Anda di halaman 1dari 18

MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PENDIDIKAN

(POLA DAN TAHAP PERENCANAAN)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata kuliah


Perencanaan Pendidikan Islam
Program Magister (S2) Manajemen Pendidikan Islam
Pascasarjana IAIN Palu

Dosen Pengampu:

Dr. H. Ahmad Syahid, M.Pd


Dr. Saepuddin, M.Pd.I

Disusun Oleh
Amsidar 02.12.01.20.023

PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬

‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ أَ َّما بَ ْع ُد‬


َ ‫صلِّ ْي َونُ َسلِّ ُم َعلَى َخي ِْر ْاألَن َِام َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو‬
َ ُ‫ َون‬.‫ان َو ْا ِإل ْسالَ ِم‬
ِ ‫ْال َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذيْ أَ ْن َع َمنَا بِنِ ْع َم ِ>ة ْا ِإل ْي َم‬

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat ALLAH S.W.T. Karena


atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Mata kuliah SPerencanaan
Pendidikan Islam .Dengan judul “Mekanisme dan Tahapan Perencanaan
Pendidikan (Pola dan tahap perencanaan) ”, Makalah ini dapat digunakan sebagai
sarana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai
referensi tambahan dalam belajar.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Dosen Mata Kuliah bapak
Dr. H. Ahmad Syahid, M.Pd dan bapak Dr. Saepuddin, M.Pd.I semua rekan yang
telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan
penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan
makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
dan masukan dari semua pihak yang dapat dijadikan masukan dalam
penyempurnaan Makalah ini,karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan kita Aamiin
Wassalamuallaikum Wr.Wb

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................2

C. Tujuan pembahasan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Arti Penting Perencanaan pendidikan........................................................ 3

B. Tahapan Proses Perencanaan Pendidikan................................................... 3

C. Tahapan Pelaksanaan Perencanaan Pendidikan.......................................... 11

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................................14

B. Saran- Saran..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan (planning) adalah proses dasar (fundamen) dan suatu


fungsi utama dari manajemen dalam hal memberikan  kepada organisasi, cara
memutuskan suatu tujuan yang akan dicapai dalam menetapkan prosedur
terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. (menurut prof. H.l.m. Sadli 
dkk)
Planning adalah suatu proses, suatu aktivitas. Sedangkan plan (rencana)
adalah suatu kewajiban/perbuatan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil
tertentu, merupakan pedoman kearah mana orgnisasi “(pendidikan)” tersebut
akan bergerak.
Antara plan dan planning sangat berhubungan erat. Perencanaan
sebagai salah satu fungsi manajemen memegang peranan penting dibandingkan
dengan fungsi manajemen lainnya, sebab pengrganisasian, pengarahan dan
pengawasan hanya tinggal melaksanakan keputusan yang telah disusun dalam
sebuah perencanaan.
Perencanaan sering dihubungkan dengan masalah memilih. Artinya kita
memilih tujuan dan cara terbaik, untuk mencapai tujuan dari beberapa alternatif
yang ada. Tanpa alternatif perencanaan tidak ada.
Pandangan lain mengatakan, perencanaan disebut sebagai kumpulan
daripada keputusan-keputusan yang telah disepakati, karena di dalamnya
mengandung beberapa peraturan dalam penggunaan : waktu, sumber daya yang
dimiliki, dan upaya untuk mewujudkan apa yang ingin kita capai, menghindari
hal-hal yang tidak kita inginkan, karena rencana adalah dasar pengendalian.
Perencanaan adalah proses yang tidak berakhir bila rencana itu telah
ditetapkan. Perencanaan dibutuhkan di semua tingkatan dan mempunyai
dampak potensial terhadap suksesnya organisasi  bidang (pendidikan)

1
.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan arti penting perencanaan pendidikan?
2. Jelaskan tahapan proses perencanaan pendidikan?
3. Jelaskan tahapan pelaksanaan perencanaan pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dibuatnya makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui arti penting perencanaan pendidikan
2. Untuk mengetahui tahapan proses perencanaan pendidikan
3. Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan perencanaan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Penting Perencanaan Pendidikan


Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan
merupakan langkah utama yang sangat penting. Karena perencanaan
pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana dan tenaga yang terbatas,
sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara maksimal.
Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut,
perencanaan pendidikan:
1. Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan     tujuan
yang dipilih. Oleh karena itu perencanaan dapat memberikan arah usaha
pendidikan dengan jelaas.
2. Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikan
yang ditetapkan telah dicapai.
3. Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang
timbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
4. Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan
suatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan
kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah
jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah ada.
B. Tahapan Proses Perencanaan Pendidikan
Ada enam  tahap tentang proses perencanaan pendidikan yaitu:
1. Pra perencanaan
2. Perencanaan awal
3. Formulasi rencana
4. Elaborasi rencana
5. Implementasi rencana
6. Evaluasi dan perencanaan ulang.
a.   Tahap pra perencanaan

3
Di perguruan tinggi misalnya kita mengenal pusat-pusat
perencanaan. Pada tingkat diknas, kita mengenal biro perencanaan.
Seandainya badan atau bagian perencanaan itu tidak ada, maka tahap pra
perencanaan harus mulai dari:
a. Menciptakan badan yang bertugas dalam melaksanakan fungsi
perencanaan,
b. Menetapkan prosedur perencanaan,
c. Mengadakan reorganisasi struktural mekanisme administrasi suatu
lembaga agar mampu berpartisipasi dalam proses serta implementasi
perencanaan  itu,
d. Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan.
Jika badan perencanaan itu sudah ada, tugas pada tahap ini adalah 
meminta otoritas dalam pendidikan, misalnya rektor utk merumuskan
tujuan yang ingin dicapai.
b.  Tahap perencanaan awal
Terdiri dari:
1)    Kegiatan diagnosis
Tahap diagnosis merupakan kegiatan membandingkan output yang
diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang. Diagnosis
bertujuan untuk melihat apakah suatu rencana yang telah dilaksanakan
itu memadai dan relevan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
2)    Formulasi kebijakan
Kebijakan memberikan arah kepada usaha memperbaiki kelemahan dan
kekurangan suatu rencana. Kebijakan harus dirumuskan sedemikian
rupa sehingga merupakan kerangka kerja dalam mana keputusan-
keputusan yang lebih kecil  dan lebih terperenci dibuat. Kegiatan
merumuskan kebijakan disebut dengan formulasi kebijakan. Kebijakan
merupakan fungsi politis yang dibuat  oleh orang yang berwenang
dalam organisasi pendidikan.

4
3)    Penilaian kebutuhan
4)    Perhitungan biaya
Dengan menggunakan data  tentang biaya tahun sebelumnya, tiap-tiap
butir kebutuhan tersebut dihitung biayanya dengan memperhatikan naik
turunnya harga. Sesudah perhitungan biaya ini selesai perencana dapat
mengetahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan untuk seluruh
program.
5)    Penetapan target.
Perencana melihat dan meneliti kembali kebutuhan yang telah
diidentifikasi, menetapkan prioritas program dan menetapkan tingkat
pencapaian yang realistik dari suatu tujuan yang ditetapkan, sehingga
dapat ditentukan program mana yang paling relevan dan efektif, hal ini
dilihat dari tersedianya dana.
c. Tahap  formulasi rencana
Perencanaan mempunyai dua maksud. Pertama menyiapkan
seperangkat keputusan yang akan diambil oleh otoritas, ke dua menyediakan
pola dasar pelaksanaan (blue-print for action) yang akan dilaksanakan oleh
berbagai satuan organisasi yang bertanggungjawab dalam implementasi
keputusan-keputusan tersebut.
Sehubungan dengan kedua hal tersebut, otoritas memerlukan
pernyataan (statement) yang jelas   tetang:  apa yang akan yang diusulkan,
mengapa diusulkan, dan bagaimana pelaksanaannya.
Ketiga hal tersebut  adalah merupakan isi dari rencana pendidikan.
Persiapan untuk menyiapkan dokumen tersebut dinamakan formulasi
rencana, yang harus ditulis singkat lengkap dan padat.
d.  Tahap elaborasi rencana
Rencana pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu
dokumen singkat, padat dan lengkap. Dengan demikian sebelum rencana itu
diimplementasikan, perlu dilakukan  elaborasi. Artinya  diperinci
sedimikian rupa sehingga setiap tugas dari unit-unit dalam organisasi
pendidikan menjadi jelas.

5
Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam proses  elaborasi yaitu:
1. Pembuatan program (programming) yaitu membagi rencana menjadi
area-area pelaksanaan yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik.
Tiap area pelaksanaan dinamakan program. Lazimnya program  terdiri
dari kelompok kegiatan yang diawasi oleh unit administrasi yang sama.
2. Identifikasi dan formulasi proyek. Tiap program terdiri dari kelompok
aktivitas-aktivitas sejenis yang dibuat dalam rangka menghitung dan
mengalokasikan dana dalam pelaksanaan. Kelompok kegiatan ini
dinamakan proyek. Tujuan proyek merupakan sub tujuan program dan
merupakan tujuan yang spesifik. Formulasi proyek adalah tugas untuk
merinci siapa pelaksana, berapa besar biaya, dimana tempat, berapa
lama waktunya dan hal lain yang dianggap perlu dalam suatu proyek.
Sebelum suatu rencana dielaborasi dalam bentuk program dan
proyek, rencana tersebut belum dapat dilaksanakannya. Oleh karena itu
pemrograman dan perumusan dalam proses perencanaan harus dilakukan
lebih dahulu.
Kebanyakan rencana yang tidak dapat dilaksanakan, diakibatkan
oleh kelemahan dalam tahap pembuatan program ini.
e. Tahap implementasi rencana.
Implementassi rencana pendidikan dimulai pada saat proyek- proyek
itu dilaksanakan. Disini proses perencanaan bergabung dengan proses
manajemen. Dengan menggunakan budget serta rencana tahunan sebagai
instrumen utama, kerangka kerja organisasi untuk melaksanakan berbagai
proyek dapat dikembangkan. Sumber-sumber manusia, dana dan material
kemudian dialokasikan untuk setiap proyek. Jadwal dan waktu suatu proyek
juga ditetapkan.
f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Pada waktu melaksanakan perencanaan pendidikan, ditetapkan pula
mekanisme untuk mengevaluasi kemajuan serta mendeteksi
penyimpangannya. Proses evaluasi itu dilaksanakan secara
berkesinambungan.

6
1. Memberikan gambaran tentang kelemahan suatu rencana, misalnya
penetapan target yang terlalu tinggi atau rendah tidak realistik, tidak
cukupnya dana yang disediakan atau tidak tepatnya pentahapan dalam
proses pelaksanaan. Informasi hasil evaluasi digunakan sebagai bahan
revisi sehingga dalam sisa waktu periode rencana tersebut kesalahan
dapat diperbaiki. Dalam perencanaan bertahap dan berkesinambungan
(rolling plan) revisi selalu dilakukan berdasar pengalaman dalam setiap
tahap implementasi.
2. Evaluasi berguna sebagai alat diagnosis yang merupakan salah satu
langkah dalam tahap perencanaan awal, dan sebagai bahan dalam
membuat perencanaan ulang. Jadi evaluasi merupakan permulaan dari
lingkaran perencanaan berikutnya.
Kegiatan perencanaan adalah kegiatan yang sistemik sequensial,dan
karena itu kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunanperencanaan dan
pelaksanaan perencanaan memerlukan tahapan-tahapan sesuai dengan
karakteristik perencanaan yang sedang dikembangkan. Banghart mengembangkan
tahapan perencanaansebagai berikut ini:
1.   Proloque : pendahuluan atau langkah persiapan untukmemulainya suatu
kegiatan perencanaan.
2.   Identifying educational planning problems yang mencakup: (a) delineating
the scope of educational problem ataumenentukan ruang lingkup
permasalahan perencanaan, (b)studying what has been   atau mengkaji apa
yang telahdirencanakan, (c) determining what has been versus what should
be  artinya membandingkan apa yang telah dicapaidengan apa yang
seharusnya dicapai, (d) resources and contraints  atau sumber-sumber daya
yang tersedia danketerbatasannya, (e) estabilishing educational planning
parts and priorities   artinya mengembangkan bagian-bagianperencanaan dan
prioritas perencanaan.
3.    Analizing planning problem area artinya mengkajipermasalahan perencanaan
yang mencakup: (a)Study areas and systems of subareas artinya mengkaji
permasalahan dansub permasalahan, (b)gathering date  artinya

7
pengumpulandatatabulating data  atau tabulasi data, (c)for
casting atauproyeksi.
4.   Conceptualizing and designing plans,mengembangkanrencana yang
mencakup: (a) identifying prevailing trends atau identifikasi kecenderungan-
kecenderungan yang ada, (b) estabilishing goals and objective atau
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, (c) designing plans, menyusun
rencana.
5.   Evaluasting plan, menilai rencana yang telah disusun tersebutyang mencakup:
(a) planning through  simulation, simulasirencana, (b) evaluating
plan, evaluasi rencana, (c) selecting a  plan,memilih rencana.
6.   Specifying the plan,menguraikan rencana yang mencakup:(a)problem
formulation,merumuskan masalah, (b)reporting result atau menysusun hasil
rumusan dalam bentuk finalplan draft atau rencana terakhir.
7.   Implementing the plan,melaksanakan rencana yangmencakup: (a)Program
preparation,persiapan rencanaoperasional, (b)\plan approval,
legaljustification,persetujuandan pengesahan rencana, (c)organizing
operational units,mengatur aparat sekolah.
8.   Plan feedback,balikan pelaksanaan rencana yang mencakup:(a)monitoring the
plan,memantau pelaksanaan rencana, (b)evaluation the plan,evaluasi
pelaksanaan rencana, (c)adjusting, altering or planning for what, how, and by
whom yang berarti mengadakan penyesuaian, mengadakanperubahan rencana
atau merancang apa yang perludirancang lagi bagaimana rancangannya, and
oleh siapa.1
Gambaran tentang proses dan tahapan seperti berikut inimemberikan
penjelasan yang lebih komprehensif bukan sajakeseluruhan proses dan komponen
yang terlibat didalamnya, tapi jugaketerkaitan antar kegiatan berbagai komponen
dan unsur-unsur yangada dalam proses tersebut. Chesswas juga mengungkapkan

1
Banghart, F.W and Trull, A. 1990. Educational Planning. New York: The MacMillan.
Company.

8
proses dan tahapan perencanaan dalam bentuk yang lebih sederhana dan  logis.
Proses dan tahapan tersebut adalah seperti tercantum berikutini:
1.    Need assessment  artinya kajian terhadap kebutuhan yangmencakup berbagai
aspek pembangunan pendidikan yangtelah dilaksanakan, keberhasilan,
kesulitan, kekuatan,kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-
sumberyang perlu disediakan, aspirasi rakyat yang berkembangterhadap
pendidikan, harapan, dan cita-cita yang merupakandambaan masyarakat.
Kajian ini penting artinya karenamembandingkan antara what has
been   dan should be, yangmerupakan pangkal tolak kegiatan perencanaan.
2.     Formulation of goals and objective:  perumusan tujuan dansasaran
perencanaan yang merupakan arah perencanaanserta merupakan penjabaran
operasional dari aspirasi filosofismasyarakat.
3.    .Policy and priority setting:  penentuan dan penggarisankebijakan dan
prioritas dalam perencanaan pendidikansebagai muara need assessment.
4.     Program and project formulation: rumusan program danproyek kegiatan
yang merupakan komponen operasionalperencanaan pendidikan.
5.    Feasibility testing dengan melalui alokasi sumber-sumberyang tersedia dalam
hal ini terutama sumber dana. Biayasuatu rencana yang disusun secara logis
dan logis dan akuratserta cermat merupakan petunjuk tingkat kelayakan
rencana.Rencana dengan alokasi biaya yang tidak akurat ataumengandalkan
sumber daya luar negeri umpamanya,dianggap tingkat feasibilitas yang kecil,
karena tidak dibangundi atas dasar kekuatan sendiri.
6.    Plan implementation:  pelaksanaan rencana untukmewujudkan rencana yang
tertulis ke dalam perbuatan atau actions. Penjabaran rencana ke dalam
perbuatan inilah yangmenentukan apakah suatu rencana itu feasible, baik
danefektif.
7.    Evaluation and revision for future plan:  kegiatan untuk menilaitingkat
keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan feedback  untuk merevisi
dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya.
Dengan adanya feedback  seperti ini perencana memperoleh iniput

9
yangberharga untuk meningkatkan rencana untuk tahun-tahun berikutnya
(Chesswas, 1973).
Proses perencanaan yang diuraikan oleh Banghart lebihkompleks dan
detail dibandingkan dengan proses perencanaan yangdikembangkan oleh
Chesswass. Yang tersebut terakhir ini lebihsederhana tapi menuju
sasarannya.Berdasarkan telaah terhadap tahapan dalam proses perencanaanyang
dikemukakan oleh kedua ahli di atas tampaknya secarasederhana proses
perencanaan terdiri beberapa komponen utamayang esensial yang secara prinsipil
tidak dapat ditinggalkan.Komponen-komponen itu adalah sebagai berikut:
1.Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikanperiode sebelumnya
sebagai titik berangkat perencanaan.
2. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yangmerupakan arah
yang harus dapat dijadikan titik tumpukegiatan perencanaan.
3. Rumusan kebijakan atau posisi yang kemudian dapatdijabarkan ke dalam
strategi dasar perencanaan yangmerupakan respon terhadap cara mewujudkan
tujuan yangditentukan.
4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasiprioritas yang
ditetapkan.
5. Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitukeseluruhan
program dan prioritas secara teratur dan cermatkarena penjadwalan ini secara
makro mempunyai artitersendiri yang amat strategik bagi keseluruhan
pelaksanaanperencanaan.
6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasidan persiapan
aparat pelaksana rencana, pengesahandimulainya suatu kegiatan, monitoring
dan controlling  untukmembatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji
yangdapat merupakan hambatan dalam proses pelaksanaanrencana
7. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untukmenentukan
tingkat keberhasilan dan kegiatan untukmengadakan penyesuaian-penyesuaian
terhadap tuntutanbaru yang berkembang.Bila ketiga model proses yang
diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur

10
esensial yang samadalam proses pengembangan rencana pembangunan
pendidikan.

C. Pelaksanaan Perencanaan Pendidikan


Dalam garis besarnya perencanaan termasuk perencanaan pendidikan
dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu
 Siklus pertama melayani dua tujuan ganda:
1. Menyusun persetujuan antara manajer puncak dan manajer bidang
tentang strategi dan tujuan secara komprehensif.
2. Memilih tujuan perencanaan yang lebih penting pada siklus
berikutnya. Pada siklus ini manajer puncak menyusun tujuan umum
dan meminta rencana-rencana dari setiap bidang.
 Siklus ke dua, setiap kepala bagian menyetujui rencana sementara dari
bawahan sesuai dengan bidang mereka. Oleh manajer bidang dipilih,
rencana mana yang sesuai dengan tujuan utama dan tujuan bidangi,  lalu
diajukan kemanajer puncak.
 Siklus ke tiga, tiap pimpinan  bidang menyusun anggaran khusus untuk 
biaya pelaksanaan rencana, tujuan dan sasaran. Setelah didiskusikan
dianatara para manajer barulah anggaran disetujui dan disediakan.
Hal-hal yang memungkinkan dan menyebabkan kegagalan suatu
perencanaan pendidikan.
1. Pembuat rencana (planner) yang tidak cakap sehingga menghasilkan
perencanaan yang tidak tepat. Untuk itu perencanaan haruslah dibuat oleh
orang yang ahlinya.
2. Perencanaan yang dibuat tidak berdasarkan pada fakta-fakta dan data yang
objektif
3. Kesalahan dalam membuat ramalan dan dugaan.
4. Perencanaan tidak fleksibel/kaku.
5. Kesalahan dalam pengolahan data.
6. Kesalahan dalam penempatan pegawai dan kepala bagian yang tidak
sesuai dengan kemampuan dan keahlian.

11
7. Tidak adanya koordinasi diantara unit-unit dalam organisasi, karena
masing-masing unit menganggap bagiannya lebih penting dari unit lain.
8. Kuranngnya pengawasan baik secara prfentif maupun secara represif.
Dalam membuat perencanaan (planning) pendidikan yang baik, harus
dapat menjawab secara tepat pertanyaan berikut.
1. What  :    apa yang menjadi tujuan, apa yang akan dikerjakan, apa tujuan
pendidikan.
2. Why     :    mengapa justeru tujuan itu yang akan dicapai.
3. When   :    kapan waktu yang tepat tujuan itu akan mulai dikerjakan.
Apakah akhir tahun, atau 1 tahun lagi.
4. Where :    di mana lokasi  atau tempat kegiatan itu akan dilaksanakan atau
didirikan, dalam hal ini perlu dipertimbangkan faktor lingkungan dan
masyarakat.
5. Who     :    siapa yang harus melaksanakan, siapa yang dapat dpercaya
dalam melaksanakannya, mengolanya, baik dari manajemennya maupun dari
tenaga pelaksananya.
6. How     :    bagaimana cara pelaksanaan, cara mengerjakannya dan
bagaimana metode pelaksanaannya.

Merujuk pada uraian dari pengertian perencanaan pendidikan sampai


tahapan dalam penyusunan perencanaan pendidikan tersebut di atas,
menunjukkan bahwa kedudukan perencanaan pendidikan dalam proses layanan
pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah sangat penting, karena dengan
adanya perencanaan pendidikan yang baik dapat:
1. Meningkatkan kualitas kegiatan atau aktivitas layanan pendidikan
anak secara maksimal, baik menyangkut aspek akademik atau non
akademiknya. Hal ini disebabkan seluruh aktivitas warga sekolah harus
berdasarkan pada program yang telah disusun dengan baik dalam suatu
perencanaan pendidikan secara sistematik dan integral.
2. Mengetahui beberapa sumber daya internal dan eksternal yang
dimiliki untuk dimanfaatkan secara maksimal, dan juga mengetahui

12
beberapa kendala, hambatan dan tantangan yang akan dihadapi dalam
upaya pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan, suatu perencanaan
pendidikan yang baik pasti akan memuat tentang beberapa peluang
dalam mencapai tujuan dan prediksi tantangan atau hambatan yang akan
muncul, serta strategi yang harus dilakukan dalam mengatasi hambatan
tersebut.
3. Memberi peluang pada setiap warga sekolah dalam meningkatkan
beragam kemampuan, keahlian atau  ketrampilan secara maksimal,
dalam rangka mewujudkan tujuan  layanan  pendidikan.
4. Memberikan kesempatan bagi pelaksana program untuk memilih
beberapa alternatif pilihan tentang metode atau strategi atau pendekatan
yang tepat dalam pelaksanaan perencanaan pendidikan, agar efektif
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
5. Memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan, karena
perencanaan pendidikan yang baik selalu dirancang dengan tahapan-
tahapan pelaksanaan program layanan pendidikan (jangka pendek,
menengah dan panjang), disamping itu telah disusun skala prioritas
sasaran tujuan yang akan dicapai.
6. Memudahkan dalam melakukan evaluasi tentang seberapa besar
pencapaian tujuan layanan pendidikan yang telah diraih, karena dalam
perencanaan pendidikan yang baik selalu merumuskan indikator-
indikator pencapaian tujuan dan instrumen apa yang dipakai dalam
mengukur keberhasilan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan.
7. Memudahkan dalam melakukan revisi program layanan pendidikan
dan proses penyusunan perencanaan pendidikan berikutnya, sesuai
dengan dinamika dan perkembangan  kehidupan sosial-budaya

13
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bila ketiga model proses yang diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat

dengan nyata adanya unsur-unsur esensial yang sama dalam proses

pengembangan rencana pembangunan pendidikan.

Dengan adanya unsur-unsur yang sama tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan

bahwa peoses perencanaan adalah suatu proses yangdiakui perlu dijalani secara

sistematik dan berurutan karenaketeraturan itu merupakan proses rasional

sebagai salah satu property  perencanaan pendidikan

B.     Saran
Adapun hal-hal yang hendaknya diperhatikan dalam proses perencanaan

dalam pendidikan, yaitu:

a.    Perencanaan didasarkan pada tujuan yang jelas

b.    Perencanaan bersifat sederhana, realistis dan praktis

c.   Perencanaan terinci dan memuat uraian serta klasifikasi kegiatan dan

rangkaian tindakan, sehingga mudah dijalankan

d.    Memiliki fleksibilitas, sehingga mudah disesuaikan dengan kondisi dan

situasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai