Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Fisika

Strategi pembelajaran (pengubahan konsep (conceptual


change), analogi; inquiry, discovery, dan lain lain), yang
berkaitan dengan pembelajaran fisika

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Derlina, M.Si

Oleh :

Andil Hotasi Siregar 8216175007


Desi E Tarigan 8216176003
Laksmi Hasibuan 8216175003
Nelly C Lumbantobing 8216175004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
2021

i
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi pembelajaran (pengubahan konsep (conceptual
change), analogi; inquiry, discovery, dan lain lain), yang berkaitan dengan pembelajaran fisika”
dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan refrensi bagi kita
sehingga lebih mengetahui tentang metodologi pembelajaran fisika.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
BAB I..............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep (Conceptual Change).....................3
B. Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep Analogi..........................................7
C. Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep Inquiry...........................................8
D. Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep Discovery....................................10
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu pengetahuan sains yang mempelajari tentang hukum-hukum


alam dan aplikasinya dalam kehidupan. Sifat konsep fisika ada yang abstrak, ada yang
konkret. Konsep fisika yang bersifat abstrak sulit untuk divisualisasikan sehingga membuat
siswa kesulitan dalam menelaah konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Hal inilah yang
membuat siswa beranggapan fisika sulit dan membosankan, kecuali jika dikaitan dengan
pengalaman sehari-hari.
Permasalahan sifat konsep yang bersifat abstrak dapat diatasi dengan menggunakan
model pembelajaran, atau media sebagai model. Guru fisika dalam pembelajaran sering kali
menggunakan model analogi pada saat berkomunikasi dengan siswa untuk menyampaikan
konsep-konsep fisika yang berada di luar jangkauan persepsi indera, dengan analogi para
guru membantu siswa membangun pengertian-pengertian, konsep-konsep baru yang
seringkali rumit dan abstrak dari konsep yang telah diketahui dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep (Conceptual Change)

2. Bagaimana Strategi Pembelajaran Konsep Analogi

3. Bagaimana Strategi Pembelajaran Konsep Iniquery

4. Bagaimana Strategi Pembelajaran Konsep Discovery )

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep (Conceptual Change)


2. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Konsep Analogi
3. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Konsep Inquiry
4. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Konsep Discovery
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Pengubahan Konsep (Conceptual Change)

Model Perubahan Konsep (Conceptual Change)


Model perubahan konseptual (conceptual change model=CCM) pertama kali diajukan
oleh Posner et al pada tahun 1982. Model ini pernah dikembangkan oleh Hewson dan
Hewson (1983, 1984), Strike dan Posner (1985, 1992), serta Thorley (1990). Model
perubahan konseptual berkaitan dengan perspektif filosofis bahwa pembentukan pengetahuan
dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah ada, pengalaman masa lalu, dan kemampuan
metakognitif (Barlia, 2009)
Model perubahan konseptual merupakan salah satu model pembelajaran yang berbasis
konstruktivistik. Model perubahan konseptual adalah model pembelajaran yang memfasilitasi
siswa agar terjadi proses perubahan konsepsi, melalui pembangkitan dan restrukturisasi
konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran (Santyasa, 2007a).
Ozdemir (dalam Linuwih & Setiawan, 2010) mengklasifikasikan konsepsi seseorang menjadi
dua yaitu konsepsi ilmiah dan konsepsi alternatif (miskonsepsi). Konsepsi ilmiah adalah
konsepsi seseorang yang sama dengan konsepsi para pakar. Konsepsi alternatif adalah
konsepsi seseorang yang tidak sama dengan konsepsi para pakar. Faktor penyebab konsepsi
alternatif adalah intuisi sebagai pengalaman kehidupan sehari-hari, pembelajaran, buku teks,
fragmentasi, penggunaan kerangka teori spesifik, dan apresiasi konseptual. Model perubahan
konseptual mengasumsikan bahwa setiap siswa yang akan mengikuti pembelajaran di kelas
telah mengalami miskonsepsi mengenai fenomena alam. Miskonsepsi itu perlu diperbaiki
atau dihilangkan dengan memberikan pelajaran melalui demonstrasi, analogi, konfrontasi dan
contoh-contoh tandingan (Cakir, 2008).
Model perubahan konseptual mengkonstruksi pengetahuan baru siswa dengan
memodifikasi konsep yang telah ada pada siswa. Model perubahan konseptual
mengisyaratkan dua fase sebelum akhirnya pengetahuan dapat dikonstruksi secara benar,
yaitu fase asimilasi dan akomodasi. Bila pengetahuan baru yang datang sesuai dengan
pengetahuan awal siswa, maka pengetahuan awal tersebut dikembangkan melalui asimilasi.
Melalui asimilasi siswa menggunakan konsep yang telah mereka miliki untuk berhadapan
dengan konsep baru. Apabila pengetahuan baru yang datang bertentangan dengan
pengetahuan awalnya, maka siswa mengubah konsepnya melalui akomodasi. Proses
akomodasi tersebut merupakan fenomena perubahan konseptual (Setyowati,
2011). Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa, pengetahuan seseorang tidak sekali jadi,
melainkan dibentuk oleh individu tersebut secara berkelanjutan dengan memperbaiki dan
mengubah pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Kerangka berpikir mengenai model pembelajaran perubahan konseptual dalam
struktur kognitif siswa disajikan pada Gambar 1.
Pada gambar ini dijelaskan proses perubahan konsepsi awal siswa yang masih
berlabel miskonsepsi menjadi konsepsi baru yang ilmiah.

Gambar 1

Model Perubahan Konseptual


(Posner et al., dalam Dole dan Sinatra, 1998)

Berdasarkan Gambar 1, dapat diasumsikan empat variabel dalam proses perubahan


konseptual, adalah sebagai berikut.
(1) Ketika struktur pengetahuan awal siswa terkristalisasi, koheren, dan benar-benar
dipertahankan, maka perubahan konseptual sulit terjadi. Hal ini didasari oleh sifat
manusia yang sulit meninggalkan zone nyaman. Siswa yang mengalami perubahan
konseptual adalah siswa yang memiliki motivasi untuk berubah, memiliki upaya
untuk berubah, dan memiliki keyakinan untuk berubah. Teori perubahan konseptual
mengharuskan siswa untuk merasa tidak puas terhadap konsepsi yang mereka miliki
(dissatifield).
(2) Siswa harus dapat menemukan bahwa konsepsi baru tersebut dapat dimengerti
(intelligible). Siswa harus memahami konsepsi baru tersebut jika mereka mau
mengadopsinya.
(3) Siswa harus merasakan bahwa konsepsi tersebut masuk akal (plausible). Jadi,
konsepsi baru tersebut tidak hanya dapat dipahami, tetapi juga harus masuk akal dan
dapat diyakini. Konsepsi-konsepsi tersebut harus koheren dengan ide-ide siswa
sebelumnya, sehingga konsepsi tersebut dapat diyakini.
(4) Para siswa harus menemukan kebermanfaatan dari konsepsi-konsepsi tersebut
(fruitfull). Jadi, konsepsi-konsepsi baru diupayakan memberi peluang
mengembangkan hipotesis lebih lanjut.

Strategi-strategi Pembelajaran Konseptual


Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan sangkalan
yang diikuti dengan strategi konflik kognitif, yaitu 1) demonstrasi, 2) analogi, 3) konfrontatif,
dan 4) contoh-contoh tandingan (Cakir, 2008).

1) Demonstrasi
Demonstrasi didefinisikan sebagai proses memperlihatkan sesuatu kepada orang lain atau
kelompok orang. Metode ini efektif digunakan bila jumlah siswa relatif banyak namun
jumlah alat penunjang praktikum terbatas. Melalui demonstrasi, siswa akan dihadapkan
langsung pada sebuah kejadian, sehingga dalam pikiran siswa terjadi konflik kognitif jika
pengetahuan yang mereka miliki bertentangan dengan kejadian nyata. Hal tersebut memberi
peluang bagi siswa untuk mengalami proses akomodasi sehingga terjadi proses perubahan
konseptual dalam struktur kognitif siswa secara menyeluruh. Akibatnya, miskonsepsi yang
dialami siswa dapat berubah menjadi konsepsi ilmiah.

2) Analogi
Konsep-konsep fisika banyak yang bersifat abstrak. Tidak semua fenomena fisis yang terjadi
dapat diamati secara kasat mata (non-observable), sehingga muncul kesulitan untuk
menerangkan fenomena tersebut. Guru sering kesulitan dalam menyebutkan contoh non-
observabel, sehingga siswa sulit membayangkannya. Konsep-konsep seperti itulah yang
sering membuat siswa mengalami miskonsepsi. Analogi didefinisikan sebagai suatu metode
mengajar dengan memberikan konsep-konsep nyata yang hampir sama dengan konsep-
konsep yang masih bersifat abstrak. Proses analogi menghadapkan siswa pada hal-hal yang
tidak masuk akal, kemudian secara perlahan-lahan dihadapkan pada hal yang masuk akal,
sehingga mudah diterima. Pemberian analogi diharapkan dapat membuat konsep tersebut
menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.

3) Konfrontatif
Sebelum memulai proses pembelajaran di kelas, seyogyanya guru menggali pengetahuan
awal siswa sehingga teridentifikasi konsep-konsep siswa yang masih berlabel miskonsepsi.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, guru dapat menyediakan berbagai cara untuk
mengkonfrontasi secara aktual konsepsi siswa. Tujuannya adalah untuk menggoyahkan
miskonsepsi yang masih terdapat di dalam pikiran siswa, sehingga akhirnya mereka memiliki
konsepsi yang ilmiah.

4) Contoh-contoh Tandingan
Pemberian contoh-contoh tandingan yang relevan sangat membantu siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Contoh-contoh tersebut, hendaknya mampu menantang
miskonsepsi siswa. Sajian contoh tandingan tersebut diharapkan dapat membuat siswa
tertarik untuk mempelajari konsep tersebut. Akibatnya, miskonsepsi berubah menjadi
konsepsi ilmiah yang kokoh.

Tahap-tahap Model Perubahan Konseptual


Proses pembelajaran dengan model perubahan konseptual merupakan proses
pembelajaran yang mampu mengaktifkan pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal siswa
tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi guru untuk memulai proses pembelajaran.
Secara umum sintaks model perubahan konseptual tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Sintaks Model Perubahan Konseptual


No Sintaks Model Perubahan Konseptual
1 Sajian masalah konseptual dan kontekstual.
2 Konfrontasi miskonsepsi terkait dengan masalah-masalah tersebut.
Konfrontasi sangkalan berikut strategi-strategi demonstrasi, analogi atau
3
contoh-contoh tandingan.
4 Pembuktian konsep dan prinsip secara ilmiah.
5 Sajian materi dan contoh-contoh kontekstual.
Konfirmasi melalui pertanyaan-pertanyaan untuk memperluas pemahaman dan
6
penerapan pengetahuan secara bermakna.
(Santyasa, 2007a)

B. Strategi Pembelajaran Analogi

Model penjelasan analogi adalah model penjelasan suatu konsep atau topik dengan cara
menganalogikan dengan suatu peristiwa yang mudah dimengerti oleh siswa (Suparno, 2007).
Pengajaran analogi berjalan dengan efektif, maka diperlukan konsep rujukan, yaitu konsep
fisika yang sudah diajarkan dan dipahami dengan baik oleh siswa. Konsep rujukan tersebut
diperlukan untuk menjelaskan konsep target, yaitu konsep fisika materi ajar baru.
Perbandingan yang menyeluruh antara kedua konsep tersebut dapat memperluas pola berpikir
baik guru maupun siswa, dan mencegah terjadinya miskonsepsi dengan jalan
mempertahankan prakonsepsi yang benar atau mengubah peta konsep berpikir siswa dari
prakonsepsi yang salah menuju konsep yang benar sesuai teori yang berlaku untuk satu
materi ajar tertentu (Brown, 1992; Clement, 1993).

Menurut Boo Hong Kwen & Toh Kok Aun (1985), beberapa kelebihan mengajar
menggunakan analogi yakni: 1. Sebagai alat untuk mengajarkan perubahan konseptual 2.
Analogi menyediakan visualisasi dan pemahaman pada konsep yang abstrak yang merujuk
pada contoh-contoh dalam kehidupan nyata 3. Analogi mungkin memicu minat belajar siswa
karenanya memiliki efek motivasi 4. Analogi menuntut guru untuk mempertimbangkan
prakonsepsi siswa terhadap materi yang akan diajarkan serta dapat mengeleminasi atau
mengurangi miskonsepsi pada materi yang diajarkan.

Menurut Shawn Glynn (1995:22) ada 6 langkah yang harus dilakukan pengajar untuk
menarik atau memperoleh sebuah analogi, yaitu: 1. Mengenalkan konsep target. Konsep
target adalah konsep yang tidak umum atau tidak diketahui dengan baik dan akan diajarkan
kepada pada siswa. 2. Mereview atau mengulas lengkap konsep analogi. Konsep analog
adalah konsep yang umum atau diketahui dengan baik dan biasanya telah lebih dahulu
diajarkan kepada para siswa. 3. Mengidentifikasi atau mencari fiturfitur atau atribut-atribut
relevan antara target dan analogi. Mengumpulkan seluruh fitur atau atribut baik dari konsep
target dan konsep analog untuk diidentifikasi.4. Memetakan keserupaan antara konsep-
konsep analogi dan target. Proses pembandingan seluruh fitur/atribut yang diperoleh tersebut
disebut pemetaan. Jika terdapat banyak fitur/atribut serupa, sebuah analogi dapat ditarik atau
diambil. Makin banyak fitur/atribut serupa berarti analoginya makin baik. 5. Mengidentifikasi
atau mencari keadaan pengecualian yang mana analogi tersebut tidak bekerja. Fiturfitur atau
atribut-atribut yang tidak serupa merupakan pengecualian dari analogi tersebut. 6. Mengambil
kesimpulan - kesimpulan tentang konsep - konsep target

ANALOGI DALAM FISIKA.


Contoh analogi dalam pokok bahasan listrik dinamis, guru dapat menggunakan analogi
bak air untuk menjelaskan konsep tegangan listrik. Air yang ada di dalam tangki air di atas
rumah mempunyai gaya dan energi potensial yang dapat menyebabkan aliran air ke bawah.
Air mengalir dari tempat yang energi potensialnya tinggi ke tempat yang energi potensialnya
rendah, atau air mengalir karena adanya beda potensial. Gambaran ini dikaitkan dengan
peristiwa listrik: tegangan listriklah (beda potensial) yang menyebabkan adanya arus listrik di
dalam rangkaian listrik. Setelah siswa memahami definisi besaran-besaran listrik maka
dilanjutkan dengan materi hukum Ohm. Penjelasan materi hukum Ohm disampaikan dengan
metode analogi dan analogi penghubung dengan bantuan skema.

C. Strategi Pembelajaran Inquiry

Inquiry didefinisikan sebagai suatu proses yang mensyaratkan interaksi guru dan peserta
didik pada level yang sangat tinggi (high degree of interaction) antara guru, peserta didik,
materi pembelajaran dan lingkungan. Bagian terpenting dalam proses inkuiri ini adalah
bahwa antara guru dan peserta didik keduanya sama-sama sebagai penanya, pencari,
pengintrogasi, penjawab dan juga sebagai analisa (orlihch,1981:252-253). Proses
pembelajaran inquiri dapat ditandai oleh munculnya perbedaan-perbedaan pandangan akibat
dari pemikiran kreatif peserta didik dalam mengkaji sesuatu.
Metode pembelajaran inkuiri merupakan fenomena yang lahir di abad ke-20 ini. John
dewey adalah orang yang menggagas secara mendetail tentang metode inkuiri ini. Menurut
dewi bahwa metode pemecahan masalah atau (problem solving method) harus diterapkan
dalam proses pembelajaran.

Sejak zaman yunani kuno metode mengajar inkuiri sesungguhnya telah diterapkan secara
konsisten dan berkesinambungan mereka adalah socrate, aristoteles dan plato. Mereka bertiga
dianggap sebagai bapak moyang yang mempelopori lahirnya metode pembelajaran inkuiri.
Proses-proses yang mereka gunakan telah dijadikan sebagai secara oleh kebanyakan orang di
dalam proses berpikir masyarakat barat. Warisan yang pada akhirnya sampai kepada kita
merupakan suatu metode pembelajaran yang sebaiknya diberikan kepada peserta didik di
sekolah dalam rangka mengembangkan potensi dan kreativitasnya. Pengembangan potensi
dan kreativitas tersebut dapat diwujudkan melalui pengajaran dengan metode inquiry di mana
peserta didik dapat menemukan pengetahuan baru yang belum diperoleh sebelumnya.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan menggunakan metode pembelajaran inkuiri atau dapat
terlihat dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengamatan
b. Mengklasifikasikan fakta
c. Menghubung hubungkan waktu
d. Melakukan per kira-kira kan
e. Penarikan kesimpulan sementara
f. Merumuskan definisi operasional
g. Menyusun dugaan sementara
h. Melakukan interpretasi data
i. Mengontrol variabel
j. Menguji cobakan
k. Mengkomunikasikan hasil atau temuan yang diperoleh.

Langkah-langkah tersebut sangat menitikberatkan kepada proses inquiry di mana peserta


didik lebih berperan dalam melakukan suatu penyelidikan. Ke-11 tersebut harus dilaksanakan
dengan hati-hati dan sistematis. Kondisi ini mensyaratkan bahwa guru harus memutuskan
bagaimana memperoleh pembelajaran yang akan diberikan untuk membangun kognitif
peserta didik dan bagaimana pulang menciptakan kelompok-kelompok kecil. Proses inkuiri
makan berjalan dengan baik apabila peserta didik dapat menginternalisasikan dalam setiap
pembelajaran
.
Apa hubungan berpikir dengan metode pengajaran inkuiri? Sebagai suatu bangsa yang
beneran dan baru peradaban sebaiknya semua sekolah pada berbagai jenjang dan satu
pendidikan mengajarkan bagaimana berpikiran benar. Undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 menjadi acuan yang harus dilaksanakan oleh
semua lembaga pendidikan indonesia. Setiap guru dan lembaga pendidikan harus mampu
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dan menyajikan pengalaman-pengalaman untuk
merangsang kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Setiap peserta didik harus
mempelajari secara aktif terhadap informasi data, materi, konsep dan masalah-masalah yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Strategi Pembelajaran Discovery Learning


1. Pengertian Strategi Discovery Learning
Pembelajaran pada dasar nya adalah merupakan upaya untuk mengarahkan peserta
didik kedalam proses belajarsehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan
apa yang diharapkan. Dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi dan
perbedaan-perbedaan individu anak karena mereka mempunyai keunikan masing-masing
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan memperhatikan perbedaan- perbedaan
tersebut maka pembelajaran benar-benar dapatmerubahkondisianakdari yang tidak terampil
menjadi terampil, dari yang tidak paham menjadi paham dan dari yang berperilaku kurang
baik menjadi baik.
Strategi adalah merupakan sekumpulan tindakan seorang guru yang terjadi dengan
bentuk yang teratur dan sistematis di dalam kelas, dengan tujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Bahruddin juga berpendapatbahwastrategi adalah sekumpulan langkah-
langkah yang harus dilaksanakan olehs eorang guru untuk mewujudkan atau mencapai tujuan
pembelajaran. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan
strategi pengajaran yang cenderung sama tiap kali mengajar. Pembelajaran yang kurang
memperhatikan perbedaan individual anak dan hanya berdasarkan pada keinginan guru akan
sulit mengantarkan anak didik kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam
proses pembelajaran peserta didik perlu dilatih untuk menyelidiki dan menemukan sendiri
sesuatu dari apa yang dipelajari. Strategi discovery-inquiry (menyelidiki dan menemukan)
adalah strategi belajar dengan cara mendorong dan membimbing siswa untuk menemukan
sesuatu dari apa yang telah dipelajari. Masalah dalam pembelajaran discovery adalah masalah
yang bersifat tertutup, artinya jawaban darimasalah itu sudah pasti, tugas guru hanya
menggiring siswa melalui proses tanya jawab atau diskusi tentang sesuatu yang sebenarnya
jawabannya sudah pasti.
Strategi pembelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri peserta
didik tentang jawaban dari suatu masalah. Strategi pembelajaran discovery sering juga
dinamakan heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya
menemukan. Pembelajaran discovery menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi
pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator atau pembimbing peserta didik untuk belajar.
Menurut Jerome Bruner, discovery learning adalah metode belajar yang mendorong
siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum
praktis contoh pengalaman. Wilcolx juga berpendapat bahwa pembelajaran discovery
(penemuan) peserta didik didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong peserta didik untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
discovery learning merupakan suatu model pembelajaran untuk mengembangkan cara belajar
siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidikisendiri, maka hasil yang diperolehakan
tahan lama dan setia dalam ingatan serta tidak akan mudah dilupakan oleh pesertadidik.

2. Konsep Belajar
Dalam konsep belajar, strategi discovery learning merupakan pembentukan kategori-
kategori atau konsep-konsep yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana
teori Bruner tentang kategorisasi yang tampak dalam discovery, bahwa discovery adalah
pembentukan kategori-kategori atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan
kategori-kategori dan sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi
(similaritas&difference) yang terjadi di antara objek-objek dan kejadian-kejadian. Bruner
menjelaskan dalam pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang
berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula. Untuk memfasilitasi proses belajar
yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan
tingkatan perkembangan kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran memiliki tujuan
untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berpikir sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu enactive, iconic dan symbolic. Pada tahap
enactive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan
sekitarnya, artinya dalam memahami dunia sekitarnya, anak menggunakan pengetahuan
motorik seperti melalui gigitan, sentuhan, pegangan dan sebagainya. Kemudian pada tahap
iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal, artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan dan perbandingan. Dan pada tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki
ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berbahasa dan logika. Pada akhirnya Bruner menjelaskan yang menjadi tujuan dalam strategi
discovery learning adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin dan ahli matematic. Melalui
kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal
yang bermanfaat bagi dirinya.9 Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua
asumsi, asumsi pertama ialah perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif.
Berlawanan dengan para penganut teori perilaku, Bruner yakin bahwa orang belajar
berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan,
tetapi juga dalam orang itu sendiri. Asumsi kedua ialah orang mengonstruksi pengetahuannya
dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang
diperoleh sebelumnya, suatu model alam.
3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Discovery Learning
Beberapa prinsip penggunaan strategi discovery learning adalah sebagai berikut:
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi pembelajaran discovery adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar.
b) Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
c) Prinsip bertanya
Dalam menggunakan strategi ini guru berperan sebagai penanya karena kemampuan siswa
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir.
d) Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya sekedar mengingat sejumlah fakta, akan tetapi juga merupakan proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip keterbukaan
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukannya, karena pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model perubahan konseptual adalah model pembelajaran yang memfasilitasi siswa
agar terjadi proses perubahan konsepsi, melalui pembangkitan dan restrukturisasi
konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran. Ozdemir (dalam
Linuwih & Setiawan, 2010) mengklasifikasikan konsepsi seseorang menjadi dua yaitu
konsepsi ilmiah dan konsepsi alternatif (miskonsepsi). Konsepsi ilmiah adalah konsepsi
seseorang yang sama dengan konsepsi para pakar. Konsepsi alternatif adalah konsepsi
seseorang yang tidak sama dengan konsepsi para pakar.
Analogi merupakan jembatan konseptual yang membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep baru. Namun demikian, jika tidak hati-hati dalam penggunaannya analogi
dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Analogi digambarkan dengan pemindahan
ide atau perbandingan dari konsep yang dikenal kepada konsep yang tidak dikenal.
Konsep yang dikenal dinamakan analog dan konsep yang tidak dikenal dinamakan target.
Perbandingan tersebut berguna untuk membantu proses pemahaman siswa terhadap
konsep baru yang akan dipelajari. Menurut Sternberg (2008) komponen dari berpikir
analogi meliputi empat hal yaitu encoding, inferring, mapping, applying.
Pembelajaran inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswauntuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk
dapat mengembangkan didisiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu
mereka. Teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan strategi
pembelajaran inkuiri yaitu teori kontruktivisme, teori ausubel, dan teori belajar penemuan
dari bruner.
Strategi discovery adalah strategi belajar dengan cara mendorong dan membimbing
siswa untuk menemukan sesuatu dari apa yang telah dipelajari. Masalah dalam
pembelajaran discovery adalah masalah yang bersifat tertutup, artinya jawaban dari
masalah itu sudah pasti, tugas guru hanya menggiring siswa melalui proses tanya jawab
atau diskusi tentang sesuatu yang sebenarnya jawabannya sudah pasti.
B. Saran
Semoga makalah singkat ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak dan lebih
mendalami lagi materi tentang Berbagai Strategi Pembelajaran ( pengubahan konsep,
analogi, inquiry, dan discovery ).
DAFTAR PUSTAKA

Barlia, L. 2009. Perubahan konseptual dalam pembelajaran sains anak usia sekolah dasar.
Cakrawala Pendidikan. 28(1). 48-59
Cakir, M. 2008. Constructivist approaches to learning in science and their implication for
science pedagogy: a literature review. International Journal of Environmental &
Science Education. 3(4). 193-206.
Dole, J. A., & sinarta, G. M. 1998. Reconceptualizing change in the cognitive construction
of knowledge. Education Phsychologist. 33(2/3). 109-128
Linuwih, S., & Setiawan, A. 2010. Latar belakang konsepsi paralel mahasiswa pendidikan
fisika dalam materi dinamika. Jurnal pendidikan fisika Indonesia. 6(2010). 69-73
Mulyasa, E, 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pala, R.H. (2016). Efektivitas Pendekatan Kontekstual ditinjau dari Pemahaman
Konsep
Matematis Siswa. Skripsi pada FKIP UNILA. Dipublikasikan
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi pembelajaran. Jakarta:Bumi aksara.
Sanjaya, Wina, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Santyasa, I W. 2007(a). Model-model pembelajaran inovatif. Makalah. Disajikan dalam
pelatihan tentang penelitian tindakan kelas bagi guru-guru SMP dan SMA di Nusa
Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007, di Nusa Penida
Setyowati, A. 2011. Implementasi pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII. Jurnal
pendidikan fisika Indonesia. 7(2011). 89-96.
Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar diSekolah. Jakarta : PT. RinekaCipta.
Suwangsih, E. &Tiurlina.(2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.
SyahMuhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosda karya.
Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Winataputra ,Udin S,2008.Teori Belajar Minat dan Pembelajaran ,Jakarta: UT.

Anda mungkin juga menyukai