Anda di halaman 1dari 20

ALAM SEMESTA DAN BENDA-BENDA LANGIT

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen pengampu

Drs Yudi Dirgantara, M.Pd


Rena Denya Agustina, M.Si

Disusun oleh

Adida Sisi S. (1162070003)


A nanda Pangestika (1152070001)
Fiki (1152070024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Alam Semesta dan
Benda-benda Langit”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan
nabi besar kita, manusia suri tauladan bagi setiap insan, yakni Nabi Muhammad SAW.
Beliau adalah manusia sempurna yang patut kita jadikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik
tanpa rahmat Allah SWT dan bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung dan materil maupun spiritual.
Dari sanalah kesuksesan ini berawal, semoga ini semua dapat memberikan
sebuah kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Penulis sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan senantiasa
berada dalam naungan keridhaan-Nya. Amin.

Bandung, Februari 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 2
A. Pengertian Alam Semesta ............................................................................................................ 2
B. Teori Barat Tentang Terbentuknya Alam Semesta ..................................................................... 2
C. Terbentuknya Alam Semesta Menurut Pandangan Islam ............................................................ 4
D. Benda-benda Langit dan penjelasannya menurut al-Qur’an........................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 16
KESIMPULAN .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 17

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta merupakan keseluruhan tempat yang ada selama kita hidup baik
yang dapat terlihat dengan mata telanjang maupun yang memerlukan alat bantu lihat,
atau bahkan yang tidak akan pernah kita lihat sekalipun. Dari benda-benda yang
sering kita lihat tersebut, seringkali kita kelompok-kelompokkan sesuai dengan ciri-ciri
yang dimilikinya. Yang paling mudah misalnya benda-benda tersebut kita
kelompokkan sesuai dengan sifatnya, seperti tanaman, hewan, zat cair, padat, dan gas.
Berbicara tentang alam semesta, tentu saja di dalam benak kita sebagai manusia biasa
timbul sebuah pertanyaan bagaimanakah alam semesta yang begitu besar dan luas tak
bertepi ini berawal, kemana ia menuju bagaimana hukum yang menjaga tatanan dan
keseimbangannya bekerja. Alam semesta itu ada seperti yang kita ketahui sekarang ini
bukanlah tanpa suatu proses, akan tetapi alam semesta ini ada karena tercipta dan
melalui proses yang begitu panjang. Berikut kami akan membahas mengenai asal mula
terciptanya alam semesta dan benda-benda langit, baik menurut pandangan ilmu
pengetahuan (barat) maupun pandangan islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang yang dimaksud dengan alam semesta?
2. Bagaimanakah teori asal mula alam semesta menurut teori barat?
3. Bagaimanakah teori asal mula alam semestara menurut pandangan islam?
4. Apa saja dan Bagaimanakah benda-benda di langit?

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Alam Semesta


Menurut pengetahuan terkini dalam fisika modern, planet bumi mengelilingi
matahari. Galaksi bintang-bintang tempat matahari berada merupakan satu dari
jutaan galaksi yang tersebar pada sistem ruang dan waktu yang berkembang dari
ledakan energi milyaran tahun lalu. Alam semesta atau jagat raya adalah suatu
ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan
abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang tidak. Pengertian alam semesta mencakup
tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan
sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran
sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Awal konsep alam semesta para ilmuwan menetapkan bumi sebagai pusatnya,
yaitu dengan istilah geosentris yang Cladius Ptelemolus. Seiring majunya zaman,
Nicolas Copernicus menemukan teori baru yang menyatakan bahwa matahari
adalah pusat alam semesta yang disebut teori heliosentris. Namun teori tersebut
ternyata lebih tepat untuk tata surya. Tata surya hanyalah sebagian dari galaksi,
dan masih banyak galaksi yaitu kumpulan bintang yang ada di alam semesta ini.

B. Teori Barat Tentang Terbentuknya Alam Semesta


Ada tiga teori besar tentang terciptanya alam semesta, yaitu :
1. Teori Keadaan Tetap (Ready State Theory)
Ahli astronomi Inggris Freud Hoyle mengajukan Teori Keadaan Tetap
(Steady State Theory) sebagai wujud adanya alam semesta. Menurut teori ini,
hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak
terbatas. Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta selalu ada dan tidak
diciptakan. Teori ini dianut oleh kaum materialisme.
Sebagai tambahan bagi klaim mereka, bahwa alam semesta ada dalam
waktu yang tidak terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa
tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan

2
bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di
sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.
2. Teori Osilasi
Teori Osilasi hampir sama dengan Teori Keadaan Tetap (Steady State
Theory) yang menyatakan bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada
akhir. Namun, model osilasi ini mengakui adanya dentuman besar yang
mengakibatkan terjadinya pengembangan, lalu gravitasi akan menyedot
kembali sehingga kempis (collapse) yang kemudian akan padat kembali.
Setelah kembali, selanjutnya terjadi dentuman besar lagi dan mengempis lagi.
Dengan kata lain alam semesta ini berkelakuan melar-menciut-melar-menciut.
Begitu seterusnya.
Pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas
terkubur ketika abad 20 ditemukan penemuan baru. Sejak tahun 1920-an, telah
muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan
sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil
suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai Teori
Dentuman Besar (Big Bang)”. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau
tepatnya, diciptakan oleh Allah.
Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis bahwa segala
sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset
yang diadakan sejak tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa
semua keseimbangan fisik alam semesta umumnya dan bumi kita khususnya
dirancang dengan rumit untuk memungkinkan kehidupan.
3. Teori Dentuman Besar (Big Bang)
Teori ini diposisikan dan diterima sebagai pandangan yang ilmiah. Teori ini
berpandangan bahwa alam semesta ini pada mulanya terjadi dengan peledakan.
Menurut George Ganow dalam Musthafa (1980), pada saat-saat permulaan dari
timbulnya alam semesta ini, ialah bahwa semua massa (benda-benda) yang
akan membentuk alam semesta seperti galaxi-galaxi, semua nebula, gas-gas,
matahari, bintang-bintang, seluruh planet dan satelit serta zat-zat kosmos
lainnya, berkumpul menjadi satu di bawah tekanan yang maha tinggi dan sangat
kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Alam
semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang
lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum

3
terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul
dalam sebuah titik.

C. Terbentuknya Alam Semesta Menurut Pandangan Islam


Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu. Al
Quran mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Beberapa
fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah
dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu. Dalam Al Quran,
terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal
seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa dalam Al Quran tersebut sesuai
dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena
keasesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah ” firman Allah”. Al Qur’an
surat Fussilat (41:11) :

   


    
   
  

Artinya: ” Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: ”Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: ”Kami datang
dengan suka hati”. Kata asap dalam ayat tersebut menurut para ahli tafsir adalah
merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk
padat maupun cair pada tempratur yang tinggi maupun rendah dalam suatu
campuran yang lebih atau kurang stabil.

Dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21:30) Allah Berfirman :

   


  
   
   
     

Artinya : ”Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian

4
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” .

Matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar keliling
sumbuhnya sejak berjuta-juta tahun. Dalam proses perputarannya dengan kecepatan
tinggi itu, maka terhamburkan bingkah-bingkahan yang akhirnya menjadi beberapa
benda angkasa termasuk bumi. Masing-masing bingkah beredar menurut garis
tengah lingkaran matahari, semangkin lama semangkin bertambah jauh, hingga
masing-masingnya menempati garis edarnya yang sekarang. Dan seterusnya akan
tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah
SWT. Kemudian Surat Adz Dzaariyaat (51:47) :

 
   

”Dan langit, dengan kekuasaan Kami, Kami bangun dan Kami akan memuaikannya
selebar-lebarnya”. Teori Big Bang juga mengatakan adanya pemuaian alam
semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang di umpamakan
mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup ,yang mengisyaratkan bahwa
galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya
(21:104) :

   


   
    
    
 

”(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran
kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah
yang akan melaksanakannya”. Dalam surat Al-Sajda (32:4):

   


    
      
       
  

5
Artinya : ” Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
mereka dalam enam hari; maka Ia mendirikan sendiri di atas Arsy. Anda tidak
memiliki selain-Nya setiap pelindung atau perantara apapun; Maka apakah kamu
tidak diingatkan?”. Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada antara
keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9,10 dan 12. yang perincian
tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan bumi 2 rangkaian waktu,
tahapan kedia penyempurnaan aparat bumi 2 rangkaian waktu, tahap ketiga
penciptaan (angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu. Jadi
terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.

     


    
    
    
    
   
   

Artinya : ”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah
membinanya (27). Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya (28).
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang (29). dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30). ia memancarkan
daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (31). dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh (32). (semua itu) untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu (33).”

Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at
ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara
kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira
dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Masa I (ayat 27) : Penciptaan langit pertama kali


Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang
disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah
gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari
hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan

6
berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan
mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian
atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa
pancaran sinar infrared. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan
E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom
hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan,
menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan
yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi.
Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi,
menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong
2. Masa
dan bagian
II (ayat
yang
28)terisi.
: Pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan”
dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan
alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan
langit terlihat makin tinggi.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.
Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses
pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler
sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu
sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak
serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung.
Sebelum langit itu disempurnakan, keadaanyya masih primitif dan masih
sempit atau belum meluas. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus
terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya
akan mengerut.
3. Masa III (ayat 29) : Pembentukan tata surya termasuk bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang
gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan
sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi,
sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus.

7
Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya
lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi
berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya Lain halnya dengan Bulan. Bulan
tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian
Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi
bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar
1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat
reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
4. Masa IV (ayat 30) : Awal mula daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai
pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi. Masa III hingga
Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Sedang dalam Surat Nuh
ayat 9, “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan”. Bumi
dijadikan hamparan. Meskipun tidak licin, tetapi sudah memenuhi syarat-syarat
untuk bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya dan sudah memenuhi syarat
hidup bagi makhluk biologis dan botanis.
5. Masa V (ayat 31) : Pengiriman air ke Bumi melalui komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air
ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak
ada air menjadi ada air. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk
Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa
komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air.
Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air
berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang
sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang
massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk,
kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam
6. Masa
air. VI (ayat 32-33) : Proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia

8
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan
dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan,
pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk
dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya
manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia
relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut
dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang
berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.

D. Benda-benda Langit dan penjelasannya menurut al-Qur’an


Benda-benda langit adalah sebutan bagi semua benda yang ada di langit (luar
angkasa). Contoh benda langit adalah planet, satelit, bintang, nebula, galaksi,
asteroid, meteoroid, sistem keplanetan, komet, debu antariksa, kluster, lubang
hitam, super kluster, dll.
1. Planet
Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
 mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
 mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar
dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut
mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
 tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap
deuterium di intinya; dan,
 telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood;
mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa
berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah
sekitar orbitnya
 Berdiameter lebih dari 800 km

9
Ada 8 Planet di tata surya kita yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa
Pluto sudah tidak termasuk planet sejak tanggal 24 agustus, 2006. Sidang
Himpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union, IAU) ke
26 di praha, Republik Ceko dari tanggal 24 agustus-25 agustus,2006 menyatakan
bahwa pluto telah dikeluarkan dari daftar tata surya kita, karena orbit pluto
memotong orbit planet neptunus. akibatnya ketika mengelilingi matahari pluto
kadang berada lebih dekat dari matahari dibandingkan planet neptunus. Dan juga
karena jaraknya dengan satelitnya Charon,sangat berdekatan. Dan sekarang pluto
statusnya adalah katai atau planet kerdil.

Dan baru-baru ini, para ahli astronomi menyatakan bahwa ada planet di
galaksi Bima Sakti yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan Bumi, hanya saja
ukurannya dua kali lipat ukuran Bumi. Planet tersebut diberi nama Gliese 581g
atau sering disebut planet bumi super. Adapun sebuah planet yang mengitari
Matahari di luar delapan planet tersebut. Namun, karena belum diketahui namanya,
planet ini disebut Planet X. Banyak orang sering menyebut Venus sebagai bintang
fajar ataupun bintang kejora, namun sebenarnya nama itu kurang tepat, karena
Venus bukanlah sebuah bintang, melainkan planet.

Menurut Maurice Bucaille, planet dalam bahasa al-Qur’an adalah


“kaukab” jamaknya “kawakib”, tetapi al-qur’an tidak memberitahukan jumlahnya
dengan merujuk kepada QS. As-Saffat: 6, “Sesungguhnya Kami telah menghiasi
langit yang terdekat dengan hiasan yaitu planet-planet”. Kalimat al-Qur’an
“langit terdekat” dapat diartikan sistem matahari. Kita mengetahui bahwa tak
terdapat diantara benda-benda samawi yang terdekat kepada kita selain planet.
Matahari adalah satu-satunya dalam sistem ini yang menggunakan nama. Orang
tak dapat mengerti, benda apa gerangan yang dimaksud dalam ayat tersebut, jika
bukan planet. Rasanya sudah benar jika kita terjemahkan “kawakib” dengan planet,
dan berarti bahwa Qur’an menyebutkan adanya “planet” menurut definisi modern.

10
2. Satelit

Satelit adalah benda yang


mengelilingi planet yang memiliki
orbit peredaran sendiri. Satelit
bersama planet yang dikelilinginya
secara bersama-sama mengelilingi
bintang. Bulan adalah satelit alami
yang dimiliki oleh bumi yang bersama bumi mengelilingi matahari, sedangkan
satelit palapa, satelit b1, dan sebagainya adalah satelit buatan manusia yang
digunakan untuk tujuan tertentu seperti untuk komunikasi, mata-mata, riset, dan
lain sebagainya.

Bulan atau satelit planet bumi ini besarnya sekitar seperempat besar bumi,
diameternya 3.476 kilo meter, sedang diameter bumi 12.742 kilo meter, massa
bulan adalah 1/81,5: 1 massa bumi. Since the moon’s massa is1/81,5 of earth’s
mass. Bulan sebenarnya tidak mempunyai cahaya sendiri, tetapi hanya
memantulkan cahaya matahari ke bumi sehingga kelihatan dari bumi bercahaya.
Karena posisi bulan berlain-lainan terhadap bumi dan matahari, maka bentuknya
pun kelihatan berubah-rubah dari bumi. Al-Qur’an menyebutkan, bahwa bulan itu
bercahaya, sedang matahari bersinar(QS. an-Nur: 16). Menurut analisais Maurice
Bucaile matahari itu bersinar karena diumpamakan sebagai lampu yang sangat
terang, sedang bulan itu bercahaya adalah merupakan cahaya yang diterima dari
sinar matahari. Bulan atau satelit sebenarnya juga beredar mengelilingi matahari
terbawa oleh bumi yang mengorbitnya dan juga berotasi pada sumbunya. Di
samping ia berotasi, juga mengitari bumi selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, 03
detik. Dengan demikian, sehari ia bisa melewati jarak kira-kira 74.000 kilo meter

3. Bintang

Bintang merupakan benda langit yang


memancarkan cahaya. Ada dua macam
bintang yaitu bintang semu dan bintang
nyata. Bintang semu adalah bintang yang
tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi

11
memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah
bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah
objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Bintang
dapat memancarkan cahaya sendiri,karena adanya proses pembakaran gas di
dalamnya. Bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah Bintang Proxima
Centauri,dengan jarak 4,5 tahun cahaya dan Matahari dengan jarak 150 juta km.

Untuk memberi gambaran yang tepat tentang benda samawi yang bernama
bintang itu. QS. At-Tariq: 1-3 menyebutkan, “Demi langit dan yang datang pada
waktu malam hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Yaitu
bintang yang cahayanya menembus.” Menurut ayat ini, bintang mempunyai
cahayanya sendiri yang menembus ruang angkasa, sehingga sampai di bumi dan
dapat dilihat mata diwaktu malam.

Matahari merupakan salah satu bintang yang ada di Milky Way. Matahari yang
kelihatan bersinar menyilaukan itu sebenarnya terdiri dari beberapa lapisan , yaitu:
fotosfer, khromosfer, korona, protuberans dan noda-noda matahari. Mengenai
rotasi matahari sebagai satu bintang, para ahli sepakat bahwa matahari selalu
berputar di sumbunya di samping bergerak pula di antara gugusan-gugusan bintang
yang menuju kepada suatu titik dengan kecepatan 20 km/s. Jadi matahari itu
berotasi sebagaimana bintang-bintang lain pada sumbu masing-masing. Oleh
karena matahari kita ini termasuk salah satu bintang dalam galaksi kabut susu,
maka sebenarnya ia ditarik oleh gaya centripetal galaksi kabut susu. Dengan
demikian agar ia tidak jatuh ke pusat galaksi, ia berotasi (berputar) dengan gaya
centrifugalnya sebagaimana juga di ungkap dalam QS. Yasin : 38.

Jika dicermati, terdapat korelasi antara ayat di atas dengan teori ilmu
pengetahuan yang sama-sama dengan menyatakan, bahwa matahari itu berputar
padas sumbunya sendiri. Rotasi matahari itu disebabkan adanya gaya gravitasi yang
disebut gaya centrifugal, sehingga ia tidak jatuh ke pusat galaksi kabut susu yang
mempunyai gaya centripetal. Gaya gravitasi matahari itu juga berfungsi menahan
sembilan planet yang menjadi anggotanya, sehingga mereka berevolusi
mengelilingi matahari tersebut.

4. Nebula

12
Nebula adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma.
Awalnya nebula adalah nama umum yang diberikan untuk semua obyek astronomi
yang membentang, termasuk galaksi di luar Bima Sakti (beberapa contoh dari
penggunaan lama masih bertahan; sebagai contoh, Galaksi Andromeda
kadang-kadang merujuk pada Nebula Andromeda,sebelum Edwin Hubble
menemukan galaksinya). Nebula sering disebut tempat lahirnya galaksi dan
bintang-bintang. Salah satu contoh nebula adalah Eagle Nebula dan Nebula
Omega.

5. Galaksi

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas
bintang (dengan segala bentuk manifestasinya,
antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas
dan debu kosmik medium antarbintang, dan
kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal
dengan materi gelap. Kata NGC 1300, contoh
galaksi spiral berbatang galaksi berasal dari bahasa Yunani,yaitu galaxias,yang
berarti seperti susu yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (Inggris: Milky Way).

Kemungkinan terdapat lebih dari 100 miliar (1011) galaksi pada alam semesta
teramati. Dalam suatu galaksi yang besar atau raksasa,biasanya terdiri dari 1 trilyun
bintang dan 3 milyar planet,sedangkan dalam galaksi yang kecil biasanya terdapat
10 juta bintang. Sebagian besar galaksi berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec
dan biasanya dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam jutaan parsec (atau
megaparsec). Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang memiliki kerapatan massa
kurang dari satu atom per meter kubik. Galaksi yang terbesar adalah galaksi
Andromeda,sedangkan galaksi kita,Bima Sakti berada pada urutan kedua terbesar.

Al-Qur’an telah meyatakan bahwa Allah meluaskan langit dengan


berekspansinya galaksi-galaksi tersebut, “ Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (atau kekuatan) Kami dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskannya.”
(QS. Az-zariyat: 48). Ini menunjukan adanya korelasi antara konsepsi al-Qur’an
dengan teori Expandingnya Edwin Hubble, dimana benda-benda alam semesta ini
terus berkembang meluas sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dari yang satu

13
dengan yang lain. Semua itu adalah menurut perintah Allah SWT yang
menciptakannya, dan terus demikian sampai pada waktu yang telah ditentukan.
Peredaran benda-benda itu atas perintah Allah (QS. An-Nahl: 12 & QS. Al-Fuqon:
205) dan semuanya diciptakan dengan batas-batas ternteu. Kalau teori Expanding
menunjukan bahwa galaksi-galaksi itu terus berkembang tanpa batas, sehingga
menimbulkan kesan bahwa alam semesta ini tak terbatas, maka al-Qur’an dengan
tegas menyatakan bahwa alam semesta ini terbatas dengan ukuran ukuran tertentu,
hanya saja karena luasnya alam, manusia belum mengetahui batasnya. Jadi,
galaksi-galaksi itu memang berputar dan mengembang tetapi ada batas-batas yang
ditentukan Allah SWT. Segala seuatu diciptakan Allah dengan ukuran-ukuran
tertentu.

6. Asteroid

Asteroid, pernah disebut sebagai


planet minor atau planetoid, adalah
benda berukuran lebih kecil daripada
planet, tetapi lebih besar daripada
meteoroid, umumnya terdapat di
bagian dalam Tata Surya (lebih
dalam dari orbit planet Neptunus).
Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan
koma ("ekor") sementara asteroid tidak.

7. Meteoroid
Meteoroid adalah benda-benda kecil di tata surya yang ukurannya lebih kecil
daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul. Persatuan Astronomi
Internasional pada sidang umum IX pada 1961 mendefinisikan meteoroid sebagai
berikut : Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antarplanet,
dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom
atau molekul. Meteoroid yang masuk ke atmosfer bumi disebut meteor. Meteoroid
yang sudah mencapai permukaan bumi disebut meteorid.
8. Sistem Keplanetan
Sistem keplanetan terdiri dari berbagai macam obyek non-bintang, seperti
planet, satelit alami, asteroid, meteoroid, komet, dan debu kosmik, yang

14
mengorbit sebuah bintang. Matahari dan sistem keplanetannya, yang termasuk
Bumi di dalamnya, dikenal sebagai Tata Surya.
9. Komet

Komet adalah benda langit yang mengelilingi


matahari dengan garis edar berbentuk lonjong
atau parabolis atau hiperbolis. Kata "komet"
berasal dari bahasa Yunani, yang berarti
"rambut panjang". Istilah lainnya adalah
bintang berekor yang tidak tidak tepat karena
komet sama sekali bukan bintang. Orang Jawa
menyebutnya sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus
yang telah dikeringkan. Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari
kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari. Ketika
mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala
gas dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam sistem
tata surya. Salah satu contoh komet adalah komet Halley. Komet Halley muncul di
bumi setiap 76 tahun sekali.

10. Kluster
Kluster adalah gabungan-gabungan dari galaksi yang membentuk suatu
sistem tersendiri. Dalam sebuah kluster biasanya terdapat 10-15 galaksi. Gravitasi
di kluster berasal dari gaya gravitasi bersama galaksi-galaksi. Kluster membentuk
gugusan-gugusan yang lebih besar bernama super kluster.
11. Debu Antariksa
Debu antariksa atau debu kosmik adalah debu-debu ataupun pasir yang ada
di angkasa lebih tepatnya luar angkasa,yang terbentuk dari sampah-sampah
antariksa,seperti satelit-satelit dan benda-benda angkasa lainnya yang hancur.
12. Lubang Hitam
Lubang hitam atau blackhole adalah lubang yang berada di luar angkasa yang
menghisap benda-benda langit di sekitarnya. Lubang hitam terjadi karena adanya
bintang mati. Karena itu lubang hitam sering disebut sebagai kuburan angkasa.
Sebelum lubang hitam terjadi,ada ledakan yang disebabkan oleh bintang.
Benda-benda langit di sekitar lubang hitam,pasti akan terhisap kedalam lubang
hitam. Benda-benda tersebut terhisap kedalam blackhole karena gravitasi

15
blackhole sangatlah besar. Lubang hitam atau blackhole sering disamakan dengan
wormhole atau lubang cacing atau juga disebut lubang waktu,padahal sebenarnya
blackhole tidak sama dengan wormhole.
13. Supernova
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan
energi lebih banyak dari nova. Pengertian umum supernova adalah: "Berakhirnya
riwayat suatu bintang." Pada bintang yang sangat besar,ditandai dengan ledakan
karena intinya akan runtuh dan akan merilis sejumlah besar energi. Supernova
inilah yang menyebabkan adanya lubang hitam atau blackhole.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di
dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala

16
peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrolosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel,
amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Ada tiga teori besar tentang terciptanya alam semesta, yaitu Teori Keadaan Tetap
(Ready State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Teori Osilasi. Namun
teori yang dianggap paling berpandangan ilmiah yaitu teori Big Bang. Dan pandangan
islam terhadap asal mula terciptanya alam semesta lebih mengacu kepada teori tersebut,
karena banyak terdapat dalil-dalil dalam al-Qur’an yang sesuai dan relevansi dengan
kaidah-kaidah pada teori tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ward, Keith. 1996. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu: Argumen Bagi Keterciptaan
Alam Semesta (terj.) Bandung: Mizan.

Musthafa. 1980. Alam Semesta dan Kehancurannya Menurut Al Quran dan Ilmu
Pengetahuan. Bandung: Almaarif.

Baiquni, Achmad. 1994. Al Quran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta:


Dana Bhakti Wakaf.

Bayong, Dea. 2013 . Ilmu Kebumian dan Antariksa (edisi revisi). Bandung: Remaja
Rosdakarya

Fathul, Mufid. Diskursus Tentang Benda-Benda Angkasa Luar Menurut Para


Mufassirdan Astronom, STAIN Kudus Jawa Tengah Indonesia, 2013.
Bucaille, Maurice, Bibel Qur’an dan Sains Modern, terj. Prof. Dr HM Rasyidi, Jakarta:
Bulan Bintang 1982

Ibnu Kasir, Abil Fida’ Ismail, Tafsir Ibnu Kasir, Singapura: Sulaiman Mar’i, t.t.

Jauhari, As-Syekh Thanthawi, Tafsir Al-Jawahir, Mesir: Musthofa Babil Halabi, t.t.

Syamsu, Nazwar, Al-Qur’an Dasar Tanya Jawab Ilmiah, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983.

17

Anda mungkin juga menyukai