Anda di halaman 1dari 32

BUMI DAN ALAM SEMESTA

A.    PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA


Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang mikrokosmos dan makrokomos, para
ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan
benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi
dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya, untuk mencari
penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan
beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi, timbullah beberapa teori
yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut di kelompokkan
menjadi:
1.      Teori Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan, bahwa alam semesta
dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta
terjadi. Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh, menjadi tua dan
akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan
tak terhingga tuanya.
2.      Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang Theory)
Teori ini menyatakan bahwa alam semsta ini berasal dari kondisi super padat dan panas yang
kemudian meledak, mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Teori ledakan ini bertolak
dari asumsi adanya suatu masa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis yang sangat
besar, meladak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian berserak
mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
3.      Teori Creatio Continua
Dikemukakan oleh Fred hoyle, Bindi dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat siciptakan alam
semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada,alam semesta tidak
pernah bermula dan tidak pernah berakhir.
4.      Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu massa ekspansi dan massa
kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa
ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh
adanya tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks.
B.     PEMBENTUKAN GALAKSI
Menurut Fowlet, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu galaksi tidaklah seperti sekarang ini. Pada
saat itu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar yang berada di ruang
angkasa. Kabut gas hydrogen tersebut bergerak perlahan-lahan, berputar pada porosnya,
sehingga berbentuk bulat. Berdasarkan pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :
·         Galaksi berbentuk spiral (spiral galaxis)
Galaksi ini meliputi 80% dari semua galaksi yang sudah diketahui. Galaksi ini merupakan galaksi
yang berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian:
1.      pusat spiral galaksi yang terdiri dari gugusan bintang yang berbentuk bulat
2.      lingkaran yang membungkus pusat spiral
3.      piringan dengan lengan spiral
·         Galaksi berbentuk ellips (elliptical galaxis)
Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang sudah diketahui, galaksi ini berbentuk
ellips, merupakan bangunan yang sederhana karena hanya terdiri atas :
1.      pusat roda
2.      selubung yang membungkus pusat
·         Galaksi berbentuk tak beraturan (irregular galaxis)
Galaksi ini berjumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang sudah ditemukan. Galaksi ini
terlihat sebagai gumpalan datar atau onggokan bintang yang semakin menebal, sebagian
menipis dalam batas-batas yang tidak jelas
C.    PEMBENTUKKAN TATA SURYA
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dari benda-benda lain seperti planet, satelit,
meteor – meteor, komet – komet, debu dan gas antar planet yang beredar mengililinginya.
Keseleruhan system ini bergerak mengililingi pusat galaksi. Bagaimana tata surya terbentuk?
Banyak teori tentang asal usul tata surya dikemukakan orang, tetapi belum ada satu pun yang
dapat diterima oleh semua pihak. Diantara teori itu antara lain :

1.      Teori Nebulasi/debu


Teori ini dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796. Ia mengatakan bahwa system
tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas. Pada proses kondensasi tersebut sebagian
terpisah dan merupakan cincin yang mengililingi pusat. Pusatnya itu menjadi sebuah bintang
atau matahari.

2.      Teori Planettesimal


Teori ini dikemukakan oleh Chamberlain dan Moulton. Teori ini bertitik tolak dari pemikiran
hipotesis nebular yang menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk dari kabut gas yang
sangat besar, berkondensasi. Perbedaannya adalah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya
planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan adnya bintang besar lain yang sedang
lewat didekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita.

3.      Teori Tidal/ Pasang Surut


Teori ini dikemukakan oleh James dan Harold Jeffreys pada tahun 1919. Menurut teori ini,
ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian
menghilang. Pada saat itu, sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas
inilah kemmudian terbentuk planet – planet.

4.      Teori Bintang Kembar


Teori ini berpendapat bahwa kemungkinan matahari terdahulu merupakan sepasang bintang
kembar. Oleh sesuatu sebab, salah satu bintang meledak dan akibat gaya tarik gravitasi, bintang
yang satunya sekarang menjadi matahari. Pecahan tersebut tetap berada disekitar dan beredar
mengililinginya.

5.      Teori Kondensasi


Teori ini dikemukakan oleh G.P. Kuiper pada tahun 1950. G.P Kuiper mengajukan teori
berdasarkan keadaan yang ditemui di tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-
teori yang telah dikemukakan yang mengandalkan matahari serta semua planet-planet berasal
dari gas purba yang ada di ruang angkasa.

Bagian – Bagian Tata Surya

1.      Matahari
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata ia tidak bulat betul. Ia mempunyai
semacam ekuator dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatornya : 864.000 mil,
sedang garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih pendek. Jarak matahari ke bumi 93.000.000 mil.
Jarak ini dipakai sebagai satuan astronomi. Satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU = 93
juta mil = 14,8 juta km). Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 100 kali
diameter bumi. Sedangkan gaya gravitasi matahari kira-kira 30 kali gaya gravitasi bumi.
Berdasarkan perhitungan para ahli, temperatur dipermukaan matahari sekitar 6000oC; jenis
atau logam apapun yang kita kenal di bumi ini akan lebur pada temperatur setinggi itu.
Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 jutaoC.
Pada daerah tertentu tampak ada bercak-bercak hitam. Daerah bercak hitam menunjukkan suhu
yang lebih rendah dari sekitarnya. Dengan adanya bercak hitam itulah orang bisa menghitung
kecepatan matahari mengadakan rotasi, yaitu 27 hari. Namun semakin dekat ke kutubnya
ternyata semakin lambat, di dekat kutub kecepatan rotasi adalah 34 hari. Dari kenyataan ini
para ahli menyimpulkan bahwa matahari bukan bagian dalam disebut photosfer, tebalnya kira-
kira 220 mil. Dari lapisan ini terdapat semburan api yang berasal dari suatu ledakan.
Semburannya mencapai ketinggian 140.000 mil. Lapisan luar dari photosfer yang disebut
chromosfer, berwarna kemerahan dan berasal dari hidrogen pijar. Lapisan ini mempunyai lidah-
lidah api yang menjilat ke luar. Tebal chromosfer adalah korona. Korona berupa sinar kemilauan
yang tebalnya kadang-kadang melebihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona tampak jelas
waktu gerhana matahari.
Matahari ini sangat penting bagi kehidupan di bumi karena:
·         Merupakan sumber sinar dan sumber panas (energi) utama bagi bumi. Minya bumi dan
batu baru itu sebenarnya juga berasal dari energi matahari pada zaman dahulu diserap oleh
tumbuhan atau binatang.
·         Matahari mengontrol stabilitas peredaran bumi berarti mengontrol terjadinya siang dan
malam, bulan, tahun serta juga mengontrol peredaran planet lain.
·         Matahari adalah bintang yang terdekat, maka dengan mempelajari matahari kita secara
tak langsung dapat memahami bintang-bintang lain.

Planet-Planet dalam Tata Surya


Planet-planet anggota tata surya dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu :
1.      Planet dalam (inner planets) yang meliputi ; Mercurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2.      Planet luar (outer planets) yang meliputi : Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, sementara
Pluto masih menjadi bahan perdebatan pada akhir-akhir ini apakah dia termasuk planet luar
atau anggota dari sistem tata surya yang lain, atau ada anggapan  sekarang Pluto adalah bagian
lain dari Asteroid. Planet dalam pada umumnya berukuran kecil tetapi relatif padat, sedangkan
planet luar berukuran besar walaupun mempunyai massa jenis yang kecil.

Merkurius
Planet yang terdekat dengan matahari, terkecil dengan garis tengah 3000 mil (hanya sedikit
lebih besar dari bulan yang bergaris tengah 2160 mil). Karena letaknya yang begitu dekat
dengan matahari maka bagian yang menghadap matahari panas sekali yaitu antara 550 sampai
770oF. Sebaliknya pada bagian yang tak menghadap matahari menjadi dingin sekali (karena
tidak ada air maupun udara). Dengan demikian maka Merkurius mempunyai temperatur yang
tertinggi dan terendah bila dibandingkan dengan temperatur pada planet-planet yang lain.
Diperkirakan tak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Planet yang kini sulit dilihat dari bumi
karena letaknya dekat sekali dengan matahari, namun pada cuaca yang baik dapat dilihat pada
saat matahari terbenam.
Merkurius mengadakan rotasi (berputar pada porosnya) dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti
panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga malam harinya. Temperatur minimum pada
malam hari adalah -400oF. Merkurius beredar mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari, tidak
mempunyai bulan dan berat jenisnya 5,13 gram/cc.

Venus
Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal dengan nama
Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pada waktu pagi hari. Besarnya
hampir sama dengan bumi. Venus bergaris tengah 7700 mil, sedangkan bumi bergaris tengah
7900 mil (1 mil – 1,6 km).
Venus memiliki atmosfir (udara) yang cukup tebal, ia memantulkan cahaya matahari yang
datang padanya sebanyak 59%, sedangkan bumi memantulkan kembali cahaya matahari
sebanyak 44%, dan merkurius hanya 7%. Dalam hal ini atmosfer bertindak selaku lapisan
pelindung permukaan planet dari sengatan cahaya matahari. Venus diselubungi penuh oleh
awan sehingga sangat sulit mengamati permukaannya dan dengan demikian sangat sukar untuk
menentukan kecepatan rotasinya. Dengan susah payah para ahli telah dapat menetapkan
rotasinya yaitu 247 hari (dengan kesalahan kurang lebih 5 hari).
Venus beredar mengelilingi matahari (revolusi) selama 225 hari artinya satu tahun Venus adalah
225 hari, bandingkan dengan revolusi bumi kita yaitu selama 365 ¼ hari. Dengan analisis
spektrum atas cahaya yang datang dari Venus, dapat diketahui bahwa di sana ada oksigen. Atas
dasar analogi bahwa keberadaan gas oksigen yang tetap jumlahnya di udara disebabkan oleh
tumbuhan yang mengadakan photosintesis, maka dapat diperkirakan bahwa di Venusada
kehidupan. Venus tidak memiliki bulan.

Bumi

BUMI SEBAGAI PLANET


Bumi adalah planet ketiga dari 8 planet dalam tata surya. Diperkirakan usianya mencapai
4,6milyar tahun jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,6 juta kilometer atau 1 AU
(ASTRONOMICAL UNIT). Bumi kita tidak bulat sempurna, melainkan pepat pada kutub –
kutubnya dan menggelembung pada equatornya. Jari- jari dikutub bumi adalah 6.356,8 Km
sedangkan pada equator jari- jari nya 6.378,2 Km. Tepat nya bola bumi ini disebabkan pada saat
baru terbentuk bumi belum terlalu padat dan rotasinya membuat menggelembung pada bagian
yang tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian equator.
Selain memiliki massa jenis bumi juga melakukan rotasi. Rotasi adalah perputaran bumi
berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi satu kali dmengitari
porosnya adalah 1 hari atau 24 jam (tepatnya adalah 23 jam 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi
bumi adalah “arah timur” yaitu dari barat ke timur.
Rotasi bumi terhadap porosnya menyebabkan :
1.      Pergantian siang dan malam hari.
2.      Gerak semu harian benda langit.
3.      Penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi.
4.      Perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Bumi juga melakukan Revolusi yaitu gerak bumi mengitari matahari. Arah revolusi sama dengan
arah rotasi, yaitu berlawan dengan arah jarum jam.Arah revolusi bumi ini diciptakan sebagai
“arah timur”, yaitu gerak dari timur ke barat. Satu kali revollusi bumi (disebut periode revolusi
bumi) memerlukan waktu 362,25 hari (tepatnya 365 hari 6 jam 9Tmenit 10 detik).
Revolusi bumi mengitari matahari menyebabkan :
1.      Pergantian musim
2.      Perubahan lamanya siang dan malam
3.      Gerak semu tahunan matahari
4.      Terlihatnya bintang yang berbeda dari bulan ke bulan.

STRUKTUR BUMI

Komposisi dan Struktur


Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda dibandingkan
gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet kebumian, dalam
kedua arti , massa dan ukuran. Dari ke empat panet kebumian, juga memiliki kepadatan
tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi
juga merupakan satu-satunya planet kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif.
Bentuk
Bentuk planet bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (ablate spheroid). Sebuah bualtan yang
tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada khatulistiwa.
Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi,menyebabkan ukuran diameter khatulistiwa 43 km lebih
besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah
112.742 km, atau kira-kira 40.000km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinidikan
sebagai1/10.000.000 jarak antara khatulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.
Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
berikut :

1.      Kerak bumi


Kerak bumi adalah lapisan terluar dari bumi yang terbagi dua kategori, yaitu kerak samudera
dan kerak benua. Kerak samudera memiliki ketabalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan 20-70 km. penyusun kerak samudera yang utama adalah batuan basalt,
sedangkan penyusun utama kerak benua adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak
bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang
lebih 80 km. Temperature kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya
temperatur kerak menyentuh angka 200-400o C. Kerak bumi terdiri dari zat padat yang disebut
batuan (termasuk pasir, tanah, abu gunung berapi, kerikil, tanah liat, dll).
Menurut kejadiannya, batuan di bedakan ata 3 golongan, yaitu:
·         Batuan beku (batuan magma)
Terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau diluar bumi akibat
tempraturnya turun.
·         Batuan sedimen (endapan)
Air, angin, es mengikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain,misalnya tanah
liat, pasir, dll.
·         Batuan metamorf (batuan malihan)
Batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu yang
tinggi atau tekanan yang berat.

2.      Mantel bumi


Mantel bumi terletak di antara kerak dan ini bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang
mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada bagian mantel bagian atas ± 1500oC-300oC.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini bersifat melindungi bagian dalam bumi. Lapisan ini tyerdiri
dari tiga bagian yaitu sebagai berikut:
·         Listofer, artinya lithos = batuan, sphaira = bulatan. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu
(1) lapisan “sial” (Silicium dan Aluminium) dan (2) lapisan “sima” (Silicium dan Magnesium)
·         Astenosfer, wujudnya agak kental, tebalnya 100-400 km. Diduga lapisan ini sebagai tempat
formasi magma. Pada lapisan ini pula sintesis batuan dan mineral di bentuk.
·         Mesofer, wujudnya padat dengan tebal sekitar 2400-2750 km, terletak di bawah
astenosfer. Pada perbatasan dengan inti bumi terdapat transisi, dimana kecepatan gelombang
menurun dengan tajam.

3.      Inti Bumi


Lapisan ini bumi dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200oC. Inti dalam
merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sebesar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri
dari nikel dan besi yang suhunya 4.500oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1.      Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan
lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh
pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi.
2.      Litosfer
Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.litosfer tersusun dalm
dua lapisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. litosfer merupakan lempeng
yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.
3.      Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hydrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.
sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah parairan. Lapisan air yang menyelimuti
permukaan bumi disebut hidrosfer.
4.      Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdidri dari gabungan ekosistem yang
ada di planet bumi. System ini mencakup semua makhluk hidup yang berinteraksi dengan
lingkungannya sebagai kesatuan utuh. Secara etimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio
yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapt di artikan biosfer
adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup.

PEMBENTUKAN BENUA DAN SAMUDERA


Benua dan samudera terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu bentuk benua dan
samudera tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang maka terbentuklah benua
seperti pada saat ini.
Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori
tentang pembentukan benua. Menurut Alfred Wagener, sebelum jaman Carbon (± 300 juta
tahun lalu), semua benua yang ada sekarang ini trgabung menjadi satu yang disebut benua
Pangea. Benua pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu benua Laurasia (di bagian
utara) dan benua Gondwana (di bagian selatan). Proses pecahnya benua Pangea ini terjadi
sekitar135 juta tahun yang lalu. Selanjutnya benua Laurasia bagian barat bergerak ke utara
menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Amerika utara. Sedangkan benua
Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua, yaitu sebagai berikut :
1.      Bagian barat bergeser terus kea rah barat menjadi benua Amerika Selatan.
2.      Bagian timur bergerak ke timur menjadi benua Afrika.
3.   Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak kea rah timur laut dan menjadi India.
4.     Satu bagian lagi terpecah menjadi dua,yaitu bagian timur terus bergerak ke arah timur laut,
dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Samudera atau lautan berasal dari bahasa sansekerta yaitu laut yang luas dan merupakan massa
air asin yng sambung menyambung meliputi permukaan bumi yang yang dibatasi oleh benua
ataupun kepulauan yang besar. Lapisan air asin ini dapat mengisi cekungan di daratan maupun
di lekukan yang besar di permukaan bumi. Lapisan air yang menyelimuti lekukan- lakukan
permukaan bumi tersebut membentuk massa air luas yang dikenal dengan samudera atau
lautan dengan massa air yang sempit disebut dengan laut. Perairan laut yang besar dikenal
dengan samudera tersebar pada 4 samudera antara lain:
1.      Samudera Hindia;
2.      Samudera Pasifik;
3.      Samudera Atlantik,dan
4.      Samudera Arktik.

Mars
Ada dugaan keras bahwa di planet Mars ada kehidupan. Dugaan ini bertolak pada kenyataan-
kenyataan tersebut di bawah :
Berdasarkan pengamatan melalui teropong dan foto, pada permukaan Mars terdapat semacam
kanal (saluran atau dam air) yang sangat panjang dan lurus sekali. Kanal ini menghubungkan
bagian Mars yang tertutup salju dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan alam apakah
mungkin seluas itu? Mars nampaknya diselubungi oleh atmosfer. Dugaan ini bertolak dari
kenyataan bahwa permukaan Mars dari waktu ke waktu selalu nampak adanya perubahan baik
perubahan dalam bentuk/gambar maupun warnanya. Fenomena ini mengarah kepada adanya
tumbuhan pada permukaannya dan adanya awan yang menyelubungi seperti layaknya di bumi.

Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia bergaris tengah 86.600 mil.
Rotasinya relatif cepat yaitu 10 jam (bandingkan 24 jam untuk Bumi dan 247 hari untuk Venus).
Jupiter nampak sebagai bintang yang terang muncul pada tengah malam. Karena rotasinya
cepat itu bagian ekuatornya menjadi sedikit mengembang dan membentuk sabuk yang jelas.
Massa planet ini sangat besar, hampir tiga ratus (300) kali massa bumi. Demikian pula
gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi. Oleh karena itu ia mempunyai atmosfer yang cukup tebal.
Analisis spektroskopis menunjukkan bahwa udaranya mengandung amoniak dan gas metan
dalam jumlah yang sangat banyak, serta mengandung gas hidrogen. Bercak kemerahan bergaris
tengah 30.000 mil di bagian selatan (telah diketahui sejak tahun11831) diperkirakan adalah
suatu kawah yang masih hidp (karena warnanya berubah-ubah). Satelit-satelitnya berukuran
besar. Dua diantaranya lebih besar daripada planet merkurius. Tiga diantara 12 satelit itu bereda
berlawanan arah dengan 9 lainnya.

Saturnus
Planet terbesar kedua setelah Jupiter adalah Saturnus. Planet ini berdiameter 74.000 mil.
Seperti Jupiter rotasinya begitu cepat yaitu 10 jam. Persamaan yang lain adalah amtosfernya
terdiri dari gas metan, amoniak dan hidrogen.
Temperatur pada permukaannya sangat rendah, yaitu 243oF. Ini berarti gas amoniaknya
membeku. Berat jenisnya 0.7 dibandingkan dengan BJ air – 1 atau BJ Bumi = 5.3. Hal yang paling
menarik dari planet ini adalah adanya sabuk putih yang melilit ekuatornya dan jaraknya dari
permukaan planet sejauh 7000 mil sampai kurang lebih 37000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih
setelah 10 mil. Sabuk ini berupa debu dan ternyata berputar mengelilingi planet dengan
kecepatan yang berbeda, sabuk bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian luarnya. Selain
sabuk atau cincin raksasa tersebut, Saturnus juga memiliki 10 buah satelit. Sebuah diantaranya
yang terbesar diberinama Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan  9 planet lainnya,
yang menunjukkan bahwa Phoebe bukan anak kandung Saturnus.

Uranus
Planet ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Harschel dan keluarganya pada tahun 1781 ketika
mereka sedang mengamati Saturnus. Pada waktu itu orang mengenal adanya planet yang lebih
jauh dari Saturnus. Uranus ini besarnya tidak sampai separoh Saturnus, namun bila
dibandingkan dengan bumi, besar diameternya 4 kali lipat. Jaraknya ke matahari adalah 19,2 AU.
Planet ini mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya adalah 10 jam 47menit.
Uranus mempunyai 5 buah satelit.

Neptunus
Neptunus ditemukan karena astronom mengamati planet baru Uranus, yang orbitnya agak
menyimpang dari perhitungan berdasarkan hukum Newton (gaya tarik menarik antara dua
benda). Maka diperkirakan ada benda langit besar lain yang mempengaruhi orbit Uranus.
Setelah dicari maka ditemukanlah planet terbesar ketiga, Neptunus pada tahun 1846. Planet ini
mempunyai 2 buah satelit. Satu di antaranya bererak berlawanan arah dengan perputaran
planet itu sendiri. Jaraknya ke matahari 30,1 AU, diameternya 28.000 mil. Neptunus berputar
mengelilingi matahari dalam 156 hari sekali putar.

Benda-benda Angkasa Lain

1.      Asteroid
Asteroid merupakan benda angkasa kecil mirip planet jumlahnya ribuan, lintasannya anatara
planet Mars dan planet Jupiter.Asteroid yang pertama yang ditemukan diberi nama “Ceres” oleh
penemunya Piazzi. Ternyata Seres merupakan asteroid terbesar.Awalnya, asteroid diduga
sebagai bahan untuk menjadi planet, kemudian ada yang menduga bahwa asteroid adalah
pecahan dari planet. Tetapi ternyata asteroid adalah benda angkasa yang berdiri sendiri, bukan
bahan planet dan bukan pecahan planet

2.      Komet
Ketika melintas di dekat bumi dengan cepat, benda angkasa ini menampakan ekornya yang
panjang. Pada saat jauh dari matahari, komet bergerak lambat dan makin dekat matahari
gerakannya semakin cepat. Pada saat mendekat ke matahari, gas pada inti komet mulai
menguap menjulur pada arah yang tetap, artinya apabila komet bergerak mendekat kea rah
matahari ekornya menjauh dari matahari, apabila komet bergerak menjauh dari matahari
ekornya tetap menjauh dari matahari. Hal ini akibat angin matahari.

3.      Meteor
Meteor sering disebut dengan “bintang jatuh” atau “bintang beralih”, peristiwa itu merupakan
masuknya benda angkasa ke dalam atsmosfer bumi. Benda tersebut akan bergesekan dengan
udara, sehingga suhu meteor akan naik, kemudian memijar lalu menguap. Pada umumnya
benda tersebut sudah habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi. Benda angkasa yang
memasuki atmosfer bumi disebut meteoroid, sedangkan peristiwa pemijaran disebut meteor.
Meteoroid yang tidak terbakar dan sampai ke permukaan bumi disebut meteorit.

4.      Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar mengelilingi planet (revolusi), disamping
berputar pada porosnya. Bersama planet satelit mengintari matahari. Satelit yang paling dikenal
adalah bulan, satelit. Ruang diantara benda-benda angkasa seperti planet, komet, meteor,
asteroid bukanlah ruang kosong, melainkan ruang yang isinya adalah partikel debu antar planet.

Bumi Dan Alam Semesta

Semenjak manusia pertama mendiami dunia ini, yang pertama kali diketahuinya ialah tempat
dimana dia hidup, yang disebut bumi, sedemikian besarnya bumi ini hingga mereka tidak
mengetahui luasnya. Ke mana mereka pergi hanya menemui laut. Bersamaan dengan itu mereka
melihat ada benda yang bercahaya dilangit, memancarkan cahaya dengan sangat terang,
bergeser secara perlahan dari dari timur ke barat dan akhirnya menghilang dan muncul kembali
keesokan harinya. Benda tadi adalah matahari, setelah gelap kelihatan banyak benda-benda
kecil berkelip-kelip, ini disebut bintang, disamping itu ada benda yang bersinar lembut,
berangsur-angsur membesar dan sesudah bulat penuh, berangsur-angsur mengecil lagi. Bila kita 
mengamati matahari pada siang hari dan bulan serta bintang pada malam hari, kita melihat
bahwa semua benda langit itu tampak bergerak mengitari bumi. Kita merasa bahwa bumilah
pusat alam semesta ini. Sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa bumi sebenarnya bukan
pusat alam semesta, melainkan merupakan salah satu planet yang mengitari benda planet lain
yang menurut pandangan kita justru bergerak mengitari bumi yaitu matahari. Dalam perjalanan
waktu, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian diketahui
bahwa bumi beserta planet-planet lain mengelilingi matahari sebagai pusatnya dikenal dengan
nama tata surya. Dan matahari beserta planet-planet itu ternyata hanya salah satu dari sekian
banyak tata surya di dalam galaksi Bhima Sakti dan Bhima Sakti hanyalah salah satu dari sekian
banyak galaksi di alam semesta ini.
A.    Alam Semesta

1.      Pembentukan Alam Semesta

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos


adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran sangat besar. Para ahli astronomi menggunakan istilah
alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di
dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam
semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari
hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari
benda-benda langit yang sampai di bumi, timbullah beberapa teori yang mengungkapkan
tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi:

a.       Teori Keadaan Tetap (Steady-state theory)

Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta
dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi
pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama
walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini menyatakan bahwa
tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati. Jadi, teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa
awal dan tanpa akhir).

Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit,
maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut
menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra yang menuju ke panjang gelombang yang
lebih besar yaitu menuju merah yang disebut dengan pergeseran merah. Hasil penemuan itulah
yang menguatkan teori bahwa alam semesta selalu berekspansi dan berkontraksi. Siklus
tersebut diduga berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah
galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari
reaksi inti hidrogen dan akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang lebih kompleks. 

b.      Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang Theory)

Teori ini berlandaskan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis
yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut
kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Menurut teori ini ada
beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu:

Ø  Masa batas dinding Planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik
berdasarkan hasil perhitungan Panck.

Ø  Masa Jiffy yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam
semesta 10-13 cm dengan kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.

Ø  Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-
partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya
hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.

Ø  Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik.

Ø  Masa Radiasi yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat
terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia
alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin.

Ø  Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini
galaksi masih berupa kabut pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
Ø  Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.

c.       Teori Tidal

Teori ini diungkapkan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1919.
Menurut teori ini planet itu merupakan percikan dari matahari yaitu seperti percikan dari
matahari yaitu seperti percikan matahari yang sampai kini masih nampak ada. Percikan tersebut
“tidal.” Tidal yang besar yang kemudian akan menjadi planet itu disebabkan karena adanya dua
buah matahari yang bergerak saling mendekat.  Peristiwa itu tentu sangat jarang sekali terjadi,
namun bila ada dua buah bintang yang bergerak mendekat satu dengan yang lain maka akan
terbentuklah planet-planet baru seperti teori tersebut di atas. Usaha para ilmuwan itu hanyalah
sekedar menguji hipotesis. Setelah teruji, teori itu masih mungkin diperbaiki dengan teori yang
lebih akurat. Namun demikian teori-teori tersebut di atas masih diyakini orang sampai sekarang.
B.     Galaksi

1.      Pengertian Galaksi

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan
segala bentuk manifestasinya), antara lain bintang neutron dan lubang hitam, gas dan debu
kosmik medium antar bintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi
gelap. Sebagian galaksi  berbentuk spiral, seperti  Bima Sakti dan  Galaksi Andromeda,
sedangkan sebagian lagi berupa gumpalan pekat yang disebut Galaksi Eliptik. Mungkin ada
hingga satu biliun galaksi yang masing-masing beranggotakan jutaan bintang yang dapat diamati
menggunakan teleskop besar.

2.      Sejarah Terbentuknya Galaksi

Di awal terbentuknya alam semesta, galaksi bertabrakan dengan galaksi lain sepuluh kali lebih
sering daripada tabrakan galaksi di masa kini. Kesimpulan ini dibuat berdasar observasi
astronomi sebagai berikut. Kumpulan bintang yang terbentuk 12,6 biliun tahun yang lalu
menunjukkan bintang-bintang muda yang berkumpul pada lokasi-lokasi tertentu di angkasa.
Pengamatan terhadap kumpulan bintang-bintang pada usia alam semesta yang lebih muda,
yaitu sekitar 9 biliun tahun yang lalu, menunjukkan galaksi-galaksi yang "gelembung-gelembung"
tanpa bentuk regular. Akhirnya, pengamatan terhadap alam semesta yang relatif lebih tua, atau
sekitar 5,3 biliun tahun lalu, menunjukkan kelompok-kelompok bintang dengan bentuk yang
jauh lebih jelas seperti piring spiral ketika mereka saling bertumbukan. Kadang-kadang, galaksi
bertabrakan dalam kelompok dua atau tiga galaksi. Kelompok yang bertumbukan ini akan
menyatu menjadi satu galaksi yang besar. Penemuan ini kemudian disatukan ke dalam sebuah
simulasi yang memberikan kesimpulan yang mengejutkan bahwa galaksi terbentuk melalui
proses tumbukan. Proses tumbukan antar galaksi itu berlanjut sampai saat ini.

3.      Struktur Galaksi

Ruang antara galaksi hampir kosong, kecuali bagi awan gas intergalaktik. Hanya sebagian kecil
galaksi wujud secara bersendirian dan ia dikenali sebagai galaksi lapangan (field galaksi).
Kebanyakan galaksi terikat oleh daya tarikan gravitasi dengan beberapa galaksi yang lain.
Struktur yang mengandungi sehingga 50 galaksi dipanggil sebagai kelompok galaksi ( groups of
galaksi ), dan struktur mengandungi beribu-ribu galaksi terkandung dalam kawasan beberapa
megaparsec melintang dikenali sebagai gugusan galaksi. Gugusan super (Supercluster ) adalah
satu kumpulan besar bintang yang mengandungi beribu juta galaksi, dalam gugusan, kelompok,
dan kadang-kala bersendirian sepanjang yang kita ketahui alam sejagat adalah sekata pada skala
lebih dari ini. Galaksi kita merupakan ahli Kumpulan Tempatan ( Local Group ), dan bersama-
sama dengan Galaksi Andromeda menguasainya pada keseluruhannya. Kumpulan Tempatan
mengandungi sekitar 30 galaksi dalam ruang sekitar 10 megaparsecs melintang. Kumpulan
Tempatan merupakan sebagian dari gugusan super tempatan ( Local Supercluster ), juga dikenali
sebagai Virgo Supercluster.

4.      Jenis Galaksi

a.       Eliptik

Sistem klasifikasi Hubble membedakan galaksi eliptik berdasarkan tingkat keelipsannya, dari E0
yang hampir berupa lingkaran, hingga E7 yang sangat lonjong. Galaksi tersebut memiliki bentuk
dasar elipsoid, sehingga tampak elips dari berbagai sudut pandang. Galaksi tipe ini tampak
memiliki sedikit struktur dan sedikit materi antar bintang, sehingga galaksi tersebut memiliki
sedikit gugus terbuka dan laju pembentukan bintang yang lambat. Galaksi tipe ini didominasi
oleh bintang yang berumur tua yang mengorbit pusat gravitasi dengan arah yang acak. Dalam
hal tersebut, galaksi tipe ini mirip dengan gugus bola. 

b.      Spiral

Galaksi spiral terdiri dari piringan berupa bintang dan materi antar bintang yang berotasi, serta
gembung pusat yang terdiri dari bintang-bintang tua. Terdapat lengan spiral yang menjulur dari
gembung pusat. Dalam sistem klasifikasi Hubble, galaksi spiral ditandai sebagai tipe S, diikuti
huruf (a, b, atau c) yang menunjukkan tingkat kerapatan dari lengan spiral dan ukuran dari
gembung pusat. Galaksi Sa memiliki lengan spiral yang kurang jelas dan membelit secara rapat,
serta gembung pusat yang relatif besar. Sedangkan galaksi Sc memiliki lengan spiral yang
terbuka dan gembung pusat yang relatif kecil. Sebagian besar galaksi spiral memiliki bentuk
batang linier yang memanjang ke dua sisi dari gembung inti, yang kemudian bergabung dengan
struktur lengan spiral. Di sistem klasifikasi Hubble, galaksi ini dikategorikan sebagai SB, dan
diikuti huruf (a, b atau c) yang mengindikasikan bentuk lengan spiralnya. Batang galaksi
diperkirakan merupakan struktur sementara yang disebabkan oleh gelombang kejut dari inti
galaksi, atau karena interaksi pasang surut dengan galaksi lain. Banyak galaksi spiral berbatang
yang berinti aktif, kemungkinan karena adanya gas yang menuju ke inti melalui lengan spiral.
Galaksi Bima Sakti merupakan galaksi spiral berbatang ukuran besar dengan diameter sekitar 30
kiloparsecs dan ketebalan sekitar satu kiloparsec. Bima Sakti memiliki sekitar 200 milyar
(2×1011) bintang dengan massa total sekitar 600 juta (6×1011) kali massa Matahari.

Contoh Galaksi Spiral Berbatang

c.       Tidak Sekata (Irregulars)

Sebagian kecil galaksi berbentuk tidak sekata artinya galaksi tidak sekata terlihat mempunyai
cara-ciri yang menunjukkan bahwa mereka telah di ganggu.
5.      Bimasakti

Bimasakti adalah  galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa
sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000
tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya. Jarak antara matahari dan pusat galaksi
diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bima sakti terdapat sistem tata Surya, yang
didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam
lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam
supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu
orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit
tata surya adalah 217 km/d. Jumlah galaksi di jagad sekarang diperkirakan sekitar 100 miliar
galaksi. 

Galaksi bima sakti memiliki dua bagian :

Ø  Bagian inti : berada di tengah, berbentuk mirip bola dengan diameter , berisi sekitar 80 miliar
bintang, serta diperkirakan terdapat lobang hitam yang sangat besar massanya.

Ø  Bagian tepi : berisi sekitar 20 miliar bintang. Tata surya terletak di agak pinggir cakram ini.

Gambaran Terbaru Struktur Galaksi Bima Sakti

Semula, galaksi Bima Sakti digambarkan sebagai sebuah struktur spiral dengan empat lengan
yang tersusun atas bintang-bintang, masing masing adalah lengan Norma, Scutum-Centaurus,
Sagittarius, dan Perseus. Selain itu terdapat pula pita gas dan debu di daerah pusat galaksi.
Matahari kita terletak pada sebuah lengan kecil yang disebut lengan Orion, yang terletak
diantara lengan Sagittarius dan Perseus. Model yang disusun berdasarkan observasi radio tahun
1950-an terhadap gas-gas dalam galaksi ini bertahan hingga mengalami revisi pada tahun 1990-
an. Berdasarkan hasil dari large infrared sky survey, ditemukan keberadaan pita besar yang
terdiri dari bintang-bintang di tengah galaksi Bima Sakti. Sinar inframerah dapat menembus
debu, dan dengan demikian teleskop yang dirancang untuk mengumpulkan sinar inframerah
dapat melihat lebih jelas kedalam pusat galaksi yang dipenuhi debu dan aneka macam objek.
Berikutnya, pada 2005, para astronom mulai menggunakan detektor inframerah pada teleskop
antariksa Spitzer untuk memperoleh informasi lebih rinci mengenai pita tersebut. Sekelompok
astronom yang dipimpin oleh Robert Benjamin dari University of Wisconsin menemukan bahwa
pita yang terentang dari pusat Galaksi ke arah luar tersebut lebih luas dan lebih panjang
dibanding yang diperkirakan sebelumnya. Mereka memperoleh citra inframerah terbaru dari
Bimasakti yang menunjukan galaksi ini terentang 130 derajat di sepanjang langit dan satu
derajat merentang dari bidang galaksi menuju ke atas dan bawah. Mosaik ini terdiri dari 800.000
gambar yang diambil dan menampilkan lebih dari 110 juta bintang. Gambaran terbaru mengenai
struktur Bima Sakti. Dua lengan utama (Scutum-Centaurus dan Perseus) menyatu dengan ujung
pita di pusat galaksi. Dua lengan kecil (Norma and Sagittarius) kelihatan lebih redup. Matahari
kita terletak di Lengan Orion, sebuah lengan kecil yang berada di antara lengan Sagittarius dan
Perseus.

C.    Tata Surya

1.      Pengertian Tata Surya

Surya adalah kata lain dari matahari. Tata surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur
pada matahari. Sistem tata surya yaitu suatu sistim dimana benda-benda langit beredar
mengelilingi Matahari sebagai pusat. Matahari dikelilingi oleh planet-planet, diantaranya adalah
bumi. Planet merupakan benda padat yang dingin. Planet – planet juga dikitari benda yang lain
yaitu satelit. Satelit dari bumi adalah bulan. Matahari, seperti halnya bintang-bintang yang lain,
dapat dilihat karena memancarkan cahaya sendiri. Planet-planet dan satelit tidak memancarkan
cahaya-cahayanya sendiri. Planet dan satelit dapat dilihat karena memantulkan cahaya
matahari. Dengan mata kasar, planet dapat dibedakan dengan bintang, karena kedudukan
planet selalu berubah dari waktu ke waktu terhadap bintang-bintang. Planet-planet mengelilingi
Matahari melalui lintasan atau orbit yang bentuknya elips. Dimana Matahari berada dalam salah
atau orbit yang bentuknya elips. Dimana Matahari berada dalam salah satu titik fokusnya.
Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi. Disamping itu planet-planet
beredar mengelilingi sumbunya yang disebut rotasi. Adanya gerak rotasi ini menyebabkan
timbulnya peredaran siang dan malam pada planet-planet. Dilihat dari selatan, gerak revolusi
maupun gerak rotasi planet-planet searah jarum jam, atau dari Timur ke Barat. Waktu untuk
satu putaran revolusi disebut kala revolusi, sedang waktu satu putaran rotasi disebut kala rotasi.
Untuk bumi kala revolusinya dalah 1 tahun (365 1/4 hari) sedang kala rotasi 1 hari (24 jam).

2.      Anggota Tata Surya

Menurut pandangan heliosentris, susunan planet dalama tata surya sebagai berikut :

Tata G Mas M J Ka Kala


Sury ari sa a a la Revol
a s ss r Ro usi
Te a a ta
ng J k si
ah e
ni
s
Mat 16 333 25
ahar 7, 400, - - ha -
i 00 00 ri
Mer 0 59
0, 5, 88,00
kuri 0,05 , ha
40 0 hari
us 4 ri
Ven 0, 0,81 5, 0 24 225,0
us , 9h
90 1 0hari
7 ari
Bum 24
1
i 1, 5, ,0 365,2
1,00 ,
00 5 ja 5hari
0
m
Mar 24
1
s 0, 4, ,6 687,0
0,11 ,
53 1 ja 0hari
5
m
Yupi 9,
10 5
ter 318, 1, 9 11,90t
,8 ,
00 3 ja ahun
4 2
m
Satu 10
9
rnus 9, 94,1 0, ,4 29,50t
,
17 0 7 ja ahun
5
m
Ura 1 10
nus 3, 14,4 1, 9 ,8 84,00
72 0 5 , ja tahun
3 m
Nep 3 15
164,8
tun 0, 17,1 2, 0 ,7
0tahu
us 90 0 5 , ja
n
1 m

Garis Tengah  : Angka dalam tabel menyatakan perkaliannya dengan tengah atau diameter
bumi. Diameter  
                        bumi 12.640 Km.

Masa               : Angka dalam tabel menyatakan perkaliannya dengan massa Bumi. Massa bumi ±

 6.1024 Kg

Masa Jenis      : Angka dalam tabel menyatakan perkaliannya dengan massa jenis air. Massa jenis

 air = 1 g/cm3.

Jarak               : Angka pada tabel menyatakan perkaliannya dengan jarak Bumi - Matahari = 149

 juta km atau 1 satuan astronomi atau astronomical unit (AU).

D.    Bumi

1.      Hipotesis Terjadinya Bumi dalam Sistem Tata Surya

Pada awalnya bumi merupakan gumpalan gas dari matahari dalam keadaan berputar. Karena
satu hal maka sebagian gumpalan itu lepas tetapi terus mengelilingi matahari dan mengalami
proses pendinginan sehingga menjadi padat. Padatan itulah yang menjadi 8 planet termasuk
bumi. Dari padatan itu juaga terlepas sebagian yang kemudian mejadi bulan dan satelit.

a.      Hipotesis Kabut

            Atau Hipotesis solar nebula. Menurut Imanuel Kant (1724-1804) di jagat raya terdapat
gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengahnya lama-kelamaan menjadi
humpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian yang sekitarnya menjadi planet.
Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu
sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Teori ini menceritakan kejadian tersebut
dalam tiga tahap :

Ø  Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.

Ø  Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun
terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak
mengelilingi matahari.

Ø  Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

b.      Hipotesis Planetesimal (Planet kecil)

Thomas C Chamberlin (1843-1928) ahli geologi Amerika dalam penelitiannya The origin of the
earth 1916 menurut teori ini Matahari telah ada sebagai suatu bintang-bintang yang banyak
.pada suatu masa, berpapasan dengan satu bintang sehingga terjadilah peristiwa pasang naik
pada permukaan matahari maupun bintang , pada waktu menjauh sebagian massa dari matahari
jatuh kembali ke permuakaan matahari dan sebagian lagi terhambur yang dinamakan planet
kecil

c.       Hipotesis Pasang Surut

Tahun 1917 sarjana Inggris James Jeans dan Herald Jeffries berhipotesis dengan nama Hipotesis
Tidal James-Jeffries yang mengemukakan bahwa pada suatu waktu terdapat bintang yang
melintasi matahari yang mengakibatkan pasang pada matahari yang berbentuk cerutu yang
sangat besar dan kemudian mengelilingi matahari dan pecah menjadi butir-butir tetesan kecil
yang kemudian menjadi planet
d.      Hipotesis Peledakan Bintang

Fred Hoyle dari Inggris 1956.kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bintang (matahari
juga bintang) dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada diantaranya yang memamdat
dan mungkin terjerat ke dalam orbit matahari. Banyak bintang yang meledak akan bebas di
ruang angkasa .Teori ini banyak di dukung ahli astronomi.

e.       Hipotesis Kuiper

Astronom Gerard P. Kuiper mengemukakan bahwa semesta terdiri dari formasi bintang-
bintang.Dau pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan antar bintang dari gas
hydrogen. Pusat yang satu lebih besar menjadi matahari. Peristiwa berikutnya kabut
menyelimuti pusat yang lebih kecil karena gaya tarik menarik, kemudian pecah menjadi
protoplanet  yang kemudian menjadi planet.

2.      Struktur Interior Bumi

Telah diketahui bahwa bumi adalah salah satu planet bersama-sama dengan planet lain
mengelilingi matahari, berbentuk bola agak elip, dengan jari-jari terbesar di ekuator dan terkecil
di kutub. Bumi bukanlah bola yang pejal, tetapi terdiri atas lapisan-lapisan yang memiliki sifat
fisika dan kimia yang berbeda-beda. Studi seismologi dengan menggunakan sifat-sifat
gelombang gempa dengan teknologi mutakhir, selain dapat menentukan bidang-bidang batas
antar perlapisan, juga dapat mencitrakan bentuk struktur interior bumi secara lebih detail.
Berdasar studi pembelajaran gelombang seismic, secara umum perlapisan bumi terbagi atas tiga
lapisan besar, yakni : kerak bumi, mantel bumi, inti bumi.

a.       Inti (Core)

Ø  16% dari volume bumi.


Ø  Memiliki densitas 9.5 gr/cc dekat selubung dan membesar kearah pusat 14,5 gr/cc.

Ø  Terbagi dua menjadi inti padat dan inti cair.

Ø  Mempunyai komposisi logam Besi dan Nikel seperti pada meteor.

̊
Ø  Temperatur dipusat inti bumi: 4200 ̊C.

Ø  Sifat kemagnetan bumi terjadi mungkin dikarenakan fluida pada inti luar berputar dengan
kecepatan yang berbeda dengan inti padat.

b.      Selubung (Mantle)

Ø  83% dari volume bumi.

Ø  Memiliki densitas 5,7 gr/cc dekat inti dan 3,3 gr/cc di dekat kerak bumi.

Ø  Membentuk lapisan setebal 2900 km.

Ø  Batuan selubung adalah Peridotite yg terdiri dari silikon, oksigen, besi dan magnesiun (Si, O,
Fe, Mg).

Ø  Temperature pada bagian bawah 3,800 oC dan bagian atas 800 ̊ ̊̊C.

c.       Kerak (Crust)

Ø  Lapisan tipis, 0.5% dari volume bumi.

Ø  Memiliki densitas rata-rata 2,7 gr/cc.

Ø  Terbagi menjadi dua: kerak benua (SiAl) dan Kerak samudra (SiMa).
Ø  Batas kerak dan selubung adalah bidang diskontinuitas Mohorovicic.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat
(lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan, bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai
bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai, bagian udara (atmosfer) yang
menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis
organisme (biosfer).

1)        Matmosfer

Bumi dikelilingi oleh selimut gas yang disebut udara atau atmosfer. Tebal lapisan udara secara
pasti belum dapat diketahui. Para ahli berpendapat bahwa pada jarak 100 km di atas permukaan
bumi masih terdapat udara. 

Lapisan-lapisan dalam atmosfer.

a.        Troposfer

Dekat dengan permukaan bumi setebal ± 10 km. Troposfer mempunyai susunan gas yang
seragam, hal ini disebabkan karena adanya angin yang vertikal maupun horizontal. Susunan
kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam
arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta
0,000005% xenon. Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim.
Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi, 90%
dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan,
jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu
awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus
lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12
km.

b.        Stratosfer

Lapisan di atas troposfer. Statosfer mempunyai susunan gas yang tidak homogen. Pada lapisan
stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian
atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu
pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan
stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet,
sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi. Serapan radiasi matahari oleh
ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer
meningkat. Lapisan stratosfer tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya
mengandung udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse.

c.        Mesosfer

Terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring
dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan
mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 – 100
km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah
transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110
oC

d.       Termosfer

Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650
km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut
lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses
pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat
dengan meningkaknya ketinggian.
e.        Eksosfer

Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer
sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan
angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat
dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar
disebut magnetopause.

2)      Hidrosfer

Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.
Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti
permukaan bumi disebut hidrosfer. Energi matahari yang datang di permukaan bumi
menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami
kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan. Pemanasan oleh sinar matahari
menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas dibandingkan suhu air laut yang terletak
di belahan bumi lainnya. Akibatnya, timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis
serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub. Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan
perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini
bersamaan dengan perputaran bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan
air laut yang membantu distribusi organisme-organisme di laut. Hidrosfer meliputi samudera,
laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.

3)      Lithosfer

Berdasarkan cara terjadinya, batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis batuan:
a.        Batuan Beku

Batuan ini terjadi secara langsung dari pembekuan magma yang terdiri dari mineral yang belum
menunjukkan struktur tertentu. Misalnya: batuan andesit yang banyak digunakan untuk
pengerasan jalan.

b.        Batuan Sedimen

Batuan sedimen dapat terjadi karena pengendapan bahan organik, seperti tumbuh-tumbuhan.
Misalnya: batuan kapur.

c.        Batuan Metamorf

Batuan ini merupakan perubahan batuan beku dikarenakan perubahan temperatur atau
tekanan.

4)      Biosfer

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang
ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan
lingkungannya sebagai kesatuan utuh.Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk
pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin
berkurang. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran
ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman. Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur
yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer.
Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Salah satu bentuk dari
lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di antara atosfre dan
litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk organis
sebagai asal mula pembentukan batu bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton
yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan
ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan gambut mengandung semua macam garam
makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah.

3.      Pembentukan Benua dan Samudra

Wegener  seorang ahli geografi bangsa Jerman mengemukakan sebuah teori yang disebut juga
teori Wegener (1915). Menurut teori ini Bumi pada 2500 juta tahun hanya terdapat satu benua
yang sangat besar yang retak dan kemudian bergeser saling menjauhi satu  denga yang lain.
Akibat pergesean itu, terbentuklah benua-benua Amerika, Asia, Eropa, Afrika, Australia dan
Antartika. Peristiwa pergeseran itu berlangsung dalam jutaan tahun. Secara kronologis dapat
digambarkan bahwa :

a.      Pada 225 juta tahun yang yang lalu, masih terdapat benua “Super Continental”.

b.     Pada 200 juta tahun yang lalu, “Super Continental” pecah menjadi  3 bagian, yakni benua
Eropa-Asia, Afrika Amerika dan Antartika-Australia.

c.       Pada 135 juta tahun yang lalu, Afrika dan Amerika mulai memisah.

d.   Pada 65 juta tahun yang lalu Arustralia dan Antartika memisahkan diri. Pergeseran sampai
saat ini masih berlangsung.

Pembentuan samudera terjadi karena:

Ø  Pergeseran vertikal, yakni Samudera India (Indonesia) dimana kerak Bumi mengeser kebawah
dan sebagai imbangannya bagian sisi yang lain menggeser keatas menjadi dataran tinggi atau
gunung Himalaya (gunung tertinggi di dunia).

Anda mungkin juga menyukai