal antara jenis-jenis yang
berlainan, apalagi dari bintang-bintang manuju manusia.

Argumentasi pokok diambil dari kitab perjanjian lama, khususnya kitab


kejadian yang mengisahkan penciptaan dunia oleh Allah dalam enam hari. Bukti-
bukti lain dibawa dari ilmu alam, dengan bantuan beberapa sarjana, seperti Horst W.

4
Oka Saputra, Revolusi Astronomi: Hilangnya Pluto Dalam Keanggotaan Planet Pada Sistem
Tata Surya, (Jurnal Filsafat Indonesia, 2018) 1(1): 72-73

17
Beck (Christlicher Schopfungslaube im Kontext der heutigen Wissenchaft; 1993).
Ditekankan kekurangan bukti yang menyeluruh. Para penganut kresionisme didorong
oleh kekhawatiran bahwa kepercayaan kepada tuhan akan runtuh akibat teori evolusi.
Mereka kurang bisa membedakan antara teori evolusi darwinistis-neodarwinistis dan
teori evolusi yang mengakui arah dan akal dala evolusi (seperti Teilhard de Chardin,
R. Wesson, Hans Jonas, C.G. Jung) dan yang berkaitan dengan paham tuhan sebagai
sumber transenden evolusi.

Kreasionisme tertuma kuat di Amerika Serikat. Di situ berpengaruh dalam


politik Partai Republik. Calon presiden 1975 dari partai itu, Pat Buchanan, mendukung
kreasionisme dan berjanji mengharuskan ajaran kreasionisme di sekolah-sekolah,
sampai seorang guru yang mengajarkan teori evolusi bisa dihukum! Gereja-gereja
evangelis-bebas, yang cenderung ke fundamentalis (Tafsiran Kitab Suci Harfiah Dan
Sempit) menyebarkan kreasionisme adalah Institute for Creation Research di
California. Ahli-ahli dari lembaga itu menyebarkan dogma bahwa bumi berusia hanya
10.000 tahun!

Gejala aneh pada beberapa sarjana kreasionis adalah usaha mereka untuk
membedakan dua kenyataan: yang satu ilahi, diwahyukan oleh kitab suci, tidak
mungkin keliru, dan selalu primer; yang kedua pengetahuan ilmiah, sekunder dan bisa
keliru. Sebagai sarjana mereka terpaksa mengakui beberapa fakta evolusi semisal
penemuan fosil-fosil manusia purba dan hominid, tetapi sebagai orang beriman mereka
menentang teori evolusi, ada jurang atau kontradiksi antara pribadi sebagai sarjana dan
pribadi sebagai orang beriman.

Demikianlah tampak dalam uraian Horst W. Beck yang tidak logis mengenai
zaman atom dan zaman alkitabiah. Dalam gereja-gereja kristen kita tak mungkin
mengenal tuhan dari alam. Maka, dari kata-kata evolusi tidak bisa ditarik kesimpulan
apa-apa mengenai adanya tuhan atau tidak. Tuhan melulu dikenal dari wahyu oleh
Alkitab. Namun, kebanyakan sarjana kristen mengakui teori evolusi.

18
Para pembela kreasionisme menentang Teilhard de Chardin, sarjana katolik
pertama yang berusaha menyatukan paham penciptaan dengan paham evolusi. Hugede
Norbet (le cas Teilhard de Chardin, 1966), dibantu oleh sarjana Jean Rostand \,
menuduh Teilhard sebagai penganut panteisme (seluruh alam adalah tuhan) dan
Marxime dan bahwa ia tidak punya sikap ilmiah. Dia diperolok-olok sebagai
pengkhayal dalam bidang suluk, bahkan dihubungkan dengan subversi setan!

Gereja katolik menolak teori evolusi sampai tahun 1950, buku-buku pastor
Teilhard de Chardin, S.J. yang mengakui teori evolusi, dilarang beredar. Namun, sejak
1950 sikap gereja lebih berhati-hati, dalam konsili Vatikan II pandangan Teilhard de
Chardin tersebar diantara para uskup. Pada tahun 1985, paus Yohanes Paulus II
menerima teori evolusi yang mengakui adanya tuhan. Pengakuan itu diulanginya pada
tahun 1997 dengan rstriksi jiwa maanusia diciptakan langsung oleh Allah.

2) Teori Lamarckisme

Sarjana prancis J.B. de Lamarck (1774-1829) adalah orang pertama yang secara
ilmiah mengemukakan teori evolusi. Sbetulnya, sarjana Yunani kuno, Empedokles,
dunia terdiri atas empat anasir, yaitu apa, air, udara, dan tanah. Makhluk dengan tingkat
tinggi berasal dari makhluk yang tingkatannya lebih rendah. Setiap unsur di dunia luar
diketahui oleh unsur serupa di dalam batin kita. Dua kekuatan yang bertentangan, yakni
cinta dan kebencian, mempenagruhi dan meresapi dunia ini.

Menurur Lamarck, pendorong evolusi adalah perubahan alam, yang


mengakibatkan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan alam itu. (sikap-
sikap yang diperoleh dalam pertarungan hidup) diwariskan kepada keturunan.
Contohnya adalah leher jerapah. Leher itu menjadi panjang karena jerapah terpaksa
mencari daun-daunan pada ranting pohon yang semakin tinggi.

3) Teori Darwinisme

19
Charles Darwin (1809-1882) adalah sarjana terkenal yang membawa teori
evolusi sehingga teori itu sering dinamakan Darwinisme. Namun, sebutan tersebut
sesungguhnya keliru karena banyak sarjana evolusi yang kurang mengikuti pandangan
Darwin atau hanya mengikuti sebagian saja. Darwin adalah ahli zoolagi yang menelaah
pengalaman-pengalaman dari para pemelihara burung merpati inggris. Ternyata
dengan cara pemeliharaan yang berencana dan tekun, mereka berhasil memperoleh
burung merpati yang jenisnya amat berbeda dari jenis semula.

Jenis species binatang atau tumbuhan adalah kesatuan binatang atau tumbuhan
yang memiliki ciri-ciri hakiki yang sama. Antara mereka mungkin saja terjadi
perkawinan, hingga menghasilkan keturunan. Teori Darwin membatasi diri pada
evolusi biologis, tidak menyangkut evolusi kosmos.

a) Seleksi Alamiah

Darwin menyimpulkan bahwa yang dapat dicapai oleh manusia dengan cara
berencana, dapat pula tercapai oleh alam sendiri dengan cara seleksi. Ia berpandangan
bahwa dalam perjuangan hidup (struggle of life) hanya hewan yang paling ulet dan
paling mampu menyesuaikan diri dengan iklim dan keadaan geologislah yang dapat
bertahan (survival of the fittest). Hewan itu cukup punya kelincahan dan keluwesan
(flexibility) untuk berubah sedikit secara biologis jika iklim dan keadaan geologis
menuntutnya.

Keunggulan (fitness) paling terbukti dengan adanya banyak keturunan yang


sehat. Keturunan dari hewan yang kuat ini terus mengalami perubahan sedikit demi
sedikit. Perubahan-perubahan yang berjalan jutaan tahun itu akhirnya mengakibatkan
timbulnya berbagai jenis binatang yang cukup masing-masing berbeda, dengan variasi
yang berlipat ganda dalam buku the origin of species by means of natural selection,
terbitan 1859, Darwin merumuskan pengalaman dan kesimpulan tersebut. Pokok
pandangannya bahwa semua jenis binatang berasal dari satu sel purba.

20
Darwis memahami evolusi sebagai proses yang bertahap. Paham ini disebut
gradualisme. Tidak ada loncatan, dia berusaha menerangkan pluralitas jenis (species).
Terdapat 10 juta jenis bintang dan 2 juta jenis tumbuhan.

b) Mekanisme Materi

Faktor yang melulu material dalam evolusi ditonjolkan oleh sarjana ilmu alam
asal Jerman, Ernst Heirinch Haeckel (1834-1919). Ia mempopulerkan teori darwin dan
dengan tegas mengajukan teori evolusi matearilistis-mekanistis. Jadi, tidak ada peranan
spiritual, apalagi peranan tuhan, dalam proses evolusi. Evolusi berjalan atas dasar proses
mekanistis. Pandangan ini mempengaruhi Marxisne-Komunisme, yang dalam segi
filsafat mendasarkan diri pada teori evolusi matearilistis. Karl Max ( 1818-1883)
mengatakan kepada temannya Friendrich Engels, selama empat minggu ini kubaca
Darwin. Meskipun ditulis dalam gaya bahasa yang kasar, namun buku ini merupakan
dasar ilmiah bagi pekerjaan kita. Ideologi ini terbawa juga dalam Partai Komunis
Indonesia (PKI).

Haekel merumuskan hukum asas biologi: perkembangan suatu individu


(ontogenesis) adalah pengulangan singkat dan cepat dari perkembangan (filogenesis)
suatu spesies selama jutaan tahun. Embrio manusia, misalnya masih memiliki bulu yang
padat, kelihatan memiliki ekor kecil, memiliki insang, dan tubuh seluruhnya sekilas
mirip ikan-mencerminkan perkembangan dari dunia binatang. Namun, menurut ilmu
biologi yang berlaku sekarang, hukum asas tersebut hanya menyangkut ciri-ciri tertentu,
bukan organisme seluruhnya. Haekel juga merumuskan “pohon keturunan” untuk
tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan dan manusia, yang masih mendapat perhatian.

4) Neodarwinisme-Teori sintesis

Ahli biologi jerman , August Weisman (1834-1914), dipandang sebagai perintis


Neodarwinisme yang juga disebut teori evolusi sintesis. Ia membela prinsip seleksi
alamiah Darwin dan menghubungkannya dengan hukum keturunan sebagaimana

21
diajukan oleh Gregor Mendel. Teori sintesis ini tersebar luas dalam kalangan biologi
modern.

a) Mutasi Gen

Gregor Mendel (1882-1884), seorang biarawan-ilmuwan Ceko, berkesimpulan


bahwa pembawaan dari leluhur terkadung dalam gen. Gen adalah kesatuan pembawaan
yang diturunkan dari generasi ke generasi lewat sel telur dan sperma dan ikut membina
sikap tertentu dari individu. Dalam gen, tepatnya dalam kromosom-kromosom dari sel
telur dan sel sperma terjadi mutasi (perubahan) yang diwariskan kepada keturunan.
Dengan mempersatukan faktor seleksi alam (atas dasar perjuangan hidup) dan faktor
hukum keturunan terbentuklah Neodarwinisme atau teori sintesis.

Menurut teori ini, mutasi dalam gen terjadi secara kebetulan, tidak menurut
suatu hukum. Unsur kebetulan ini memungkinkan variasi besar di dunia tumbuhan dan
binatang. Evolusi atas dasar seleksi dan mutasi tidak bermakna, tidak bertujuan, maka
tidak teleologis atau finalistis, melainkan hanya teleonomis. Jadi, evolusi berjalan lewat
suatu mekanisme yang dikendalikan dari luar (seperti roket dikendalikan oleh pusat
penyelidikan ruang angkasa), tidak dikendalikan dari inti dalamnya sendiri. Bukti
terkenal untuk teori ini adalah kupu biston betularia (bahasa jerman: birkenspanner).
Demi kamuflase (penyamaran) kupu-kupu itu dalam jangka waktu 100 tahun
mengubah sayap-sayapnya dari warna terang ke warna gelap, kupu-kupu itu kini tidak
mudah menjadi mangsa burung-burung.

Jacques Monod, sarjana biologi-molekuler prancis, menguatkan teori sintesis.


Dalam bukunya Le hasard et la necessite (kebetulan dan keharusan, 1970),
dijelaskannya bahwa gen mengalami mutasi karena unsur kebetulan, yang diimbangi
oleh unsur keharusan dalam persaingan hidup. Cukup mencolok bahwa Eugen
Drewermann, sarjana teologi dan ilmu jiwa bawah sadar tampaknya mendukung
pandangan Neodarwinisme, bahwa evolusi tidak bermakna, tidak bertujuan (bukunya
Der Sechste Tag, hari keenam; 1998). Argumentasinya: unsur kebetulan merajalela

22
dalam perkembangan alam, meluaslah bencana-bencana, ketidakadilan, kekejaman,
dan agresi dalam dunia binatang dan manusia. “jika kita mencapai kesimpulan pasti
dari 6 juta tahun sejarah hominid, maka ditemukan kenyataan bahwa tidak ada tujuan
dalam proses hominisasi.” Yang ada semata-mata keharusan dalam strategi survival
untuk pengadaan keturunan. Di lain tempat, Drewermann mengimbangi catatan pahit
ini dengan menandaskan daya cinta dan belas kasih dalam kehidupan manusia. Antara
kekejaman alam dan cinta manusia terdapat kontradiksi total.

Ernest Mayr (lahir 1904), sarjana biologi dan mahaguru di harvard university
1953-1975, mendukung Neodarwinisme dengan dua buku terkenal Towards a new
Philosophy of Biology (1988) dan One Long Argument (1991). Seperti Darwin ini
menyelidiki dunia burung-burung di banyak pulau tropis. Baginya, satu segi yang
paling mencolok dalam evolusi alam adalah pluralitas dan perbedaan dalam
pembawaan gen. Karena setiap organisme memiliki puluhan ribu gen, maka kombinasi
atau variasi keturunan berlipat ganda. Hasil perkembangannya tentu tidak bisa
dipastikan dan diramalkan, seakan-akan berjalan atas dasar hukum fisik yang pasti dan
kekal. Universitas hukum fisik tidak berlaku seluruhnya dalam dunia biologis. Maka,
determinisme hukum ditolaknya. Dengan kata lain, dalam unsur kebetulan ini terdapat
keluasan tak terhingga. Inti hakiki dari jenis biologis tidak ditemukan dalam satu
individu atau satu ras serba murni, jadi, Darwinisme sosial dan rasial, yang
menonjolkan ke unggulan kelas elite ekonomi atas kaum miskin atau superioritas suatu
ras atau bangsa atas ras atau bangsa lain, tidak bisa mendasarkan diri pada
Neodarwinisme gaya Ernst Mayr. Ditekankannya juga bahwa jenis jantan dan betina
punya nilai genetis yang sama dalam mengadakan keturunan. Setiap individu yang
turun lewat hubungan seksual adalah unik. Baginya pinsip seleksi alamiah dan mutasi
gen sama sekali mencukupi untuk menerangkan evolusi. Evolusi menuju manusia
merupakan deretan langkah-langkah yang kecil sekali kemungkinannya bahwa akan
berhasil. Adalah mukjizat lebih besar lagi andai kata perwujudan manusia terulang lagi.

a) Etika Evolusioner-Egoisme

23
Dalam rangka Neodarwinisme, terciptalah semacam etika evolusioner. Sarjana
Richard Dawkins dalam buku Gen Egois (1976) dan Tukang Arloji Buta (1987)
menerangkan bahwa gen-gen bertindak secara egois, mencari keuntungan sendiri, yaitu
survival dalam mengadakan keturunan. Tidak ada alturisme, pengorbanan diri untuk
keuntungan makhluk lain kecuali keturunan. Dawkins sepakat dengan C.J Benard
(Animal Behaviour and Evolution, 1983), yang berkata, “tubuh individu adalah laksana
mesin demi survival, yang kemudia menjadi ‘besi tua’... hanya dibentuk oleh gen-gen
untuk menjamin survival dan pembiakkan mereka. Etika Evolusioner ini mendapat
dukungan dari Kurt Kotrchal, ketua riset Konard-Lorenz untuk etologi, Wina.
Menurutnya, keberhasilan pembiakan invidual merupakan prinsip evolusi dan
menjebak kepentingan umum ke dalam museum konsep-konsep idealis yang usang. Ia
sekedar mengakui nilai solidaritas dan cinta, tetapi nilai itu tidak berdiri sendiri, hanya
berfungsi demi keberhasilan seleksi alamiah dan pengadaan keturunan, demikianlah
juga dalam keluarga. Dibuktikannya pandangan ini dari kehidupan dan cara pergaulan
kera jantan dan betina simpanse.

Menurut Gerhard Vollmer, sarjana fisika, kimia, dalam etika evolusioner tidak
ada tempat untuk kebebasan kehendak, karena apa yang dinamakan “aku, subjek, hati
nurani, kesadaran” hanya merupakan fungsi otak, hasil gen dan lingkungan.

Etika Evolusioner ini menunjang sistem neoliberalisme dan kapitalisme dengan


pembuktian biologis-ilmiah dan tampaknya membenarkan egoisme. Hal itu kentara
sekali dalam buku Tirani Kebersamaan (1997) karya Richard Herzinger. Kata
Kotrschal, mereka yang memperjuangkan keadilan sosial dan kepentigan orang-orang
lemah masuk ke dalam “museum konsep-konsep idealis yang lapuk”!

5) Teori Loncatan – saltationisme

Paleontolog Niles Eldredge (Amerika Serikat) dalam buku The Rethinking of


Darwinian Evolution and the Theory of Punctuated Equilibrium (1895) meragukan
teori gradualisme (perkembangan berangsur-angsur) dari Darwinisme dan

24
Neodarwinisme. Atas dasar penyelidikan tribolit (bahasa Jerman: Gepanzerte
Gliederfussler) yang hidup 500 juta tahun yang lalu, ia berkesimpulan bahwa tribolit
selama masa cukup lama tidak berubah, tetapi satu spesies dan antaranya mendadak
punah, sedangkan yang lain justru muncul. Maka ia mengemukakan teori loncatan
(saltationisme), artinya: spesis dalam waktu relatif singkat mengalami perubahan
revolusioner dikarenakan perubahan dramatis lingkungannya.

Contoh mencolok loncatan dalam evolusi adalah Ichtyostega, yang fosilnya


ditemukan di Greenland. Hewan ini hidup 350 juta tahun yang lalu, serupaikan, tetapi
berkaki dan mulai hidup di daratan. Demikian juga Archaeopteryx, yang merupakan
binatang tengah antara reptil dan burung. Dia dipandang sebagai leluhur purba dari
semua burung.

a) Fantasi Revolusi Kambrium

Stephen Jay Gould, biolog dar Harvard University, adalah dosen yang sangat
populer sehingga para mahasiswa menyebutnya “Stevie Wonder”. Ia menyelidiki
sekelompok siput daratan di Karibia. Terdapat lebih dari 600 variasi. Gould
menerangkan bahwa variasi sebesar itu tidak dikarenakan oleh penyesuaian diri kepada
alam (pandangan Darwin), melainkan oleh program perencanaan batin. Untuk
kebanyakan biolog, kunci evolusi makhluk terletak pada struktur genetis dari sel-sel.
Gen adalah deretan rantai-rantai molekul, yang berpasangan, bentuk spiral yang saling
melilit. Inilah yang kemudian disebut DNA, deoxyribonucleic acid atau zat asam
deoksiribonuklet. Di situ terkandung program biologis lengkap dengan segala variasi.
Sarjana-sarjana biologi molekular lewat penyelidikan virus menemukan gen regulator,
yang menggiatkan struktur gen dan mengubahnya demi pembentukan organisme. Gen
regulator itu menyebabkan perubahan mendalam, misalnya peralihan dari berudu
menuju kodok, dari ulat menuju kupu (metamorfosis). Yang sangat berjasa dalam
penyelidikan ini adalah Christian Schwabe.

25
Menurut S.J. Gold, prstasi otak kita jauh melewati kemampuan untuk survival
sehingga tidak bisa dianggap sebagai seleksi alamiah saja. Dari situ berkembanglah
kesenian dan agama. Albert Einstein menamakan evolusi “suatu intelegensi yang
begitu agung sehingga pikiran sistematis manusia hanya merupakan pantulan lemah
darinya”.

S.J. Gould mengambil peranan penting dalam penyelidikan fosil-fosil dari


Burges-Shale, suatu tempat sucnyi sepi di pengunungan British Columbia, Kanada. Di
situ Charles Doolittle Walcott pada tahun 1909 menemukan fosil-fosil makhluk yang
berumur 600 juta tahun. Sampai tahun1917 dikumpulkannya 67.000 fosil beraneka
ragam, dengan bentuk tubuh yang aneh-fantastis dan masing-masing sangat berbeda.
Binatang-binatang itu hidup dalam air, kemudian karena bencana alam tenggelam
dalam lumpur dan tersimpan di dalamnya, tidak hanya dengan rangka tetapi juga
dengan bagian-bagian tubuh yang lunak. Ditemukan 15 sampai 20 spesis yang tidak
tergolong dalam spesies yang tidak tergolong dalam spesies yang sudah dikenal.
Mereka punah. Penemuan ini baru mendapat interpretasi tepat tahun 1965 oleh Harry
B. Whittigton. Diduga bahwa binatang-binatang itu muncul dalam waktu relatif singkat
(hanya beberapa ribu tahun). Penemuan ini dinamakan “revolusi kambrium”.

Penemuan serupa terjadi di Tiongko dan Greenland. Yang menarik perhatian


istimewa adalah fosil binatang pikaia, semacam siput dengan tubuh belut. Pikaia adalah
binatang pertaman dengan chorda (pendahlu dari tulang belakang). Mungkin bahwa
dari situ berkembang binatang vertebrata (beruas tulang belakang), yang diduga
akhirnya berkembang juga manusia.

Menurut S.J. Gould (Wonderful Life,1991), fosil-fosil itu mendasarkan bahwa


evolusi tidak hanya berkembang secara bertahap, melainkan lebih-lebih lewat loncatan.
Keseimbangan alam secara tidak terduga terputus. Dalam pada itu, bencana alam
memainkan peranan besar, bisa mengalihkan kehidupan kearah yang baru.
Keberhasilan dalam evolusi tidak begitu bergantung pada kecakapan-keunggulan

26
(fitness), melainkan pada unsur bergantung pada unsur keuntungan dan kebetulan.
Alam tidak bertekad bulat untuk mencapai hasil optimal, tetapi suka improvisasi,
macam-macam percobaan.

6) Evolusi Yang Bermakna

Berlainan dengan Drwinisme dan Neodarwinisme yang memahami evolusi


sebagai proses mekanistis dan tidak bertujuan, tampillah sarjana-sarjana yang
meragukan paham itu dan memetingkan segi batin, arah dan makna dalam proses
evolusi. Pendukung-pendukung evolusi lewat loncatan seperti S.J. Gould
memperingatkan perencanaan batin dari gen, meskipun unsur kkebetulan mengambil
peranan penting. Sekarang kita arahkan perhatian pada interpretasi evolusi yang
mengakui adanya makna, tujuan, dan faktor-faktor spritual dalam evolusi.

a) Segi Batin- Kesadaran

Teilhard de Chardin (1881-1955) merintis pandangan luas, mendalam, dan


ilmiah mengenai asal-tujuan manusia dalam kalangan agama. Sarjana geologi dan
paleontologi ini, sekaligus imam Yesuit, adalah ilmuwan pertama gereja katolik yang
secara tegas mengajukan teori evolusi. Tentu saja ia mula-mula ditentang oleh
pimpinan gereja dan oleh hampir semua sarjana yang berlandasan agama karena
mereka tetap berpendapat bahwa teori evolusi bertentangan dengan penciptaan oleh
tuhan. Peredaran buku-buku Teilhard dilarang oleh pimppinan gereja sampai konsili
vatikan II (1962-1965).

Teilhard de Chardin mendasarkan pengetahuannya atas banyak fakta geologis


dan paleontologis, khususnya penemuan fosil-fosil Sinanthropus, yang dipelajari
bersama-sama dengan Dr. Black pada tahun 1931 di gua Chou Kou Tien dekat Beijing.
Selain itu, ia ikut menyelidiki fosil-fosil manusia Trinil, Ngandong, dan Sangiran
bersama-sama profesor Von Koinigswald tahun 1936 dan tahun 1938. Menjelang akhir
hidupnya, ia mempelajari fosil-fosil yang ditemukan di Etiopia dan Afrika Selatan.

27
Perintisan istimewa dari Teilhard adalah paham mendalam tentang inti
dinamika evolusi. Menurut Teilhard, evolusi tidak maju secara mekanistis, tidah hanya
karena seleksi dan mutasi, melainkan atas dasar kesadaran yang makin berkembang. Ia
membedakan dalam setiap benda dua segi yang saling berjalin, yaitu segi luar dan segi
dalam. Yang dimaksudkan dengan segi luar ialah seluruh struktur benda sejauh dapat
diukur dan diperiksa secara fisika-kimia. Yang dimaksudkan dengan segi dalam (batin)
ialah konsentrasi psikis itu disebutnya “kesadaran”.

Kesadaran tampak paling jelas dalam diri manusia, namun ada juga dalam
binatang sebagai naluri dan perasaan, dalam tumbuh-tumbuhan sebegai hidup
vegetatif, sedangkan dalam benda, melainkan dua sudut, dua wajah dari kenyataan yng
sama sehingga tidak dapat dipisahkan. Jadi, benda bukanlah semacam kumpulan atom-
atom yang berjajaran secara mekanis saja, melainkan merupakan kesatuan atom-atom
dan molekul-molekul dengan daya inovasi (ingeniosite) dan kecenderungan tertentu.
Kecenderungan, kesadaran itu adalah kunci evolusi.

Makin kompleks dan makin kaya segi luar (kumpulan atau kombinasi molekul-
molekul dalam suatu benda), makin padat dan kuatlah segi batinnya. Evolusi menuju
struktur benda yang makin sempurna adalah sekaligus evolusi menuju kesadaran batin
yang makin memusat. Sampai pada suatu saat, terjadilah loncatan yang maha penting
dalam proses alam semesta, yaitu meningkatnya kesadaran naluriah menjadi kesadaran
reflektif, kesadaran diri dalam jiwa manusia. Manusia sadar akan diri sendiri, dapat
berkata “aku”, bisa merenungkan masa lampau dan merencanakan masa depan, bisa
mengambil kesimpulan. Fase seperti ini terutama terasa dalam masa remaja. Para
remaja mulai menginsafi perbedaan dengan orang tua, kaka-adik, teman-teman,
menjaga jarak dari mereka secara baru untuk menjadi diri sendiri. Penjelmaan tidak
hanya merupakan hasil proses biologis seperti kentara dalam perkembangan dan
diferensiasi otak. Penjelasan biologis hanya menyelami segi luar manusia (yang bisa
diukur dan diperiksa), sedangkan perbedaan hakiki dari binatang tidak mengerti.
Menurut paham ini Teilhard, merumuskan hukum evolusi (loi de complexite et de

28
conscience): makin kompleks benda, makin besar konsentrasi batin. Ditambahkannya:
makin padat konsentrasi batin-kesadaran, makin bebas, makin merdeka. Misalnya batu
dapat digarap, diubah, digeser dari luar, dicerai-beraikan seenaknya. Tumbuhan punya
daya penyatuan lebih kuat, ia bisa merambatkan akar-akarnya ke tanah, mengangkat
batangnya ke langit, mengeluarkan daun-daunnya, bahkan lewat benih-benihnya bisa
menggantikan tempat. Ia bisa mengubah diri sesuai dengan iklim dan lokasi geologis.
Kebebasan binatang lebih luas lagi. Ia mampu berenang, lari, merangkak, terbang.
Kebebasan mencapai puncaknya pada diri manusia.5

D. Kebohongan Teori Evolusi

Teori evolusi sudah berusia 150 tahun, dan juga telah berpengaruh besar pada
pandangan hidup yang dianut masyarakat. Teori menyatakan sebuah dusta, yaitu
bahwa manusia adalah suatu “spesies binatang”. Lebih jauh lagi, teori ini mengajarkan
bahwa satu-satunya hukum yang berlaku adalah usaha makhluk hidup, yang hanya
mementingkan diri sendiri, untuk bertahan hidup. Pengaruh gagasan ini tampak di abad
kesembilan belas dan kedua puluh: manusia semakin egois, akhlak masyarakat
memburuk, semakin merebaknya sikap mementingkan diri sendiri, sikap tidak
berperikemanusiaan, dan kekerasan, tumbuh berkembangnya ideologi berdarah dan
diktator seperti faasisme dan komunisme, krisis individual dan sosial karena manusia
semakin jauh dari akhlak agama.

Berbagai akibat sosial yang disebabkan oleh teori evolusi telah dibahas dalam
buku Harun Yahya lainnya. (lihat karya Harun Yahya, The Disasters Darwinism
Brought To Humanity, Communism Lies In Ambush, The Black Magic Of Darwinism,
serta The Religion Of Darwinism). Dalam buku-buku tersebut diungkapkan bahwa teori
ini yang disebut-sebut sebagai “ilmiah”, sebenarnya sama sekali tidak memiliki dasar
ilmiah; bahwa teori tersebut hanyalah sebuah skenario yang terus dipaksakan walaupun

5
Franz Dahler. Teori Evolusi: Asal Dan Tujuan Manusia, (cetakan ke-2). (Yogyakarta: Kanisius,
2011). hlm. 42-59

29
dihadapkan kepada semua fakta yang berbicara sebaliknya; dan isi teori ini tak lain
takhayul belaka.

1) Mengapa Teori Evolusi Tidak Absah Secara Ilmiah?

Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai
akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah.
Teori ini bukanlah hukum alamiah maupun fakta yang sudah terbukti. Di balik topeng
ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan ke dalam
masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini yang telah digugurkan oleh
bukti-bukti ilmiah di segala bidang adalah cara-cara mempengaruhi dan propaganda,
yang terdiri atas tipuan, kepalsuan, kontradiksi, kecurangan, dan ilusi permainan sulap.

Teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan ditengah konteks pemahaman


ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum
pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apapun. Sebaliknya, semua
metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan
pembuktian ketidak absahannya.

Catatan fosil pun menyajikan fakta lain, yang menjadi kekalahan telak bagi
teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satupun
bentuk antara (bentuk peralihan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk
berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih
kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk seprti itu ada,
seharusnya jumlah banyak sekali, berjuta-juta bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu,
sisa dan kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau
bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies
binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk
tersebut. Para evolusionis mencari bentu-bentuk antara ini di semua penelitian fosil
yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan sejak abad ke sembilan belas. Akan

30
tetapi, sama sekali tidak ditemukan jejak makluk hidup perantara ini, meskipun
pencarian telah dilakukan dengan penuh semangat selama 50 tahun.

Singkat kata, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul secara
tiba-tiba dan dalam wujud sempurna, bukan melalui sebuah proses dari bentuk primitif
menuju tahap yang lebih maju, seperti yang dinyatakan teori evolusi.

Kaum evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori


mereka. Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri, mereka justru telah membuktikan
bahwa proses evolusi adalah mustahil. Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern
mengungkapkan fakta yang tak mungkin disangkal berikut ini: kemunculan makhluk
hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil ciptaan tuhan.

2) Bagaimana Keruntuhan Teori Evolusi Membuktikan Kebenaran Penciptaan?

Apabila kita bertanya bagaimana makhluk hidup muncul di muka bumi, maka
terdapat dua jawaban yang berbeda: pertama, makhluk hidup muncul melalui proses
evolusi. Menurut pernyataan teori evolusi, kehidupan dimulai dengan sel yang pertama.
Sel pertama ini muncul karena faktor kebetulan, atau karena faktor “pembentukan
mandiri”, yang secara hipotesis disebut-sebut sebagai suatu hukum alam. Berdasarkan
faktor kebetulan dan hukum alam ini pula, sel hidup ini lalu berkembang dan
berevolusi, dan dengan mengambil bentuk-bentuk yang berbeda, menghasillkan
berjuta-juta spesies makhluk hidup di bumi.

Jawaban kedua adalah “penciptaan”. Semua makhluk hidup ada karena


diciptakan oleh pencipta yang cerdas. Ketika kehidupan beserta berjuta-juta bentuknya
yang tak mungkin muncul serta kebetulan itu pertama kali diciptakan, makhluk hidup
telah memiliki rancangan yang lengkap, sempurna dan unggul, sama seperti yang
dimilikinya sekarang. Ini dibuktikan secara jelas dan nyata, yang mana makhluk hidup
paling sederhana sekalipun telah memiliki struktur dan sistem kompleks, yang mustahil
tercipta sebagai akibat dari faktor kebetuulan dan kondisi alam.

31
Dengan kata lain, jika terbukti bahwa makhluk hidup di bumi tidak berevolusi
melalui kebetulan, seperti pernyataan para evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup
adalah karya sang pencipta. Para ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan tidak
adanya alternatif ketiga.

Philip Johnson, seorang profesor universitas California di Berkeley, yang juga


salah seorang kritikus Darwinisme paling meninjol di dunia, menjabarkan pertentangan
antara Darwinisme dengan kebenaran paleontologis ini: teori Darwinisme meramalkan
adanya sebuah “kerucut peningkatan keragaman”, yang mana organsme hidup pertama,
secara bertahap dan kontinyu menjadi beragam dan menciptakan tingakat taksonomi
yang lebih tinggi. Namun catatan fosil binatang lebih mirip kerucut yang terbalik yaitu,
banyak filum yang berada dijenjang awal, dan setelah itu semakin berkurang.

Seperti diungkapkan philip johnson, yang telah terjadi bukanlah terbentuknya


berbagai filum secara bertahap. Jauh daripada itu, semua filum tampil serentak, dan
bahkan ada yang punah dalam periode selanjutnya. Munculnya makhluk hidup yang
beragam dalam wujud sempurna dan seketika, merupakan bukti penciptaan, seperti
jugaa diakui oleh evolusionis. Telah kita saksikan, semua penemuan ilmiah yang ada
telah menyatakan bahwa pernyataan teori adalah salah, serta mengungkapkan
kebenaran dari penciptaan.

3) Berapakah usia umat manusia di bumi ini? Mengapa ini bukan faktor pendukung
teori evolusi?

Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan kapan manusia pertaman kali


muncul di Bumi, kita harus meninjau kembali catatan fosil. Catatan ini menunjukkan
bahwa umat manusia di bumi sudah berusia jutaan tahun. Penemuan ini terdiri atas
kerangka dan tengkorak kepala manusia, dan jejak peninggalan berbagai bangsa yang
hidup di zaman yang berbeda. Salah satu peninggalan manusia tertua adalah jejak kaki
yang ditemukan oleh ahli paleintologi terkenal, Marry Leakey, tahun 1977 di daerah
Lactoli, Tanzania.

32
Peninggalan ini amat menghebohkan dunia ilmiah. Menurut riset, usia lapisan
tempat jejak kaki ini ditemukan adalah 3,6 juta tahun. Russel Tuttle, yang menyaksikan
jejak kaki itu, menulis: “Jejak kaki itu mungkin berasal dari seorang homo sapaiens
yang bertubuh kecil, tanpa alas kaki... ciri morfologis yang dapat dikenali pada kaki
makhluk tyang meninggalkan jejak tersebut tak bisa dibedakan dengan kaki manusia
modern”.

Jejak kaki ini menyulut sebuah perdebatan penting di kalangan evolusionis.


Sebab, bila mereka menerima pendapat bahwa jejak kaki itu berasal dari manusia,
artinya khayalan evolusionis tentang proses peralihan dari kera menuju manusia harus
gugur akan tetapi, di titik ini, pola pikir evolusionis yang dogmatis muncul lagi. Sekali
lagi para ilmuwan evolusionis meninggalkan cara berpikir ilmiah demi membela
praduga mereka. Menurut mereka, jejak kaki di Laetoli itu berasal dari makhluk serupa
kera. Russel Tuttle, satu diantara para evolusionis yang memprtahankan pernyataan ini,
menulis: “kesimpulannya, jejak kaki berusia 3,5 juta tahun di situs G Laetoli
menyerupai jejak manusia modern yang tidak beralas kaki. Tidak ada tanda bahwa
hominid laetoli adalah biped (makhluk yang berjalan diatas dua kaki) yang lebih rendah
daripada kita. “

Peninggalan manusia tertua lainnya adalah reruntuhan pondok batu, yang


ditemukan oleh Louis Leakey tahun 1970-an di daerah Olduvai Gorge. Reruntuhan
pondok itu berada pada lapisan berusia 1,7 juta tahun. Sudah diketahui bahwa struktur
bangunan seperti ini, serupa dengan yang masih ada di Afrika masa kini, hanya mampu
dihasilkan oleh homo sapiens, atau dengan kata lain, manusia modern. Yang terungkap
dari reruntuhan ini adalah, manusia hidup satu zaman dengan makhluk yang dianggap
para evolisionis sebagai makhluk serupa kera, yang mereka anggap nenek moyangnya.

Telah kita lihat, penemuan fosil telah mengungkap pernyataan “evolusi


manusia” sebagai sebuah dusta. Oleh media tertentu, pernyataan tersebut menyajikan
seolah itu fakta yang sudah terbukti. Padahal, yang ada Cuma teori fiktif. Para ilmuwan

33
evolusionis menerima hal ini, dan mengakui bahwa manusia muncul seketika atau
dengan kata lain, tanpa nenek moyang evolusioner.

Mark Collard dan Bernard Wood, dua ahli antropologi evolusionis terpaksa
berkata, “hipotesa filogenetis yang ada tentang evolusi manusia tampaknya sukar
dipercaya.” Dalam tulisan mereka tahun 2000.

Setiap penemuan fosil baru semakin menyulitkan para evolusionis, walaupun


ada surat kabar yang senang memasang berita utama seperi “mata rantai yang hilang
telah ditemukan”. Fosil tengkorang kepala yang ditemukan tahun 2001 yang dinamai
kenyanthropus platyops adalah contoh paling mutakhir.

Bukti mutakhir yang menghancurkan pernyataan teori evolusi tentang asal usul
manusia adalah fosil baru sahelanthropus tchadensis yang digali di negara Chad di
Afrika Tengah, musim panas 2002.

Seperti kita lihat, penemuan yang semakin banyak itu menghasilkan bukti-bukti
yang mengguncangkan teori evolusi, bukan memperkukuhnya. Jika proses evolusi
demikian memang telah terjadi, seharusnya banyak ditemukan jejaknya, dan setiap
penemuan baru seharusnya memperkuat teori ini. Dalam pandangan Darwin, satu-
satunya hambatan teorinya dalam catatan fosil adalah tiadanya penemuan fosil.

Kesimpulannya, catatan fosil membuktikan bahwa manusia muncul di bumi


berjuta-juta tahun yang lalu, dalam wujud tepat sama dengan manusia sekarang, dan
bahwa manusia telah menghuni bumi sekian lamanya tanpa perkembangan evolusi
sedikit pun. Jika kaum evolusionis memang jujur dan ilmiah, seharusnya di titik ini
mereka sudah membuang proses khayal tentang kera menjadi manusia ini ke tempat
sampah. Bila mereka tidak meninggalkan pohon silsilah palsu ini, jelaslah bahwa

34
evolusi buka teori yang dipertahankan atas nama ilmu pengetahuan, melainkan dogma
yang terus dihidupkan di hadapan berbagai fakta ilmiah.6

6
Harun Yahya, Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan, (Surabaya: Risalah Gusti,
2003), hlm. 1-31

35
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Teori-teori terbentuknya alam semesta, yaitu diantaranya:
1) Teori Keadaan Tetap (Steady-State Theory)
2) Teori Big-Bang (Teori Dentuman Besar)
3) Teori Tidal Atau Teori Pasang Surut
4) Teori Bintang Kembar
5) Teori Nebula
6) Teori Creation Continua
7) Teori G.P Kuiper
8) Teori Gamau
b. Bagian Alam Semesta Dan Tata Surya, yaitu:
1) Isi alam semesta : Bintang dan galaksi
2) Anggota tata surya : Matahari, komet meteor meteorit, asteroid, satelit, dan
planet
c. Teori Evolusi

Setelah mengajukan banyak fakta evolusi alam dan manusia, kita sekarang
menaruh perhatian akan arah dan makna evolusi. Bagaimana fakta-fakta evolusi
harus ditafsirkan? Apakah evolusi benar-benar bermakna atau hanya merupakan
hasil kebetulan? Oleh karena itu kita perlu mengenal beberapa aliran teori evolusi
yang cukup berbeda bahkan bertentangan.

1) Teori Kreasionisme
2) Teori Lamarckisme
3) Teori Darwinisme
4) Neodarwinisme-Teori sintesis
5) Teori Loncatan – saltationisme

36
6) Evolusi Yang Bermakna
d. Kebohongan-Kebohongan Teori Evolusi

Teori evolusi sudah berusia 150 tahun, dan juga telah berpengaruh besar
pada pandangan hidup yang dianut masyarakat. Teori menyatakan sebuah dusta,
yaitu bahwa manusia adalah suatu “spesies binatang”. Lebih jauh lagi, teori ini
mengajarkan bahwa satu-satunya hukum yang berlaku adalah usaha makhluk
hidup, yang hanya mementingkan diri sendiri, untuk bertahan hidup. Pengaruh
gagasan ini tampak di abad kesembilan belas dan kedua puluh: manusia semakin
egois, akhlak masyarakat memburuk, semakin merebaknya sikap mementingkan
diri sendiri, sikap tidak berperikemanusiaan, dan kekerasan, tumbuh
berkembangnya ideologi berdarah dan diktator seperti faasisme dan komunisme,
krisis individual dan sosial karena manusia semakin jauh dari akhlak agama.

B. Saran

Terkait dengan hal tersebut penulis menyarankan beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti berikut ini:

1. untuk mengenai teori-teori penelitian sebaiknya jangan terfokus kepada teori-


teori yang ada. Karena untuk penciptaan alam semesta ini sudah jelas dalam
al-Qur’an.
2. hendaknya pembaca dapat menambah wawasan mengenai apa yang sudah
dibahas melalui makalah ini

37
DAFTAR PUSTAKA

Dahler, Franz. 2011. Teori Evolusi: Asal Dan Tujuan Manusia, (cetakan ke-2). Yogyakarta:
Kanisius.
Samadi. 2007. Geografi: SMA Kelas X, (Edisi 1, Cetakan ke-1), Bogor: Yudhistira

Yahya, Harun. 2003. Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan, Surabaya: Risalah
Gusti
Ali, Munziri. 2012. Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Qur’an, Jurnal Madania, 2(2), 170
– 180
Rahman, Fathur. 2016. Konsep Kosmologi Dalam Filsafat. Tasamuh, 8(2), 268 - 269

Saputra, Oka. 2018. Revolusi Dalam Perkembangan Astronomi: Hilangnya Pluto Dalam Ke
Anggotaan Planet Dalam Sistem Tata Surya, 1(1), 72 - 73

38

Anda mungkin juga menyukai