MAKALAH
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
Amsidar 02.12.01.20.023
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan pembahasan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................14
B. Saran- Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan arti penting perencanaan pendidikan?
2. Jelaskan tahapan proses perencanaan pendidikan?
3. Jelaskan tahapan pelaksanaan perencanaan pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dibuatnya makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui arti penting perencanaan pendidikan
2. Untuk mengetahui tahapan proses perencanaan pendidikan
3. Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan perencanaan pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Di perguruan tinggi misalnya kita mengenal pusat-pusat
perencanaan. Pada tingkat diknas, kita mengenal biro perencanaan.
Seandainya badan atau bagian perencanaan itu tidak ada, maka tahap pra
perencanaan harus mulai dari:
a. Menciptakan badan yang bertugas dalam melaksanakan fungsi
perencanaan,
b. Menetapkan prosedur perencanaan,
c. Mengadakan reorganisasi struktural mekanisme administrasi suatu
lembaga agar mampu berpartisipasi dalam proses serta implementasi
perencanaan itu,
d. Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan.
Jika badan perencanaan itu sudah ada, tugas pada tahap ini adalah
meminta otoritas dalam pendidikan, misalnya rektor utk merumuskan
tujuan yang ingin dicapai.
b. Tahap perencanaan awal
Terdiri dari:
1) Kegiatan diagnosis
Tahap diagnosis merupakan kegiatan membandingkan output yang
diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang. Diagnosis
bertujuan untuk melihat apakah suatu rencana yang telah dilaksanakan
itu memadai dan relevan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
2) Formulasi kebijakan
Kebijakan memberikan arah kepada usaha memperbaiki kelemahan dan
kekurangan suatu rencana. Kebijakan harus dirumuskan sedemikian
rupa sehingga merupakan kerangka kerja dalam mana keputusan-
keputusan yang lebih kecil dan lebih terperenci dibuat. Kegiatan
merumuskan kebijakan disebut dengan formulasi kebijakan. Kebijakan
merupakan fungsi politis yang dibuat oleh orang yang berwenang
dalam organisasi pendidikan.
4
3) Penilaian kebutuhan
4) Perhitungan biaya
Dengan menggunakan data tentang biaya tahun sebelumnya, tiap-tiap
butir kebutuhan tersebut dihitung biayanya dengan memperhatikan naik
turunnya harga. Sesudah perhitungan biaya ini selesai perencana dapat
mengetahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan untuk seluruh
program.
5) Penetapan target.
Perencana melihat dan meneliti kembali kebutuhan yang telah
diidentifikasi, menetapkan prioritas program dan menetapkan tingkat
pencapaian yang realistik dari suatu tujuan yang ditetapkan, sehingga
dapat ditentukan program mana yang paling relevan dan efektif, hal ini
dilihat dari tersedianya dana.
c. Tahap formulasi rencana
Perencanaan mempunyai dua maksud. Pertama menyiapkan
seperangkat keputusan yang akan diambil oleh otoritas, ke dua menyediakan
pola dasar pelaksanaan (blue-print for action) yang akan dilaksanakan oleh
berbagai satuan organisasi yang bertanggungjawab dalam implementasi
keputusan-keputusan tersebut.
Sehubungan dengan kedua hal tersebut, otoritas memerlukan
pernyataan (statement) yang jelas tetang: apa yang akan yang diusulkan,
mengapa diusulkan, dan bagaimana pelaksanaannya.
Ketiga hal tersebut adalah merupakan isi dari rencana pendidikan.
Persiapan untuk menyiapkan dokumen tersebut dinamakan formulasi
rencana, yang harus ditulis singkat lengkap dan padat.
d. Tahap elaborasi rencana
Rencana pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu
dokumen singkat, padat dan lengkap. Dengan demikian sebelum rencana itu
diimplementasikan, perlu dilakukan elaborasi. Artinya diperinci
sedimikian rupa sehingga setiap tugas dari unit-unit dalam organisasi
pendidikan menjadi jelas.
5
Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam proses elaborasi yaitu:
1. Pembuatan program (programming) yaitu membagi rencana menjadi
area-area pelaksanaan yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik.
Tiap area pelaksanaan dinamakan program. Lazimnya program terdiri
dari kelompok kegiatan yang diawasi oleh unit administrasi yang sama.
2. Identifikasi dan formulasi proyek. Tiap program terdiri dari kelompok
aktivitas-aktivitas sejenis yang dibuat dalam rangka menghitung dan
mengalokasikan dana dalam pelaksanaan. Kelompok kegiatan ini
dinamakan proyek. Tujuan proyek merupakan sub tujuan program dan
merupakan tujuan yang spesifik. Formulasi proyek adalah tugas untuk
merinci siapa pelaksana, berapa besar biaya, dimana tempat, berapa
lama waktunya dan hal lain yang dianggap perlu dalam suatu proyek.
Sebelum suatu rencana dielaborasi dalam bentuk program dan
proyek, rencana tersebut belum dapat dilaksanakannya. Oleh karena itu
pemrograman dan perumusan dalam proses perencanaan harus dilakukan
lebih dahulu.
Kebanyakan rencana yang tidak dapat dilaksanakan, diakibatkan
oleh kelemahan dalam tahap pembuatan program ini.
e. Tahap implementasi rencana.
Implementassi rencana pendidikan dimulai pada saat proyek- proyek
itu dilaksanakan. Disini proses perencanaan bergabung dengan proses
manajemen. Dengan menggunakan budget serta rencana tahunan sebagai
instrumen utama, kerangka kerja organisasi untuk melaksanakan berbagai
proyek dapat dikembangkan. Sumber-sumber manusia, dana dan material
kemudian dialokasikan untuk setiap proyek. Jadwal dan waktu suatu proyek
juga ditetapkan.
f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Pada waktu melaksanakan perencanaan pendidikan, ditetapkan pula
mekanisme untuk mengevaluasi kemajuan serta mendeteksi
penyimpangannya. Proses evaluasi itu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
6
1. Memberikan gambaran tentang kelemahan suatu rencana, misalnya
penetapan target yang terlalu tinggi atau rendah tidak realistik, tidak
cukupnya dana yang disediakan atau tidak tepatnya pentahapan dalam
proses pelaksanaan. Informasi hasil evaluasi digunakan sebagai bahan
revisi sehingga dalam sisa waktu periode rencana tersebut kesalahan
dapat diperbaiki. Dalam perencanaan bertahap dan berkesinambungan
(rolling plan) revisi selalu dilakukan berdasar pengalaman dalam setiap
tahap implementasi.
2. Evaluasi berguna sebagai alat diagnosis yang merupakan salah satu
langkah dalam tahap perencanaan awal, dan sebagai bahan dalam
membuat perencanaan ulang. Jadi evaluasi merupakan permulaan dari
lingkaran perencanaan berikutnya.
Kegiatan perencanaan adalah kegiatan yang sistemik sequensial,dan
karena itu kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunanperencanaan dan
pelaksanaan perencanaan memerlukan tahapan-tahapan sesuai dengan
karakteristik perencanaan yang sedang dikembangkan. Banghart mengembangkan
tahapan perencanaansebagai berikut ini:
1. Proloque : pendahuluan atau langkah persiapan untukmemulainya suatu
kegiatan perencanaan.
2. Identifying educational planning problems yang mencakup: (a) delineating
the scope of educational problem ataumenentukan ruang lingkup
permasalahan perencanaan, (b)studying what has been atau mengkaji apa
yang telahdirencanakan, (c) determining what has been versus what should
be artinya membandingkan apa yang telah dicapaidengan apa yang
seharusnya dicapai, (d) resources and contraints atau sumber-sumber daya
yang tersedia danketerbatasannya, (e) estabilishing educational planning
parts and priorities artinya mengembangkan bagian-bagianperencanaan dan
prioritas perencanaan.
3. Analizing planning problem area artinya mengkajipermasalahan perencanaan
yang mencakup: (a)Study areas and systems of subareas artinya mengkaji
permasalahan dansub permasalahan, (b)gathering date artinya
7
pengumpulandatatabulating data atau tabulasi data, (c)for
casting atauproyeksi.
4. Conceptualizing and designing plans,mengembangkanrencana yang
mencakup: (a) identifying prevailing trends atau identifikasi kecenderungan-
kecenderungan yang ada, (b) estabilishing goals and objective atau
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, (c) designing plans, menyusun
rencana.
5. Evaluasting plan, menilai rencana yang telah disusun tersebutyang mencakup:
(a) planning through simulation, simulasirencana, (b) evaluating
plan, evaluasi rencana, (c) selecting a plan,memilih rencana.
6. Specifying the plan,menguraikan rencana yang mencakup:(a)problem
formulation,merumuskan masalah, (b)reporting result atau menysusun hasil
rumusan dalam bentuk finalplan draft atau rencana terakhir.
7. Implementing the plan,melaksanakan rencana yangmencakup: (a)Program
preparation,persiapan rencanaoperasional, (b)\plan approval,
legaljustification,persetujuandan pengesahan rencana, (c)organizing
operational units,mengatur aparat sekolah.
8. Plan feedback,balikan pelaksanaan rencana yang mencakup:(a)monitoring the
plan,memantau pelaksanaan rencana, (b)evaluation the plan,evaluasi
pelaksanaan rencana, (c)adjusting, altering or planning for what, how, and by
whom yang berarti mengadakan penyesuaian, mengadakanperubahan rencana
atau merancang apa yang perludirancang lagi bagaimana rancangannya, and
oleh siapa.1
Gambaran tentang proses dan tahapan seperti berikut inimemberikan
penjelasan yang lebih komprehensif bukan sajakeseluruhan proses dan komponen
yang terlibat didalamnya, tapi jugaketerkaitan antar kegiatan berbagai komponen
dan unsur-unsur yangada dalam proses tersebut. Chesswas juga mengungkapkan
1
Banghart, F.W and Trull, A. 1990. Educational Planning. New York: The MacMillan.
Company.
8
proses dan tahapan perencanaan dalam bentuk yang lebih sederhana dan logis.
Proses dan tahapan tersebut adalah seperti tercantum berikutini:
1. Need assessment artinya kajian terhadap kebutuhan yangmencakup berbagai
aspek pembangunan pendidikan yangtelah dilaksanakan, keberhasilan,
kesulitan, kekuatan,kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-
sumberyang perlu disediakan, aspirasi rakyat yang berkembangterhadap
pendidikan, harapan, dan cita-cita yang merupakandambaan masyarakat.
Kajian ini penting artinya karenamembandingkan antara what has
been dan should be, yangmerupakan pangkal tolak kegiatan perencanaan.
2. Formulation of goals and objective: perumusan tujuan dansasaran
perencanaan yang merupakan arah perencanaanserta merupakan penjabaran
operasional dari aspirasi filosofismasyarakat.
3. .Policy and priority setting: penentuan dan penggarisankebijakan dan
prioritas dalam perencanaan pendidikansebagai muara need assessment.
4. Program and project formulation: rumusan program danproyek kegiatan
yang merupakan komponen operasionalperencanaan pendidikan.
5. Feasibility testing dengan melalui alokasi sumber-sumberyang tersedia dalam
hal ini terutama sumber dana. Biayasuatu rencana yang disusun secara logis
dan logis dan akuratserta cermat merupakan petunjuk tingkat kelayakan
rencana.Rencana dengan alokasi biaya yang tidak akurat ataumengandalkan
sumber daya luar negeri umpamanya,dianggap tingkat feasibilitas yang kecil,
karena tidak dibangundi atas dasar kekuatan sendiri.
6. Plan implementation: pelaksanaan rencana untukmewujudkan rencana yang
tertulis ke dalam perbuatan atau actions. Penjabaran rencana ke dalam
perbuatan inilah yangmenentukan apakah suatu rencana itu feasible, baik
danefektif.
7. Evaluation and revision for future plan: kegiatan untuk menilaitingkat
keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan feedback untuk merevisi
dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya.
Dengan adanya feedback seperti ini perencana memperoleh iniput
9
yangberharga untuk meningkatkan rencana untuk tahun-tahun berikutnya
(Chesswas, 1973).
Proses perencanaan yang diuraikan oleh Banghart lebihkompleks dan
detail dibandingkan dengan proses perencanaan yangdikembangkan oleh
Chesswass. Yang tersebut terakhir ini lebihsederhana tapi menuju
sasarannya.Berdasarkan telaah terhadap tahapan dalam proses perencanaanyang
dikemukakan oleh kedua ahli di atas tampaknya secarasederhana proses
perencanaan terdiri beberapa komponen utamayang esensial yang secara prinsipil
tidak dapat ditinggalkan.Komponen-komponen itu adalah sebagai berikut:
1.Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikanperiode sebelumnya
sebagai titik berangkat perencanaan.
2. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yangmerupakan arah
yang harus dapat dijadikan titik tumpukegiatan perencanaan.
3. Rumusan kebijakan atau posisi yang kemudian dapatdijabarkan ke dalam
strategi dasar perencanaan yangmerupakan respon terhadap cara mewujudkan
tujuan yangditentukan.
4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasiprioritas yang
ditetapkan.
5. Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitukeseluruhan
program dan prioritas secara teratur dan cermatkarena penjadwalan ini secara
makro mempunyai artitersendiri yang amat strategik bagi keseluruhan
pelaksanaanperencanaan.
6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasidan persiapan
aparat pelaksana rencana, pengesahandimulainya suatu kegiatan, monitoring
dan controlling untukmembatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji
yangdapat merupakan hambatan dalam proses pelaksanaanrencana
7. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untukmenentukan
tingkat keberhasilan dan kegiatan untukmengadakan penyesuaian-penyesuaian
terhadap tuntutanbaru yang berkembang.Bila ketiga model proses yang
diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur
10
esensial yang samadalam proses pengembangan rencana pembangunan
pendidikan.
11
7. Tidak adanya koordinasi diantara unit-unit dalam organisasi, karena
masing-masing unit menganggap bagiannya lebih penting dari unit lain.
8. Kuranngnya pengawasan baik secara prfentif maupun secara represif.
Dalam membuat perencanaan (planning) pendidikan yang baik, harus
dapat menjawab secara tepat pertanyaan berikut.
1. What : apa yang menjadi tujuan, apa yang akan dikerjakan, apa tujuan
pendidikan.
2. Why : mengapa justeru tujuan itu yang akan dicapai.
3. When : kapan waktu yang tepat tujuan itu akan mulai dikerjakan.
Apakah akhir tahun, atau 1 tahun lagi.
4. Where : di mana lokasi atau tempat kegiatan itu akan dilaksanakan atau
didirikan, dalam hal ini perlu dipertimbangkan faktor lingkungan dan
masyarakat.
5. Who : siapa yang harus melaksanakan, siapa yang dapat dpercaya
dalam melaksanakannya, mengolanya, baik dari manajemennya maupun dari
tenaga pelaksananya.
6. How : bagaimana cara pelaksanaan, cara mengerjakannya dan
bagaimana metode pelaksanaannya.
12
beberapa kendala, hambatan dan tantangan yang akan dihadapi dalam
upaya pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan, suatu perencanaan
pendidikan yang baik pasti akan memuat tentang beberapa peluang
dalam mencapai tujuan dan prediksi tantangan atau hambatan yang akan
muncul, serta strategi yang harus dilakukan dalam mengatasi hambatan
tersebut.
3. Memberi peluang pada setiap warga sekolah dalam meningkatkan
beragam kemampuan, keahlian atau ketrampilan secara maksimal,
dalam rangka mewujudkan tujuan layanan pendidikan.
4. Memberikan kesempatan bagi pelaksana program untuk memilih
beberapa alternatif pilihan tentang metode atau strategi atau pendekatan
yang tepat dalam pelaksanaan perencanaan pendidikan, agar efektif
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
5. Memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan, karena
perencanaan pendidikan yang baik selalu dirancang dengan tahapan-
tahapan pelaksanaan program layanan pendidikan (jangka pendek,
menengah dan panjang), disamping itu telah disusun skala prioritas
sasaran tujuan yang akan dicapai.
6. Memudahkan dalam melakukan evaluasi tentang seberapa besar
pencapaian tujuan layanan pendidikan yang telah diraih, karena dalam
perencanaan pendidikan yang baik selalu merumuskan indikator-
indikator pencapaian tujuan dan instrumen apa yang dipakai dalam
mengukur keberhasilan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan.
7. Memudahkan dalam melakukan revisi program layanan pendidikan
dan proses penyusunan perencanaan pendidikan berikutnya, sesuai
dengan dinamika dan perkembangan kehidupan sosial-budaya
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa peoses perencanaan adalah suatu proses yangdiakui perlu dijalani secara
B. Saran
Adapun hal-hal yang hendaknya diperhatikan dalam proses perencanaan
c. Perencanaan terinci dan memuat uraian serta klasifikasi kegiatan dan
situasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15