Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DAN PROSES EVOLUSI ANORGANIK

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evolusi


Dosen Pengampu : Dr. Romy Faisal Musthafa, S.Pd, M.Pd
Mufti Ali, S.Pd., M.Pd
Dita

Disusun Oleh :

Alfira Rahayu 182154022

Nur Fauziah 182154089

Rina Rostika Dewi 182154059

Shofa Suryana 182154039

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
KOTA TASIKMALAYA
2020
UCAPAN TERIMA KASIH

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
dan Proses Evolusi Anorganik” sebagai tugas mata kuliah Evolusi. Shalawat beserta
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya dan tabi’atnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu, rekan kelompok dan
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Tasikmalaya, 30 September 2020

Penulis

i
KATA PENGANTAR

Alam semesta merupakan keseluruhan benda atau segala sesuatu yang ada,
baik yang dapat dilihat maupun tidak dapat dilihat oleh mata. Alam semesta memiliki
sejarah dimana bintang-bintang terbentuk, berevolusi, melepas energi. Alam semesta
mengalami proses penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya
hancur. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya
hanyalah akumulasi materi yang tidak mempunyai awal. Tidak ada momen
“penciptaan”, yakni momen ketika alam semesta dan segala isinya muncul.

ii
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah....................................................................................... 1
D. Manfaat Makalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan Alam Semesta................................................................ 3
1. Teori Pembentukan Bumi.............................................................. 3
B. Pembentukan Bumi............................................................................... 7
1. Proses Pembentukan Bumi............................................................ 7
2. Periode Pembentukan Bumi........................................................... 8
3. Struktur Dan Lapisan Bumi........................................................... 9
4. Proses Alam................................................................................... 12
5. Lapisan Air.................................................................................... 13
6. Lapisan Udara................................................................................ 13
7. Lapisan Atmosfer........................................................................... 14
C. Teori Pembentukan Galaksi.................................................................. 15
1. Teori Terbentuknya Galaksi.......................................................... 15
2. Bentuk-Bentuk Galaksi.................................................................. 17
D. Teori Pembentukan Tata Surya............................................................ 18
BAB III PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22

iii
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Alam semesta dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada
secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk energi dan materi.
Istilah semesta atau jagad raya dapat digunakan dalam indra konstektual yang
berbeda. Alam semesta merupakan sumber ilmu pengetahuan yang paling
berharga di jagad raya ini, hampir segala ilmu pengetahuan bermula dari alam
semesta melalui berbagai kajian dan penelitian maka muncul berbagai macam
interpretasi yang kemudian menjadi teori-teori yang tentu sangat dibutuhkan
dalam kehidupan manusia.
Kajian tentang penciptaan alam ini bisa dikatakan kajian sepanjang
zaman, karena selalu ada hal baru yang muncul dari penciptaan alam. Banyak hal
dari alam semesta yang dapat dijadikan sebagai objek kajian, misalnya
bagaimana alam semesta ini diciptakan sejak zaman purbakala hingga sekarang,
manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan teori terbentuknya alam
semesta.
Betapa banyak diantara mereka yang telah melakukan penelitian dan telah
menghasilkan beberapa macam teori, tapi penelitian terhadap alam semesta ini
tidak pernah tuntas. Seperti teori teori tentang asal usul terbentuknya alam
semesta, asal usul terbentuknya bumi, asal usul terbentuknya galaksi, asal usul
terbentuknya tata surya
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
E. Apa saja teori pembentukan alam semesta?
F. Bagaimana proses pembentukan bumi?
G. Apa saja teori pembentukan galaksi?
H. Apa saja teori pembentukan tata surya?

B. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui teori pembentukan alam semesta.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan bumi.
3. Untuk mengetahui teori pembentukan galaksi.
4. Untuk mengetahui teori pembentukan tata surya sel.
3

C. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai penambahan
pengetahuan.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambahan ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya tentang Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep dan
proses evolusi anorganik baik secara teoritis maupun praktis.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembentukan Alam Semesta


Teori Pembentukan Alam Semesta
1. Teori Big Bang
Alam semesta berasal dari satu titik yang disebut atom purba dengan
kondisi super padat dan panas tak terhingga kemudian meledak dan
mengembang dengan laju pengembangan yang kritis. Semakin lama
suhunya, semakin turun dan menjadi seperti sekarang.
Teori Big Bang sampai sekarang tetap diterima sebagai permulaan
awal semesta. Meskipun beberapa ahli astronomi lain agak meragukan
teori tersebut. Teori Big Bang mengemukakan bahwa alam semesta
pernah sangat padat. Pendapat lain mengatakan bahwa alam semesta
berawal pada waktu tertentu melalui ledakan “telur kosmik” yang disebut
dentuman besar, yang kira-kira 10 miliar sampai 20 miliar tahun yang lalu
dan mengembangnya alam semesta sekarang adalah kelanjutan dari
dentuman besar (Sihombing, 1999).
Asumsi model Big Bang sebagai model kosmologi yang banyak
diterima:
a. Sekelompok galaksi yang lain terlihat bergerak dari galaksi yang lain,
sehingga alam semesta itu “mengembang” pada skala besar.
b. Dan juga jika ruang-ruang waktu mengembang, maka pada masa lalu
ruang waktu itulah yang sangat mampat
Teori Big Bang menjelaskan alam semesta berasal dari suatu ledakan
besar yang menghamburkan seluruh isi alam semesta ke segala arah
ruang. Saat ledakan terjadi, alam semesta berukuran titik berkerapatan
tinggi tak terhingga, bersuhu tak berhingga besar. Saat alam semesta terus
mengembang dan usianya bertambah, suhunya semakin mengecil.
Akhirnya suhu alam semesta sampai pada ambang penciptaan partikel dan
anti partikel (Anugraha, 2011)
Teori Big Bang menurut para ahli
George Lemaitre adalah orang pertama yang meyadari arti perhitungan
Friedmann. Berdasarkan perhitungan ini, astronomer Belgia, Lemaitre
menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan ia
mengembang sebagai akhibat dari sesuatu yang memicunya. Dia

3
4

menyatakan tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai


ukuran akhibat (aftermath) dari ledakan.
Edwin Habble memperagakan bahwa Bimaskti bukanlah satu-satunya
galaksi. Sebenarnya banyak sekali galaksi, dan di antara galaksi-galaksi
terdapat kawasan yang sangat luas yang merupakan ruang kosong
(Hawking, 1988). Hubble menghitung jauhnya sembilan galaksi yang
berlainan. Bintang-bintang yang begitu jauh letaknya sehingga tampak
kepada kita hanya sebagai cahaya ujung jarum. Kita tidak dapat melihat
ukuran dan bentuknya. Lalu bagaimana kita bisa membedakan tipe-tipe
bintang itu? Untuk kebanyakan bintang hanya ada satu segi karakteristik
yang diamati yaitu warna cahaya. Newton menjumpai bahwa jika berkas
sinar dilewatkan prisma kaca, berkas cahaya akan terurai mejadi
komponennya (spektrum) seperti dalam pelangi. Dengan memfokuskan
suatu teropong pada sebuah individu bintang atau galaksi, orang dapat
mengamati spektrum cahaya dari bintang atau galaksi tersebut. Bintang
mempunyai spektrum yang berlainan.
Pada 1920, para astronom mulai memeriksa spektra bintang-bintang
dalam galaksi lain, mereka menjumpai sesuatu yang sangat aneh: terdapat
perangkat karakteristik warna-warna yang hilang seperti pada bintang-
bintang Bimasakti, tetapi semuanya bergeser ke arah ujung spektrum
merah. Dalam hal cahaya, ini berarti bahwa bintang yang bergerak
menjauhi kita (pengamat) spektranya bergeser ke arah ujung merah
spektrum (geseran-merah) dan yang bergerak ke arah kita (pengamat)
spektranya menujukkan geseran-biru. Setelah ia membuktikan adanya
galaksi lain, Hubble menghabiskan waktu bertahun-tahun mendaftar jarak
dan mengamati spektranya. Pada waktu itu, kebanyakan orang menyangka
galaksi bergerak kian kemari dengan acak, jadi mengharapkan menjumpai
spektra bergeser-biru sama banyak dengan spektra bergeser merah. Oleh
karena itu sangatlah mengejutkan bahwa ternyata kebanyakan galaksi
tampak bergeser ke merah menjauhi kita. Lebih mengejutkan, Hubble
pada tahun 1929 mengumumkan bahwa ukuran geseran-merah tidaklah
acak, melainkan berbanding lurus dengan dengan jauhnya galaksi itu,
makin cepat ia bergerak menjauh. Berarti membuktikan bahwa jadat raya
tidak statis, seperti diperkirakan semua orang, melainkan memuai; jarak
antara berbagai galaksi terus menerus bertambah.
Penemuan Hubble juga dijelaskan Yahya (2002), ketika mengamati
sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya, dia menemukan bahwa
5

cahaya bintang bergeser ke arah ujung spektrum merah, dan pergeseran


tersebut berkaitan dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Menurut aturan
fisika yang diketahui, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik
observasi cenderung ke ungu, sementara berkas cahaya yang menjauhi
titik obervasi cenderung ke arah merah. Pengamatan Hubble menunjukkan
bahwa menurut aturan fisika tersebut, benda-benda luar angkasa menjauh
dari kita. Selang beberapa waktu, Hubble membuat penemuan penting;
bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi; bintang-bintang menjauh
satu sama lain. Alam semesta mengembang konstan karena segala sesuatu
di alam semesta menjauh satu sama lain.
Fenomena yang mendukung terjadinya Big Bang:
a. Radiasi Termal
Radiasi termal sangat berperan penting untuk dapat memahami
radiasi latar belakang kosmik dan lubang hitam. Untuk
menjelaskan radiasi dibutuhkan hipotesis radikal Max Plank tahun
1900. Teori Plank menunjukkan laju pancaran energi radiasi untuk
berbagai suhu bergantung pada panjang gelombang. Kurva-kurva
teoritik Planck menunjukkan, radiasi itu menyebar dan puncaknya
bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang bila suhu
semakin rendah.
b. Radiasi Latar Belakang Kosmik
Gambaran alam semesta sebagai atom primordial (telur
kosmik) mendorong para kosmolog menggambarkan awal alam
semesta sebagai materi yang panas, mampat, dan berevolusi
dengan cepat. Hal ini diperkirakan bahwa alam semesta mungkin
dipenuhi oleh radiasi latar belakang kosmik yang terdiri dari foton
masa silam yang dipancarkan oleh dentuman besar. Suhu radiasi
latar belakang ini diprediksi sekitar 5K.
c. Prinsip Antropik
The Anthrotipic Principle, ketika terjadi dentuman besar, para
fisikawan memperkirakan bahwa ada beberapa prinsip antropik.
Ada dua versi prinsip antropik yaitu versi lemah dan versi kuat.
Prinsip antropik lemah menyatakan bahwa kedudukan kita di alam
semesta sangat istimewa sehingga dapat disesuaikan dengan
keberadaan kita sebagai pengamat. Prinsip ini sebagian besar
banyak diterima orang. Prinsip antropik kuat menyatakan bahwa
alam semesta pada tahap tertentu harus dapat menghadirkan
6

keberadaan manusia hidup didalamnya. Hawking menulis:


“Rintangan-rintangan terhadap munculnya suatu alam semesta
seperti kita miliki ini dari sesuatu seperti ledakan besar sangatlah
banyak. Saya kira sangat jelas bahwa disini ada implikasi-
implikasi religius”.
d. Teori Kuantum
Dalam model Teori Big Bang, teori relativitas umum
memberikan gambaran yang meyakinkan tentang evolusi alam
semesta dari beberapa saat setelah waktu = nol hingga hari ini.
Hawking menunjukkan bahwa titik awal mula relativitas umum
meramalkan titik singularitas dan di titik itu relativitas umum
runtuh. Hal tersebut merupakan teori klasik. Ruang dan waktu
tidak dapat digambarkan lagi dengan persamaan Einstein ketika
materi runtuh dengan kerapatan tak terhingga. Bagaimana
mungkin fisika dapat meramalkan alam semesta jika semua hukum
fisika runtuh pada saat dentuman besar?. Maka, Teori Kuantum
harus diterapkan saat terjadi dentuman besar. Tahun 1900, Max
Plank memperkenalkan teori kuantum. Energi model beradiasi
Planck ini hanya dapat terserap atau terpancarkan dalam paket-
paket tertentu yang disebut kuanta. Neils Bohr memperluas
gagasan Planck untuk menerangkan spektrum hidrogen dengan
mengasumsikan atom-atom dalam keadaan kuantum tertentu.
Tahun 1920 Erwin Schrodinger, dan Werner Heisenberg
mengajukan teori yang disebut Mekanika Kuantum, sebuah teori
yang diterapkan secara umum pada atom-atom dan bagian-
bagiannya serta pada radiasinya. Teori kuantum merupakan
fondasi dari teori-teori tentang partikel elementer, atom, dan inti.
2. Teori steady state
Menurut teori ini alam semesta tidak awal dan tidak akan berakhir.
Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hidrogen
dalam angkasa yang membentuk galaksi baru untuk mengganti galaksi
lama.Timbulnya suatu pendapat yang mengusulkan model alam semesta
yang paling sederhana, yaitu model yang dinamakan model keadaan tetap.
Ahli-ahli astronomi yang mendukung teori ini diantaranya Fred Hoyle,
herman Bondi dan Thomas Gold.
Tahun 1948, teori keadaan tetap atau teori alam semesta tak terhingga
dicetuskan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold dan Hermann Bondi sebagai
7

alternatif dari teori ledakan besar ( Big Bang theory). Teori ini tidak lebih
dari perpanjangan paham materialistis abad ke 19 yang mengabaikan
adanya sang Pencipta dan model semesta yang tanpa batas. Menurut
model ini, ketika alam semesta mengembang, materi baru terus-menerus
muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta
berada dalam “keadaan stabil”. Galaksi baru yang terciptakan dari materi
baru ini akan membuat jagat raya tampak sama sepanjang masa. Untuk
mempertahankan kerapatan jagat raya konstan, laju penciptaan materi
cukup kecil yakni satu atom hidrogen per sentimeter kubik setiap 1 milyar
tahun. Dengan kata lain, alam semesta menurut teori ini adalah statis/tetap,
tidak permulaan atau akhir. Walaupun mereka mengakui bahwa alam
semesta berekspansi, namun mereka menyatakan bahwa alam semesta
akan tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Teori ini segera runtuh
dan tidak banyak penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar belakang
kosmik.

B. Pembentukan Bumi
1) Proses pembentukan bumi
Proses pembentukan bumi sendiri tidak dapat dipisahkan dari
kelahiran alam semesta dan proses terbentuknya tata surya.
a) Bumi mulai terbentuk saat butiran debu dan gas yang berada disekitar
matahari saling melekat membentuk partikel.
b) Gaya berat yang dimiliki bumi meningkatkan tekanan sehingga bagian
dalam bumi akan mencair.
c) Adanya pemanasan didalam bumi menyebabkan terbentuknya uap air dan
gas-gas lainnya hingga membentuk atmosfer. Diperkirakan unsurunsur
yangterkandung dalam atmosfer pada saat itu adalah hidrogen, helium,
metana, dan amonia.
d) Sekitar 4,6 milia tahun yang lampau awan, debu, dan gas yang
mengapung di ruang angkasa mulai mengecil.
Proses pembentukan bumi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen atau belum
terjadinya diferensiasi dan zonafikasi.
2. Tahan diferensiasi/ pemilihan, yaitu ketika material besi yang lebih
berat tenggelam menuju pusat bumi dan material yang lebih ringan
bergerak ke permukaan.
8

3. Proses zonafikasi, tahap dimana bumi terbagi menjadi beberapa zona


atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi yang cair, mantel
bagian bawah, zona transisi, astensfer yang cair, litosfer yang terdiri
atas kerak benua dan kerak samudra.

2) Periode Pembentukan Bumi


1) Era pra-kambrium (4,5 milyar tahun)
Era ini berawal 4,5 milyar tahun yang lalu, merupakan awal pembentukan
kerak bumi yang terus berkembang, pembentukan atmosfer, dan
pembentukan hidrosfer.
2) Era palezoik
Era ini dibagi menjadi enam periode diantaranya:
a) Periode kambrium (120 juta tahun), periode ini dimulai 600 juta tahun
yang lalu. Banyak hewan invertebrata yang mulai muncul pada periode
ini dan hampir seluruh kehidupan berlangsung di lautan. Lautan
dibentuk oleh perubahan rezim evolusi global sekitar 170 juta tahun
yang lalu, keberhasilan organisme yang hidup di lingkungan laut
sangat dikendalikan oleh faktor non-biologis, termasuk kimia dan
iklim laut. Namun, sejak pertengahan periode Jurassic dan seterusnya
bertepatan dengan perkembangbiakan plankton yang mensekresi
kalsium karbonat dan pengendapan selanjutnya di dasar laut.
Kemunculan plankton ini menstabilkan komposisi kimiawi lautan dan
memberikan kondisi untuk salah satu diversifikasi kehidupan laut yang
paling menonjol dalam sejarah Bumi.
b) Periode ordovisium (45 juta tahun). Periode ini dimulai 480 juta tahun
yang lalu. Periode ini dicirikan munculnya ikan tanpa rahang yang
merupakan hewan bertulang belakang paling tua, antara lain landak
laut (ecinoid), bintang laut (asteroid), dan krinoid.
c) Periode shur (30 juta tahun). Periode ini dimulai 435 juta tahun yang
lalu. Periode ini menjadi peristiwa peralihan kehidupan dari air ke
9

darat. Pada periode ini tumbuhan darat mulai muncul untuk pertaa
kalinya, terutama tumbuhan paku (pteridophyta)
d) Periode devon (60 juta tahun). Periode ini dimulai 405 juta tahun yang
lalu . periode ini merupakan perkembanan besar-besaran jenis ikan dan
tumbuhan darat.
e) Periode karbon (70 juta tahun). Periode ini dimulai 345 juta tahun yang
lalu. Pada periode ini ganggang melimpah dan saat pertama kalinya
tumbuhan lumut muncul.
f) Periode perm (50 juta tahun). Periode ini dimulai 275 jutatahun yang
lalu. Periode ini ditandai dengan melimpanya reptil, serta melelehnya
lapisan glasier di belahan bumi selatan yang meninggalkan bahan-
bahan sedimen.
3) Era Mesozoik
a) Periode trias 45 juta tahun 
Periode ini dimulai 225 tahun yang lalu.  periode ini Ditandai
dengan munculnya dinosaurus dan reptilia yang berukuran sangat
besar untuk pertama kalinya
b) Periode jura (50 juta tahun)
Periode ini dimulai 180 juta tahun yang lalu ditandai  punya
burung pertama kalinya banyaknya tumbuhan konifer
c) periode kreta/ zaman kapur
Periode ini  dimulai 130 juta tahun yang lalu ditandai
dengan munculnya Tanaman berbunga Serta semakin melimpahnya
hewan bertulang belakang ikan dan binatang amfibi
4) era senezoik
pada tandai dengan munculnya hewan kera primitip.
5) periode kuarter
Pada periode ini ditandai dengan munculnya manusia purba.
3) Struktur dan lapisan bumi
a) Menurut komposisi jenis materialnya dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut:
1) Kerak bumi merupakan Kulit bumi bagian luar permukaan bumi
dengan massa 0,3 % dari massa keseluruhan bumi.Tebal lapisan kerak
bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batuan dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal Bagi seluruh
Makhluk hidup. Suhu dibagian bawah mencapai 1100 derajat celcius.
10

Lapisan kerak bumi yang paling atas disebut Litosfer. kerak bumi
menjadi dua bagian yaitu 
a. Kerak benua merupakan benda padat yang terdiri dari batuan
granit di bagian atasnya dan batuan beku basal bagian Bawahnya.
ini yang merupakan benua kedalaman 40 sampai 200 km.
b. Kerak samudra merupakan benda padat yang terdiri dari Endapan
di laut pada bagian atas kemudian dibawahnya batuan batuan
vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro
dan Peridolit.
b) Selimut atau selubung atau mantel merupakan lapisan yang terletak
dibawah lapisan kerak bumi /lapisan yang terdapat di atas  Lapisan nife.
Selimut atau lapisan pengantara atau astenosfer yang merupakan bahan cair
bersuhu tingg dan berpijar. Tebal selimut bumi mencapai 2900 km berat
Jenisnya rata-rata 5 gr/cm3 suhu di bagian bawah selimut selimut bumi 
mencapai derajat 3000 derajat Celcius.
c) Inti bumi  bahan padat yang dari lapisan nife (niccolum= nike dan
ferrum=besi). disebut barisfer Karena inti bumi masa jenis yang besar
yaitu  yaitu, 10, 7 gr/cc  Dibandingkan dengan kulit bumi (Litosfer) jari-
jarinya  kurang lebih sekitar 3470 km dan batas luarnya Sekitar 2900 km di
bawah permukaan bumi. Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih
dari 3000 derajat Celcius. Adanya bahan nikel dan besi ini yang
menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang luar biasa. Lapisan
inti dibedakan menjadi inti luar dan inti dalam. Inti luar tebalnya sekitar
2000 km dan terdiri dari cair yang suhunya mencapai 2200 derajat
Celcius. Inti dalam merupakan tabung berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2700 km. inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4500 derajat Celcius.
2) Menurut sifat mekanik sifat dari materialnya dapat dibagi menjadi lapisan
sebagai berikut:
a) Litosfer,  lapisan pada kedalaman 50-200 km,  tebalnya sekitar 50
sampai 100 km dengan massa jenis rata-rata 2,9 gram/cc.   lapisan ini
merupakan lapisan batuan yang mengapung diatas astenosfer
b) Astenosfer,  dibawah lempeng tektonik yang menjadi tempat
bergeraknya lempeng benua Lapisan ini di kedalaman 700 km
wujudnya agak kental dan tebalnya 100 sampai 400 km.
11

c) Mesofer,  Lapisan ini di kedalaman sekitar 2900 km wujudnya padat


terletak di bawah astenosfer  dengan dengan ketebalan  2400 sampai
2750 km.
3) Materi penyusun Bumi terdiri dari mineral dan Batuan yang akan menjadi

tanah.
a) mineral adalah materi penyusun bumi yang merupakan unsur atau
senyawa anorganik terbentuk secara alami Mempunyai sifat dan
komposisi kimia tertentu mempunyai sifat fisik tertentu mempunyai
struktur dalam teratur dan berbentuk kristal. Mineral  yang terdapat di
alam ada yang merupakan unsur bebas, ada pula yang merupakan
senyawa.
b) Batuan adalah massa materi mineral, baik yang keras maupun yang
tidak yang membentuk kerak bumi, batuan dapat terdiri dari 1 macam
mineral atau Kumpulan berbagai macam mineral. 
Berdasarkan proses terbentuknya batuan dibagi menjadi 3 yaitu
1. Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk dari magma
yang keluar dari perut bumi dan membeku karena mengalami
proses pendinginan. karena itu, batuan beku juga disebut Sebagai
bekuan. Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat magma
yang keluar membeku  yaitu:
a) Batuan beku dalam, terbentuk pada proses pembekuan magma
di bawah permukaan bumi biasanya proses pembentukan
bekuan ini terjadi secara lambat sehingga biasanya terbentuk
kasar dan mengkristal atau Kristal Contohnya magma mengalir
dan meresap kedalam lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan
membeku contoh dalam antara lain sienit, granit, diorit dan
gabro. 
b) Batuan beku luar terbentuk karena adanya proses pembekuan
magma pada permukaan bumi biasanya proses pembentukan
12

batuan ini terjadi secara cepat sehingga terbentuknya halus dan


tidak mengkristal atau kristalnya sangat halus. Batuan beku luar
antaralain liparit, trachit, desit, andeit. dan basalt. 
c) Batuan beku korok terbentuk karena proses penyusupan magma
pada sela-sela litosfer bagian atas dan kemudian membeku.  
oleh karenanya posisi batuan korok biasanya dekat dengan
permukaan bumi. Batuan beku jenis ini juga mengkristal.
Beberapa contohnya antara lain porfir granit, porfir diorit, dan
ordinit.
2. Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang
mengalami erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan
menjadi keras biasanya Berlapis-lapis secara mendatar dan biasanya
ditemukan fosil. Berdasarkan proses pembentukannya batuan
sedimen menjadi 3:
a) Bantuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengendapan melalui
proses kimia pada mineral-mineral tertentu misalnya batu kapur
yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk
stalaktit dan stalagmit di gua kapur.  contoh sedimen kimiawi
lainnya adalah Garam.
b) Batuan sedimen organik terbentuk Karena adanya sisa-sisa
makhluk hidup yang mengalami pengendapan di tempat tertentu.
Contohnya batu karang yang terbentuk dari tumbuhan yang mati
dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.
c) Batuan  metamorfosis Terbentuk batuan beku atau batuan
sedimen yang mengalami perubahan wujud. 
4) Proses Alam
Permukaan bumi terbentuk karena adanya proses alamiah yang
Berlangsung berlangsung terus-menerus. Peristiwa alamiah tersebut diterapkan
oleh suatu tenaga alamiah yang berasal dari dalam maupun luar bumi. Tenaga
tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membentuk permukaan bumi
Dikenal sebagai tenaga endogen. Adapun tenaga tenaga yang berasal dari luar
bumi yang bersifat mengubah atau merombak permukaan bumi disebut tenaga
eksogen.

5) Lapisan air 
13

Hidrosfer ialah semua perairan yang berada di bumi Samudra lautan Danau
sungai dan air tanah.  proses hidrologi Diantaranya
1) Tranpirasi adalah Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui
stomata atau Mulut daun.
2) Evaporasi adalah penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses
perubahan wujud air menjadi gas. penguapan di bumi 80 persen berasal dari
penguapan air laut.
3) Evapotranspirasi  adalah gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
4) Kondensasi merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat
pendinginan.
5) Presiptasi  merupakan segala bentuk hujan dari atmosfer yang meliputi hujan
air hujan es dan salju.
6) Run off/aliran permukaan  merupakan pergerakan aliran air di permukaan
tanah melalui sungai dan anak sungai.

6) Lapisan Udara
Atmosfer adalah bulatan udara yang membungkus bola bumi.  atmosfer
termasuk bagian pengaruh gaya pegas maka atmosfer berputar atau berorientasi
bersama-sama bumi setiap hari serta edar mengelilingi matahari setiap tahun.  
tebal atmosfer  mencapai kurang lebih 1000 km dan semakin tinggi lapisan
udara tekanannya semakin rendah. untuk mengetahui komposisi Gas yang
terkandung dalam atmosfer cara dapat dilihat pada tabel berikut ini:
14

7) Lapisan Atmosfer
a) Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer. ciri khas yang terjadi
pada lapisan troposfer  adalah suhu atau temperatur udara menurun sesuai
dengan perubahan ketinggian yaitu setiap naik 100 m dari permukaan bumi,  
suhu atau temperatur menurun sebesar 0,5 derajat Celcius lapisan troposfer
paling atas yaitu tropopause  yang  yang batu antara troposfer dan stratosfer. 
b) Stratosfer  lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu , pada
ketinggian diatas 10 km terbentuk lapisan ozon  Yang melindungi lapisan
troposfer dan permukaan bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari yang
berlebihan terdapat lapisan antara yang disebut straropause.
c) Mesosfer  merupakan lapisan udara ketiga .  Lapisan ini merupakan lapisan
pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda luar angkasa lainnya. 
mesosfer adalah semakin berkurang pada ketinggian 55 km terdapat lapisan
antara yang disebut mesopause  di mana ini terjadi refleks gelombang radio 
dengan ketinggian 5 sampai dengan di atas yang lapisan D,  dipancarkan dari
bumi kemudian diterima oleh tempat-tempat lainnya.
d) Thermosfer  lapisan lapisan ini merupakan tempat Terjadinya ionisasi
partikel-partikel yang dapat memberikan Efek pada perambatan atau refleksi
gelombang radio. Ciri lapisan ini terjadi invers suhu  sangat sangat tajam
akibat penyerapan radiasi sinar X dan UltraViolet yang dipancarkan
matahari. 
e) Eksosfer berada pada ketinggian 690 sampai 1000 km dari permukaan bumi
pada lapisan ini terjadi gerakan-gerakan atom secaratidak  beraturan. lapisan
15

ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan
atmosfer sampai ketinggian 3150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini
sering juga disebut lapisan antara planet dan geostasioner.  Lapisan ini
merupakan tempat terjadinya kehancuran meteor dari angkasa luar lapisan
yang membatasi antara eksosfer dengan angkasa luar adalah magnetopause.

C. Pembentukan Galaksi
1. Teori Terbentuknya Galaksi
Hubble pada tahun 1929 memperkuat teori yang dikemukakan
Einstein. Dengan teleskopnya yang lebih canggih Hubble menemukan
kumpulan galaksi seperti bunga mawar merah. Temuan Hubble ini
diaplikasikan dengan konsep gelombang elektromagnetik dan efek dopler
dapat dianalisa sebagai berikut: 1) warna merah termasuk bagian cahaya
tampak (visible light) yang mempunyai frekuensi paling kecil pada spectrum
gelombang elektromagnetik, 2) benda bergerak menjauhi frekuensinya
semakin kecil dn sebaliknya benda bergerak mendekati frekuensinya semakin
besar.
Galaksi merupakan kumpulan dari bintang-bintang. Galaksi kita
dengan matahari sebagai salah satu anggotanya dinamakan galaksi bima sakti
(Milky Way). Galaksi bima sakti merupakan galaksi yang sangat besar,
dengan diameter sekitar 80.000 tahun cahaya (satu tahun cahaya = ± 9,46.
1012 km). galaksi bima sakti merupakan sistem kumpulan bintang-bintang
yang sekarang dikenal sebagai tipe utama struktur alam semesta. Bintang-
bintang yang menyusun galaksi bima sakti berjumlah sekitar 100 milyar.
Galaksi bima sakti berputar berlawanan arah dengan jarum jam. Galaksi bima
sakti tersusun oleh atom-atom dan bintang-bintang, dengan bintang
terdekatnya adalah Alpha Centauri yang berada pada jarak sekitar 4,5 tahun
cahaya. Dalam galaksi bima sakti terdapat sekelompok kecil galaksi yang
16

dikenal dengan nama kelompok lokal. Kelompok lokal ini nampak bergerak
dengan arah gerakan yang acak.
Dua belas ribu juta tahun yang lalu, galaksi menurut Hipotesa Fowler
(1957) adalah masih berupa kabut hydrogen yang sangat besar dan berada di
angkasa. Kemudian kabut tersebut pelan-pelan mengadakan rotasi sehingga
keseluruhannya menjadi bulat bentuknya. Karena beratnya, kabut itu
mengadakan kontraksi. Massa bagian luarnya banyak yang tertinggal, pada
bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar
terbentuklah bintang-bintang, kemudian kabut yang menjadi bintang-bintang
itu secara perlahan-lahan membentuk kontraksi.
Apabila bintang-bintang yang ada di angkasa diamati secara seksama,
maka akan terlihat kumpulan bintang-bintang yang menyerupai gambar atau
bentuk tertentu seperti binatang, manusia, atau benda lainnya. Manusia
memberi nama rasi bintang itu sesuai dengan bentuk yang dilihatnnya.
Beberapa rasi bintang yang telah dikenal adalah rasi bintang waluku karena
bentuknya seperti waluku (bajak), rasi bintang biduk karena bentuknya
seperti biduk, rasi bintang skorpio karena bentuknya seperti skorpio
(kalajengking), dan sebagainya. Rasi bintang yang sampai sekarang masih
dikenal dikemukakan oleh orang-orang Yunani kuno. Orang Yunani kuno
memberi nama rasi bintang sesuai dengan nama para tokoh dalam dongeng
yang mereka hayalkan, seperti Aquarius, Aries, Cancer, Capricornus,
Gemini, Leo, Libra, Pisces, Sagitarius, Skorpio, Taurus, dan Virgo.
Bintang-bintang yang terlihat seperti tetap susunannya, padahal
sebenarnya susunannya berubah. Namun perubahan susunan bintang-bintang
tersebut sangat kecil untuk diamati. Pergerakan bintang-bintang hanya dapat
dibandingkan posisinya dalam waktu ribuan tahun dengan menggunakan
teropong, sehingga pergeserannya dapat diketahui dengan jelas. Disamping
pergerakan tersebut, pergerakan bintang-bintang juga dapat di amati dalam
arah radial, yaitu mendekati atau menjauhi matahari. Pergerakan bintang-
bintang mendekati atau menjauhi matahari ini dapat membuktikan terjadinya
rotasi pada galaksi.
Galaksi ditemukan oleh beberapa tokoh diantaranya Herschel,
Shapley, Hubble, dan Humason.
a) Herschel (1785) membangun teleskop membuat peta bintang Bima Sakti,
dan menemukan “nebula spiral”
b) Shapley (1915) membuktikan bahwa tata surya tidak berada di pusat
Bima Sakti
17

c) Hubble (1921) membuktikan bahwa Nebula Andromeda berada di luar


Bima Sakti
d) Hubble dan Humason (1921-1928) melakukan klasifikasi galaksi
berdasakan bentuknya

2. Bentuk-bentuk Galaksi
Pada tahun 1926, Edwin Hubble membuat klasifikasi galaksi menurut
bentuknya, yaitu berbentuk spiral, elips, dan tidak beraturan.
a) Galaksi Berbentuk Spiral
Galaksi ini merupakan bentuk umum galaksi yang dikenal manusia.
Oleh karena itu, bila kita mendengar kata galaksi, maka pikiran kita akan
langsung tertuju pada galaksi berbentuk spiral. Kira-kira 75% galaksi-
galaksi yang terang mempunyai bentuk spiral, seperti galaksi bima sakti
dan galaksi andromeda. Galaksi berbentuk spiral berotasi dengan
kecepatan yang lebih besar dibandingkan galaksi bentuk lainnya.
Kecepatan berotasi galaksi inilah yang menyebabkan galaksi spiral
berbentuk pipih. Besar kecilnya kecepatan rotasi galaksi bergantung pada
massa galaksi tersebut. Galaksi bentuk spiral mempunyai kecepatan
berotasi yang berbeda-beda. Semakin kearah pusat galaksi, kecepatan
rotasinya semakin besar.
b) Galaksi Berbentuk Elips
Sesuai dengan namanya galaksi ini terlihat seperti elips, meskipun
sebenarnya manusia sulit untuk menentukan bentuk galaksi secara pasti.
Galaksi bertipe elips ada yang berbentuk bundar da nada pila yang
berbentuk bola pepat. Galaksi yang berbentuk elips adalah galaksi yang
terdapat pada rasi bintang virgo.
c) Galaksi Tidak Beraturan
Galaksi bentuk ini adalah galaksi yang tidak simetri dan tidak
mempunyai bentuk khusus. Materiyang terkandung dalam galaksi jenis
ini adalah gas dan debu-debu. Galaksi yang tidak beraturan bentuknya
adalah galaksi awan Magellan besar dan awan Magellan kecil yang
merupakan galaksi terdekat dengan galaksi bima sakti.

D. Pembentukan Tata Surya


Proses pembentukan tata surya terdiri dari beberapa teori :
18

1. Teori Nebule atau teori kabut,


Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de
Laplace (1796). Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang
berpilin di dalam jagatraya, pilinannya berupa kabut yang membentuk bulat
seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya.
Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian
equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan
intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu,
gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut
planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap
berbentuk gas pijar yang kita sebut sekarang sebagai matahari

2. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R.


Moulton (1872-1952)
Planetesimal artinya planet kecil yang memutari sebuah inti yang
berbentuk gas. Matahari telah ada sebagai salah satu dari banyak bintang,
pada satuatu waktu ada sebuah bintang yang melintas dikejauhan yang tidak
telalu jauh, sehingga terjadi pasang naik antara bintang dan matahari. Pada
saat itu bintang jauh dari massa matahari jatuh ke permukaan matahari dan
sebagian tersebar disekitar matahari, maka ini disebut planetesimal yang
dikenal sebagai planet yang berada di orbitnya dan disekitar matahari
19

3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan
di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Menurut teori ini sebuah
bintang mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat kejadian itu
separuh bagian dari matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang
terlepas inilah yang kemudian membentuk planet-planet

4. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940)


disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Teori ini mengatakan bahwa sistem tata surya terbentuk oleh sejumlah
awan gas yang sangat banyak. Gumpalan awan gas tersebut menyusut dan
menarik partikel-partikel debu hingga berbentuk bola, kemudian semuanya
memilin sehingga gumpalan bola itu berubah menjadi seperti piringan
cakram. Pada bagian tengah cakram perputarannya lambat sehingga tekanan
dan panasnya meningkat. Bagian tengah tersebut berubah menjadi matahari.
Pada bagian pinggir cakram, perputaran terjadi dengan cepat, sehingga
terbentuk gumpalan-gumpalan dengan ukuran yang lebih kecil. Gumpalan itu
kemudian berubah menjadi planet-planet, asteorid, meteor, atau meteroid,
komet dan satelit-satelit alami yang mengelilingi planet
20

5. Teori Bintang Kembar (Fred Hoyle)


Menurut teori ini tata surya awalnya terbentuk dari 2 buah bintang
kembar raksasa, kemudian bintang kembar itu meledak sehingga
menghasilkan puing-puing debu. Sehingga akhirnya berevolusi mengelilingi
bintang yang satunya (matahari) dan membentuk planet-planet beserta benda-
benda langit lainnya
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Selama berabad-abad muncul beberapa teori penciptaan alam semesta.
Salah satu teori penciptaan alam semesta yang paling bisa diterima oleh para
ilmuwan adalah teori Big Bang. Teori Big Bang menjelaskan alam semesta
berasal dari suatu ledakan besar yang menghamburkan seluruh isi alam
semesta ke segala arah ruang. Saat ledakan terjadi, alam semesta berukuran
titik berkerapatan tinggi tak terhingga, bersuhu tak berhingga besar. Saat jagad
raya terus mengembang dan usianya bertambah, suhunya semakin mengecil.
Akhirnya suhu alam semesta sampai pada ambang penciptaan partikel dan anti
partikel. Pembentukan galaksi, tata surya dan bumi tidak lepas dari
pembentukan alam semesta.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asminarto, A.G., Kuliah Ekstension Filsafat., Universitas Mind, 24

Afifah, G., Ayub, S., And Sahidu, H ., (2020), Konsep Alam Semesta Dalam
Perspektif Al Qur’an Dan Sains, Geoscienceedu Journal, 7.

Anugraha, R. (2011). Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: FMIPA UGM.

Eichenseer, kilian. (2019). Evolution Of Life In Ocean Changed 170 Millior Years
Ago. Norway. Science News. University Of Plymount.

Hanato, Wawan. (2018). Teori Pembentukan Bumi. Yogyakarta. Istana Merdeka.

Hawking, S. (1988). A Brief Story of Time From Big Bang To Black Hole. New York:
Bantams Books.

Sihombing, B. V. (1999). Teori Big Bang dan Implikasinya: Sebuah Tinjauan


Filosofis, Teologis, dan Kosmologis. (Paper). Fakultas Filsafat Universitas
Katolik Parahiyangan.

Yahya, H. (2002). Penciptaan Alam Semesta. Bandung: Dzikra.

Maulana, et.al (2012). Teori Pembentukan Tata Surya. Universitas Negeri Yogya. 35

22

Anda mungkin juga menyukai