Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN

(Diajukan untuk memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Manajemen Diklat)

Dosen : Aep Tata Suryana, H., Dr., S.H.I., M.M.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Mei Amiyatu Rohimah 4C 1192010089

Melani Alfiani Mutmainah 4C 1192010090

Rani Faradillah Elsyifa 4C 1192010125

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021 M/ 1443 H

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah “Rancangan dan Pengembangan Program
Pendidikan dan Pelatihan” ini dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Sarana penunjang makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang


bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk
mengetahui, memahami bahkan menerapkannya.

Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan
kepada para mahasiswa dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di
rumah. Aamiin.

Bandung, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 2

A. Latar Belakang....................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Konsep Perancangan Program Pelatihan ................................................ 3

B. Model, Pendekatan, Dan Kriteria Rancang Bangun Diklat ..................... 5

C. Sistem Rancang Bangun Dan Evaluasi Pendidikan Dan Pelatihan


Tahapan Penyusunan Perencanaan Diklat ....................................................... 10

BAB III.............................................................................................................. 14

PENUTUP ......................................................................................................... 14

A. Simpulan ............................................................................................. 14

B. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Devi & Shaik (2012, hlm. 722) menyebutkan bahwa fungsi pelatihan
memungkinkan sumber daya manusia untuk memunculkan potensi mereka.
Sebuah program pelatihan yang mendalam berperan sebagai alat untuk
meningkatkan keterampilan pegawai dan memungkinkan mereka untuk
melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Pelatihan dan pengembangan sangat
penting bagi karyawan, organisasi, dan efektivitas organisasi. (Julifan, 2015).

Agar dapat mengetahui apakah diklat yang diselenggarakan oleh suatu


lembaga diklat benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan serta tujuan
diklat maka diperlukan evaluasi secara komprehensif. Vyas (2004) mengutarakan
bahwa evaluasi adalah cara yang paling penting untuk menentukan efektivitas
pelatihan. Faktor-faktor lain juga memiliki pengaruh terhadap efektivitas pelatih,
seperti transfer belajar, kemampuan pelatih untuk menyampaikan materi,
kemampuan peserta untuk menyerap materi dan kemampuan lembaga dan pelatih
untuk mengenali kebutuhan peserta, dan kesesuaian paket pelatihan dengan
kebutuhan para peserta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Perancangan Program Pelatihan?
2. Apa Model, Pendekatan, Dan Kriteria Rancang Bangun Diklat?
3. Bagaimana Sistem Rancang Bangun Dan Evaluasi Pendidikan Dan
Pelatihan Tahapan Penyusunan Perencanaan Diklat?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Perancangan Program Pelatihan.
2. Untuk Mengetahui Model, Pendekatan, Dan Kriteria Rancang Bangun
Diklat.
3. Untuk Mengetahui Sistem Rancang Bangun Dan Evaluasi Pendidikan
Dan Pelatihan Tahapan Penyusunan Perencanaan Diklat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Perancangan Program Pelatihan


1. Pengertian Perencanaan Program Pelatihan

Perencanan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan


yang akan dilaksanakan pada masa yang akan dating untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan proses pemikiran dan
pengambilan keputusan secara matang dan sistematis tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan dating dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Hasil dari perencanaan berupa rancangan,
rancangan menurut kamus besarbahasa Indonesia memiliki arti sesuatu yang
sudah dirancang hasil merancang;rencana;program; atau desain.

Perencanaan dipandang penting dan diperlukan bagi organisasi. Menurut


Udin Syaefuddin dan Abin Syamsudin pentingnya perencanaan bagi suatu
organisasi adalah sebagai berikut: (Rusdiana & Basri, 2015)

a. Dengan adanya perencanaan, diharapkan tumbuh pengarahan


kegiatan, pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
ditunjukan pada pencapaian tujuan pembangunan.
b. Dengan perencanaan dapat dilakukan perkiraan (forecasting) terhadap
hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan
dilakukan mengenai potensi dan prospek perkembangan, tetapi juga
mengenai hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
mengusahakan supaya ketidakpatian dapat dibatasi sedini mungkin.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternative tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih
kombinasi cara yang terbaik.
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih
urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, ataupun
kegiatan usahanya.

2
e. Dengan adanya perencanaan ditemukan alat pengukur atau standar
untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau
organisasi, termasuk pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Perencanaan/Diklat
Menurut Soebagio Atmodiwirio, prinsip-prinsip merancang bangun diklat
diantaranya: (Rusdiana & Basri, 2015)
a. Menetapkan Pendekatan
b. Menetapkan Model yang digunakan
c. Menetapka langkah-langkah dan unsur-unsur diklat.

Prinsip-prinsip perencanaan pelatihan menggambarkan banyaknya


aktivitas perencanaan agar menghasilkan rancangan desain pelatihan yang
utuh, menggambarkan keseuruhan proses, strategi, fasilitas dan berbagai
langkah yang harus dilaksanakan oleh semua sumber daya pelatihan, dengan
tujuan agar proses perencanaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan
pelatihan dapat tercapai.

3. Komponen Perencanaan Pelatihan/Diklat


a. Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan dapat dikatakan sebagai proses menganalisis


sumber yang menimbulkan dorongan untuk mengadakan diklat. Hasil
identifikasi kebutuhan akan memberikan data dan informasi berkenaan
dengan berbagai hal yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dibutuhkan oleh organisasi, jabatan, dan pekerjaan atau
tugas-tugas para pegawai dalam suatu organisasi.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah tonggak dari suatu pendidikan dan pelatihan,


menyiapkan informasi dengan justifikasi yang cocok atau tidak untuk
pengembangan pembelajaran.

c. Tujuan Analisis Kebutuhan

3
Analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan, sebagai
berikut:

a) Menggambarkan sifat yang sebenarnya (eksak) dari suatu


deskripansi pelaksanaan pekerjaan
b) Menentukan sebab-sebab deskripansi pelaksanaan pekerjaan
c) Merekomendasikan solusi yang cocok
d) Menggambarkan populasi calon peserta.
d. Proses Analisis Kebutuhan

Menurut Soebagio Atmodiwirio langkah-langkah dalam proses analisis


kebutuhan, diantaranya:

a) Mengidentifikasi danmenggambarkan kesenjangan pelaksanaan


kerja
b) Menentukan sebab-sebab kesenjangan
c) Mengidentifikasi kesenjangan pelaksanaan kerja yang diasarkan
pada kurangnya pengetahuan dan keterampilan
d) Menentukan bahwa diklat adalah solusi yang mungkin
e) Merekomendasikan solusi
f) Menggambarkan tentang peran atau pelaksanaan tugas.
e. Pendekatan dalam Identifikasi Kebutuhan
Dapat dilaksanakan melalui tiga kegiatan analisis berikut:
1. Analisis Organisasi
Analisis organisasi merupakan pemerikasaan terhadap jenis-jenis
permasalahan yang dialami oleh organisasi dan menyediakan informasi
dalam penyusunan profil sebuah organisasi sehingga diketahui keadaan
sebenarnya dari suatu organisasi.
2. Analisis Tugas/Jabatan
Analisis tugas/jabatan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan
apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan untuk mencapai
tujuan
3. Analisis Individu

4
Analisis individu adalah analisis kebutuhan yang dilaksanakan
untuk menjawab pertanyaan tentang siapa yang memerlukan pelatihan
dan jenis pelatihan apa yang diperlukan. (Rusdiana & Basri, 2015)

B. Model, Pendekatan, Dan Kriteria Rancang Bangun Diklat


1. Model Rancangbangun Diklat
Beberapa model rancangbangun adalah seperti diuraikan di bawah ini.
Pilihan yang tepat akan dapat memudahkan dalam penerapan maupun
pelaksanaan suatu latihan.
1) Model Rancangbangun Pusdiklat (Depdiknas)

Gambar 1. Model Rancangbangun Pusdilat (Depdiknas)

5
2) Model Rancangbangun Horace Reed

Keterangan :

 Interaksi Sosial Peserta dan pelatih saling berkenalan.


 Penentuan Tujuan Peserta dan pelatih menetapkan tujuan
bersama.
 Formulasi Kelompok Langkah-langkah term building dan
pembelajaran kelompok agar terjadi kohesif.
 Perencanaan Kegiatan Perencanaan tindakan memungkingkan
peserta menentukan kegiatansetelah selesai latihan.
 Evaluasi proses baik peserta maupun penyelenggara menilai
program latihan.
 Persiapan menilai situasi, menentukan tujuan, menciptakan
situasi yang kondusif.

6
3) Model Rancangbangun Udai Pareek dan Roy Lynton

4) Model Rancangbangun Critical Events

5) Model Rancangbangun Desain Diklat

7
2. Pendekatan Rancangbangun Diklat

Pendekatan dilakukan agar gagasan perencanaan mengenai program diklat


terbentuk dalam pola kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan baik.

Soebagio Atmodiwirio (2002:63) menjelaskan tentang beberapa


pendekatan dalam merencanakan sebuah program diklat, yaitu pendekatan
critical event model, pendekatan siklus, dan pendekatan system.

a. Pendekatan Critical Event


Pendekatan ini diketengahkan oleh Leonard Nadler (1981) dalam
bukunya (Design Training Program). Model ini terdiri atas beberapa
tahapan:
1. Mengidentifikasi kebutuhan organisasi,
2. Menspesifikasi pelaksanaan pekerjaan,
3. Mengidentifikasi kebutuhan peserta,
4. Menentukan tujuan,
5. Memilih kurikulum,
6. Memilih strategi pembelajaran,
7. Mendapatkan sumber-sumber identifikasi kebutuhan,

8
8. Melaksanakan diklat

b. Pendekatan Siklus

Pendekatan ini tidak berbeda dengan pendekatan lainnya, tetapi titik berat
pendekatan ini adalah pada siklus yang teratur dari setiap kegiatan.Soebagio
Atmodiwirio (2002:63) menjelaskan bahwa pendekatan siklus dipergunakan
oleh pusat pendidikan dan pelatihan pegawai departemen pendidikan
nasional.Siklus ini berjalan berdasarkan kepentingan utama kegiatan, setiap
tahap kegiatan harus berjalan secara siklus.

c. Pendekatan Sistem

Pendekatan system dilihat dari sudut pembelajaran adalah cara yang


sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi
sekumpulan bahan dan strategi, bertujuan pendidikan yan6g khusus (Paul
Twekker, Floyd. D. Urbal and James A. Buch, 1972).

Pendekatan system dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih


luas mengenai factor-faktor yang memengaruhi perilaku suatu system, dan
memberikan dasar untuk memahami multi sebab-sebab dari suatu masalah
dalam kerangka system. Pendekatan system berupaya mengungkapkan
perlunya pemahaman tentang perilaku system yang merupakan subsistem dan
saling berkaitan satu sama lain.

3. Kriteria Rancangbangun Diklat


Menurut Soebagio Atmodiwirio (2002: 56), hal-hal mendasar dalam
rancang bangun diklat adalah:
a. Apakah orang/kelompok yang membat rancang bangun dapat mencapai
tujuan/maksud kegiatannya?
b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan apa yang disyaratkan bagi peserta ?
c. Berapa waktu yang diperlukan?
d. Apakah rancang bangun itu sesuai dengan ukuran kelompok?

9
e. Keterampilan apa yang disyaratkan untuk melaksanakan rancang bangun?

Ada beberapa hal bagi yang perlu diperhatikan setelah menentukan tiga
hal (tujuan,metode,dan format), yaitu:

a. Alokasi waktu, berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan rancang


bangun;
b. Apa yang akan dilakukan/katakana agar peserta terlibat dan berpartisipasi;
c. Pokok/kunci, dan atau instruksi, ide apa yang disajikan dan apa yang
sebenarnya anda
Inginkan dari partisipasi peserta;
d. Materi/bahan apa yang dibutuhkan, atau apa kebutuhan peserta untuk
mengaplikasikan rancang bangun;
e. Pengaturan (bagaimana kita mengetahui lingkungan fisik agar rancang
ban6gun bisa berhasil);
f. Penilaian6 apa yang dibuat, dan/ alat atau diskusi apa yang diinginkan oleh
peserta sebelum melanjutkan kegiatan berikutnya.

Berkaitan dengan diklat, perencanaan merupakan fungsi yang sangat


esensial dan sangat menentukan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan
pelatihan.Tanpa perencanaan yang jelas dan terukur, kita tidak akan
mengetahui dengan pasti pelatihan yang diselenggarakan berhasil atau tidak
dan sampai di mana tingkat keberhasilannya. Jika perencanaan dilakukan
dengan baik, keberhasilan sebuah pelatihan dapat lebih mudah tercapai.

C. Sistem Rancang Bangun Dan Evaluasi Pendidikan Dan Pelatihan


Tahapan Penyusunan Perencanaan Diklat
1. Rancangan Bahan Diklat
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 3 tahun
2010 tentang bahwa ragam bahan diklat sangat beragam yatu:

a. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Rencana


Pembelajaran (RP):

10
b. Modul;

c. Bahan Ajar,

d. Bahan Tayang; dan

e. Soal Ujian.

Untuk membuat bahan diklat, widyaiswara perlu mempelajari kurikulum


dan silabus, karena kurikulum dan silabus merupakan dasar dalam pembuatan
bahan diklat.

2. Ragam Kurikulum Diklat


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan diklat yang berisi
tujuan, deskripsi, daftar mata diklat, bahan referensi diklat, silabi masing-
masing mata diklat, serta metode diklat yang digunakan sebagai
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

Atas dasar kurikulum, disusun Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat


(RBPMD) dan bahan ajar atau modul yang diperlukan bagi setiap mata diklat.
Agar kegiatan diklat dijalankan dengan baik dan muatan program yang
diberikan dapat terarah sesuai dengan tujuan diklat, dalam proses
pembelajaran yang perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi.Rancang bangun
pembelajaran mata diklat, bahan ajar, dan penyelenggaraan diklat adalah
sebagai berikut.

11
Gambar 2. Kaitan antara Kurikulum, Rancang Bangun Diklat, Bahan Ajar
dan Penyelenggaraan Diklat

3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RPBMD) dan Rencana


Pembelajaran (RP)
Menurut Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 3 Tahun
2010, yang dimaksud RBPMD adalah pokok-pokok pembelajaran dari suatu
mata diklat yang disusun secara sistematis dan Uraian deskripsi singkat mata
diklat, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode dan media, serta sumber
bahan.
Sedangkan yang dimaksud Rencana Pembelajaran adalah rincan satu set
pembelajaran untuk lingkup satu atau beberapa kali pertemuan yang disusun
secara sistematis dan mencakup deskripsi singkat mata diklat, tujuan
pembelajaran, materi pokok, metode dan media, sumber bahan, serta tahapan
pembelajaran.
RBPMD dan RP sangat bermanfaat bagi widyaiswara, widyaiswara
mempunyai perencanaan kegiatan pembelajaran yang matang sehingga
diharapkan akan dapat mengajar dengan baik, tanpa bahasa keluar dari tujuan,
keluar dari ruang lingkupmateri, keluar dari strategi / metode belajar
mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya dilaksanakan
(Suparman, Atwi, 2012).
4. Bahan Ajar
Dalam proses pembelajaran, seorang widyaiswara biasanya menggunakan
bahan ajar guna untuk memudahkan tujuan pembelajaran Bahan ajar yang
dbuat oleh seorang widyaiswara harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Bahan ajar diketik dakm bentuk askah
b. Jumkah kata minimal 1250 kata
c. Jenis huruf yang digunakan adalah Time New Roman, Arial Pica atau
sejenisnya.
d. Ukuran huruf maksimal 12

12
Contoh Format bahan ajar (Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan
Nomor: Sk.126 / Dik-2/2004) adalah sebagai berikut:
a. Halaman Sampul
Dalam halaman sampul dicantumkan:
1) Judul bahan ajar
2) Nama diklat
3) Nama penyusun
4) Nama Lembega Diklat
5) Nama Kota
6) Tahun penyusunan / penyelenggaraan diklat
b. Pendahuluan
Dalam pendahuluan dimuat:
1) Latar Belakang
2) Maksud dan Tujuan
3) Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
 Kompetensi Dasar
 Indikator Keberhasilan
4) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
c. Isi
Isi dari bahan ajar adalah bab-bab yang berisi materi sesuai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
d. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat buku dan sumber lain yang digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan bahan ajar.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Konsep penyusunan program latihan itu diperlukan perencanaan demi
dikaksanakan sesuai prinsip-prinsip mencapai tujuan yang dinginkan, suatu
pelatihan yakni menetapkan pendekatan tetap model yang digunakan, dan
menetapkan langkah-langkah dan unsur-unsur diklat. Proses perencanaan
dapat berjalan dengan baik dan tujuan pelatihan dapat tercapai.
Model dan pendekatan rancang bangun pehthan Model Rancang Bangun
Pelatihan, diantaranya: 1) Model Pusdiklat Depdiknas 2) Model Horsce Reed
3) Model Udai Pareek dan Roy Lynton 4) Model Critical Event 5) Model
Desain Diklat
Pendekatan Rancang Bangun Pehtihan, yaitu: 1) Pendekatan Critical Event
2) Pendekatan Siklus 3) Pendekatan Sistem. Sistem rancang bangun dan
evaluasi pelatihan, diartaranya: a Rancangan bahan diklat. b. Ragam
Kurirkulum diklat. c. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Dikht (RBPMD)
dan Rencana Pembehjaran (RP). d. Bahan Ajar

B. Saran
Jika perencanaan dilakukan dengan baik, keberhasilan sebuah pelatihan
dapat lebih mudah tercapai. Oleh karena itu, fase perencanaan merupakan
proses yang sering lebih banyak menghabiskan tenaga, pikiran, waktu, bahkan
biaya dibandingkan fase lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Devi, R., Shaik, N. 2012. Evaluating training development effectiveness - a
measurement model. Asian Journal of Management Research, 2 1, hlm. 722- 735

Julifan, J. A. (2015). EFEKTIVITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BAGI GURU. Jurnal Administrasi
Pendidikan , 1-12.

Rusdiana, & Basri, H. (2015). Manajemen Penidikan Dan Pelatihan. Bandung:


CV Pustaka Setia.

Suparman M, Atwi. 2012. Panduan Para Pengajar Desain Instruksional Modern.


Jakarta: Erlangga

Yulianto, E., & Ginanjar, A. (2019). Pembangunan Sistem Informasi Manajemen


Diklat Menggunakan Metode Servqual Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Informasi (Studi Kasus: Balai Diklat Metrologi). Jurnal Informatika ,
8-19.

15

Anda mungkin juga menyukai