Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA DAN KIMIA

”TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DAN GALAKSI”

Oleh Kelompok 1 :

Adini Rahmi (22129110)

Anestra Putri Fauziah (22129012)

Anggie Ananda Putri (22129117)

Avivah f. Az-zahra (22129252)

Seksi : 22 BB 04

Dosen Pengampu : Dr. Yanti Fitria M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Pertama kali kita ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Terbentuknya Alam Semesta dan Galaksi”tanpa adanya halangan dan rintangan. Selanjutnya
ucapan terimakasih kami kepada dosen pengampu kami yakni Ibuk Dr. Yanti Fitria M. Pd.
Yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat sebuah makalah dengan
bimbingan yang sangat membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
segala kekurangan dan ketidaktepatan penulisan makalah yang kami buat, untuk itu kami
membutuhkan dan mengharapkan kritik dan saran dari ibuk dan teman-teman semuanya
terhadap makalah yang kami buat.

Padang, 4 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Proses TerbentuknyaAlam Semesta ........................................................................2
2.2 Galaksi......................................................................................................................4
2.3 Teori Geosentris dan Heliosentris.............................................................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................................8
3.1 kesimpulan................................................................................................................8
3.2 Saran..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia, hewan, dan tumbuhan hidup dipermukaan bumi yang sangat luas. Bumi yang
kita tempati sekarang merupakan planet ketiga dalam tata surya. Tata surya yang terdiri
dari matahari, planet-planet, satelit, komet, meteor, asteroid hanyalah salah satu dari
jutaan bintang yang bergabung dalam suatu kelompok yang dikenal dengan nama galaksi.
Dalam alam semesta ini, terdapat ribuan galaksi dengan jarak yang besar dan masing-
masingnya berukuran besar pula. Galaksi kita, yaitu tempat dengan dengan matahari
sebagai salah satu anggotanya dinamakan galaksi Bima Sakti yang dalam bahasa inggris
disebut Milky Way.

Pengamatan terhadap fenomena langit telah dilakukan sejak zaman kuno oleh orang-
orang China, Mesopotamia, serta Mesir. Namun perkembangan ilmu astronomi baru
dimulai di Yunani sekitar abad ke-6 sebelum masehi, yang dimulai oleh Thales. Thales
berpendapat bahwa yang kita huni ini berbentuk datar. Ahli lain yaitu Phitagoras
mengemukakan bahwa bumi berbentuk bulat.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana proses terbentuknya alam semesta?
2) Apa saja pembagian galaksi?
3) Apa perbedaan teori geosentris dan heliosentris?
BAB II
PMBAHASAN

A. Proses Terbentuknya Alam Semesta


Setelah berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang bertujuan utnuk
mengetahui pembentukan alam semesta maka penelitian itu mengghasilkan sebuah teori.
Para ahli ini juga sudah menyampaikan pendapatnya dengan teori-teori pembentukan
alam semesta. Ada berbagai macam teori pembentukan alam semesta, yakni sebagai
berikut:
1. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Ahli yang pertama kali mencetuskan atau menemukan teori ini adalah Alexandra
Friedman pada tahu n 1922. Ia merupakan ahli fisika yang berasal dari Rusia. Isi dari
teori yang diungkapkan adalah struktur alam semesta selalu berubah (dinamis).
Berdasarkan teori Big Bang, alam semesta terdiri dari massa yang sangat besar
dan massa jenis yang sangat besar juga. Kemudian, adanya reaksi inti mengakibatkan
massa tersebut meledak dan mengembang snagat cepat hingga menjauhi pusat
ledakan. Ledakan dahsyat iu terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.
Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika
Serikat yaitu Edwin Hubble. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang itu
brkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namum, pada suatu
waktu volume nol itu meledak dan mengembang.
Setelah terjadi ledakan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-
bintang mengalami pergeseran cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum
merah. Dengan kata lain, pergeseran yang terjadi akibat ledakan dahsyat
mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan saling menjauh satu
sama lain.
Namun, teori ini mendapatkan penolakan dari salah satu ahli, yaitu Sir Fred
Hoyle. Penolakan terhadap teori ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 saat Hoyle
mencetuskan teori keadaan tetap. Hoyle melalui teori keadaan tetap menyatakan
bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan alam semesta tidak memiliki batas
waktu atau akan ada sepanjang masa. Karena perbedaan gagasan inilah yang
menyebabkan teori ledakan atau dentuman dahsat mendapatkan penolakan dari Sir
Fred Hoyle.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)


Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi adalah tiga orang ahli autofisika
yang menemukan teori keadaan tetap. Ketiga orang itu berasal dari Inggris dan
ditemukan pada tahun 1948. Berdasarkan teori keadaan tetap, alam semesta tidak
mempunyai awal dan alam semesta tidak akan berakhir atau akan ada sepanjang
masa.
Jika teori dentuman besar menyatakan bahwa alam semesta itu bergerak atau
selalu berubah (dinamis). Lain halnya dengan teori keadaan tetap menyatakan bahwa
alam semesta itu bersifat tetap atau tidak berubah (statis).
Ketika alam semesta mengembang maka akan ada materi-materi baru yang
muncul. Materi-materi akan muncul dalam jumlah yang sesuai agar alam semesta
dalam keadaan stabil. Setelah materi-materi baru itu muncul maka galaksi-galaksi
baru akan terbentuk dan alam semesta seperti tidak ada perubahan.
Teori keadaan tetap sangat terkenal pada awal abad ke-20. Namun, teori ini
mendapatkan penolakan dari beberapa ahli kosmolog hingga para ilmuwan lainnya.
Penolakan ini terjadi karena adanya sebuah kebenaran yang berhubungan dengan teori
ledakan atau dentuman dahsyat (teori Big Bang) dan alam semesta memiliki batasan
usia.
Bukan hanya kedua hal itu yang menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan,
satu hal ini juga menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan yaitu adanya radiasi
gelombang mikro kosmis yang sudah diperkirakan oleh model yang bermula dari teori
Big Bang.

3. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)


Teori mengembang dan mengambang dirancang oleh Fred Hoyle. Ia berasal dari
Inggris dan merupakan orang yang ahli dalam bidang astrofisika. Dalam teori ini, kita
harus memahami bahwa galaksi-galaksi baru akan selalu muncul dan terbentuk untuk
menggantikan galaksigalaksi yang sudah tidak ada.
Isi dari teori mengembang dan memampat adalah dada suatu siklus yang terjadi di
alam semesta. Setiap satu siklus akan mengalami massa ekspansi (mengembang) dan
satu massa kontraksi (memampat).
Setiap satu siklus membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 30 miliar
tahun. Dalam teori ini, ekspansi tersebut terjadi karena adanya reaksi inti hidrogen
yang pada akhirnya akan membangun unsur-unsur lain yang lebih kompleks.
Cara kerja teori mengembang dan memampat adalah ketika proses ekspansi
berjalan maka galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan terbentuk. Setelah mengalami
ekspansi, kemudian galaksi-galaksi dan bintang-bintang itu akan memampat yang
dibarengi keluarnya cahaya panas yang sangat tinggi.

4. Teori Alam Semesta Kuantum


Pada tahun 1966 teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane
Craig. Dalam teori ini, alam semesta dinyatakan sudah ada dari awal dan akan terus
ada sepanjang masa. Teori ini juga menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki
ruang hampa. Dengan kata lain, di dalam alam semesta hanya ada partikel-partikel
subatomik.

5. Teori Berayun
Kelanjutan dari teori dentuman atau ledakan besar adalah teori berayun. Para ahli
mengemukakan bahwa gerak galaksi dan bintang yang saling menjauh. Setelah
menjauh, galaksi dan bintang itu akan menunjukkan gerakan yang semakin melambat
dan berhenti hingga mengkerut akibat gaya gravitasi.
Setelah melambat hingga mengkerut yang akan terjadi selanjutnya adalah materi-
materi itu akan memadat dan meledak. Semua proses yang terjadi tidak menyebabkan
materi-materi rusak atau tercipta, tetapi materi-materi itu hanya berubah tatanan.
Menurut teori ini, proses perlambatan yang terjadi memunculkan sebuah hipotesis
yang menyatakan bahwa alam semesta ini tidak bertepi dan tidak ada batasannya.

B. Galaksi
Kumpulan bintang yang membangun suatu sistem atau tatanan bintang disebut
dengan galaksi. Bintang, meteor, planet, dan benda langit lainnya yang tersusn secara
berkelompok merupakan bagian dari galaksi.
Galaksi tersusun oleh beberapa benda langit, dan benda langit yang paling banyak
menyusun galaksi adalah bintang. Dalam ruang angkasa galaksi dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu. Galaksi Bima Sakti, Galaksi Ursa Mayor, Galaksi Andromeda, dan Galaksi
Black Eye.
1. Galaksi Bima Sakti
Dalam bahasa Inggris Galaksi Bima Sakti disebut dengan Milky Way. Istilah
ini diambil dari bahasa Yunani “galaxias” dan bahasa Latin “via lactea” yang artinya
adalah susu. Rumah bagi tata surya adalah galaksi Bima Sakti karena di dalam galaksi
Bima Sakti terdapat matahari dan planet bumi. Bentuk dari galaksi ini ialah spiral
dengan diameter sekitar 100.000 tahun cahaya. Tetangga terdekat dari galaksi ini
memiliki jarak 150.000 tahun cahaya yang berada di belahan langit selatan dan nama
galaksi itu yaitu galaksi Magellan.

2. Galaksi Ursa Mayor


Jarak galaksi Ursa Mayor dengan galaksi Bima Sakti sekitar 10.000.000 tahun
cahaya. Galaksi ini berbentuk elips elips dan memiliki ruang yang besar. Posisi atau
letak dari galaksi ini berada di langit belahan utara dan galaksi ini sangat bermanfaat
bagi nelayan karena bisa memberikan patokan pada kapal saat berlayar di malam hari.
Bintang Dubhe merupakan bintang yang paling terang di galaksi Ursa Mayor.

3. Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda mempunyai nama lain yaitu Messier 31, M31, atau NGC
224. Saat malam hari cerah, galaksi ini bisa dilihat dengan mata telanjang atau tanpa
alat bantu untuk melihatnya. Jika dilihat maka galaksi akan tampak seperti kabut tipis
di langit utara. Bentuk dari galaksi ini adalah spiral. Galaksi ini memiliki isi sekitar 1
triliun bintang yang bergerak mendekati galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 300
km/detik.

4. Galaksi Black Eye


Sebutan atau nama lain dari galaksi Black Eye yaitu putri tidur. Bagi beberapa
astronot, galaksi ini bisa dilihat menggunakan teleskop dengan ukuran kecil. Ada
saluran spektakuler berwarna gelap di dalam galaksi Black Eye. Saluran itu dapat
menghisap debu dari depan inti galaksi.
Pelajari informasi menarik mengenai galaksi dan bintang beserta faktanya
melalui buku 100 Fakta-Bintang & Galaksi yang dilengkapi pula dengan gambaran
yang dimilikinya.

Bentuk Galaksi
Ada dua kategori besar dalam teori pembentukan galaksi yaitu “top down” dan
“bottom up”. Teori “top down” adalah teori pembentukan galaksi yang berasal dari
benda langit yang memiliki unsur protogalaxy (partikel benda langit), kemudian benda
langit itu berkelompok dan membentuk galaksi. Sedangkan teori “bottom up” adalah
pembentukan galaksi yang terjadi karena sejumlah bintang saling berdekatan dan
menggabungkan diri menjadi satu.
Pada umumnya, bentuk galaksi yang ada di ruang angkasa dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu elips, spiral, dan tidak beraturan.
a. Galaksi Dengan Bentuk Elips
Bentuk dari galaksi elips seperti bundar sampai bola pepat. Sedangkan struktur
galaksi jenis elips jika dilihat bentuknya tidak begitu jelas. Hal yang terkandung di
dalam galaksi jenis elips adalah materi antar bintang dan anggotanya terdiri dari
bintang –bintang tua. Contoh galaksi jenis elips yaitu galaksi M87 (galaksi raksasa di
rasi Virgo) dan galaksi Messiers 5.

b. Galaksi Dengan Bentuk Spiral


Galaksi dengan bentuk spiral adalah jenis galaksi yang paling sering didengar
oleh banyak orang. Keindahan yang ada pada galaksi jenis ini sangatlah luar biasa.
Galaksi tipe spiral mempunyai beberapa bagian yaitu halo (bagian lengan galaksi)
dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota yang dimiliki dari galaksi
spiral hanyalah bintangbintang muda dan tua.

c. Galaksi Dengan Bentuk Tidak Beraturan


Galaksi dengan bentuk tidak beraturan memiliki banyak materi antarbintang yang
terdiri dari gas dan debu. Anggota dari galaksi dengan bentuk tidak beraturan sama
seperti galaksi spiral yang anggotanya berupa bintang-bintang tua dan muda. Contoh
galaksi tidak beraturan yaitu Awan Magellan Besar Dan Awan Magellan Kecil.

C. Teori Geosentris dan Heliosentris


Pengertian Teori Geosentris
Teori Geosentris adalah teori yang menjabarkan mengenai alam semesta dengan
bumi dan teori geosentris menjadi salah satu ilmu yang mempelajari bumi dengan
benda langit yang mengelilinginya. Teori Geosentris pertama kali muncul pada abad
ke 6 sebelum masehi dan teori ini mengalami penyempurnaan dengan adanya
beberapa ilmuwan seperti Plato, Socrates, Anaximander, Pythagoras dan Aristoteles.
Teori ini menjelaskan mengenai proses terbentuknya bumi dan Teori Geosentris
sangatlah penting untuk dipelajari, karena menjadi salah satu dasar ilmu tentang alam
semesta.
Kini perkembangan jaman berjalan dengan cepat dan kajian ilmu astronomi terus
mengalami perkembangan. Kedinamisan ilmu astronomi terlihat dari banyaknya
penemuan baru dan berbagai teori mengenai tata surya terus diuji kebenarannya.
Salah satu ilmuwan yang mengemukakan mengenai Teori Geosentris adalah Ptolemy
yang berasal dari Yunani dan banyak yang percaya dengan temuan dari Ptolemy.
Teori Geosentris pada jaman dahulu berisi mengenai temuan bahwa bumi adalah
pusat dari tata surya dan ada beberapa ahli yang menganggap bahwa bumi adalah
pusat dari alam semesta. Berbagai benda langit dipercaya sebagai benda yang
mengelilingi bumi.

Pengertian Teori Heliosentris


Teori Heliosentris adalah teori astronomi yang menjelaskan bahwa bumi
mengelilinggi matahari dan letak matahari berada sebagai pusat dari tata surya.
Secara sejarah, Teori Heliosentris sangat bertentangan dengan Teori Geosentris dan
keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Pada abad ke 16 Nicolaus
Copernicus yaitu seorang ahli matematika dan seorang astronom menjabarkan
mengenai Teori Heliosentris. Pada abad selanjutnya, Teori Heliosentris mengalami
perkembangan dan penjabaran oleh Johannes Kepler. Pada kesimpulannya Johannes
Kepler memutuskan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya dan gravitasi
menjadi hal yang akan terjadi, jika ada benda langit yang jatuh ke bumi.

Perbedaan Teori Geosentris dan Teori Heliosentris


a) Titik Pusat
Teori Geosentris memandang bumi sebagai pusat dari alam semesta dan
Teori Heliosentris memandang bahwa pusat peredaran benda yang ada di langit
adalah matahari. Perbedaan titik pusat menjadi salah satu titik dasar pembeda
Teori Geosentris dengan Teori Heliosentris. Benda langit akan melakukan gerak
mengelilingi matahari dan kajian ini masih dipercaya sampai dengan saat ini.
Bumi dan matahari tentu sangat berbeda, karena bumi menjadi tempat tinggal
bagi banyak makhluk hidup. Ada berbagai gas penyusun matahari yang perlu
dipelajari manusia dan ilmu tentang tata surya sangatlah penting untuk dipelajari.
Bumi memiliki peranan penting dalam teori Geosentris dan keberadaan
bumi menjadi pusat dari berbagai benda yang ada di langit. Bumi terkadang
disebut dengan dunia dan bumi menjadi tempat tinggal dari banyak makhluk
hidup. Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi beberapa benua dan
negara. Setiap negara memiliki kondisi geografis yang berbeda-beda dan setiap
manusia yang ada di bumi, pasti akan melakukan interaksi satu sama lainnya.
Setiap benda langit yang turun ke bumi, pasti akan mengalami percepatan
gravitasi dan keberadaan bumi sangat bermanfaat bagi banyak makhluk hidup.
Matahari memiliki peranan penting dalam teori Heliosentris dan matahari
dipercaya sebagai pusat dari tata surya. Matahari memiliki bentuk yang hampir
sempurna bulat dan matahari terdiri dari plasma panas yang bercampur dengan
medan magnet. Matahari memiliki ukuran yang sangat besar yaitu sekitar
1.392.684 km atau sekitar 109 kali lipat diameter dari bumi dengan massanya.
Dalam kajian kimiawi, matahari dipercaya terdiri dari hidrogen dan helium.
Matahari menjadi pusat dari berbagai benda langit yang ada dan bumi menjadi
salah satu planet yang berputar mengelilingi matahari. Dari kedua teori, titik
pembedanya berada pada titik pusat dari benda langit.

b) Ilmuwan
Teori Geosentris dipopulerkan oleh beberapa ilmuwan terdahulu seperti
Hipparchus, Amaximandaros, Aristoteles dan Ptolomeus. Pandangan mengenai
bumi yang diam dan ada berbagai benda langit yang mengitari bumi diyakini
banyak ilmuwan. Sedangkan Teori Heliosentris dipopulerkan oleh beberapa
ilmuwan seperti Nicolas Copernicus, Heliosentris, Galileo alilei dan Johannes
Kepler. Teori Heliosentris meyakini bahwa matahari adalah pusat dari tata surya
dan ada beberapa benda langit yang mengelilingi matahari. Ada beberapa planet
yang mengelilingi matahari dan setiap planet pasti berputar pada porosnya.
Ilmuwan atau penemu teori memiliki peranan penting dalam menentukan
pembelajaran di masa sekarang dan ada banyak penemuan di jaman dulu yang
masih sangat relevan dengan jaman sekarang. Setiap ilmuwan pasti memiliki
alasan tersendiri dalam mengemukakan gagasannya dan setiap gagasan yang
dikeluarkan, pasti memiliki ciri khasnya masing- 13 13 | P a g e masing. Ilmuwan
menjadi manusia yang berpengaruh terhadap kehidupan dunia dan pemikirannya
mengenai berbagai hal sangatlah bermanfaat bagi dunia pengetahuan. Hasil dari
ilmuwan hebat yang terkenal sampai sekarang adalah adanya Teori Geosentris
dan Teori Heliosentris.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terdapat banyak teori yang mnjelaskan tentang pembentukan alam semesta. Namun,
teori pemebntukan alam semesta yang sering muncul ada lima yaitu teori dentuman besar
(Big Bang Theory), teori keadaan tetap (Steady State Theory), teori mengembang dan
memampat (The Oscillating Theory), teori alam semesta kuantum , dan teori berayun.
Di ruang angkasa ada empat jenis galaksi yaitu galaksi Bima Sakti, galaksi Ursa Mayor,
galaksi Andromeda, dan galaksi Black Eye. Sedangkan bentuk galaksi dibagi menjdi tiga
yaitu bentuk spiral, bentuk elips, dan bentuk tidak beraturan.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah kami ini tentunya tidak akan pernah luput dari yang namanya
kesalahan ataupun kekurangan dalam pembuatannya, baik dalam penulisan kalimat, serta
isi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Kami memohon kepada ibuk dosen
pengampu dan teman-teman semua sekiranya memberikan kritik dan saran serta nasehat
terhadap makalah yang kami buat.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Thoha, and Arini Rosa Sinensis. "Perdebatan Paradigma Teori Revolusi:
Matahari atau Bumi Sebagai Pusat Tata Surya?." Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi
Sciences 9.1 (2017): 23-32.

Harris mochamad.mengenal 5 teori terbentuknya alam semesta


https://www.gramedia.com/literasi/teori-terbentuknya-alam-semesta/
Maunah, Siti. "Hakikat Alam Semesta Menurut Filsuf Islam." Madaniyah 9.1 (2019): 1-
21.

Suhandi, Andi. "BBM 6. TATA SURYA." file.upi.edu diakses 3 september 2023

https://materiipa.com/teori-geosentris-dan-teori-heliosentris

Anda mungkin juga menyukai