Anda di halaman 1dari 7

A. Alam Semesta a. Pengertian Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.

Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi. Namun para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Alam semesta atau universum dalam terminologi ilmu astronomi adalah ruang angkasa dengan segala zat dan energi yang ada didalamnya b. Teori Terbentuknya Alam Semesta

1. Teori Keadaan Tetap Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi. Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu hukum. Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi. Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk menggambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya memang akan terjawab, tetapi setelah itu akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah yang terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas. Seringkali kita mencapai suatu pertanyaan yang mendasar sekali, yang akhirnya

membuat hati kita kagum, heran, takzim, sampai pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam semesta ini. 2. Teori Big Bang Dahulu Seluruh materi dan energi pernah bersatu menjadi sebuah bola besar,dimana gayagravitasi masih labil dan terdapat banyak gayak olek (gaya dorong dari sumber tak dikenal). Suatu ketika terjadi reaksi inti pada bola besar tersebut dengan gaya gravitasi yang labil dan gaya olek, sehingga terjadilah ledakan besar(big bang). Bola besar itu meledak menjadi beberapa partikel yang memiliki berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak menjauhi ledakan. Partikel partikel ini kemudian mengembang dengan cepat serta berproses menjadi matahari, planet, galaksi, dll. Nah, oleh sebab kejadian kronologis tersebut, kemudian teori Big Bang semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini berawal dari ketiadaan menjadi ada. Orang yang dipercaya sebagai pencipta teori ini adalah George Lemaitre (1920 an ) seorang ahli astronomi dari Belgia. Ia menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu semua materi di angkasa menyatu dan memadat (terkondensasi) membentuk satu bentukan yang mengecil. Selanjutnya massa ynag mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat, kemudian partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah dan membentuk alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari ledakan-ledakan kosmikyang bertaburan ke seluruh arah di alam makrokosmos. Teori Big Bang ini kemudian diperjelas dengan ditemukannya bahwa alam semesta i ni mengembang seolah-olah melarikan diri dari kita dengan kecepatan yang sangat tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Edwin Hubble seorang ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson. Menurutnya, bahwa galaksi yang telah diamati sebenarnya menjauhi kita dan menjauhi yang lain dengan kecepatan samapi beberapa ribu km per detik.

2. Teori-teori Asal Mula Alam Semesta dan Pencetusnya Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori itu dikelompokkan menjadi dua berikut ilmuwan-ilmuwan pencetusnya:

1. Tata Surya

Tata surya terdiri dari matahari, delapan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit Tata surya terdiri dari matahari , sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, asteroid, planet-planet berevolusi mengelilingi matahari dengan orbit (garis edar) yang berbentuk elip. Beberapa planet mempunyai setelit. Satelit ini berputar mengelilingi planet dan bersama dengan planet mengelilingi matahari. Jadi tata surya merupakan sistem rotasi yang berpusat pada matahari. Hingga kini dikenal sembilan planet sebagai anggota tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Pluto belum tentu planet, beberapa ahli astronomi percaya bahwa Pluto adalah sebuah satelit Neptunus yang terlepas. Orbit Pluto mengelilingi matahari adalah yang paling aneh dari planet yang lain. Orbit Pluto paling lonjong di antara semua planet dan pada saat tertentu membawa planet ini sedekat 4.400 juta km dari matahari. Orbitnya juga membawanya menjauh dari bidang umum Tata Surya dibanding planet lain. Dari gambar planet-planet dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: Kelompok planet dalam, yaitu planet-planet yang dekat dengan matahari terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars Kelompok planet luar, yaitu planet-planet yang jauh dari matahari terdiri dari Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Dari semua planet-planet tersebut, Yupiter adalah planet terbesar yang mempunyai 70% unsur planet dan berdiameter 141. 360 km. Sebagian besar penyusun udara di planet Yupiter ialah gas amunia. Sementara itu, planet terkecil adalah Pluto dengan diameter kira-kira 2.400 km. Orbit Pluto paling lonjong di antara semua planet dan pada saat tertentu membawa planet ini sedekat 4.400 juta km dari matahari. Orbitnya juga membawanya menjauh dari bidang umum Tata Surya dibanding planet lain. dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.. TATA SURYA C.1. Teori Nebule atau Teori Kabut, (Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace) Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari. 1. Teori Nebulae atau Teori Kabut.

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. C.2. Teori Planetesimal, (Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton) Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari. . 2. Teori Planetisimal

Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R. Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut Planetisimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan matahari. Pada waktu bintang tiu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lain berhamburan disekeliling matahari, maka inilah yang disebut dengan planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang eredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.

C.3. Teori Pasang Surut, (Sir James Jeans dan Harold Jeffreys) Teori ini pertama kali disampaikan oleh Buffon. Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet.Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas

tersebut kemudian berubah menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.

Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kedelapan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet itu berbeda-beda,yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi. 3. Teori Pasang Surut

Sir james Jeans (1877-1946) dan Harrold Jeffreys (1891) keduanay dari Inggris, teorii inii hampir sama dengan teorri planet desimal. Setelah bintabng itu beerlalu dengan gaya tarik bintang yang besar padda permukaan matahari terjadi proses pasang surut, seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi kaibat daya tarik bulan. Bagian masa matahari itu membentuk cerutu yang menjorik ke arah bintang. Bersamaan dengan semakin menjauhnya bintang itu, mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas disekitar matahari dengann ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet dibagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan neptunus merupakan planet-planet raksasa sedangkan dibagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran planet-planet itu karena pecahan gas adari matahari yang berbentuk cerutu, maka besar planet-planet tersebut berbeda-beda antara yang terdekat dan yang terjauh dan besar dibagian tengahnya.

C.4. Teori Awan Debu, (Carl von Weizsaeker disempurnakan oleh Gerard P Kuiper) Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet. C.5. Teori Bintang Kembar Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari. 4. Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

6.

Teori Awan Kabut

Dikemukan oleh Carl Von Weeizsaker (1940) dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata surya terbentuk oloeh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik pada bagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari, sementara bagian yang luar berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.

Konsep pemikiran manusia tentang alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah sebagai pusat alam semesta, yang kemudian disebut teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat alam semesta yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus dan teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Galileo dan Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta yang disebut dengan teori heliosentris. Kemudian mereka menyadari bahwa Matahari hanyalah sebuah bintang biasa, yang merupakan anggota dari sebuah gugusan bintang yang disebut galaksi dan meyakini bahwa galaksi inilah Alam Semesta. Setelah itu, mereka menemukan lagi bahwa galaksi ini hanyalah satu dari sedemikian banyak galaksi yang membentuk alam semesta. Kenyataan inilah yang kita yakini saat ini.

2. GALAKSI Bintang-bintang tidak ditemukan terpencar di ruang angkasa secara serampangan. Pada kenyataannya, bintang-bintang berkumpul dalam pulau-pulau perbintangan yang besar dan ruang di antara pulau-pulau tersebut tidak mengandung pulau. Ini yang dinamakan galaksi. Galaksi kita dikenal dengan nama galaksi Bimasakti atau Milky Way. Pada dasarnya penamaan ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti susu. Orang Yunani menganalogikan galaksi kita dengan tumpuhan susu yang tampak putih pada malam hari yang gelap gulita. Galaksi kita berdiameter 100.000 tahun cahaya dan mencakup di dalamnya 130.000.000 bintang Selain galaksi kita, ada beberapa galaksi lain yang bisa diamati menggunakan mata telanjang antara lain:

1. Galaksi Andromeda: termasuk galaksi pertama yang terungkap di luar galaksi kita. Galakisi ini lebih besar daripada galaksi kita. Demikian halnya dengan bintang-bintang yang ada di dalamnya. Sesungguhnya, diameter galaksi Andromeda adalah 40.000 tahun cahaya. Galaksi ini pertama kali ditemukan oleh Hubble pada tahun 1923. 2. Awan Megallanic Kecil: Galaksi tersebut juga bisa diamati dengan mata telanjang. Galaksi tersebut terdiri dari bintang-bintang berusia tua. Diameternya sekitar 25.000 tahun cahaya. 3. Awan Megallanic Besar: galaksi ini mengandung awan debu yang menutupi cahaya. Ia disusun oleh bintang-bintang berusia muda dan beberapa tua di sebagian kumpulan bintang yang berbentuk bulat. Diameternya kira-kira 40.000 tahun cahaya. A. TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam. Jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan satelitnya menunjukan arah negatif. Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit di timur dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar dengan arah negatif, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai