Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persoalan asal usul alam semesta telah menarik perhatian banyak


kalangan, baik para saintis, teolog, maupun filosof. Hal ini sudah sangat lama
diperbincangkan dan diperdebatkan. Antara pendukung materialisme dan
pendukung adanya Tuhan sama-sama mencari jawaban dari persoalan tersebut.
Ketiga kalangan di atas berusaha untuk ikut serta menjawab salah satu dari misteri
kehidupan, yaitu bagaimana awal mula dari keberadaan alam semesta yang kita
tempati sekarang ini? Sesuai bidangnya, sainstis mencoba mengkaji persoalan
tersebut dari pendekatan fisika, teolog mencoba mengkaji persoalan tersebut dari
pendekatan teologis, dan kemudian filosof mencoba mengkaji persoalan tersebut
dari pendekatan filosofis.

Melalui pendekatan fisika, para saintis melahirkan teori Big Bang dan expanding
universeyang kemudian bergerak ke Big Crunch. Melalui pendekatan agama, para
teolog melahirkan teori al-hayula atau atomisme dan teori kummun. Kemudian
melalui pendekatan metafisik, para filosof melahirkan teori emanasi.
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penciptaan Alam Menurut Sains


Awalnya, galaksi-galaksi yang berisi bintang-bintang tersebut
berada di satu tempat bersama-sama dengan bumi sekitar 15 milyar tahun
silam. Materi sebanyak ini berkumpul sebagai suatu gumpalan neutron.
Gumpalan neutron ini terbentuk dari elektron-elektron yang berasal dari
masing-masing atom yang telah menyatu dengan protonnya sehingga tidak
memiliki gaya tolak listrik antara masing-masing elektron dan masing-
masing proton. Gumpalan ini berada dalam alam dan meledak dengan
sangat dahsyatnya sehingga terhamburlah seluruh materi itu ke seluruh
ruang jagad raya. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan teori Big Bang
(dentuman besar).
Ledakan atau dentuman disebabkan oleh alam semesta yang terus
mengerut menjadi sangat kecil, yang kemudian disebut dengan istilah
singularitas. Karena goncangan kevakuman dan tekanan gravitassi negatif
menimbulkan suatu dorongan eksplosif keluar dari singularitas, yang
mengakibatkan ledakan dahsyat sekitar 15 milyar tahun yang lalu.
a. Alam Semesta
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta
merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak
dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak
bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta
dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-
satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain
materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan
yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk
paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak
hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam
bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis
George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang
diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti
diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam
semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa
manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah
itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh
Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu
Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan
pusat alam semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari
bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata
surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan
bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.
b. Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain
bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium
antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan
materi gelap.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau
kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa
luar diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat
keunikan, yakni bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu
yang tercecer di langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan
dengan lingkaran obat nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila
dilihat dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun
berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan ukurannya yang memiliki
panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun cahaya dan tata surya
kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Galaksi merupakan sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu
yang kesemuanya itu membentuk suatu komponen yang cukup besar
sehingga dapat diamati dengan cukup mudah di tengah maha luasnya alam
semesta. Galaksi terkecil mengandung beberapa juta bintang, sedangkan
yang terbesar bisa jadi menampung sebanyak satu triliun bintang.
c. Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai
benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih
hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata
surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar,
dari sebilan planet tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan
planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari yang
terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang tereliminasi–
termasuk planet luar.
2. Teori Terbentuknya Alam Semesta

Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang penciptaan alam


semesta sebagai berikut:

a. Teori Dentuman atau Ledakan


Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat
besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sangat
besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan
hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang
dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-
kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula.
Kelompok-kelompok tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak
menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa
galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi intinya.
b. Teori Big Bag
Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut
teori ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah primeval atom yang
berisi materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini
meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul
dua gaya saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang
lainnya dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis
lebih dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
c. Teori Creatio Continua
Teori Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan
Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak
ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata
lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada
setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-
partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan
lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi
makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta.
Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada 10 milyar tahun
lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut baru.
Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan
hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
d. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu
massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam
jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-
galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya
tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada
akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa
kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup
sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan
tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi
menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada saat ini berasal
dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.
3. Penciptaan Alam Semesta menurut Hindu (Veda)
Dalam Manawa Dharmasastra 1.5; dijelaskan bahwa Alam
semerta ini pada mulanya adalah bentuk kegelapan, tak dapat dilihat tanpa
ciri-ciri sama sekali, tak terjangkau leh daya pikiran, tak dapat dikenal,
seolah-olah sebagai orang yang tenggelam dalam tidur yang paling
menyenyakan.
Chandogya Upanisad 3.14.1 menyatakan bahwa semuanya adalah
Brahman.Tidak ada neraka abadi karena bahkan neraka pun tidak bisa
dipisahkan dengan Tuhan. Bahkan, tidak ada surga atau neraka pada akhir
zaman. Semesta hanyalah manifestasi dari Yang Kuasa, dan akhir dari
siklus semesta yang sekarang disebut “Mahapralaya” saat semua kembali
pada Purusa. Di akhir zaman, tidak ada surga, tidak ada neraka dan tidak
ada jiwa
Matsya Purana 2.25-30, penciptaan diceritakan terjadi setelah
Mahapralaya, leburnya alam semesta, kegelapan di mana-mana. Semuanya
dalam keadaan tidur. Tidak ada materi apapun, baik yang bergerak
maupun tak bergerak. Lalu Svayambhu, self being, menjelma, yang
merupakan bentuk di luar indra. Ia menciptakan air/cairan pertama kali,
dan menciptakan bibit penciptaan di dalamnya. Bibit itu tumbuh menjadi
telur emas. Lalu Svayambhu memasuki telur itu, dan disebut Visnu karena
memasukinya.
Manawa Dharmasastra 1.8-11; Ia (Tuhan) yang ingin
menciptakan dirinya sendiri semua makhluk-makhluk hidup yang
beranekaragam, mula-mula dengan pikiranNya terciptalah benih dan benih
itupun menjadi telor alam yang maha suci dan maha terang, dalam telor
itulah Ia menciptakan dirinya sebagai Brahman, pencipta dan cikal bakal
dari alam semesta. dari cikal bakal (sebab) yang pertama ini, yang tak
berbedakan, kekal yang nyata dan tak nyata, munculah purusa.
Rg. Veda menjelaskan bahwa sebelum penciptaan Alam semesta
dalam bentuk tak berwujud yang disebut rahim emas, rahim dari semesta
atau Hiranyagharba.
“Sebelum penciptaan adalah rahim emas, ia adalah tuhan dari
segala yang lahir. Ia memegang bumi.” – Rg. Veda 10.121.1
Sebelum penciptaan yang ada hanya kosong. Belum ada ruang
maupun waktu. Tak ada materi.
“Pada mulanya sama sekali tiada apapun. Tiada surga, tiada bumi
dan atmosfer.” - Taittiriya Brahmana 2.2.9.1
“Seluruh semesta termasuk bulan, matahari, galaksi dan planet-
planet ada di dalam telur. Telur ini dikelilingi oleh sepuluh kualitas dari
luar.” - Vayu Purana 4.72-73
“Di akhir dari ribuan tahun, Telur itu dibagi dua oleh Vayu.” -
Vayu Purana 24.73
“Dari telur emas, alam material diciptakan.” - Manusmrti 1.13
Istilah telur emas atau telur alam sekedar merupakan bahasa yang
melukiskan sifat2 yang mengandung ide kesucian / keistimewaan. Saat
Penciptaan Semesta, Purusa/Prajapati/Brahman menciptakan dua kekuatan
yang disebut Purusa yaitu kekuatan hidup (batin / nama) dan Prakerti
(pradana/rupa) yaitu kekuatan kebendaan. Kemudian timbul “citta” yaitu
alam pikiran yang dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam (sifat
kebenaran / Dharma), Rajah (sifat kenafsuan / dinamis) dan Tamah
(Adharma / kebodohan / apatis). Kemudian timbul Budi (naluri pengenal),
setelah itu timbul Manah (akal dan perasaan), selanjutnya timbul
Ahangkara (rasa keakuan). Setelah ini timbul Dasa indria (sepuluh
indria/gerak keinginan) yang terbagi dalam kelompok;
Panca Budi Indria yaitu lima gerak perbuatan/rangsangan: Caksu
indria (penglihatan), Ghrana indria (penciuman), Srota indria
(pendengaran), Jihwa indria (pengecap), Twak indria (sentuhan atau
rabaan).
Panca Karma Indria yaitu lima gerak perbuatan/penggerak: Wak
indria (mulut), Pani (tangan), Pada indria (kaki), Payu indria (pelepasan),
Upastha indria (kelamin).
Setelah itu timbullah lima jenis benih benda alam ( Panca
Tanmatra): Sabda Tanmatra (suara), Sparsa Tanmatra (rasa sentuhan),
Rupa Tanmatra (penglihatan), Rasa Tanmatra (rasa), Gandha Tanmatra
(penciuman). Dari Panca Tanmatra lahirlah lima unsur-unsur materi yang
dinamakan Panca Maha Bhuta, yaitu Akasa (ether), Bayu (angin), Teja
(sinar), Apah (zat cair) dan Pratiwi (zat padat).
Pancamahabhuta berbentuk Paramānu atau benih yang lebih halus
daripada atom. Pada saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai
menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda
langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun kadangkala ada salah
satu unsur yang mendominasi.
“Dan juga diciptakan tingkatan daripada Dewa-Dewa yang
memiliki hidup dan sifat bergerak, juga diciptakan Sandhya serta Yadnya
yang kekal. diciptakan juga olehNya waktu, bagian dari waktu, gugusan-
gugusan, bulan-bulan dan planet-planet”-Manawa Dharmasastra 1.22-24
“Dengan memakai lima macam unsur alam yang halus (panca
tanmatra) sebagai sarana seluruh alam ini dibentuk olehNya dengan
susunan yang teratur secara sempurna, Ia menentukan tujuan dari
ciptaannya untuk selanjutnya arah itu merupakan jalan yang tetap dari
ciptaanya yang mengikutinya” - Manawa Dharmasastra 1.27-28
Unsur-unsur tersebut dicampur dengan Citta, Buddhi, Ahamkara,
Dasendria, Pancatanmatra dan Pancamahabhuta. Dari pencampuran
tersebut, timbulah benih makhluk hidup, yaitu Swanita dan Sukla.
Pertemuan kedua benih tersebut menyebabkan terjadinya makhluk hidup.
Teori penciptaan Veda lebih jauh dijelaskan dalam Bhagavata
Purana/ Srimad Bhagavatam;
Srimad Bhagavatam (3.11.41) menjelaskan: “Lapisan-lapisan
unsur yang menutupi alam semesta, masing-masing sepuluh kali lebih
tebal dari lapisan sebelumnya, dan kumpulan seluruh alam semesta
bersama-sama kelihatan bagai atom-atom dalam kombinasi yang besar.”
Srimad Bhagavatam (5.20.43-46): “Matahari berada di
pertengahan alam semesta, yaitu di wilayah ruang (antariksha) antara
Bhurloka dan Bhuvarloka”
Sementara itu pada Srimad Bhagavatam skanda 5 bab 24
mengatakan munculnya alam semesta dari pori-pori Tuhan dalam wujud
Karanodakasayi Visnu, dari sini muncul Garbhodakasayi Visnu yang
berikutnya dari pusar Beliau muncul bentuk yang menyerupai bunga
padma. Di atas bunga padma inilah Tuhan menciptakan mahluk hidup
yang pertama, yaitu Dewa Brahma. Dewa Brahma diberi wewenang
sebagai arsitek yang menciptakan susunan galaksi beserta isinya dalam
satu alam semesta yang dikuasainya. Alam semesta berjumlah jutaan dan
tidak terhitung banyaknya yang muncul dari pori-pori Karanodakasayi
Visnu dan setiap alam semesta memiliki dewa Brahma yang berbeda-beda.
Ada Dewa Brahma yang berkepala 4 seperti yang dijelaskan
menguasai alam semesta tempat bumi ini berada. Dan ada juga Brahma
yang lain yang memiliki atribut yang berbeda, berkepala 8, 16, 32 dan
sebagainya. Yang jelas dapat disimpulkan bahwa Brahma adalah
merupakan kedudukan dalam sebuah alam semesta dan di seluruh jagat
material terdapat sangat banyak dewa Brahma, bukan saja dewa Brahma
bermuka empat yang telah biasa dibicarakan oleh umat Hindu saat ini.
Hal pertama yang diciptakan Brahma adalah susunan benda
antariksa, planet, bintang dan sejenisnya mulai dari tingkatan paling halus
sampai dengan yang paling kasar. Dalam penciptaan ini dijelaskan bahwa
Tuhan menjelma sebagai Ksirodakasayi Visnu dan masuk kedalam setiap
atom. Inilah kemahahebatan Tuhan sebagai maha ada dan menguasai
setiap unsur dalam ciptaannya. Setelah itu Dewa Brahma menciptakan
berbagai jenis kehidupan mulai dari para dewa, alien, mahluk halus,
binatang, tumbuhan sampai pada bakteri yang keseluruhannya berjumlah
8.400.000 jenis kehidupan.
KESIMPULAN

Teori Big Bang dan expanding universe melihat terbentuknya alam


semesta ini dari pendekatan fisika. Ia tidak bisa memberikan penjelasan
tentang sesuatu di luar fisika. Pertanyaan apa yang terjadi sebelum
terbentuknya materi bola raksasa yang memadat sebelum akhirnya
meledak (dentuman besar) tersebut belum mampu dijawab oleh para
sainstis. Kedua teori yang diagungkan di dunia barat tersebut tidak dapat
memberikan efek penghantar pemikiran ke Tuhan sebagai Sang Pencipta.
untuk kemudian menemukan dan melahirkan teori asal usul alam semesta
yang bisa menghantarkan kepada pemikiran akan Sang Pencipta. Namun
menurut Hawking, pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa dijawab dalam
ranah sains saja, tanpa perlu membawa-bawa sosok Tuhan.

Dalam sains barat, seolah ada unsur terputus antara hubungan alam
dan Sang Pencipta. sehingga seolah-olah alam tercipta dengan sendirinya
dan eksistensi Tuhan diabaikan. Ini adalah efek dari pendekatan sains yang
hanya mampu mengamati aspek materi atau fisik saja, tanpa sampai pada
aspek non-materi atau metafisik. Tidak ada jawaban kenapa bola raksasa
padat kemudian meledak (Big Bang) dan tidak ada jawaban kenapa
kemudian alam semesta mengembang saling menjauh, yang kemudian
akan berakhir dengan Big Crunch. (AL)
ILMU KEALAMIAH DASAR
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

ANGGOTA KELOMPOK:

I KOMANG SADYA : 1812101003


AYUNINGTYAS NOVITASARI : 1812101005
I MADE ARY HARDANA YASA : 1812101006
I GUSTI AYU KOMANG SRI WINTARI : 1812101028
NI LUH MEIDAYANI : 1812101034
NI KETUT SUPRAPTI : 1812101040

FAKULTAS BRAHMA WIDYA


INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2018

Anda mungkin juga menyukai