Anda di halaman 1dari 15

Teori dan Konsep Landasan Hukum

Pembiayaan Pendidikan
Tugas mata kuliah : Pembiayaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Endang Wuryandini, M.Pd.
 
Disusun Oleh :

KELOMPOK 1
1. SEPTINA IKA KADARSIH / NPM. 20510057

 
2. MUHAMAD SUTIKNO / NPM. 20510065
3. SITI ROFI”AH / NPM. 20510070
LATAR BELAKANG

•Seperti tertuang pada pasal 31 Ayat 4 Negara Indonesia memberikan amanat kepada
pemerintah untuk menetapkan anggaran pendidikan 20 persen dari anggaran belanja negara
dan itu telah Sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen.
•Keberhasilan proses pendidikan merupakan kontribusi dari lintas sektoral yaitu
budaya, industri ekonomi, tenaga kerja dan lain sebgainya sehingga Pendidikan diibaratkan
sebagai suatu kereta yang ditarik kuda.
• Fattah telah mengatakan dalam hal pembiayaan pendidikan kualitas pendidikan di
Sekolah Dasar dan proses pembelajaran serta kualitas outcomes yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh rendahnya biaya. Maksudnya adalah peningkatan mutu pendidikan ada
korelasinya dengan besarnya biaya pendidikan.
•Maka berdasarkan latar masalah dalam makalah ini kami akan membahas Pembiayaan
pendidikan dan landasan hukum perundangan.
PERUMUSAN MASALAH

• Berdasarkan latar masalah diatas maka perlu dibuat rumusan masalah


dalam makalah ini yaitu:

1. Apa perbedaan organisasi laba dan nirlaba?


2. Bagaimana konsep pembiayaan pendidikan?
3. Apa maca-macam Pembiayaan Pendidikan?
4. Bagaimana analisis biaya pendidikan?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi biaya pendidikan?
6. Apa landasan hukum pembiayaan pendidikan di Indonesia?
A. Perbedaan Organisasi Laba dan Nirlaba

• Organisasi profit atau organisasi laba) adalah suatu bentuk usaha/


organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan melalui
operasinya dan hanya mementingkan kepentingan sendiri, bukan
untuk kepentingan publik (organisasi non-profit/korporasi nirlaba).
• Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok
untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma
publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan
masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa
sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut
riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
• Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi
lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya
’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada
organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha
organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya
sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah
memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya.
Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas
siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang
Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah
dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.
B. Konsep Biaya Pendidikan
Biaya adalah pengeluaran keseluruhan, bersifat uang atau tidak uang,
dan merupakan semua pihak harus merasa bertanggung jawab agar tercapai
tujuan yang sudah ditentukan.
Sementara fattah membuat pengertian pembiayaan pendidikan adalah
sesuatu yang dibelanjakan dan dihasilakan dari jumlah uang, untuk
penyelenggaran dan berbagai keperluannya seperti : supervisi pendidikan,
kegiatan pengelolaan pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, alat tulis kantor,
pengadaan alat dan buku pelajaran, perbaikan ruang, sarana ruang belajar,
peningkatan profesional guru, dan gaji guru.
Adapun biaya operasi, biaya investasi, dan biaya operasional termasuk
juga dari pembiayaan pendidikan.lalu biaya penyediaan sarana dan
prasarana, modal kerja tetap dan pengembangan sumber daya manusia
bahagian dari investasi satuan biaya pendidikan. Sedangkan didalam
DEPDIKNAS Tahun 2005 bahwa gaji pendidik dan tenaga kependidikan
bahagian dari biaya operasi satuan pendidikan. Kemudian  pembiayaan
pendidikan suatu kajian teoritis yang meliputi konsumsi, asuransi, pajak,
transportasi, jasa telekomunikasi, uang lembur, air merupakan daya daya tak
langsung dari biaya operasi pendidikan, kemudian bahan atau peralatan
habis pakai, segala tunjangan yang melekat pada gaji dan lain sebagianya.
• Maka didalam DEPDIKNAS tahun 2005 juga dijelaskan salah satu
masalah sentral dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan
yang harus disikapi dan dicar ikan berbagai alternatif solusinya adalah
pembiayaan, dan terhambatnya proses operasionalisasi
penyelenggaraan pendidikan itu sendiri dikarenakan ketidakmampuan
lembaga penyelenggara pendidikan untuk menyediakan pendanaan
pendidikan,  tetapi tidak menjamin penyelenggaraan pendidikan
berhasil lebih baik ketika ketika tersedia biaya pendidikan yang cukup,
dan untuk memahami permasalahan pembiayaan pendidikan di
negara kita indonesia kita perlu memahami alternatif penyelesaiannya
serta permasalahan apa saja yang sering timbul.
• Maka sebab itu untuk mencapai tujuan yang dituju semua pihak
yaitu kesuksesan pelaksanaan pendidikan kebijaksanaan dalam
melakukan klasifikasi biaya pendidikan diperlukan kebijaksanaan. dan
biaya operasi, biaya operasional, biaya investasi merupakan
pembiayaan pendidikan..
C. Macam-,macam Pembiayaan Pendidikan.
a. Biaya Langsung dan Tidak Langsung
*, Direct cost (biaya langsung) yaitu biaya yang langsung berproses dalam produksi
pendidikan di mana biaya pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Biaya langsung terdiri atas biaya yang dikeluarkan unyuk pelaksanaan
pengajaran dan kegiatan belajar peserta didik, berupa pembelian alat-alat pelajaran,
sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah,
orang tua, maupun peserta didik itu sendiri.
*, Indirect cost (biaya tidak langsung) adalah pengeluaran yang tidak secara langsung
mendukung pproses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut
terjadi di sekolah, meliputi biaya hidup, transportasi, biaya jajan, biaya kesehatan,
dan biaya-biaya lainnya.
b. Biaya Masyarakat Dan Biaya Pribadi
Biaya masyarakat dapat dikatakan sebagai biaya publik, yaitu sejumlah biaya
yang harus dibayar oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun
melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai
pendidikan. Biaya pribadi adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk
membiayai sekolah anaknya dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian
buku, dan dana hidup siswa.
D. Analisis Biaya Pendidikan.
Analisis Biaya Pendidikan Biaya pendidikan di Indonesia
merupakan salah satau masalah yang dirasakan masih krusial,
Meskipun masalah pembiayaan seutuhnya tidak sepenuhnya
berpengaruh langsung terhadap kualitas pendidikan, namun
pembiayaan berkaitan erat dengan kelancaran pembelajaran di
sekolah, termasuk pengadaan sarana-prasarana dan sumber belajar.
Berapa banyak sekolahyang tidakdapat melakukan kegiatan belajar-
mengajar secara optimal hanya karena masalah keuangan baik untuk
menggaji guru maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana
pembelajaran.
Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi menghendaki
pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang
berkualitas senantiasa memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh
kaena itu, sekolah sharusnya mampu mengelola keuangan yang ada
sehingga dapat menghindari penggunaan biaya yang tidak perlu/ tidak
direncanakan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS).
E. Factor-faktor yang mempengaruhi Biaya
Pendidikan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan Menurut Iskandar (2011),
lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang
usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu dalam hal biaya produksi,
tetapi ada beberapa ke suli tan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya
produksi. Produksi pendidikan diartikan sebagai unit pelayanan khusus (units of
specific services).

Unit output harus meliputi dimensi waktu, seperti tahun belajar atau jam belajar
agar biaya-biaya dalam mempersiapkan output dibandingkan input. Input meliputi
barang-barang yang dibeli dan orang-orang yang disewakan untuk menyediakan
jasa. Di antara masukan (input) yang penting dalam sistem bidang pendidikan ruang ,
perala tan, buku, material, dan waktu para guru dan karyawan lain. Output menjadi
hasil tambahan yang diakibatkan oleh suatu kenaikan biaya pendidikan yang diterima
di sekolah, sepanjang masukan (input) menjadi bagian dari biaya kenaikan.
E. Factor-faktor yang mempengaruhi Biaya Pendidikan

Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan pendidikan sekolah dipengaruhi oleh:

1) kenaikan harga (rising prices);


2) perubahan relatif dalam gaji guru (teacher’s sallaries);
3) perubahan dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak di sekolah negeri;
4) meningkatnya standar pendidikan (educational standards);
5) meningkatnya usia anak yang meninggalkan sekolah; dan
6) meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan lebih tinggi (higher education).
F. Landasan Hukum Pembiayaan Pendidikan di Indonesia

• UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) menyatakan


bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya, pemerintah mengusahakan dan  menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; pemerintah
memajukan ilmu pengetahuandan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
• UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat 2
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana
guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai lima belas tahun.
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
 terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai lima belas tahun.
• Pasal 12, Ayat 1
• Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa
bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya
dan mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya. Setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung
biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan
dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
G.KESIMPULAN
• Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar
komponen pendidikan, artinya saling berhubungan secara
fungsional dalam kestauan yang terpadu. Tiga komponen tersebut
adalah pendidik,peserta didik, dan tujuan pendidikan.
• Pendidikan yang berkualitas tidak hanya di tentukan oleh sumber
daya manusia saja tetapi juga oleh pembiayaan pendidikan itu
sendiri. Pembiayaan pendidikan bukan saja tanggung jawab
pemerintah semata malainkan tanggung jawab semua pihak,  baik
pemerintah, orang tua dan masyarakat. Jika pembiayaan
pendidikan hanya berasal dari salah satu pihak saja maka
pendidikan yang berlangsung tidak optimal. Karena pendidikan
yang berkualitas membutuhkan biaya yang tinggi.
Sekian
Terimakasih
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM PASCA SARJANA
MANAGEMEN PENDIDIKAN
2020

Anda mungkin juga menyukai