Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENERBANGAN LUAR ANGKASA

OLEH

KELOMPOK 6
Nur Mutia (1816442007)
Riska Taruk Kendek (1816442009)
Riyanti (1816442010)
Nurul Azizah Putri (1816442011)
Marwana Suaib (1816442012)
Farkhah Intan Anasis (1816442013)

KELAS PENDIDIKAN IPA ICP


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-
Nya., kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa berjudul “PENERBANGAN LUAR ANGKASA”. Cakupan materi
yang terdapat pada makalah ini didapatkan dari kajian literatur dari beberapa sumber.

Kami berharap melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui hal-hal yang
terkait tentang antariksa khususnya pada materi penerbangan luar angkasa dan mengkaji
lebih jauh topik-topik yang kami angkat di dalamnya, serta dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Seperti manusia pada umumnya kami pun tak luput dari
kekhilafan, sehingga apabila terdapat kesalahan atau hal-hal yang tidak relevan pada
pembahasan dalam makalah ini kami mohon maaf. Besar harapan kami, agar pembaca
dapat memberikan kritik yang membangun sehingga untuk kedepannya makalah yang
disajikan oleh kami selaku pemateri akan lebih baik nantinya, terimakasih.

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................1

C. Tujuan..................................................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................3

A. Pengertian Penerbangan Antariksa......................................................................................3

B. Sejarah Penerbangan Antariksa...........................................................................................4

C. Sistem Penerbangan Antariksa............................................................................................6

D. Perkembangan Penerbangan Antariksa di Indonesia...........................................................7

E. Kecelakaan penerbangan Antariksa...................................................................................11

F. Pesawat Luar Angkasa.......................................................................................................15

G. Probe Ruang Angkasa.......................................................................................................18

H. Pesawat Tanpa Awak........................................................................................................19

BAB III PENUTUP....................................................................................................................27

A. Kesimpulan.........................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................iii

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah keinginan untuk melampaui langit dan menjelajahi ruang angkasa sudah
lama menjadi bagian dari kesadaran manusia yang telah dibuktikan dengan banyaknya
mitos atau sebuah karya seni yang menggambarkan sebuah perjalanan keruang angkasa,
seiring berkembangnya zaman, mitos-mitos tersebut sudah dapat direalisasikan pada
zaman sekarang ini. Manusia dapat melampaui langit dan terbang menjelajahi ruang
angkasa. Kini manusia hidup dalam abad angkasa (space age). Sebuah ilmu
pengetahuan yang seiring berkembangnya zaman juga terus bergerak maju, berkembang
pesarnya dalam waktu 50 tahun terakhir ini, terutama sejak perang dunia ke-II.
Kemajuan teknologi khususnya teknologi penerbangan pada abad kini member akibat
yang positif kepada tingkat kehidupan manusia yang sekarang telah mampu melakukan
penerbangan-penerbangan di ruang angkasa.
Salah satu yang paling terkenal dan aspek penting dari penjelajahan pertama di
bulan dalam perlombaan angkasa antara Amerika serikat dan Uni Soviet. Ide mengirim
objek ke angkasa tersebut terdapat didalam pikiran dari banyak penulis sains fiksi
ratusan tahun sebelum hal itu menjadi kenyataan. Beberapa karya ini juga menulis
penggambaran tersebut tentang bagaimana hal tersebut dilakukan. Barulah dalam
seratus tahun terakhir penerbangan manusia dan pesawat roket mampu mewujudkan
mimpi-mimpi manusia untuk menjelajahi ruang angkasa. Dalam kurun waktu tersebut,
manusia sudah mampu mengirim orang ke bulan, menerbangkan robot penjelajah ke
mars, dan mengutus wahana teleskop antariksa hingga ke tata surya dan membawa citra
semesta lebih dekat dengan mata kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penerbangan antariksa?
2. Bagaimana sejarah penerbangan antariksa?
3. Bagaimana sistem penerbangan antariksa?
4. Bagaimana perkembangan penerbangan antariksa di Indonesia?
5. Bagaimana kecelakaan penerbangan Antariksa?

1
6. Jelaskan Pesawat Luar Angkasa?
7. Jelaskan Probe Ruang Angkasa?
8. Jelaskan Pesawat Tanpa Awak?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian penerbangan antariksa
2. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah penerbangan antariksa
3. Mahasiswa dapat mengetahui sistem penerbangan antariksa
4. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan antariksa di Indonesia.
5. Mahasiswa dapat mengetahui kecelakaan penerbangan Antariksa yang telah
terjadi?
6. Mahasiswa dapat mengetahui Pesawat Luar Angkasa
7. Mahasiswa dapat mengetahui Probe Ruang Angkasa
8. Mahasiswa dapat mengetahui Pesawat Tanpa Awak

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Penerbangan Antariksa
Penerbangan luar angkasa atau penerbangan Antariksa adalah eksplorasi fisik
dari benda diluar bumi dan biasanya menyangkut teknologi, ilmu pengetahian dan
politik yang berhubungan dengan luar angkasa. Angkasa luar atau antariksa merupakan
daerah diatas permukaan Bumi yang bebas dari pengaruh gravitasi Bumi. Daerah ini
berada kira-kira 3.000 km diatas permukaan Bumi. Luar angkasa atau angkasa luar atau
antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari
jagat raya, di luar atmosfer dari benda “celestial”. Istilah luar angkasa digunakan untuk
membedakannya dengan ruang udara dan lokasi “Terrestrial”.
Atmosfer bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang
secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang
jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh
Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banayk
diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Atmosfer Bumi terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis
dengan naiknya ketinggian.  Namun, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan
angkasa. Sehingga perlu dibuat suatu ketetapan pada ketinggian tertentu yang dapat
dikatakan memasuki wilayah angkasa luar. Dan ketinggian 100 kilometer atau 62 mil
yang ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang
paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Jadi, penerbangan antariksa adalah penerbangan yang dilakukan hingga
ketinggian 100 km atau lebih yang meliputi eksplorasi fisik dari benda di luar Bumi
dan meliputi bidang teknologi, ilmu pengetahuan, dan politik yang berhubungan dengan
luar angkasa. Saat ini penerbangan antariksa digunakan untuk menempatkan satelit di
tempat yang dikehendaki, mereparasi satelit, membawa satelit ke bumi atau stasion
angkasa, sebagai alat transportasi ke stasiun luar angkasa atau ke bulan, pendaratan
suatu planet, penjelajahan antarplanet maupun antargalaksi.

3
B. Sejarah Penerbangan Antariksa
Sejak manusia modern muncul dalam sejarah, hingga abad-abad terakhir,
peradaban manusia masih "terikat" pada Bumi, belum mampu menjangkau awan,
apalagi ruang angkasa. Barulah dalam seratus tahun terakhir penerbangan manusia dan
pesawat roket mampu mewujudkan semuanya. Dalam kurun waktu itu, umat manusia
sudah mampu mengirim orang ke bulan, menerbangkan robot penjelajah ke Mars, dan
mengutus wahana teleskop antariksa hingga ke tata surya dan membawa citra semesta
lebih dekat lagi ke mata kita.
Setelah menciptakan roket pendorong sesuai kebutuhan, dimulailah percobaan-
percobaan antariksa. Misalnya pesawat tanpa awak, pesawat dengan penumpang hewan,
dan setelah dirasa aman untuk makhluk hidup digunakanlah pesawat berawak manusia.
1. Awal Penerbangan Luar Angkasa
1) Sputnik I buatan Uni Soviet yang dilucurkan pada tanggal 04 Oktober 1957
merupakan satelit pertama dan mampu bertahan selama 3 bulan.
2) Sputnik II buatan Uni Soviet yang dilucurkan pada tanggal 03 November 1957
merupakan satelit pertama berpenumpang makhluk hidup yaitu bernama Laika
namun anjing ini mati karena kehabisan oksigen diatmosfer.
3) Explorer I buatan Amerika Serikat yang dilucurkan pada tanggal 31 Januari
1958. Satelit ini merupakan satelit pertama yang di pasang oleh Amerika
Serikat. Satelit ini berbentuk silinder dan mengorbit selama beberapa tahun.
4) Sputnik V buatan Uni Soviet yang dilucurkan pada tanggal 9 Agustus 1960.
Penerbangan ini membawa dua ekor anjing dan beberapa jenis tumbuhan dan
mengorbit selama 1 hari dan selamat sampai ke bumi.
5) Vostok I buatan Uni Soviet yang dilucurkan pada tanggal 12 April 1961.
Pesawat ini adalah pesawat pertama berpenumpang manusia yaitu Yuri Gagarin.
Setelah berada 108 menit di angkasa, pesawat ini mendarat di bumi dengan
selamat.

2. Penerbangan ke bulan
a) Penerbangan ke bulan oleh Uni Soviet

4
Penerbangan ke bulan oleh Uni Soviet diawali dengan mengirimkan Lunik I
yang gagal karena jaraknya terlalu jauh dari bulan, tetapi sempat memberi laporan
pada tanggal 2 Januari 1959.Lunik II diluncurkan pada tanggal 14 September 1959,
pesawat ini mendarat di bulan namun terlalu keras sehingga hancur. Lunik III
diluncurkan pada 14 Oktober 1959, berhasil mengorbit bulan serta melakukan
pemotretan di bagian belakang bulan namun pesawat ini terbakar habis di atmosfer.
Februari 1966, pesawat Lunik 9 berhasil mendarat di bulan dengan membawa robot
yang diberi nama Lunokhod.
b) Penerbangan ke bulan oleh Amerika Serikat
Proyek mercury yang dilanjutkan dengan proyek gemini dan Apollo adalah
proyek Amerika Serikat dengan sasaran bulan. Apolo XI diluncurkan pada tanggal
16 Juli 1969 dan mendarat di bulan pada tanggal 20 Juni 1969 pukul 16.18 Eastern
Daylight Time (EDT). Neil Amstrong merupakan manusia pertama yang
menginjakan kakinya ke bulan. Sembilan belas menit kemudian, Edwin Aldrin
menyusul. Sedangkan Michael Collins tetap berada di modul komando yang tetap
mengorbit di angkasa bulan. Mereka menancapkan bendera Amerika Serikat dan
memasang alat eksperimen gempa, angin, matahari dan cermin laser. Pesawat
terakhir adalah Apollo XVII yang diluncurkan pada tanggal 7 Desember 1972 dan
mendarat 11 Desember 1972 yang merupakan pendaratan ke enam di bulan.
3. Penerbangan ke planet lain
a) Penerbangan ke Planet Venus
Pesawat yang melakukan penerbangan ke Planet Venus antara lain: marmer
II (Agustus 1962), mariner V (Oktober 1967), Venera 4-8(1967-1972),
Pioneer(akhir 1978). Venera milik Uni Soviet sedangkan lainnya milik Amerika
Serikat.
b) Penerbangan ke Planet Mars
Pesawat yang melakukan penerbangan ke Planet Mars antara lain : Mars V,
Pesawat Mars VI(mendarat), mariner VI dan VII(awal 1969), mariner IX,
Viking(1976)-mendarat dan mengambil sampel tanah/batuan, Mars observer(1993)-
hilang di luar angkasa, Orbiter Mars Surveyor(1998)

5
c) Penerbangan ke Planet Jupiter
Pesawat yang melakukan penerbangan ke Planet Jupiter antara lain:
Voyager II(diluncurkan 1976, Januari 1986 melewati uranus, Agustus 1989
melewati Neptunus), Pioneer X(akhir 1973)

C. Sistem Penerbangan Antariksa

Dalam penerbangan angkasa, kendaraan peluncur atau roket pembawa adalah


roket yang digunakan untuk membawa muatan dari permukaan bumi ke luar angkasa.
Sebuah sistem peluncuran termasuk kendaraan peluncur, panggung stage peluncuran
dan infrastruktur lainnya. Biasanya muatan payload adalah satelit buatan yang
ditempatkan ke orbit, tetapi beberapa spaceflights yang sub-orbital sementara yang lain
memungkinkan pesawat ruang angkasa untuk keluar dari orbit Bumi seluruhnya.
Sebuah kendaraan peluncuran yang membawa muatan pada lintasan suborbital sering
disebut sounding roket. Peluncuran kendaraan, kendaraan peluncur khususnya orbital,
memiliki minimal dua tahap, tetapi kadang-kadang sampai 4.

Roket dapat bergerak di luar angkasa dengan memanfaatkan fenomena alam


yang dijelaskan oleh hukum aksi-reaksi dan hukum kekekalan momentum. Cara kerja
roket adalah dengan melepaskan massa dengan kecepatan yang sangat tinggi masa ini
disebut dengan istilah “propelan” dan perlu dibawa oleh roket bisa saja memiliki energi
atau dengan kata lain juga merangkap sebagai bahan bakar. Selain propelan, roket tentu
saja perlu membawa bahan bakar dan karena di luar angkasa tidak ada oksigen selain

6
bahan bakar, roket juga perlu membawa oksidatornya bahan bakar roket terdiri dari fuel
dan oksidator. Pada oksidator sudah terdapat oksigen sehingga roket tidak memerlukan
oksigen dari lingkungan.

D. Perkembangan Penerbangan Antariksa di Indonesia


Indonesia belum pernah terlibat secara langsung dalam exploitasi ruang angkasa.
Namun Indonesia merupakan negara yang cukup disegani karena pengalamannya dalam
mengeksploitasi teknologi keantariksaan. Indonesia telah berhasil meluncurkan satelit
buatan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Satelit Palapa
Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2
kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes
Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit
(Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit tersebut dan 9
stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan,
salah satu yang tercepat bagi Boeing.Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun
bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel.Nama Palapa sendiri dipilih oleh
Presiden Suharto pada bulan Juli 1975.

a) Satelit Palapa A1
Nama indonesia mendunia setelah memiliki satelit komunikasi domestik
Palapa-A1 yang diorbitkan Juli 1976 oleh badan antariksa amerika serikat
(NASA) dari kennedy space center, florida. Peresmian penggunaannya baru 17
agustus 1976, bertepatan HUT kemerdekaan RI ke-31. Pilihan membeli satelit
dianggap keputusan tepat saat itu karena indonesia adalah negara kepulauan
terpanjang di dunia dengan penduduk 130 juta jiwa (terbesar kelima saat itu).
Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika
Serikat, pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit
GEO 83BT. Setelah memasuki masa operasional, 6 dari 12 transponder Palapa
A1 digunakan untuk aplikasi telepon, sedangkan 1 lainnya digunakan oleh

7
Televisi Nasional dan 5 sisanya digunakan sebagai cadangan. Satelit ini berhenti
beroperasi pada bulan Juni 1985.
b) Satelit Palapa A2
Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan
oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket
Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga
bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang direncanakan.
c) Satelit Palapa B1
Palapa B1 ini adalah satelit pertama yang bertipe HS-376 (Hughess 376)
dan terbukti sukses beroperasi selama 7 tahun dari 18 Juni 1983 hingga tahun
1990. Satelit yang  dioperasikan oleh Perumtel ini beroperasi di jalur 108 BT.
d) Satelit Palapa C1
Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi
Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia
(Satelindo). Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan
diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung
Canaveral (LC-36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini
dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa B4 yang telah beroperasi selama 7
tahun.Namun kemudian mengalami kegagalan pengisian baterai.
Palapa C1 lantas dinyatakan tidak dapat berfungsi sesuai dengan misi
yang direncanakan.Klaim asuransi segera dibayar, dan satelit ini berpindah
tangan ke pihak perusahaan asuransi. Pada Januari 1999, kepemilikan satelit ini
beralih ke Hughes Global Services, yang mengoperasikannya dengan nama HGS
3. Berikutnya, sebuah perusahaan yang berbasis di AS, Kalitel, menyewa HGS 3
dari Hughes. Satelit ini kemudian dipindahkan ke orbit barunya, di 50º BT (yang
terdaftar sebagai slot orbit satelit milik Turki) pada Desember 2000. Namanya
pun berubah menjadi Anatolia 1.
e) Satelit Palapa D
Satelit Palapa D (kode internasional = 2009-046A) adalah satelit
komunikasi Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan

8
diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang
Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang
Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan
dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner slot
113º BT yang telah selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.

2. Satelit Telkom-2
Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan Telkom dengan menggunakan
roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November
2005.Cakupan satelit ini meliputi Asia Tenggara dan anak benua India.Telkom-2
memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS.
Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar.
Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit
buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem
komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan
langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan
jaringan komunikasi untuk kepentingan militer.
Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-
band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN, India dan
Guam.Telkom-2 telah beberapa kali mengalami penundaan peluncuran, mulai dari
November 2004, Januari 2005, April, Juni, September, Oktober, dan November
2005.Peluncuran akhirnya jadi dilaksanakan pada 16 November 2005 pada pukul
20.46 waktu lokal di Kourou.
3. Satelit Inasat 1
INASAT-1 adalah Nano Hexagonal Satelit yang dibuat dan didesain sendiri
oleh Indonesia untuk pertama kalinya.INASAT-1 merupakan satelit metodologi
penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN.Selain itu INASAT-1 adalah
satelit Nano alias satelit yang menggunakan komponen elektronik berukuran kecil,
dengan berat sekitar 10-15 kg.Satelit itu dirancang dengan misi untuk
mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks

9
magnet didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan
untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit.
Adapun satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat
Teknologi Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara
LAPAN, Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan
Kemandirian Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan
nama Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1). Dari segi dinamika gerak akan diketahui
melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu, sehingga dalam perjalanannya akan
diketahui bagaimana perilaku geraknya. Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal
yang menarik untuk satelit-satelit ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian
antara 600-800 km.
4. Satelit Lapan-Tubsat
LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Universitas
Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang
berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor
bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57
kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan
pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir,
menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk
misi komunikasi bergerak.
LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya
pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian
orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan
lebar sapuan 81 kilometer.
Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control system
yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah
star sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya
dengan satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif

10
gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya mengarah vertikal
ke bawah.
Sebagai satelit pengamatan, satelit ini dapat digunakan untuk melakukan
pemantauan langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah longsor dan
kecelakaan kapal maupun pesawat. Tapi pengamatan banjir akan sulit dilakukan
karena kamera tidak bisa menembus awan tebal yang biasanya menyertai kejadian
banjir. Fasilitas store dan forwardnya dapat digunakan untuk misi komunikasi dari
daerah rural yang cukup banyak di Indonesia, selain untuk misi komunikasi data
bergerak.
Karena catu dayanya terbatas (5 buah baterai NiH2 berkapasitas 12 Ah),
satelit dilengkapi mode operasi hibernasi. Saat mode itu diaktifkan, hanya komponen
data handling, unit telecommand dan telemetri yang tetap beroperasi untuk
memastikan perintah tetap dapat diterima dari stasiun bumi.
Proyek satelit mikro ini disetujui pada tahun 2003 dan awalnya direncanakan
akan diluncurkan pada Oktober 2005, namun peluncurannya ditunda akibat muatan
utama roket Carthosat-2 yang akan membawa LAPAN-TUBSAT — LAPAN-
TUBSAT adalah salah satu dari empat muatan roket tersebut — masih belum selesai
disempurnakan. LAPAN-TUBSAT akhirnya berhasil diluncurkan pada 10 Januari
2007 dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di India.

E. Kecelakaan penerbangan Antariksa

11
1. Kecelakaan pertama penjelajahan Antariksa
Kecelakaan fatal yang merenggut nyawa manusia kali pertama menimpa
kosmonot uni soviet, Vladimir Komarov. Kapsul Soyus 1 yang membawahnya jatuh
menghantam tanah di Rusia pada 1967. Sumber intelijen KGB saat itu mengklaim,
Kopmarov dan sejumlah orang lannya sidah mengendus bahaya, namun pemimpin
Soviet mengeyampingkan peringatan itu. Versi lain menyebut, kegagalan parasut
menjadi penyebab kecelakaan. Rekaman suara merekam kata-kata terakhir sang
kossmonot untuk pusat control. Ia berteriak marah kepada para insiyur yang
dianggap bertanggung jawab atas kecelakaan itu.

2. Wajah membiru 3 kosmonot Rusia


Kecelakaan lain juga terjadi pada tahun 1971. Tiga kosmonot, Georgi
Dobrovolski, Viktor Patsayev, dan Vladislav Volkov tewas dalam perjalanan
kembali ke Bumi dari stasiun luar angkasa Salyut 1. Pesawat yang membawa
mereka, Soyuz 11 mendarat dengan sukses -- sesuai petunjuk. Namun, tim pemulih
(recovery) kaget bukan kepalang saat menemukan 3 pria di dalamnya duduk dalam
kondisi tewas, ada bercak biru kehitaman di wajah mereka. Sementara, darah
mengalir dari telinga dan hidung. Penyelidikan mengungkap, katup ventilasi
pernafasan mereka pecah, para kosmonot mengalami sesak nafas. Penurunan
tekanan secara ekstrem juga makin memperberat kondisi mereka. Mereka tewas
dalam hitungan detik, yang terjadi pada ketinggian 168 kilometer. Di angkasa luar.
Karena kapsul yang membawa ketiganya kembali secara otomatis, satelit itu bisa
mendarat tanpa dikemudikan pilot. Itu adalah kematian pertama manusia yang
terjadi di luar angkasa.

3. Kecelakaan Challenger
Hanya 73 detik setelah lepas landas, pada 28 Januari 1986, Challenger
meledak. Jutaan warga AS dan dunia yang menonton siaran langsung detik-detik
peluncuran menjadi saksi dari sebuah tragedi. Tidak ada yang selamat. Francis J.
Scobee, Michael J Smith, Judith A Resnik, Ellison S. Onizuka, Ronald E. McNair,
Gregory B. Jarvis, dan Christa McAuliffe, tewas dalam hitungan menit setelah

12
mereka melambai dan mengucapkan selamat tinggal Presiden Amerika Serikat saat
itu, Ronald Reagan menyampaikan pidato khusus untuk ketujuh kru. Dia mengutip
puisi berjudul 'High Flight' atau 'Terbang Tinggi'. "Kita tak akan pernah melupakan
mereka, juga saat terakhir kali kita melihat mereka, baru pagi ini. Saat mereka
mempersiapkan sebuah perjalanan, dan melambai mengucapkan selamat tinggal,
meninggalkan Bumi, untuk menyentuh 'wajah Tuhan'." Penyelidikan mengungkap
segel "O-ring" mengalami kegagalan fungsi karena suhu dingin pada hari
peluncuran. Risiko yang diketahui NASA. Musibah itu mengawali perubahan teknis
juga kultur di badan antariksa itu sekaligus menghentikan program pesawat ulang-
alik sampai 1988.

4. Kecelakaan Columbia
Pada 1 Februari 2003, musibah kembali terjadi. Pesawat ulang alik
Columbia yang memuat tujuh awak, kehilangan kontak dengan stasiun kendali,
hanya 16 menit sebelum mendarat ke Bumi. Kecelakaan diperkirakan terjadi karena
sepotong bahan insulator dari tanki bahan bakar yang lepas dan mengenai sayap kiri
Columbia. Columbia hancur berkeping-keping hanya beberapa menit sebelum
mendarat di Cape Canaveral. Lima jam kemudian, Presiden AS, George W Bush,
kecelakaan Columbia tak menghentikan usaha penjelajahan antariksa, Tujuh awak
pesawat tewas dalam kejadian itu, yakni, Rick D Husband, William C McCool,
Michael P Anderson, Ilan Ramon, David Brown, Laurel Salton Clark, dan Kalpana
Chalwa, astronot wanita pertama asal India.

5. Firasat Kebakaran Apollo 1


Misi Apollo tak pernah menewaskan astronot selama di angkasa luar.
Namun, 2 kecelakaan fatal terjadi justru di Bumi. Tiga astronol Apollo 1, Gus
Grissom, Edward White II, dan Roger Chaffee tewas selama tes modul komando
pada 27 Januari 1967. Api membakar kokpit, mencekik jalan nafas 3 astronot,
sebelum membakar tubuh mereka. Investigasi menemukan sejumlah kekeliruan,
termasuk penggunaan oksigen murni pada kabin, strip Velcro yang mudah terbakar,
dan struktur fisik pesawat yang menjebak para kru. Sebelum tes dilakukan, ketiga

13
astronot sempat berbagi kegelisahan mereka soal kokpit. Mereka berfoto di depan
model pesawat dengan pose berdoa. Kecelakaan itu memicu banyak perubahan.
Sejumlah orang berpendapat, "Seandainya kecelakaan Apollo 1 tak terjadi, manusia
mungkin tak akan pernah menjejakkan kaki ke Bulan."
6. Kecelakaan Roket X-15
Kecelakaan terkait misi Apolli terjadi pada 1967. Kala itu, calon astronot
yang sedang menjalani pelatihan, Michael Adams tewas dalam kecelakaan pesawat
yang didoring roket X-15. Adams celaka saat melewati ketinggian 80,8 km.

7. Apollo 13
Tidak lama setelah diluncurkan, para astronot misi Apollo 13 mengontak
pusat kendali misi: "Houston, we have a problem". Houston, kami mengalami
masalah. Misi tersebut diluncurkan pada 11 April 1970. Apollo 13 dari Kennedy
Space Center, Florida. Dua hari kemudian, tangki oksigen meledak. Daya menjadi
terbatas, suhu kabin merosot, kurang air. Misi pendaratan ke Bulan pun digagalkan.
Bagaimanapun, program Apollo berutang pada misi Apollo 13 untuk aksi yang
sigap, cekatan yang mencegah bencana lain. Untungnya lagi seluruh kru selamat dan
berhasil mendarat ke bumi pada 17 April 1970.

8. Petir
Meski tak sampai mengakibatkan korban jiwa, program antariksa NASA dan
Uni Soviet pernah direpotkan gara-gara petir. Pada 1969, petir menyambar pesawat
luar angkasa yang sama -- halilintar menghantam Apolo 12 pada detik 36 dan 52
setelah lepas landas. Untungnya, setelah itu, misi berjalan mulus. Sementara Alexei
Leonov dan Pavel Belyayev, kosmonot Uni Soviet mengalami kejadian unik. Pada
18 Maret 1965, Alexei Leonov berhasil menjadi manusia pertama yang berjalan kaki
di luar angkasa atau extra-vehicular activity (EVA). Karena mengalami kebocoran
udara dan sejumlah material yang kaku, ia buru-buru masuk kembali ke dalam
kapsulnya. Sebuah usaha yang susah payah, karena ia harus menurunkan tekanan
pakaian luar angkasanya dan risiko berebut masuk dengan rekannya dalam kapsul

14
F. Pesawat Luar Angkasa
1. Pesawat Ulang Alik

Pesawat ulang alik adalh pesawat ruang angkasa yang digunakan beberapa kali
untuk penerbangan ke luar angkasa. Pesawat ulang alik bernama resmi Space
Transportation System atau disingkat STS, lebih populer dengan NASA Space
Shutle atau Space Shutle saja, adalah pesawat luar angkasa milik Amerika Serikat
yang digunakan dalam misi penerbangan luar angkasa berawak. Pesawat ulang alik
tidak seperti pesawat luar angkasa lainnya, badan utama pesawat ulang alaik dapat
digunakan kembalai di lain waktu. Pesawat jenis ini hanya dimiliki oleh NASA
badan antariksa Amerika dalam beberapa jenis.

Gambar 1 : Pesawat Ulang Alik

2. Roket

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang
yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat
bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan
nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik
sehingga menimbulkan dorongan aktif yang besar untuk roket.

15
Gambar 2 : Roket

Roket bermula untuk penggunaan militer dan rekreasipada abad ke-13


masehi. Penggunaan roket secara intensif untuk militer, industri dan ilmu
pengetahuan dimulai pada awal abad ke-20, di mana teknologi peroketan mampu
mengantarkan umat manusia menuju Era ruang angkasa, termasuk mengantarkan
manusia menginjakan kakinya ke bulan.

Roket digunakan untuk kembang api, persenjataan, kursi


penyelamat, kendaraan peluncur luar angkasa untuk Satelit buatan, kendaraan luar
angkasa, dan eksplorasi ke planet lain. Walaupun kurang efisien dikecepatan rendah,
roket mampu memberikan akselerasi luar biasa dan mencapai kecepatan sangat
tinggi dengan efisiensi yang bisa diterima.

3. Satelit Komunikasi

Satelit komunikasi adalah alat yang diluncurkan ke angkasa luar dan


bertujuan mempermudah komunikasi jarak jauh (radio, televisi, telepon) dan untuk
memantau cuaca dan keadaan angkasa luar. Satelit komunikasi Indonesia yang
pertama adalah satelit komunikasi Palapa. Satelit komunikasi Palapa ditempatkan
pada ketinggian 35.000-36.000 km di atas permukaan Bumi.

16
Gambar 3 : Satelit Komunikasi

4. Stasiun Luar Angkasa

Stasiun Luar Angkasa Internasional (bahasa Inggris: International Space


Station, ISS) adalah sebuah gabungan rencana stasiun luar angkasa,
khususnya Mir 2 Rusia, Stasiun Luar Angkasa Freedom Amerika
Serikat dan Fasilitas orbital Columbus Eropa, mewakilkan kehadiran manusia tetap
di luar angkasa: telah ditempati oleh paling tidak dua orang sejak 2 November 2000.
Setiap kali pergantian awak, keempat awak lama dan baru ada di sana dan juga
paling tidak satu pengunjung lainnya.

Gambar 4 : Stasiun Luar Angkasa

ISS merupakan projek gabungan dari 16 negara: AS, Rusia, Jepang, Kanada,
Brasil dan 11 negara dari Uni Eropa. Dan agensi luar angkasa mereka

17
adalah NASA Amerika, Russian Federal Space Agency, Japan Aerospace
Exploration Agency (JAXA), Canadian Space Agency (CSA/ASC), Brazilian Space
Agency (Agência Espacial Brasileira) (AEB) dan European Space Agency (ESA).

Stasiun luar angkasa ini terletak di orbit sekitar Bumi dengan ketinggian


sekitar 360 km, sebuah tipe orbit yang biasanya disebut orbit Bumi rendah.
(Ketinggian persisnya bervariasi sejalan dengan waktu sekitar beberapa kilometer
dikarenakan seretan atmosfer dan "reboost". Stasiun ini, rata-rata, kehilangan
ketinggian 100 meter perhari.) Dia mengorbit Bumi dengan periode 92 menit; pada 1
Desember 2003 dia telah menyelesaikan 33.500 orbit sejak peluncurannya.

Dia utamanya dilayani oleh Pesawat ulang-alik, dan Soyuz dan Pesawat luar


angkasa Progress. Pada 2005 dia masih dalam pembuatan dan berkapasitas 3 awak.
Sejauh ini, seluruh awak tetap datang dari program luar angkasa Rusia atau AS.
Tetapi ISS telah dikunjungi oleh banyak astronot, beberapa dari mereka bukan dari
dua negara di atas (dan juga oleh 2 turis luar angkasa).

Nama "Stasiun Luar Angkasa Internasional" (disingkat "MKS" dalam bahasa


Rusia) menandakan sebuah penyelesaian netral mengakhiri perselisihan pendapat
tentang namanya. Awalnya ingin dinamakan "Stasiun Luar Angkasa Alpha" namun
ditolak oleh Rusia, karena akan dikira stasiun itu adalah sesuatu yang baru,
namun Uni Soviet telah mengoperasikan delapan stasiun orbital jauh sebelum ISS
diluncurkan (lihat Stasiun Luar Angkasa). Usulan Rusia kepada namanya adalah
"Atlant" ditolak oleh Amerika Serikat karena khawatir kemiripan nama
dengan Atlantis, nama benua legenda yang tenggelam ke lautan. Penggunaan
Atlantis juga akan menyebabkan kebingungan dengan Pesawat ulang alik Atlantis.

G. Probe Ruang Angkasa


Probe adalah misi eksplorasi ruang angkasa ilmiah di mana pesawat
antariksa meninggalkan bumi dan mengeksplorasi ruang angkasa. Manusia
mengambara hanya sampai ke bulan, namun pesawat ruang angkasa tak berawak
melakukan perjalanan hampir ke seluruh tata surya. Probe pertama meledak di ruang

18
angkasa pada akhir 1950-an ketika perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet tengah memuncak. Perang dingin adalah perang teknologi, perang mata-
mata, termasuk pula perang pengembangan roket untuk menuju antariksa.

Pesawat-pesawat ruang angkasa telah menjelajahi permukaan Mars, memetekan


Venus, mengambil gambar detail hampir seluruh planet beserta satelit-satelitnya,
mengorbit saturnus, angkasa, namun detail berapa pesawat yang paling penting bisa
dilihat sebagai berikut.

Tabel 1 : Probe Terkini

Probe Peluncuran Detail


Magelian 1989 Mengorbit Venus dan memetakan
permukaannya secara detail dengan radar.
Galileo 1989 Meneliti Yupiter dan satelitnya sebelum
memasuki atmosfer Yupiter pada tahun
2003.
Mars Pathfinder 1996 Mendaratkan penjelajah Sojouner di Mars
pada 1997
Cassini-Huygens 1997 Menjelajahi Saturnus dan satelit-satelitnya,
mendaratkan probe mini Huygens di satelit
Saturnus, Titan pada tahun 2005
Mars Exploration 2003 Penjelajah Spirit dan Oppurtunity mendarat
di Mars pada tahun 2004 dan menemukan
bukti keadaan air.

H. Pesawat Tanpa Awak


Pesawat tanpa awak adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan
kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri yang
dioperasikan oleh operator, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat
dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun

19
muatan lainnya. Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah di bidang
militer, tetapi juga digunakan di bidang geografi, fotografi, dan videografi yang
dilakukan secara bebas dan terbuka. Di bidang geografi, pesawat tanpa awak digunakan
sebagai salah satu wahana pengindraan jauh yang sangat penting dalam pembuatan peta,
seperti peta penggunaan lahan, peta daerah rawan bencana, dan peta daerah aliran
sungai. Sebuah Rudal walaupun mempunyai kesamaan, tetapi tetap dianggap berbeda
dengan pesawat tanpa awak karena rudal tidak dapat digunakan kembali dan rudal
adalah senjata itu sendiri.

Pesawat tanpa awak memliki bentuk, ukuran, konfigurasi dan karakter yang
bervariasi. Sejarah pesawat tanpa awak adalah Drona target, pesawat tanpa awak yang
digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan kontrol otomatis membuat pesawat
sasaran tembak yang sederhana mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang
kompleks dan rumit. Kontrol pesawat tanpa awak ada dua variasi utama, variasi pertama
yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat yang
terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum
terbang.
Saat ini, pesawat tanpa awak mampu melakukan misi pengintaian dan
penyerangan. Walaupun banyak laporan mengatakan bahwa banyak serangan pesawat
tanpa awak yang berhasil tetapi pesawat tanpa awak mempunyai reputasi untuk
menyerang secara berlebihan atau menyerang target yang salah. Pesawat tanpa awak
juga semakin banyak digunakan untuk kebutuhan sipil (non militer) seperti hobi

20
fotografi, hobi videografi, pemadam kebakaran, keamanan non militer atau pemeriksaan
jalur pemipaan. Selain sebagai kamera terbang, pesawat tanpa awak juga sering
melakukan tugas yang dianggap terlalu kotor dan terlalu berbahaya untuk pesawat
berawak.

1. Pemanfaatan Pesawat Tanpa Awak


Pemanfaatan pesawat tanpa awak yang telah menunjukkan hasil
menjanjikan di luar negeri umumnya jauh dari konsumen, di lokasi kerja, atau
kawasan relatif terpencil yang biasanya menggunakan pesawat berawak.
Perusahaan tambang memakai kamera definisi tinggi yang terpasang pada badan
pesawat tanpa awak untuk menciptakan peta tambang tiga dimensi yang penting
dalam kalkulasi volume material yang telah digarap. Hal tersebut
memungkinkan banyak perusahaan untuk menyesuaikan taksiran produksi.
“Lebih cepat, lebih mudah, dan lebih efisien” daripada juru survei manusia atau
pesawat berawak, ujar Thomas Lerch, pengguna pesawat tanpa awak untuk
kepentingan pengukuran tambang kerikil dan tempat pembuangan sampah akhir
di Swiss.
Pesawat tanpa awak pada prakteknya difungsikan oleh negara-negara
sebagai pesawat udara militer yang penggunaannya harus tunduk dan sesuai
dengan pengaturan Pasal 3 Konvensi Chicago 1944. Penggunaan diluar batas
wilayah territorial harus mendapatkan otorisasi khusus dari negara kolong.
Berdasarkan Pasal 36 Protokol Tambahan I Konvensi Geneva 1949 bahwa
pesawat tanpa awak yang merupakan suatu sarana dan metode berperang baru
harus sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang ada didalam protokol dan
konvensi serta pengaturan lainnya yang berlaku dan penggunaan pesawat tanpa
awak sebagai alat dan metode berperang tidak sesuai dengan Pasal 57 Protokol
Tambahan I.

2. Pesawat Luar Angkasa Tanpa Awak

21
Pesawat ruang angkasa ini lazim diproduksi dan diterbangkan. Karena
tidak membawa manusia di dalamnya, pesawat ini lebih bebas bergerak dan
memiliki fungsi yang lebih variatif. Dalam bahasa Inggris, pesawat seperti ini
disebut unmanned spacecraft. Sebagian wahana antariksa tanpa awak
difungsikan sebagai satelit ruang angkasa, seperti Sputnik 1. Beberapa contoh
wahana antariksa tanpa awak adalah Explorer 1, Project SCORE, SOHO,
berbagai tipe Sputnik, Syncom, X-37, dan sebagainya.
Karena dirancang untuk terbang tanpa awak, pesawat luar angkasa ini tidak
memiliki sistem pengendali langsung. Gerakan dan pengendalian pesawat ini
dilakukan dengan jarak jauh dari bumi. Jadi para ahli memonitor pesawat yang
sedang terbang melalui serangkaian peralatan pendukung di bumi.

3. Contoh Pesawat Tanpa Awak


Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan dan jatuhnya
korban jiwa. Teknologi pesawat tanpa awak adalah salah satu terobosan untuk
mengurangi jatuhnya korban nyawa manusia dalam tugas-tugas di udara. Berikut
ini ada beberapa jenis pesawat tanpa awak yang pada umumnya di pakai:
a. RQ-8A Fire Scout

Helikopter tanpa awak ini diadopsi dari jenis helikopter ringan


Schweizer Model 330SP. RQ-8A Fire Scout digunakan oleh U.S. Navy
dalam misi pengintaian. Helikopter ini dapat beroperasi selama empat

22
jam lebih dengan jarak 120 mil dari pusat kendali. Fire Scout dilengkapi
dengan sistem navigasi berbasis GPS dan mampu beroperasi secara
otonom. Karena mampu beroperasi secara otonom, pusat kendali dapat
mengendalikan tiga helikopter tak berawak ini secara simultan. Sea
Scout, kembangan dari helikopter tak berawak ini, bahkan mampu
mengangkut rudal udara-darat (air-to-surface missiles) untuk misi
pengeboman.
b. RQ-2B Pioneer

Pesawat tanpa awak ini adalah hasil kolaborasi antara AAI Amerika dan
Israel Aircraft Industries. Pesawat ini telah dipergunakan oleh U.S.
Marine Corps, U.S. Navy dan U.S. Army sejak 1986. Pioneer bertugas
melakukan pengintaian, pengawasan, pencarian target, dan mendukung
penembakan angkatan laut baik pada siang hari maupun malam hari.
Pesawat ini dapat diluncurkan dari kapal dengan bantuan dorongan roket
atau diluncurkan dari darat dengan bantuan katapel. Dengan panjang
badan 14 kaki dan rentang sayap 17 kaki, Pioneer dapat terbang hingga
ketinggian 15,000 kaki selama lima jam. Pioneer dapat mengangkut
beban hingga 37 Kg dan dapat dilengkapi dengan sensor optic atau
infrared dan alat pendeteksi ranjau. RQ-2B Pioneer

c. Boeing Scan Eagle

23
Pesawat berbobot 20 Kg ini dapat terbang selama 15 jam dengan
ketinggian lebih dari 16,000 kaki dan kecepatan 60 mil per jam. Pesawat
ini dapat diluncurkan baik dari darat maupun dari kapal laut. Scan Eagle
adalah pesawat tanpa awak yang tidak dapat dideteksi oleh radar, selin
itu suaranya pun hampir tidak terdengar. Scan Eagle terbang dengan
dipandu sistem GPS dan dilengkapi dengan kamera dan sensor infra-red.
d. Northrop Grumman Global Hawk

Global Hawk adalah pesawat tanpa awak yang terbesar dan tercanggih di
dunia saat ini. RQ-4 Global Hawk adalah pesawat tanpa awak pertama
yang memperoleh sertifikasi dari FAA (badan penerbangan Amerika)
untuk terbang dan mendarat di bandara sipil secara otomatis. Karena

24
keunggulannya ini, Global Hawak diharapkan dapat menjadi perintis
pesawat penumpang dengan pilot otomatis dimasa mendatang. Pada saat
pengujian, Global Hawk mampu terbang dari Amerika Serikat menuju
Australia pulang pergi dengan membawa sejulah alat pengintai. Untuk
keperluan militer, pesawat ini dapat dipergunakan untuk melakukan
pengintaian, pengawasan dan survey intelejen pada daerah yang luas dan
dalam jangka waktu yang lama. Northrop Grumman Global Hawk
e. General Atomics MQ-9 Reaper

Reaper adalah pesawat multi fungsi tanpa awak yang dikembangkan


untuk menjadi mesin penghancur. Dalam operasi militer Amerika di
Afghanistan dan Irak, MQ-9 dilengkapi dengan rudal AGM-114 Hellfire
dan dipergunakan untuk memburu dan menghancurkan target. Pesawat
ini dapat mengangkut beban hingga lima ton, berkecapatan 230 mil per
jam pada ketinggian 50,000 kaki dan dapat terbang sejauh 3,682 mil.
Pesawat ini dilengkapi dengan IR targeting sensor, laser rangefinder dan
synthetic aperture radar. MQ-9 dapat dibongkar pasang dan diangkut ke
berbagai lokasi dengan mudah.
f. General Atomics MQ-1 Predator

25
Predator yang mampu terbang dengan kecepatan 135 mil per jam ini
adalah pesawat pengintai tanpa awak yang dilengkapi dengan
persenjataan tempur. Predator mampu terbang hingga ketinggian 25,000
kaki dan menempuh jarak 450 mil. Predator dilengkapi dengan dua rudal
AGM-114 Hellfire berpemandu laser. Pesawat ini merupakan pesawat
terbang tanpa awak pertama yang dapat menghancurkan terget-terget di
darat. Predator pertama kali dipergunakan dalam operasi militer Amerika
di Afghanistan.

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerbangan luar angkasa atau penerbangan Antariksa adalah eksplorasi fisik
dari benda diluar bumi dan biasanya menyangkut teknologi, ilmu pengetahian dan
politik yang berhubungan dengan luar angkasa. Angkasa luar atau antariksa merupakan
daerah diatas permukaan Bumi yang bebas dari pengaruh gravitasi Bumi. Daerah ini
berada kira-kira 3.000 km diatas permukaan Bumi. Luar angkasa atau angkasa luar atau
antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari
jagat raya, di luar atmosfer dari benda “celestial”. Istilah luar angkasa digunakan untuk
membedakannya dengan ruang udara dan lokasi “Terrestrial”.

Pemanfaatan pesawat tanpa awak yang telah menunjukkan hasil menjanjikan di


luar negeri umumnya jauh dari konsumen, di lokasi kerja, atau kawasan relatif terpencil
yang biasanya menggunakan pesawat berawak. Perusahaan tambang memakai kamera
definisi tinggi yang terpasang pada badan pesawat tanpa awak untuk menciptakan peta
tambang tiga dimensi yang penting dalam kalkulasi volume material yang telah digarap.

B. Saran

Setelah makalah ini dipelajari diharapkan pembaca/penilai dapat


mendapatkan dan menilai informasi lebih lanjut tentang penerbangan
antariksa dan penerbangan tanpa awak, sehingga bermanfaat dalam
membantu kehidupan sehari-hari.

27
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Deded, dkk. 2014. Dasar-dasar Astronomi. Unp Press: Padang

http://id.wikipedia.org/wiki/Penjelajahan_angkasa

http://id.wikipedia.org/wiki/INASAT-1

http://id.wikipedia.org/wiki/Indostar_II

http://id.wikipedia.org/wiki/LAPAN-TUBSAT

http://id.wikipedia.org/wiki/Palapa_A1

http://id.wikipedia.org/wiki/Palapa_A2

http://id.wikipedia.org/wiki/Telkom-2

http://id.wikipedia.org/wiki/Palapa_D

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesawat_nirawak#:~:text=Pesawat%20nirawak%20atau
%20pesawat%20tanpa,operator%2C%20menggunakan%20hukum
%20aerodinamika%20untuk

https://www.slideshare.net/phopydwi/penerbangan-luar-angkasa

Marbun, Arman Surya Nicolas, etc. 2016. Analisis Yuridis Penggunaan Pesawat Tanpa
Awak Sebagai Alat Utama Persenjataan Ditinjau Dari Hukum Internasional
(Studi Kasus Pengunaan Drone Oleh Amerika Serikat Di Pakistan). Diponegoro
Law Journal. Vol. 5, No. 4.

iii

Anda mungkin juga menyukai