Anda di halaman 1dari 27

SISTEM ADMINISTRASI LABORATORIUM

MAKALAH

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Manajemen
Laboratorium Pendidikan)

Dosen Pengampu : H. Nandang Abdurrahim, M. Ag. dan Dr. Wahyu Hidayat, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Maulani Septianti 1192010088

Mohammad Raifal Pahlevi 1192010099

Muslim Nasution 1192010110

Pipit Puspita Sari 1192010119

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah “Sistem Administrasi Laboratorium” ini dan tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.

Sarana penunjang makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang


bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk
mengetahui, memahami bahkan menerapkannya.

Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan kepada teman-teman
dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di kampus. Aamiin

Bandung, 19 September 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertian Sistem Administrasi Laboratorium......................................................6
B. Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium........................................................8
C. Program Pengadministrasian Laboratorium..........................................................15

BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Simpulan...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut laboratorium adalah
unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup
atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat. (Permenpan RB No. 03, 2010), sehingga di mana Laboratorium ini
dikelola oleh Teknisi / Laboran yang sekarang dikenal sebagai Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP). Pranata Laboratorium Pendidikan yang
selanjutnya disingkat PLP, adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan
laboratorium pendidikan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak
dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang,
(Permenpan RB No. 03, 2010).
Administrasi merupakan dokumentasi seluruh sarana dan prasarana serta
aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, yang
bertujuan untuk mencegah kehilangan / penyalahgunaan, memudahkan
oprasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi / overlapping permintaan alat
dan memudahkan pengecekan.
Administrasi laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih
luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian
maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai
tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan


kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkatan alat-
alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya Lab infrastructure yang lengkap
(ada fasilitas air, listrik,gas dsb).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem administrasi laboratorium?
2. Bagaimana administrasi dan inventaris laboratorium?
3. Bagaimana program pengadministrasian laboratorium?

C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi sistem administrasi laboratorium.
2. Untuk memahami administrasi dan inventaris laboratorium.
3. Untuk memahami program pengadministrasian laboratorium.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Administrasi Laboratorium


Sistem merupakan serangkaian komponen yang saling terikat dan
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem terdiri
dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja
sama membentuk suatu kesatuan. 1
Sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan
saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan. Selain itu pengertian
yang lain sistem terdiri dari unsur-unsur dan masukan (input), pengolahan
(processing), serta keluaran (output)2.
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi dalam arti
sempit adalah kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat,
pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama
antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana
prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna.3
Menurut Soewarno bahwa administrasi adalah suatu kegiatan
penyelenggaraan dan pengurusan segenap tindakan dalam setiap interaksi
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. 4
Laboratorium menurut Guide dalam Daryanto (2018) mengatakan bahwa
laboratorium merupakan instalasi atau lembaga yang melaksanakan pengujian.

1
Romney, Marshall B. dan Steinbart. (2015). Accounting Information System. Nineth Edition. Pearson
Eduation, Inc. hal. 2
2
Hamdi Agustin, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance,sistem informasi manajemen menurut presfekti,
Volume 1 Nomor 1, Mei 2018
3
Sofiansyah Fadli1, Khairul Imtihan,JIRE (Jurnal Informatika & Rekayasa Elektronika), Analisis dan perancangan
sistem adminitrasi dan transaksi client server Volume 1, No 2, Nopember 2018
4
Soewarno, Handayaningrat, 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji
Masagung.
Sedangkan laboratorium menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ruanan
tertentu yang dilengkapi dengan alat-alat untuk melakukan sebuah percobaan
atau penelitian.5
Menurut Kertiasa (2006: 1) laboratorium adalah tempat bekerja untuk
mengadakan percobaan atau penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti
fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Dalam pengertian terbatas laboratorium
adalah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan,
tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka,
misalnya kebun6
Dalam Permenpan No. 3 Tahun 2010 Bab 1 Pasal 1 dijelaskan bahwa,
laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat (Permen PAN RB No 3 Tahun 2010 Tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Dan Angka Kreditnya,
2010).7
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem administrasi
laboratorium adalah suatu kegiatan penyelenggaraan dan pengurusan fasilitas
laboratorium sehingga dapat diketahui jenis dan jumlah setiap jenisnya dengan
benar.Namun lebih luasnya lagi yakni administrasi laboratorium merupakan
suatu proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik
berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara
kelembagaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

5
Suwardi dan Daryanto. 2018. Pedoman Praktis K3LH Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Hidup. Yogyakarta: Gava Media.
6
Sri Rahmiyati, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, The effevectiveness of laboratory use in Madrasah Aliyah
in Yogyakarta,Volume 11 Nomor 1, Tahun XI, 2008
7
Gustini, N., & Wulandari. (2020). Manajemen Laboratorium Sains Untuk Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. ISEMA: Islamic Educational Management, 231-244.
pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium
secara terencana dan sistematis.
Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih
luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian
maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai
tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.8

Tujuan administrasi adalah untuk mendapatkan informasi tentang keadaan


laboratorium dengan cepat dan mudah. Pengelolaan meliputi semua kegiatan
administrasi di laboratorium, diantaranya:9

a. Pendanaan peralatan laboratorium yang ada.


b. Daftar keperluan perlengkapan baru, perlengakapan tambahan, alat-alat
rusak, alat-alat yang dipinjam dan perlengkapan yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat.
d. Daftar pelaksanaan laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan
praktikum dan penelitian.
e. Daftar pencatatan bahan-bahan kimia dan non kimia bahan gelas.
f. Daftar pencatatan perlengkapan lain.
g. Sistem evaluasi dan pelaporan.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sering dilaksanakan dan


kesinambungan karena butuh dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur
dan baik.

Laboratorium digunakan sebagai sarana belajar dapat lebih baik apabila


dikelola dahulu sebelum digunakan oleh para penggunanya. Dengan

8
Indrawan, dkk. 2020. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media. Hal, 60
9
Ibid, hal 61
pengelolaan laboratorium yang baik akan memudahkan dan membantu guru
dan siswa dalam penggunaan laboratorium. Administrasi laboratorium yang
efektif harus memenuhi syarat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi.10

Pengadministrasian adlah pendokumentasian seluruh sarana dan


prasarana serta kegiatan laboratorium. Pengadministrasian sarana dan
prasarana laboratorium bertujuan untuk:11

a. Mencegah kehilangan/penyalahgunaan
b. Mempermudah proses operasional dan pemeliharaan
c. Mencegah penggandaan/ overlapping permintaan alat
d. Mempermudah proses pengecekan

B. Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium


Mengingat banyaknya peralatan laboratorium yang ada, serta sarana dan
prasarana yang ada serta banyaknya kegiatan praktikum/penelitian, maka dirasa
perlu untuk mengatur secara tatanan oleh semua kalangan profesional, guru, asisten
laboratorium maupun pengguna/user. Keadaan alat dan bahan laboratorium yang
tersedia selalu berubah atau berpindah (dipinjam, hilang,rusak,dsb), sehingga
semuanya perlu peanganan yang serius. Dan bila ditinjau dari harga peralatan serta
dibangeri dengan penggunaannya yang tidak tepat akhirnya semua peralatan
laboratorium yang modern itu akan sia-sia sehingga optimalisasi penggunaannya
tidak efisien.

Alasan mengapa perlu dilakukan administrasi laboratorium adalah sebagai


berikut:12

a. Untuk mengetahui dengan cepat dan mudah tertkait informasi laboratorium.

10
Nahdiyaturrahman, dkk. 2020. Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP Negeri 2 Singaraja.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 3 No. 2
11
Kadarohman, Asep. 2007. Manajemen Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia
12
Indrawan, dkk. 2020. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media. Hal.63
b. Untuk mengumpulkan data dari seluruh tim, termasuk bahan kimia, furnitur,
perangkat keras dan perangkat lunak lainnya di laboratorium secara ekstensif
dan teratur.
c. Sebagai pusat informasi tentang keberadaan alat-alat laboratorium di suatu
laboratorium tertentu sehingga siapa saja yang ingin
menggunakannya/memakainya akan mengetahui dimana alat itu disimpan.
d. Untuk perencanaan dan pengembangan laboratorium secara berlanjut di masa
yang akan datang. Alat-alat baru yang perlu ditambah, diperbaiki atau
ditingkatkan sesuai dengan evolusi disiplin ilmu yang ada atau untuk program
penelitian yang lebih spesifik.
e. Mendorong kegiatan laboratorium yang lebih baik dan teratur untuk
mengoptimalkan penggunaan laboratorium.
f. Mengatur tata cara pemesanan alat sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada
untuk dikembangkan serta aplikasi penelitian lanjutan tertentu,dsb.

Kegiatan administrasi laboratorium merupakan kegiatan rutin terutama yang


berkaitan dengan penanganan dan penggunaan peralatan yang ada. Agar lebih
mudah digunakan, perlu mengatur bentuk pengumpulan data pada semua perangkat
laboratorium yang dimiliki. Pencatatan daftar peralatan dapat barupa buku, sistem
kartu atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan sistem komputer dsb.
Semua data peralatan yang disusun harus jelas informasinya.

Agar laboratorium dapat berfungsi sesuai dengan maksud pengadaannya, maka


laboratorium perlu digunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Tanpa
penggunaan dan pengelolaan yang baik, pengadaan laboratorium beserta alat-alat
dan bahan yang diperlukan hanyalah akan merupakan suatu pemborosan.

Mengelola laboratorium sekolah meliputi 4 kegiatan pokok, yaitu:

1. mengadakan langkah-langkah yang perlu untuk terus mengupayakan agar


kegiatan siswa di dalam laboratorium bermakna bagi siswa dan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien;
2. menjadwal penggunaan laboratorium oleh guru-guru agar laboratorium dapat
digunakan secara merata dan efisien oleh siswa yang memerlukan. Penjadwalan
terutama diperlukan jika jumlah ruang laboratorium lebih sedikit daripada
keperluan nyata sekolah;
3. mengupayakan agar peralatan laboratorium terpelihara dengan baik, sehingga
dapat digunakan dalam waktu yang lama dan selalu siap digunakan;
4. mengupayakan agar penggunaan laboratorium berlangsung dengan aman dan
mengupayakan langkah-langkah yang perlu untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.

Berikut contoh informasi yang harus ada dalam laboratorium IPA :

a. Daftar Pemesanan Alat Laboratorium.


b. Daftar inventarisasi/instruments Lab .& Daftar Spesifikasi.
c. Daftar Alat-alat Gelas (Glass-ware).
d. Daftar Bahan Kimia.
e. Daftar Meubiler.
f. Daftar Peminjaman/pengembalian Alat.
g. Daftar Pemakaian Alat.
h. Daftar Suka Cadang.
i. Daftar servis alat-alat.
j. Daftar/Kartu Persediaan Bahan.
k. Daftar Ineventarisasi Bahan/Zat.
l. Daftar Penanggung Jawab Pemakaian Alat Khusus
m. Daftar Peralatan lainnya.
(Buku Log, Buku Petunjuk Penggunaan Alat/Guide Book,
Bahan Non-Kimia).13

Dari Daftar yang tersedia tersebut maka kita dapat mengatur Administrasi
Laboratorium secara jelas, teratur dan informatif. Dengan demikian pengelolaan

13
Ibid,hal. 64
administrasi laboratorium yang lengkap harus pula dibarengi dengan tenaga/Kepala
Laboratorium yang memiliki skill/Keterampilan yang tinggi dan disiplin yang baik.
Ini dimungkinkan karena semua administrasi laboratorium berada di bawah
tanggung jawabnya penuh. Kegiatan operasional laboratorium amat tergantung pada
penghayatannya/altitudenya terhadap beban dan tanggung jawab yang diembannya.
Justru karena itu sebagai imbalannya, setiap Kepala Laboratorium harus diberi
honorarium yang wajar, agar mereka dapat berperan aktif dalam mengelola
laboratoriumnya.
Ada beberapa jenis laboratorium di sekolah dengan karakteristik yang berbeda,
tetapi dari segi administrasi memeiliki pola dan aspek yang sama. Beberapa format
yang diperlukan untuk keperluan administrasi sebagai berikut:
Format A : Data ruangan laboratorium
Format B1 : Kartu barang
Format B2 : Daftar barang
Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang
Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang
Format C1 : Kartu alat
Format C2 : Daftar alat
Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat
Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat
Format D1 : Kartu zat
Format D2 : Daftar zat
Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat
Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat
Format D5 : Daftar usulan/ permintaan bahan dari acara praktikum
Format D6 : Daftar usulan/ permintaan bahan dari tiap lab
Format E : Data ketenagaan
Format F : Agenda kegiatan lab 14

14
Koballa & Chiapetta. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. Pearson: USA
Jenis pengadministrasian meliputi:
1. Administrasi Bangungan/ Ruangan Laboratorium
2. Administrasi Fasilitas Umum Laboratorium
3. Administrasi Alat Laboratorium
4. Administrasi Bahan Kimia Laboratorium
5. Administrasi Ketenagaan Laboratorium

Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami terlebih dahulu perangkat-
perangkat manajemen laboratorium yang berikut.15

1. Tata ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik.
Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai
pada pelaksanaan pembangunan.
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap
petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan
tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi
siap pakai, bersih, berfungsi dengan baik , dan terkalibrasi. Peralatan yang ada
juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian. Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan
untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa
berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan
alat tersebut tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki
harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang
disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan,
penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karena itu, alat-alat ini
harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya
dan setelah digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti
semula. Semua peralatan sebaiknya diberi penutup, misalnya plastik transparan,
terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada
penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang
bersangkutan.
3. Infrastruktur
Infrastruktur laboratorium meliputi sarana utama dan sarana pendukung, yaitu:
a. Sarana Utama, Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium,
konstruksi laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu
15
M Sekarwinahyu, D Refirman, R Suna, D Gemd pengelolaan laboratorium ipa - Jakarta: Universitas Terbuka, 2010
darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai,
jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis
pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan
dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
b. Sarana Pendukung, Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi
listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja
seperti pemadam kebakaran, hidran dan sebagainya.
4. Administrasi laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di
laboratorium.
5. Organisasi laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta
susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut
6. Fasilitas pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa
adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat,
bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik.
7. Inventarisasi dan keamanan
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
a. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana dari mana alat-
alat ini diperoleh/dibeli.
b. Keamanan peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium
tersebut harus tetap berada di laboratorium.
8. Disiplin yang tinggi Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang
tinggi pada seluruh pengguna laboratorium agar terwujud efisiensi kerja yang
tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari
manusia itu sendiri, oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus
menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium
harus ada kerja sama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat
dipecahkan/diselesaikan bersama.
9. Keterampilan SDM
Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di
tempat lain.
10. Peraturan dasar
Peraturan dasar meliputi beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran
jalannya pekerjaan di laboratorium.
11. Penanganan masalah umum Penanganan masalah umum berupa petunjuk
bagaimana mencampur zat-zat kimia, zat-zat baru atau kurang diketahui,
membuang material-material yang berbahaya, menangani tumpahan, dan
penanganan masalah-masalah yang lainnya.

Struktur Organisasi Laboratorium

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, tenaga laboratorium adalah tenaga kependidikan pada SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMSLB atau bentuk lain yang sederajat.
Struktur organisasi laboratorium sekolah/madrasah terdiri atas kepala sekolah/madrasah,
kepala laboratorium, teknisi, dan laboran. Berikut ini bagan organisasi laboratorium
sekolah/madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar


Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA menjelaskan hal-hal
sebagai berikut.
1) SD/MI sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA. Laboratorium IPA
dapat memanfaatkan ruang kelas yang dilengkapi dengan berbagai sarana yang
berfungsi sebagai alat bantu untuk mendukung kegiatan dalam bentuk
percobaan.
2) SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA. Ruang laboratorium
IPA paling tidak dapat menampung minimum satu rombongan belajar dan
dilengkapi fasilitas dan sarana yang memadai sesuai dengan standar.
3) SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki laboratorium biologi, fisika, kimia,
komputer, dan bahasa. Tiap-tiap ruang laboratorium paling tidak dapat
menampung minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas dan
sarana yang memadai sesuai dengan standar.
4) SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki laboratorium sesuai dengan program
produktif yang ada di sekolah/madrasah.16
Struktur organisasi adalah bagianbagian yang ada dalam sebuah organisasi yang
merupakan komponen saling terkait satu sama lain dimana masing-masing
komponen tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi umtuk mencapai tujuan
organisasi sehingga terciptanya sistem kerja yang baik.

Contoh struktur organisasi laboratorium IPA

17

Ketatusahaan Inventarisasi barang

Proses Pengelolaan Persediaan Alat dan Barang Laboratorium

16
Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. (2017). Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
17
Margono mitrohardjono (2020) Strategi pengembangan struktur organisasi sekolah dasar (studi pada sekolah dasar
LAB school fip UMJ) Jurnal Tahdzibi volume 5 no. 2 November 2020.
Berikut proses permohonan dan pergantian barang rusak yang ada di
laboratorium

Gambar Proses Pengelolaan Persediaan Alat dan Barang


Prosedur
1) Setelah teknisi selesai melakukan pemeriksaan, teknisi melaporkan ke laboran
dan melakukan permohonan ijin pergantian barang yang rusak.
2) Koordinator Hardware memeriksa stok barang, jika masih ada stok langsung
mengambil barang, jika stok barang kosong langsung melakukan pengadaan
barang dengan anggaran yang ada. Barang diserahkan disertai dengan surat
laporan pergantian barang yang tersedia.
3) Koordinator Hardware membuat laporan dengan pencatatan barang keluar.
4) Setelah pergantian barang selesai koordinator Hardware meminta tanda tangan
ke pada Kepala laboratorium pada berkas laporan pergantian hardware.
5) Secara berkala coordinator hardware membuat laporan kondisi stok barang.
Beberapa atribut pencatatatan yang masuk dalam laporan barang masuk dan
keluar antara lain:
a. Merk produk
b. No seri barang
c. Jumlah Produk
d. Kode Produk18

C. Program Pengadministrasian Laboratorium


Pengadministrasian yang benar akan sangat membantu dalam perencanaan
pengadaan alat atau bahan, mengendalikan efisiensi penggunaan anggaran,
memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum, menyajikan laporan secara objektif,
mempermudah pengawasan dan perlindungan terhadap kekayaan laboratorium
mengingat kekayaan laboratorium merupakan investasi pemerintah pada bidang
pendidikan.19
Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan meliputi: penyediaan dan
pengembalian alat dan bahan, penyimpanan alat dan bahan, tata tertib, keamanan
dan keselamatan kerja laboratorium, pendayagunaan alat praktik, efisiensi dan
proses penggunaan laboratorium.
a. Penyediaan dan pengembalian alat dan bahan laboratorium
1) Penyediaan alat dan bahan
Penyediaan alat dan bahan dilakukan oleh laboran di ruang persiapan setelah
menerima daftar permintaan dari guru praktikum dengan mempertimbangkan
jumlah kelas atau kelompok yang akan melakukan praktikum.
2) Pengembalian alat dan bahan
Keselamatan dan kelengkapan alat dan bahan selama praktikum menjadi
tanggungjawab guru praktikum. Guru praktikum harus senantiasa selalu
memperingatkan peserta didik untuk selalu berhati-hati dalam
menggunakannperalatan praktikum, dan apabila sudah selesai peserta didik
harus membenahi dan memeriksa peralatan tersebut.
b. Penyimpanan alat dan bahan

18
Agung Nugroho, Perencanaan system inventarisasi alat dan barang
Laboratorium universitas Yogyakarta. Infos jurnal vol .2 no. 1
19
Rumbinah. 2008. Standarisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA. www.snapdrive.net/files/571708/pengelolaan
%20laboratorium%20ipa.ppt. Diakses pada tanggal 5 Juli 2016.
Peralatan dan bahan laboratorium harus disimpan di laboratorium di tempat
yang aman, yang mudah dicari dan diambil. Penyimpanan alat dan bahan
menggunakan beberapa prinsip diantaranya frekuensi pemakaian, alat- alat yang
boleh diambil sendiri oleh siswa, alat-alat yang mahal dsb. Alat yang sering
digunakan harus ditempatkan di tempat yang strategis.
Penyimpanan alat dan bahan dapat diklasifikasikan atas alat dan bahan, jenis
alat, jenis bahan, misalnya alat-alat dipisahkan dari bahan-bahan, peralatan yang
terbuat dari kaca dipisahkan dari peralatan dari kayu. Namun, sistem ini juga
dapat menyulitkan pemakai pada saat memilih bahan dan alat yang kan
digunakan untuk praktikum.
c. Tata tertib laboratorium
Tata tertib laboratorium dibuat untuk menjaga keamanan dan keselamatan
laboratorium, karena itu hendaknya dipatuhi oleh semua pengguna laboratorium
sehingga dapat menjaga keamanan dan keselamatan pemakai (semua komponen
pengelola laboratorium dan peserta didik), termasuk peralatan dan bahan. Untuk
itu, diharapkan sebuah laboratorium yang baik, salah satunya memiliki peraturan
tata tertib yang didokumentasikan, dan ditempelkan di tempat yang strategis di
dalam laboratorium IPA agar mudah dilihat sehingga mudah diingat dan
dilaksanakan.
d. Keamanan dan keselamatan kerja laboratorium
Keberadaan laboratorium dan berbagai kegiatan ilmiah yang dilakukan di
dalamnya sangat berperan sebagai penunjang dalam keberhasilan pembelajaran
IPA. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan salah satu unsur terpenting
dalam pengelolaan laboratorium. Laboratorium yang dikelola secara baik
merupakan tempat bekerja yang aman. Karena itu salah satu tugas guru IPA di
sekolah ialah mengadakan usaha-usaha yang diperlukan agar laboratorium
menjadi tempat yang aman untuk bekerja. Usaha-usaha itu dapat berupa
mengembangkan sikap dan disiplin yang baik terhadap semua kegiatan-kegiatan
praktek di dalam laboratorium yang tertuang di dalam lembar prosedur praktik
(LPP).20
e. Efisiensi pengguanaan laboratorium
Sering terjadi di laboratorium sekolah bahwa peralatan praktikum rusak bukan
karena sering digunakan tetapi justru karena terlupakan. Terlupakan karena tidak
dipakai, hal ini terjadi akibat dari tidak memahami penggunaan alat, karena
itulah perlu penekanan dalam perencanaan secara baik oleh pengelola
laboratorium sehingga semua alat dan bahn yang diadakan adalah alat dan bahan
yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
f. Proses penggunaan laboratorium
Laboratorium IPA dan kelengkapan peralatan praktikum merupakann prasarana
dan sarana penunjang dalam pembelajaran IPA agar dapat melakukan kegiatan
praktikum yang dapat menunjang kelancaran pembelajaran IPA.Praktikum akan
berjalan dengan baik apabila sekolah memiliki peralatan dan bahan praktikum.
Langkah-langkah menggunakan laboratorium IPA:
 Guru IPA, pada awal tahun pembelajaran, menyusun perangkat
pembelajaran dengan tujuan dapat menentukan alat dan bahan serta
penyusunan jadwal praktikum.
 Setiap saat akan melakukan praktikum, guru IPA mengajukan daftar alat
dan bahan pada laboran atau petugas laboran.
 Sewaktu pelaksanaan praktikum, guru IPA membimbing peserta didik
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan,
 Setelah praktikum selesai, guru membahas hasilpraktikum dan mencatat
hal-hal penting selama praktikum dalam buku harian untuk keperluan
supervisi.
 Alat praktikum yang telah selesai digunakan, segera dibersihkan dan
dikembalikan ketempat semula, yang didahului dengan pengecekan
jumlah dan kondisi lat oleh petugas laboratorium.

20
Meiske S. Sangi & Tanauma, Adey. 2018. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium IPA. JURNAL MIPA
UNSRAT ONLINE 7 (1) 20 - 24
Pelaksanaan program kerja akan berjalan efektif, jika kepala sekolah
sebagi manager-nya selalu memberi motivasi kepada guru IPA untuk
selalu menggunkan praktikum dalam pembelajaran IPA.21
Pencatatan terhadap para pemakai alat-alat laboratorium dan riwayat alat yang
dipakai di laboratorium sangan diperlukan.22 Unsur ketatausahaan sangat penting
karena merupakan proses pendokumentasian seluruh komponen fisik laboratorium.
Ketatausahaan laboratorium merupakan proses pencatatan fasilitas dan aktivitas
laboratorium.

Pencatatan fasilitas dalam laboratorium disebut inventaris. Dengan adanya


inventaris dapat diketahui jumlah serta kondisi alat dan bahan yang ada
dilaboratorium. Menurut Ibrahim Bafadal “inventaris adalah pencatatan dan
penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur
berdasarkan ketentuan atau pedoman yang berlaku”. 23 Pendapat lain dikemukakan
Barnawi & M. Arifin, “Pencatatan sarana dan prasarana dilakukan untuk
menginventarisasi sarana dan prasarana sekolah terkait dengan ketersediaan dan
kondisinya”.24

Tujuan dari inventaris menurut Richard Decaprio adalah “ untuk mengetahui


jensi dan jumlah bahan, maka pengelola laboratorium akan dapat memperkirakan
dan memprioritaskan bahan yang akan dibeli”.25 Lebih lanjut diterangkan Richard
Decaprio poin-poin pokok dalam inventarisasi laboratorium adalah:

a) Para pengelola yang melakukan inventarisasi harus memasukkan dari mana


mereka mendapatkan sumber dana untuk membeli/memperoleh alat-alat
laboratorium.

b) Para pengelola laboratorium harus memastikan bahwa peralatan laboratorium


selalu berada di dalam ruang laboratorium, bukan di tempat lain.

Program Pengadministrasian Laboratorium :

1) Perencanaan Program Kerja Laboratorium


Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan rencana. Manajemen
perencanaan dan rencana merupakan bagian yang sangat penting karena: 1) tanpa
21
Gustini,Y dkk. 2019. Pengelolaan Laboratorium IPA di Madrasah Tsanawiyah. Proceedings International
Conference on Teaching and Education (IcoTE), Vol. 2
22
Richard decaprio. (2013). Tips Mengelola Sekolah. Yogyakarta : Diva Pers.
23
Ibrahim Bafadal. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah. Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Bumi Aksara
24
Barnawi & M. Arifin. (2015). Cetakan-II Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
25
Richard decaprio. (2013). Tips Mengelola Sekolah. Yogyakarta : Diva Pers.
perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai, 2) tanpa
perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak
pemborosan, 3) rencana adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak akan dilakukan, 4) tanpa ada perencanaan dan rencana berarti
tidak ada keputusan dan proses manajemen pun tidak ada. Perencanaan juga dapat
diartikan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan
yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.26
2) Pengorganisasian Laboratorium

Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang,
barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan.
Mengorganisasi laboratorium kimia berarti menyusun kelompok orang atau petugas
dan sumber daya yang lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program kerja
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.27

3) Pelaksanaan Program Kerja Laboratorium

Pelaksanaan (actuating) merupakan usaha menggerakan anggota-anggota kelompok


sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut karena para anggota
itu juga ingin mencapai sasaran–sasaran tersebut. Selain itu pelaksanaan bisa juga
diartikan menggerakkan semua anggota kelompok agar mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan dan cita-cita yang telah ditetapkan bersama. Pelaksanaan program
kerja laboratorium kimia meliputi pengadaan peralatan laboratorium, penataan dan
pengadministrasian peralatan laboratorium, serta pelaporan keuangan laboratorium.

4) Pengawasan dan Evaluasi yang dilakukan terhadap Pelaksanaan Program Kerja


Laboratorium

Ada tiga fungsi supervisi atau pengawasan, yaitu: 1) sebagai kegiatan


meningkatkan mutu pembelajaran, 2) sebagai pemicu atau penggerak terjadinya
perubahan pada unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran, 3) sebagai kegiatan
memimpin dan membimbing.28 Pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan–tujuan
perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
26
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen :Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara
27
Sudaryanto, dkk. 1998. Pengelolaan Laboratorium IPA dan instalasi listrik . Jakarta : Depdikbud. Sage
Foundation.
28
Arikunto, S. 2004. Dasar – Dasar Supervisi. Jakarta : PT. Rineke Cipta
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
efektif dan efisien dalam pencapaiaan tujuan-tujuan perusahaan.

5) Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan Laboratorium

Menurut Kemendiknas Ditjen PMPTK Dittendik tata bangunan laboratorium


seharusnya mengikuti berbagai aturan yang dikembangkan baik oleh lembaga
internasional atau pemerintah. Pada dasarnya, hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan pembangunan laboratorium kimia adalah: (1) Tata Letak Bangunan
(arsitektur), (2) Persyaratan ruang, (3) Pengaturan spasial peralatan dan bangku, (4)
Jalan keluar darurat, (5) Persyaratan penyimpanan, (6) instalasi pengelolaan limbah,
(7) Kontrol akses, (8) Fitur pengamanan, (9) Pencahayaan dan ventilasi. Untuk
mengantisipasi terjadinya kecelakaan, laboratorium kimia setidaknya memiliki dua
pintu, yaitu pintu masuk dan pintu keluar. Selain itu juga harus diperhatikan letak
bangunan laboratorium, hendaknya laboratorium kimia dibangun di tempat yang
agak jauh agar tidak mengkontaminasi lingkungan.29

29
Ditjen PMPTK, 2010. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dalam pembelajaran inovatif. Jakarta : Binatama raya.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian
maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai
tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis. Tujuan
administrasi adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium
dengan cepat dan mudah. Komponen administrasi laboratorium yang harus dipenuhi
oleh pengurus laboratoriumadalah sebagai berikut: buku inventarisi, kartu stok,
kartu peminjaman alat dan bahan, buku catatan harian laboratorium, kartu reparasi,
label alat dan bahan, program semester laboratorium, laporan bulanan dan daftar alat
dan bahan.
DAFTAR PUSTAKA

Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. (2017). Jakarta: Direktorat


Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Agustin, H. (2018). Sistem Informasi Manajemen Menurut Perspektif. Jurnal Tabarru:


Islamic Banking and Finance, Volume 1 Nomor 1.

Arifin, B. &. (2015). Cetakan-II Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arikunto, S. (2004). Dasar – Dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bafadal, I. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah. Teori dan Aplikasinya. Jakarta:


Bumi Aksara.

Chiapetta, K. &. (2010). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools.
USA: Pearson.

decaprio, R. (2013). Tips mengelola Sekolah. Yogyakarta: Diva Pers.

Gusnani, Y., Chiar, M., & Sukmawati. (2019). Pengelolaan Laboratorium IPA di
Madrasah Tsanawiyah. Proceedings International Conference on Teaching and
Education (ICoTE) Vol. 2.

Gustini, N., & Wulandari. (2020). Manajemen Laboratorium Sains Untuk


Meningkatkan Mutu Pembelajaran. ISEMA: Islamic Educational Management,
231-244.

Hasibuan, M. (2005). Manajemen :Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi


Aksara.

Indrawan, & dkk. (2020). Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan: CV.


Penerbit Qiara Media.

Indrawan, & dkk. (2020). Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan: CV.


Penerbit Qiara Media.

Kadarohman, A. (2007). Manajemen Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Agama


Republik Indonesia.
Koballa, & Chiapetta. (2010). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools.
USA: Pearson.

Kodarohman, A. (2007). Manajemen Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Agama


Republik Indonesia.

Marlina, L. (2016, Juli). Manajemen Laboratorium Kimia. Manajer Pendidikan, 10 No.


4, 374-380.

Mitroharjono, M. (2020). Strategi Pengembangan Struktur Organisasi Sekolah Dasar.


Jurnal Tahdzibi, Volume 5 Nomor 2.

Nahdiyaturrahman, & dkk. (2020). Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Indonesia (JPPSI) Vol. 3 No. 2.

Nahdiyaturrahman, & dkk. (2020). Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Indonesia (JPPSI) Vol. 3 No. 2.

Nugroho, A. (t.thn.). Perencanaan Sistem Inventarisasi Alat dan Barang Laboratorium


Universitas Yogyakarta. Info Jurnal, Vol. 2 No. 1.

Nurhadi, A. (2018). Manajemen Laboratorium Dalam Upaya Meningkatkan Mutu


Pembelajaran. TARBAWI: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, Vol. 4 No.
1, 1-12.

Permanasari, A. (2006). Mengelola Laboratorium Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia


FPMIPA UPI, Bandung.

PMPTK, D. (2010). Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dalam pembelajaran


inovatif. Jakarta: Binatama Raya.

Rahmiyati, S. (2008). The Effectiveness of Laboratory Use in Madrasah Aliyah in


Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 11 Nomor 1.

Richard, D. (2013). Tips Mengelola Lab Sekolah. Jogyakarta: Diva Press.

Romney, M. B., & Streinbart. (2015). Accounting Information System. Nineth Edition,
Person Education, Inc.

Rosbiono, M. (1996). Teknik Administrasi Laboratorium. Bandung: FPMIPA IKIP.

Rumbinah. (2008). Standarisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA.


Rumbinah. (Diakses pada tanggal 5 Juli 2016). Standarisasi dan Pengelolaan
Laboratorium IPA..www.snapdrive.net/files/571708/pengelolaan
%20laboratorium%20ipa.ppt.

Sangi, M. S., & Tanauma, A. (2018). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium IPA.
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 7 (1) , 20-24.

Soewarno, H. (2002). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV


Haji Masagung.

Sofiansyah, F. (2018). Analisis dan Perancangan Sistem Administrasi dan Transaksi


Client Server. JIRE: Jurnal Informatika & Rekayasa Elektronika, Volume 1
Nomor 2.

Sudaryanto, d. (1998). Pengelolaan Laboratorium IPA dan instalasi listrik . Jakarta:


Depdikbud Sage Foundation.

Suwardi, & Daryanto. (2018). Pedoman Praktis K3LH Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gaya Media.

Anda mungkin juga menyukai