Anda di halaman 1dari 10

PENGAWASAN PENDIDIKAN

Makalah Ini Disusun Guna

Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir Manajemen

Dosen Pengampu: Dr. Hendar Riyadi, M. Ag

Disusun Oleh:

ANGWAR ROMDONI (2190060038)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
A. PENDAHULUAN

Setiap aktivitas besar ataupun kecil, yang tercapainya tergantung


kepada beberapa orang, diperlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak
langkah. Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut, pimpinan
harus berusaha mengetahui keseluruhan situasi di lembaga pendidikan yang
dihandlenya dalam segala bidang. Usaha pimpinan untuk mengetahui situasi
dalam segala kegiatan disebut pengawasan.1

Pengawasan (controlling) adalah fungsi yang berhubungan dengan


pemantauan, pengamatan, pembinaan, dan pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan lembaga pendidikan. Di perguruan tinggi, tugas pengawasan
dilakukan oleh lembaga khusus yang menangani semua aktivitas akademik,
yaitu lembaga penjamin mutu. Salah satu tugas lembaga ini adalah
melakukan pengawasan, pembinaan, dan pengarahan terhadap seluruh
aktivitas pendidikan yang secara sinergis dibantu oleh para pembantu dekan
1 dan ketua jurusan. Adapun di lembaga pendidikan sekolah tugas
pengawasan dilakukan oleh para penilik dan kepala sekolah atau dikenal
dengan supervisi pendidikan.

Biasanya dalam pengawasan ditemukan situasi positif yang


memungkinkan tujuan dengan baik, dan situasi negatif yang menghambat
tercapainya tujuan. Oleh karena itu, bimbingan atau nasihat dari pihak
pimpinan kepada pegawai untuk lebih meningkatkan hasil yang sangat
diperlukan dan menghilangkan semua hambatan dalam pencapaian tujuan.2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengawasan pendidikan?
2. Apa fungsi dan tujuan pengawasan pendidikan?
3. Apa sasaran pengawasan pendidikan?
4. Bagaimana langkah-langkah pengawasan pendidikan?

1
Daryanto, Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Hal: 169.
2
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2009, Hal: 137.
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengawasan Pendidikan
a. Definisi Pengawasan

Terdapat banyak istilah yang berkaitan dengan pengawasan


(controlling) yaitu monitoring, correcting, evaluating, dan supervision.
Istilah-istilah tersebut digunakan sebagai alat pengawasan. Pengawasan
mengandung arti mengamati terus menerus, merekam, memberikan
penjelasan, petunjuk, pembinaan dan pelurusan terhadap bebagai
ketidaktepatan dan kesalahan. Pengawasan ini merupakan kunci
keberhasilan proses manajemen. Untuk memperoleh hasil yang lebih
efektif, pengawasan dilakukan bukan hanya pada akhir proses
manajemen tetapi pada setiap tingkatan proses manajemen.

Pengawasan menurut Mockler (Stoner:1996;592) adalah suatu


usaha sistematis untuk menentukan standar pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang
paling efektif dan efisien dalam tujuan-tujan organisasi.3

b. Definisi Pengawasan Pendidikan

Di lembaga pendidikan sekolah, pengawasan dikenal dengan


istilah supervisi, yaitu kegiatan pembinaan para pendidik dalam
mengembangkan proses pembelajaran, termasuk segala unsur
penunjangnya.4 Maka, pengawasan atau supervisi pendidikan merupakan
semua usaha yang sifatnya membantu guru agar ia dapat memperbaiki,
mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya. Serta dapat

3
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan. Al Fabeta, Bandung, 2010,
Hal: 219.
4
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, Hal: 2.
pula menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efisien demi
pertumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan
meningkatkan mutu pendidikan.5

Carter Good Governance Dictionary of Education


mengemukakan bahwa pengawasan pendidikan adalah segala usaha
pejabat dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya
untuk memperbaiki pengajaran; termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan dan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta
evaluasi pengajaran.6

Dalam perspektif kebijakan, kepengawasan kependidikan telah


mengalami beberapa perubahan seiring dengan berubahnya filosofi dan
sistem manajemen pemerintahan. Landasan yuridis formal pengawasan
pendidikan saat ini merujuk pada Permenpan dan RB Nomor 14 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Permenpan dan RB No. 21 Tahun 2010
Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya
dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya.7

Di dalam Al Quran juga mengisyaratkan mengenai supervisi


dapat diidentifikasi dari (salah satunya) ayat berikut :

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu


kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. (Ar’Radu:11)

Oleh karena itu sudah sepatutnya dalam pelaksaan supersivi


dilakukan oleh kepala sekolah sebagai suvervisor dan guru sebagai objek

5
Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2009, Hal:10.
6
Engkoswara dan Aan , Administrasi Pendidikan, Hal: 228.
7
Engkoswara dan Aan, Administrasi Pendidikan , Hal: 224
yang diawasi. Hal ini antara lain berdasarkan hadits Rasulullah Saw
sebagai berikut:

Artinya: “Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung


dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang
Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi
orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia.” (HR. Tirmidzi:
2383).

2. Fungsi dan Tujuan Pengawasan Pendidikan


a. Fungsi Pengawasan Pendidikan

Pengawasan yang efektif berfungsi sebagai “early warning


system” atau sistem peringatan dini yang sanggup memberikan
informasi awal mengenai persiapan program, keterlaksanaan
program, dan keberhasilan program. Dunn merinci 4 fungsi
pengawasan, yaitu:

1) Eksplanasi; menjelaskan bagaimana kegiatan dilakukan.


Termasuk di dalamnya hambatan dan kesulitan, serta alasan
terdapatnya perbedaan hasil-hasil dari suatu kegiatan.
2) Akuntansi; artinya melalui pengawasan dapat dilakukan auditing
terhadap penggunaan sumberdaya dan tingkat output yang
dicapai.
3) Pemeriksaan; menelaah kesesuaian pelaksanaan kerja nyata
dengan rencana.
4) Kepatuhan; menilai sejauhmana pelaksana taat dengan peraturan
sehingga dapat diketahui tingkat disiplin kerja pegawai dinilai
dari kepatuhan (compliance).
b. Tujuan Pengawasan Pendidikan

Menurut Harsono (1996) menyatakan tujuan pengawasan


pendidikan dan kebudayaan adalah untuk mendeteksi sedini mungkin
segala bentuk penyimpangan serta menindaklanjutinya dalam rangka
mendukung pelaksanaan prioritas pendidikan. Prioritas pendidikan
yang dimaksud adalah pemerataan kesempatan belajar, relevansi,
peningkatan mutu, dan kesangkilan dan kemangkusan.8

Pengawasan sesungguhnya betujuan untuk:

a. Sebagai arah pendidikan. Tujuan akan menunjukkan arah dari


suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus
ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
b. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam hal ini, apa yang diperhatikan
adalah hal-hal yang terletak pada jangkauan masa datang.
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan.
d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-
usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuan yang lebih
luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat
apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.9

3. Sasaran Pengawasan Pendidikan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan pengawasan


pendidikan adalah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar, serta mengembangkan potensi kualitas
guru. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan Oliva bahwa
sasaran (domain) pengawasan pendidikan adalah:

8
Engkoswara dan Aan , Administrasi Pendidikan, Hal: 221.
9
Maryono, Dasar-D asar dan Teknik menjadi Supervisor Pendidikan, Ar-Ruzz
Media,Jogjakarta, 2001, Hal:19.
a. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
b. Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
c. Mengembangkan seluruh staf di sekolah.10

Selain itu, ada tiga sasaran lain dalam pengawasan pendidikan, yaitu:

a. Proses pembelajaran, dengan pelaku utamanya adalah guru dan


peserta didik. Guru merupakan ujung tombak pembelajaran, maka
perlu dilakukan pembinaan terhadap guru agar PBM efektif dan
mampu melaksanakan tugasnya secara professional.
b. Pengelolaan pendidikan. Pelaksana dan penanggung jawabnya
adalah kepala sekolah yang merupakan pemimpin pendidikan yang
memfasilitasi terwujudnya budaya akademik yang mampu
mendukung pelaksanaan PBM.
c. Sumber daya pendidikan11 yaitu unsur-unsur yang memainkan peran,
mendukung dan bahkan berpengaruh besar dalam kesuksesan
organisasi pendidikan. Seperti:
1) Manusia; guru, siswa, tenaga, dan unsur kependidikan.
2) Metode; kurikulum.
3) Bahan-bahan; sarana dan prasarana.
4) Uang atau dana.
5) Mesin-mesin; teknologi pendidikan.
6) Pasar atau pemasaran.

4. Langkah-Langkah Pengawasan Pendidikan

Pengawasan (controlling) perlu terlebih dahulu melakukan hal-hal


berikut:

a. Mengoordinasikan semua usaha dan program yang akan


dilaksanakan oleh lembaga pendidikan.

10
Luk-Luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, hal: 18
11
Administrasi pendidikan. Engkoswara. Hal: 229
b. Melengkapi kepemimpinan lembaga pendidikan.
c. Memperluas pengalaman pimpinan lembaga pendidikan.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif dalam kependidikan.
e. Pemberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus terhadap
kinerja pelaksana program pendidikan.
f. Menganalisis situasi internal dan eksternal lembaga pendidikan.
g. Memberikan pengetahuan/skill pada setiap pelaksaan program
pendidikan.
h. Membantu meningkatkan kemampuan kerja pelaksana program
pendidikan, mulai guru dan dosen, pimpinan jabatan structural, staf
administrasi, dan lain-lain.12

Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang


secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu
organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap:

a. Menetapkan standar pelaksanaan,


b. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan,
c. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan
standar dan rencana.13

D. KESIMPULAN

Pengawasan pendidikan merupakan suatu proses memberikan


layanan professional pendidikan melalui pembinaan yang kontinu kepada
guru dan personil sekolah lainnya untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektivitas kinerja personalia sehingga dapat mencapai pertumbuhan peserta
didik. Apabila fungsi dan langkah-langkah pendidikan terlaksana dengan
baik, maka tujuan dari pengawasan akan tercapai dan memperoleh hasil
pendidikan yang maksimal.

12
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung. 2009. Hal: 140
13
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rodaskarya, Bandung,
2008, Hal: 101.
E. PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun. Mohon maaf apabila terdapat


banyak kesalahan dalam pembuatan makalah. Semoga memberikan manfaat
dan pengetahuan baru bagi pembaca. Makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Engkoswara dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. Bandung: Al Fabeta. 2010.

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rodaskarya. 2008.

Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2009.

Maryono. Dasar-Dasar dan Teknik menjadi Supervisor Pendidikan. Jogjakarta:Ar-Ruzz


Media. 2001.

Mufidah, Luk-luk Nur. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta:Teras, 2009.

Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstua. Jakarta:Rineka Cipta. 2009.

Referensi: https://tafsirweb.com/3971-surat-ar-rad-ayat-11.html

Anda mungkin juga menyukai