Anda di halaman 1dari 23

STRUKTUR LABORATORIUM PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen Laboratorium


Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Wahyu Hidayat, MA.

Disusun oleh :

Kelompok 4 (MPI-4C)

Diella Dzakiyyah 1192010043

Putri Meilani Sengadji 1192010120

Ragita Permatasari 1192010123

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

‫السالم عليكم‬
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Kuasa kami panjatkan
puji dan syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pada penyusunan makalah ini penulis
mendapatkan masukan dari berbagai pihak,untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada rekan satu kelompok yang telah berkontibusi
maksimal dalam penyususnan maklah ini.
Terlepas dari semua itu ,bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan
saran yang membangun, untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat.

Bandung, 8 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Struktur Organisasi Laboratorium Pendidikan


.............................................3
B. Tugas Pokok Pengelola dalam Struktur Organisasi Laboratorium
Pendidikan....................................................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. Simpulan....................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset
(penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada
umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya
seperti laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa. 1
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompentensi
yang diharapkan bagi peserta didik. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun
suatu laboratorium tidak akan berarti apa- apa bila tidak ditunjang dengan manajemen yang
baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik
untuk kelancaran proses belajar mengajar.2
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laboratorium
merupakan hal yang tak kalah penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian kualitas
pembelajaran. Oleh karena itu manajemen laboratorium diperlukan untuk mengelola dan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada guna mencapai tujuan laboratorium yang
efektif dan efisien. Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakan sekelompok
orang (SDM), keuangan, peralatan, fasilitas dan atas segala obyek fisik lainnya secara efektif
dan efesien untuk mencapai tujuan atau sarana tertentu yang diharapkan secara optimal. Salah
satu faktor yang utama adalah adanya struktur laboratorium pendidikan.
Struktur ini berhubungan dengan sumber daya manusia yang terlibat dalam mengelola
laboratorium yang mana setiap sumber daya manusia yang terlibat ini memiliki peran dan
fungsinya dalam menjalankan laboratorium pendidikan. Struktur keorganisasian merupakan
sebongkah besar keseluruhan manusia di dalam organisasi. Dan struktur tersebut benar-
benar penting untuk membatasi dan membentuk perilaku. Struktur organisasi adalah
pengontrol perilaku. Perubahan terhadap struktur organisasi sudah pasti dimaksudkan sebagai
upaya mengubah perilaku. Mengubah struktur, mengubah spesifikasi tentang siapa yang
membuat laporan dan kepada siapa seharusnya laporan tersebut diberikan , tentang jumlah

1
Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama. 2008. hlm. 26
2
B Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. hlm. 4

1
tingkatan di dalam hirarki, tentang hak-hak atas pekerjaan, tentang siapa yang harus
memberikan laporan langsung kepada presiden direktur. Semua ini merupakan perubahan
struktural. Diberlakukannya sentralisasi ataupun desentralisasi terhadap struktur.
Diperlonggar batasan pekerjaan. Membuat batasan kembali terhadap bidang tanggungjawab.
Semua ini dilakukan untuk penyusunan kembali terhadap bagan organisasi. Dan dengan
melaksanakan hal-hal tersebut maka organisasi akan menghasilkan perubahan perilaku.3
Oleh karena itu makalah ini akan membahasa tentang struktur laboratorium
pendidikan yang terdiri dari beberapa sub pembahasan yang ada dapat kita pahami guna
mempelajari struktur laboratorium pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana Struktur Organisasi Laboratorium Pendidikan ?
2. Apa saja tugas pokok pengelola dalam struktur organisasi Laboratorium Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Struktur Organisasi Laboratorium Pendidikan
2. Untuk mendeskripsikan tugas pokok pengelola dalam struktur organisasi
Laboratorium Pendidikan

3
Sri Suryaningrum. Perspektif Struktur Organisasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. UPN Veteran
Yogyakarta. Indonesia. Vol. VI No. 1. 2008. hlm.64

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi Laboratorium Pendidikan
Menurut Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto,
mengartikan manajemen sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-
sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang- orang
pelaksana. 4
Dengan demikian, kegiatan dalam manajemen adalah mengelola orang-orangnya
sebagai pelaksana. Sedangkan menurut Goerge R. Terry dalam Hidayat
menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri daritindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian,penggerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untukmenentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukanmelalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumberdaya lainnya. 5
Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai
macam kegiatan penelitian(riset) pengamatan, pelatihan dan pengujian
ilmiahsebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbaga imacam disiplin
ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan
terhadap berbagaimacam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu
yang baru dikenal. Pada dasarnya laboratorium juga dapat merujuk pada suatu
ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.6
Dengan demikian, manajemen laboratorium adalah suatu proses dalam
perancanaan, pengorganisasian, penggerakan, danpengendalian peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dan secara tidak langsung dipergunakan untuk
menunjang jalannya proses pendidikan untuk pengajaran,penelitian, pengamatan,
pelatihan dan pengujian ilmiah.
Laboratorium atau Laboratory menurut Depdiknas merupakan tempat untuk
mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan
sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas
dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Suatu laboratorium yang baik memerlukan
staf yang terampil, peralatan yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik.

4
Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008. Hlm. 7
5
Hidayat, Ara dan Imam Machalui. Pengelolaan Pendidikan Konsep,Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah Atau Madrasah.Bandung:Pustaka Educa. 2010. Hlm. 24.
6
Decaprio Richard. Tips mengelola lab sekolah. Jogyakarta : Diva Press, 2013. hlm. 16

3
Manajemen laboratorium merupakan usaha pengelolaan laboratorium berdasarkan
konsep manajemen buku. Manajemen laboratorium meliputi pengelolaan tata ruang, alat,
infrasruktur, administrasi laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan,
pengamanan laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis pekerjaan. 7
Laboratorium adalah bagian integral dari bidangakademik (bukan bagian dari
rumah tangga atau administrasi), maka manajemen laboratorium perlu direncanakan
seiring dengan perencanaan akademik(program dan anggaran). Peranan
laboratorium sangat besar dalam menentukan mutu pembelajaran karena
laboratoriumlah yang menghasilkan karya-karya ilmiahyang membanggakan, yang
tak dapat dihasilkan oleh institusi lainnya. Sehingga bagi sekolah, perguruan tinggi
yang bermutu, laboratorium menjadi bagian yang dikedepankan untuk mencapai
tujuan pendidikan.8
Menurut Wirjosoemartoagar kesinambungan daya guna laboratorium dapat
dipertahankan, laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari
pengelola laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal
laboratorium mempunyai tanggungjawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium
termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. 9
Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium dikelola oleh seorang penanggung
jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru terkait dengan fungsi
laboratorium tersebut. Di Sekolah Menengah, pengelola laboratorium bertanggungjawab
kepada Kepala Sekolah. Selain pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang
teknisi laboratorium. Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan dan
alat-alat praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan
bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur
organisasi laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula para guru
mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai penanggung jawab masing-masing
alat/bahan.
Untuk itu diperlukan kemampuan manajerial bagi pengelola laboratorium, hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 mengenai
kemampuan merencanakan dan mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan
7
Anti Damayanti Hamdani & Isma Kurniatanty.Manajemen dan Teknik Laboratorium. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Yogyakarta. 2008. Hlm 1.
8
Arisal Nurhadi. Manajemen Laboratorium Pendidikan Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
Tarbawi:Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 4 No. 01. 2018. Hlm.4.
9
Wirjosoemarto Koesmadji. Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI. 2004.
Hlm.32

4
laboratorium dan tenaga laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta sarana
dan prasarana, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium serta aktivitas tenaga
laboratorium lainnya.
Menurut Mulyasa, menyatakan “bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
menajemen pendidikan secara makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah”.10 Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 berbunyi bahwa: “Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.
Oleh karena itu, diupayakan peranan laboran dalam perencanaan, kepemimpinan dan
laboratorium dilakukan secara optimal sehingga berimplikasi terhadap peningkatan mutu
pembelajaran. Dengan demikian sebagus apapun suatu laboratorium, bila tidak didukung
oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan menghasilkan kegiatan sesuai dengan tujuan
yang direncanakan. 11
Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium berjalan sesuai dengan harapan, maka
diperlukan seorang manager (dalam hal ini kepala laboratorium) yang memahami betul
bagaimana pengelolaan laboratorium dilakukan. Tenaga laboratorium sekolah merupakan
salah satu tenaga kependidikan yang sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui kegiatan laboratorium.
Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah (TLS/M) merupakan bagian
integral dari kegiatan pembelajaran yang fungsinya memberikan pelayanan untuk
membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan praktikum di
laboratorium merupakan bagian penting dari suatu proses pembelajaran untuk
menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
keterampilan peserta didik. Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu
mendukung pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan nasional. 12
Tenaga atau pengelola laboratorium sekolah adalah tenaga kependidikan yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses pendidikan di
10
E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008. Hlm 25
11
Annisa Ratna Sari. Makalah yang disampaikan dalam Workshop “How to be a Good Laboratory With a
Professional Management” di SMK N 1 Depok Sleman, 19 Juli 2013. Hlm 8

Manganju Manik. Solusi Dalam Diklat Online Calon Kepala Lboratorium/Bengkel Sekolah/Madrasah di
12

Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan. Vol. 11,No 1. 2020.hlm 2

5
laboratorium sekolah, meliputi laboran dan teknisi. Laboran adalah tenaga laboratorium
dengan keterampilan tertentu yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah tenaga laboratorium
dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang lebih tinggi dari laboran, yang
bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di
laboratorium sekolah.13
Disamping itu pengelola laboratorium juga bertugas untuk mengadministrasikan alat
dan bahan dan harus menyusun daftar alat dan bahan yangada dalam laboratorium yang
dikelolanya. Daftar alat dan bahan ini berisi jenis dan jumlah alat serta yang telah
diterima dan dibeli, jumlah dan jenis bahan habis serta jenis bahan yang masi hada sisa.
Data- data ini diperlukan untuk menyusun laporan bulanan atau laporan akhir semester
atau akhir tahun. Hasil laporan ini dapat digunakan lagi sebagai bahan untuk menyusun
perencanaan mengenai kebutuhan akan alat yang ada. Juga dapat mengatur alat dan
bahan sedemikian rupa sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan.14
Evaluasi system kerja terhadap struktur organisasi laboratorium sangat diperlukan
mengingat setiap tenaga laboratorium mempunyai tugas masing-masing sesuai jabatan
yang diembannya. Evaluasi meliputi pertanyaan apakah struktur organisasi laboratorium
telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sudah terakomodir penempatan dan tidak
menjadi kendala dalam menjalankan tugas. Jabatan tersebut berada pada struktur
organisasi laboratorium yang telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. Pelayanan
laboratorium dapat berjalan dengan baik dan professional apabila tenaga laboratorium
kompeten dalam menjalankan tugas, tanggungjawab, dan wewenang di dalam mengelola
laboratorium pendidikan.15
Struktur organisasi laboratorium berbentuk organisasi garis. Pendelegasian wewenang
dan jalur komando langsung pada setiap bagian di bawahnya berdasarkan hierarki.
Menurut Robbins dan Coulter (2007) struktur organisasi diartikan sebagai kerangka kerja
formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi yang baik berusaha
mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja. Struktur organisasi merupakan sistem
yang harus dilaksanakan oleh manajer untuk menggerakkan aktivitas untuk mewujudkan

13
Made Alit,dkk. Prosedur Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah. P4TK IPA Bandung. 2011. Hlm.6.
14
Muhsim Lubis. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA modul 2. Jakarta : Universitas Terbuka. 1993.
Hlm. 44.
15
Irjus Indrawan dkk. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan : CV. Penerbit Qiara Media. 2019. Hlm.
103.

6
kesatuan tujuan. Struktur organisasi harus selalu dievaluasi untuk memastikan
konsistensinya dalam pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi
kebutuhan sekarang. 16
Robbins dan Coulter (2007) menge-mukakan 5 (lima) faktor yang mempengaruhi
struktur organisasi, yaitu: 1). Pembagian pekerjaan, adalah tingkat dimana tugas dalam
sebuah organisasi dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda. 2). Departementalisasi,
merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi
satu kelompok. Setiap organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi kerja). 3).
Hierarki, adalah garis wewenang yang tidah terputus yang membentang dari tingkatan
atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan hubungan si pelapor
kepada si penerima laporan. 4). Koordinasi, adalah proses menyatukan aktivitas dari
departemen yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif. 5). Rentang
manajemen, adalah jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan secara
efektif dan efisien.17
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan
hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi. 18
Adapun struktur organisasi manajemen laboratorium digambarkan sebagai berikut
berdsarkan Depdiknas 2003 :19

16
Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah. Peran Struktur Organisasi Dan Sistem Remunerasi Dalam
Meningkatkan Kinerja. Jurnal Ekobis. Vol. 14,No. 2. 2013. Hlm. 4.
17
Ibid
18
Melayu Hasibuan. Dasar,Pengertian,dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara. 2010. Hlm. 128
19
Depdiknas. Standar Minimal Laboratorium Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi: Jakarta: Dirjen Dikdasmen. 2003

7
Ada juga contoh struktur organisasi di perguruan tinggi seperti gambar berikut ini :

B. Tugas Pokok Pengelola dalam Struktur Organisasi Laboratorium Pendidikan


Pemanfaatan laboratorium yang efektif akan dapat meningkatkan keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Dalam memanfaatkan laboratorium melibatkan aspek-aspek
kemampuan guru dalam menggunakan alat dan bahan, ketersediaan/kelengkapan sarana
prasarana laboratorium dan teknis pengelolaan yang efektif. Agar pemanfaatan
laboratorium berjalan baik, maka laboratorium tersebut haruslah dikelola dengan
baik.Pengelolaan laboratorium didukung oleh manajeman laboratorium. 20
Berdasarkan penjelasan diatas maka aspek sumber daya manusia merupakan hal
penting dalam pengelolaan laboratorium, oleh karena itu setiap sumber daya manusia
yang ada harus dikerahkan dengan mekasimal melalui pembagian struktur yang jelas
guna menjalankan tugas nya dengan baik. Setiap sumber daya manusia yang terlibat akan
mempunyai tugas pokok dalam pengelolaan manajemen laboratorium.
Pada dasarnya tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang
merupakan tanggungjawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi
mencapai suatu tujuan. Deskripsi tugas adalah uraian tugas yang wajib dikerjakan oleh
tenaga laboratorium dan biasanya terdapat pada surat keputusan penempatan tenaga
laboratorium, Standar Operasional Prosedur (SOP) atau panduan kerja. Penting dilakukan
evaluasi terhadap deskripsi tugas tengala boratorium, apakah uraian yang telah ditetapkan
sudah mencakup seluruh kegiatan atau pekerjaan yang wajib dilakukan sehingga system
kerja berjalan lancar. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan
laboratorium sekolah/madrasah, Kegiatan ini berupa evaluasi keseluruhan yang
komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan aboran yang bertugas di laboratorium
20
Setyaningrum,Rus. 2017. Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri Kabupaten
Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika. 03(1): 83- 84.

8
sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode,
dan sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat dalam kurun satu tahun kerja.21 Hasil evaluasi harus mampu
mengidentifikasi capaian dan kekurangan, dengan menganalisis penyebab terjadinya
kekurangan tersebut, yang merupakan rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan
laboratorium tahun berikutnya.
Sesuai dengan depdiknas : 2003 , Pembagian tugas dan wewenang yang meliputi
Kepala Laboratorium, Penanggung jawab Laboratorium, Guru Mata Pelajaran,
Teknisi/Laboran. 22
Tugas Kepala Laboratorium adalah merencanakan dan mengadakan alat dan bahan
untuk kegiatan praktikum/praktek sesuai usulan dari penanggung jawab laboratorium,
laboran dan teknisi. Kemudian merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk
kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari penanggung
jawab laboratorium, laboran dan teknisi. Selanjutnya Mengatur dan melaporkan
administrasi keuangan penggunaan dana DIK, DIKS, Sardik/BOP, dan sumber dana lain
dari masyarakat dan pengguna laboratorium untuk kelancarankegiatan praktikum/praktek,
penelitian, pemeliharaan dan pengembangan laboratorium. Selanjutnya,
menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. Kemudian melaksanakan perbaikan
dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium. Kemudian, mengembangkan tim
layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan kesejahteraan staf laboratorium.
Selanjutnya, mewakili Ketua Jurusan jika berhalangan dalam melaksanakan tugas dalam
tugas yang menyangkut pengembangan fasilitas dan keuangan. Kemudian memfasilitasi
pengembangan kurikulum dan mengembangkan kerja sama dengan pihak luar untuk
pemanfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.
Tugas Penanggung jawab Laboratorium
1. Membantu kepala laboratorium dalam merencanakan program kerja laboratorium
2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk
kegiatan praktikum dan penelitian,

21
Avissa Calista dan Ika Rakhmalina. Tugas Pokok Sebagai Fungsi Organisasi Terhadap Peningkatan Kinerja
Pegawai Pada Dinas Kepndudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Banyuasin. Integritas Jurnal Manajemen
Profesional (IJMPro). Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020. Hlm.216.
22
Depdiknas. (2003). Standar Minimal Laboratorium Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi: Jakarta: Dirjen Dikdasmen

9
3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum dan penelitian siswa termasuk
merekrut asisten laboratorium.4)Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan
praktikum dan kegiatan penelitian.
4. Mengusulkan kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
5. Memonitor dan mengevaluasi kerja guru praktik, teknisi, laboran, dan asisten.
6. Memonitor dan mengevaluasi kerja guru praktik, teknisi, laboran, dan asisten
7. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kepala laboratorium.
Tugas Guru Pengampu Mata Pelajaran Praktek
1. Membantu penanggung jawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan
bahan dan alat, serta kegiatan praktikum.
2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan kegiatan praktikum secara teratur.
3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten.
4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum.
5. Melakukan kegiatan respon praktikum.
6. Memantau kerja asisten laboratorium.
Tugas Teknisi/Laboran
1. Membantu kerja penanggung jawab laboratorium secara teknis.
2. Mendata kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
3. Mengusulkan kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian
kepada penanggung jawab laboratorium atau kepala laboratorium.
4. Membantu guru praktek dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum.
5. Membantu guru praktek dalam pelaksanaan praktikum siswa.
6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan
penelitian.
7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggung
jawabnya.
8. Melaporkan kebutuh an bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada
penanggung jawab laboratorium atau kepala laboratorium.
Tugas Asisten Laboratorium
1. Membantu guru praktek dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum
2. Membantu guru praktik dalam pelaksanaan praktikum
3. Membantu guru praktek dalam penilaian kegiatan dan laporan praktikum.
4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama teknisi/laboran.

10
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
mengenai kemampuan merencanakan dan mengembangkan laboratorium, mengelola
kegiatan laboratorium dan tenaga laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta
sarana dan prasarana, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium serta aktivitas tenaga
laboratorium lainnya.23
Berdasarkan peraturan tersebut, maka laboratorium dapt dikembangkan secara
profesional guna untuk mencapai target yang ditentutan dan dapat melakukan inovasi
baik dari segi personalia, kegiatan, peraturan, sarana dan prasarana dan lain sebagainya.
Dalam melakukan pengembangan kegiatan laboratorium pendidikan dapat dilaksanakan
dimulai dari personalia laboratorium yang dimulai dari kepala laboratorium pendidikan,
Teknisi laboratorium, laboran laboratorium.
1. Kepala Laboratorium
a) Merencanakan Kegiatan dan Pengembangan Laboratorium Sekolah/Madrasah
Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
adalah kegiatan menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium yang
merupakan rencana komprehensif yang akan dilakukan untuk kalender tahun
pelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan tersebut mencakup rencana kegiatan
praktik dan praktikum, pengelolaan bahan, alat dan metode, serta sumberdaya
laboratorium lainnya (seperti infrastruktur, personel, dan anggaran) agar mampu
memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan di laboratorium secara efektif.
b) Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
c) Mengelola Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah
Mengelola kegiatan laboratorium sekolah adalah mengoordinasi serangkaian
kegiatan mulai dari perancangan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan
dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan,
pengevaluasian system kerja laboratorium, dan pengembangan kegiatan
laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat.
d) Membagi Tugas Teknisi dan Laboran Laboratorium
Sekolah/Madrasah Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah
merupakan implementasi dari kegiatan mengelola laboratorium dengan membagi
dan memberikan tugas kepada pelaksana yang masih merupakan tanggungjawab
penuh kepala laboratorium.
23
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah

11
e) Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah/Madrasah
Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah harus dilakukan kepala
laboratorium untuk menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan laboratorium.
f) Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah
Kegiatan ini berupa evaluasi keseluruhan yang komprehensif terhadap kinerja
para teknisi dan laboran yang bertugas dilaboratorium sesuai dengan tugas dan
fungsi yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan sumberdaya
lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dalam kurun satu tahun kerja.
g) Menerapkan Gagasan, Teori, dan Prinsip Kegiatan Laboratorium
Sekolah/Madrasah Penerapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.
1) Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan
laboratorium sebagai wahana pendidikan, yaitu mengikuti perkembangan
IPTEK yang berhubungan dengan pengelolaan laboratorium seperti standard
ISO:17025 guna meningkatkan kualitas pelayanan pemanfaatan laboratorium
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2) Mengembangkan dan menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium, yaitu
membuat system pengelolaan manajemen dan pelayanan yang sesuai dengan
laboratorium sekolah.
3) Menciptakan kewirausahaan (enterprenuership), yaitu membuat metode
kegiatan laboratorium dan bentuk eksperimen serta peningkatan kemampuan
yang mengacu pada standard dunia usaha dan industri.
h) Memanfaatkan Laboratorium untuk Kepentingan Pendidikan dan Penelitiandi
Sekolah/Madrasah
2. Teknisi Laboratorium
1) Merencanakan Pemanfaatan Laboratorium Sekolah/MadrasahMerencanakan
pemanfaatan laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai
berikut.
a. Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang
laboratorium Setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel
membantu kepala laboratorium dalam menyusun rencana kebutuhan
bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium yang mencakup jenis
dan tipe bahan, alat dan suku cadang, serta kebutuhan fasilitas

12
pendukung laboratorium lainnya (seperti peralatan K3 dan anggaran
biaya) agar mampu memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan
pembelajaran
b. Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan,
peralatan, dan suku cadang laboratorium,dalam menyusun kebutuhan
alat, bahan, dan suku cadang yang akan digunakan dilaboratorium,
teknisi berpedoman pada catalog alat/buku manual alat, bahan, dan
suku cadang yang tersedia.
c. Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan
laboratorium
Setelah menyusun rencana kebutuhan alat, bahan, dan suku cadang,
selanjutnya teknisi/juru bengkel membuat daftar bahan, peralatan, dan
suku cadang yang diperlukan laboratorium. Daftar kebutuhan tersebut
disusun secara sistematis dalam bentuk table daftar alat yang
dilengkapi dengan informasi jumlah, jenis, spesifikasi bahan,
peralatan,serta kondisi alat/bahan dan suku cadang yang diperlukan
laboratorium.
d. Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk perawatan dan
perbaikan peralatan laboratorium
Pada setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel membantu
kepala laboratorium menyusun rencana kebutuhan bahan, peralatan,
dan perkakas yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan
perawatan dan perbaikan peralatan dan bahan yang ada di
laboratorium.
e. Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
Teknisi/juru bengkel harus melakukan penyusunan program/jadwal
pemeliharaan seluruh peralatan dan bahan yang ada dilaboratorium
tempatnya bekerja sesuai dengan POS metode pemeliharaannya. Isi
program ini menetapkan periode pemeliharan terhadap setiap
komponen alat, bahan, dan personel yang ditugaskan.
2) Mengatur Penyimpanan Bahan, Peralatan, Perkakas, dan Suku Cadang
Laboratorium Sekolah/Madrasah
Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang
laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut.

13
b. Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan
peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)Teknisi/juru bengkel
melakukan pencatatan dan mendokumentasikan seluruh bahan, peralatan, dan
fasilitas laboratorium, baik secara manual dengan menggunakan buku
inventaris alat dan bahan maupun menggunakan fasilitas computer atau laptop
yang tersedia di laboratorium. Pencatatan dilakukan secara periodic setiap
awal dan akhir tahun pelajaran dan menginformasikan tentang kuantitas dan
kualitas peralatan, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya.
c. Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic sesuai dengan
jadwal terhadap seluruh peralatan dan bahan yang adadi laboratorum
tempatnya bekerja, sebelum dan sesudah pemakaian dalam rangka
memfasilitasi kegiatan praktikum. Kegiatan ini merupakan bagian dari
kegiatan pemeliharaan peralatan dan bahan. Kegiatan ini juga mencakup
peralatan dan bahan yang tidak digunakan. Hasil kegiatan ini adalah seluruh
peralatan yang tidak/telah digunakan harus bersih dari kotoran/sisa bahan yang
menempel, kemudian disimpan, dan ditata kembali seperti semula sehingga
siap untuk digunakan kembali pada kegiatan laboratorium selanjutnya.
Kegiatan ini harus dilakukan sesuai dengan POS yang tersedia, terutama
menyangkut bahan dan peralatan bantu yang digunakan untuk membersihkan,
serta cara membersihkannya agar fungsi kerja alat tetap terjaga.
d. Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan
perbaikan peralatan laboratorium
Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic sesuai dengan
jadwal terhadap tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan
dan perbaikan peralatan laboratorium agar teknisi tidak mengalami kesulitan
saat membutuhkan bahan dan peralatan tersebut.
3. Menyiapkan Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah
Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai
berikut.
a. Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium Setiap penggunaan
peralatan dilaboratorium harus mengacu pada buku petunjuk penggunaan
peralatan. Prosedur operasional standar (POS) adalah pedoman yang berisi
petunjuk-petunjuk dalam menggunakan peralatan dan bahan di laboratorium.

14
Beberapa jenis POS yang harus disiapkan oleh teknisi/juru bengkel adalah sebagai
berikut. POS Pengoperasian/Penggunaan, POS Pemeliharaan/Perawatan POS
Pemeriksaan dan POS Unjuk Kerja.
b. Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan
praktikum Sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum, teknisi/juru bengkel harus
menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan merangkai peralatan yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan.
c. Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
Teknisi laboratorium/juru bengkel menyiapkan penuntun kegiatan percobaan yang
akan dilakukan pada kegiatan praktikum di laboratorium. Penuntun yang disiapkan
berupa penuntun pembelajaran kegiatan praktikum yang telah disusun oleh kepala
laboratorium atau guru penanggungjawab mata pelajaran praktikum sebelum
digunakan.
e. Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium Sekolah/Madrasah
Merawat peralatan dan bahan di laboratorium meliputi kegiatan sebagai
berikut.
Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan laboratorium secara berkala
dan berpedoman POS pemeriksaan, teknisi/juru bengkel laboratorium
melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan
dan bahan. Jika ditemukan peralatan yang rusak, teknisi mendata untuk
menentukan langkah perbaikan. Jika ditemukan bahan yang sudah
kedaluwarsa/tidak layak pakai, teknisi laboratorium dapat melakukan
penggantian. Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium jika dari hasil
pemeriksaan ditemukan peralatan yang rusak, teknisi/juru bengkel melaporkan
kepada kepala laboratorium agar peralatan tersebut dapat diperbaiki atau
diganti dengan peralatan yang baru.
f. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium sekolah/Madrasah
Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Menjaga kesehatan diri dan lingkungan
kerja Teknisi/juru bengkel menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) berupa instruksi kerja urutan tindakan yang benar dan harus diikuti oleh
setiap orang agar bekerja secara sehat dan selamat di laboratorium.
Teknisi/juru bengkel memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan bahan
dan peralatan yang dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan dan

15
pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut. Teknisi perlu memahami
bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau radiasi yang dapat muncul saat bekerja di
laboratorium. Teknisi juga perlu memahami metode pencegahan dan
penanganan jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus disusun
misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE), POS bekerja
secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti kebakaran), POS
penanganan kecelakaan kerja (seperti tumpahan bahan kimia dan luka), dan
POS pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). 2) Menggunakan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratoriumDengan
berpedoman pada POS K3 yang telah disusun, sebelum dan pada saat
melakukan kegiatan praktikum, teknisi dan peserta praktikum wajib
menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja. 3) Menangani
bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuaidengan prosedur yang berlaku
Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel dalam serangkaian
kegiatan untuk mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar bahan
B3 yang dikelola agar terjaga dengan baik dan dapat digunakan kembali untuk
kegiatan berikutnya. Ketika menangani bahan berbahaya dan beracun,
teknisi/juru bengkel harus menggunakan peralatan dan bahan pelindung diri
agar tidak terkontaminasi. 4) Menangani limbah laboratorium sesuai dengan
prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel
dalam serangkaian kegiatan untuk menangani limbah dengan mengumpulkan,
memilah, dan menyimpan secara benar sehingga bahan tersebut tidak
membahayakan. 5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan Jika
terjadi kecelakaan diruang laboratorium, teknisi/juru bengkel harus segera
memberikan pertolongan pertama dengan fasilitas P3K yang ada di
laboratorium. Jika pertolongan yang diberikan tidak mencukupi, teknisi/juru
bengkel melaporkan kepada kepalala boratorium agar korban kecelakaan dapat
segera dibawa kerumah sakit.
3. Laboran Laboratorium
a. Menginventarisasi bahan Praktikum
b. Mencatat Kegiatan praktikum,dalam mencatat kegiatan praktikum, laboran
melakukan kegiatan-kegiatan.
c. Merawat Ruang Laboratorium Sekolah/Madrasah, dalam merawat ruang
laboratorium sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-kegiatan.

16
d. Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium Sekolah/Madrasah,dalam
mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah, laboran
melakukan kegiatan-kegiatan.
e. Melayani Kegiatan Praktikum,dalam melayani kegiatan praktikum, laboran
melakukan kegiatan-kegiatan.
f. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium Sekolah/Madrasah.

17
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan,
laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelola
laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal
laboratorium mempunyai tanggungjawab terhadap efektifitas dan efisiensi
laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Untuk
memaksimalkan pengelolaan laboratorium maka harus ada struktur organisasi
laboratorium sebagai bentuk pendelagasian wewenang.
Tugas pokok pengelola laboratorium secara umum dibagi kepada 3 struktur
utama pengelola yang meliputi kepala laboratorium,teknisi laboratorium dan laboran
laboratorium. Sedangkan struktur laboratorium di sekolah meliputi Pembagian tugas
dan wewenang yang meliputi Kepala Laboratorium, Penanggung jawab
Laboratorium, Guru Mata Pelajaran, Teknisi/Laboran.
B. Saran
Pendelegasian wewenang ke dalam bentuk struktur organisasi laboratorium
harus dibarengi dengan sistem pengawasan evaluasi kerja agar pebgelolaan
laboratorium dapat maksimal.

18
DAFTAR PUSTAKA
A.Nurhadi. 2018. Manajemen Laboratorium Pendidikan Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. Tarbawi:Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 4 No. 01.∣p-
ISSN2442-8809∣e-ISSN 2621-9549
Anti Damayanti Hamdani. 2008. Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta:Fakultas
Saintek UIN Sunan Kalijaga)
Avissa Calista dan Ika Rakhmalina. 2020. Tugas Pokok Sebagai Fungsi Organisasi Terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Dinas Kepndudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Musi Banyuasin. Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro). Volume 1 Nomor 2
Edisi Juli.
Decaprio Richard. 2013. Tips mengelola Laboratorium Sekolah. Yogjakarta: DIVA Press.
Depdiknas. (2003). Standar Minimal Laboratorium Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi: Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Depdiknas. 2002. SPTK-21, Jakarta: Depdiknas
Devi Yulianti. 2015. Desain Struktur Organisasi Efektif Untuk Mencapai Tujuan Organisasi
Publik. . Spirit Publik. Vo. 10 No. 01.
E. Mulyasa. (2008). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, H. Malayu SP. 2010. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi,
Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Ara dan Imam Machalui. 2010. Pengelolaan Pendidikan Konsep,Prinsip dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah Atau Madrasah.Bandung:Pustaka Educa.
Ibrahim, B. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Indrawan, Irjus dkk. 2019. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan : CV. Penerbit
Qiara Media.
ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum Kompetensi Pengujian dan
Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC17025: 2017.
Made Alit, dkk. 2011. Prosedur Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah. P4TK IPA
Bandung.
Manik, manganju. 2020. Solusi Dalam Diklat Online Calon Kepala Lboratorium/Bengkel
Sekolah/Madrasah di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan. Vol. 11,No 1.
Muhsim, Lubis dkk. 1993. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA modul 2. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Nurlia. 2019. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Pengukuran Kualitas Pelayanan.
19
Meraja Journal. Vol. 2, No. 2.
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Purwanto, M.Ngalim. 2008. Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung.\:Remaja
Rosdakarya
Robbins, C. S.P dan Judge, (2007), Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah, Bandung: Refika Aditama. .
Sari, Ratna A. 2013. Makalah yang disampaikan dalam Workshop “How to be a Good
Laboratory With a Professional Management” di SMK N 1 Depok Sleman.
Setyaningrum, Rus. 2017. Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri
Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika. 03(1): 83- 84.
Suryaningrum, Sri. 2008. Perspektif Struktur Organisasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. UPN Veteran Yogyakarta. Indonesia. Vol. VI No. 1.
Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah. 2013. Peran Struktur Organisasi Dan Sistem
Remunerasi Dalam Meningkatkan Kinerja. Jurnal Ekobis. Vol. 14,No. 2.
Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UPI: 2004

20

Anda mungkin juga menyukai