Anda di halaman 1dari 5

LEADERSHIP PENDIDIKAN ISLAM

Studium General pada Mahasiswa MPI S2


27 Mei 2021

PERUBAHAN
Oleh : Prof. Renald Kasali
Mungkin Anda sempat menerima video tentang Google Pixel Buds. Wireless headphone
seharga 159 dollar AS yang akan beredar bulan depan ini, dipercaya berpotensi menghapuskan
pekerjaan para penerjemah.Headphone ini mempunyai akses pada Google Assistant yang bisa
memberikan terjemahan real time hingga 40 bahasa atas ucapan orang asing yang berada di
depan Anda.
Teknologi seperti ini mengingatkan saya pada laporan PBB yang dikeluarkan oleh salah satu
komisi yang dibentuk PBB – On Financing Global Opportunity – The Learning Generation
(Oktober 2016).
Dikatakan, dengan pencepatan teknologi seperti saat ini, hingga tahun 2030, sekitar 2 miliar
pegawai di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan. Tak mengherankan bila mulai banyak
anak-anak yang bertanya polos pada orang tua, “mama, bila aku besar, nanti aku bekerja di
mana?”
Otot Diganti Robot
Perlahan-lahan teknologi menggantikan tenaga manusia. Tak apa kalau itu membuat kita
menjadi lebih manusiawi. Semisal kuli angkut pelabuhan yang kini diganti crane dan forklift.
Tak hanya di pelabuhan, di supermarket pun anak-anak muda beralih dari tukang panggul
menjadi penjaga di control room. Itu sebabnya negara perlu melatih ulang SDMnya secara
besar-besaran dan menyediakan pekerjaan alternatif seperti pertanian atau jasa-jasa lain yang
masih sangat dibutuhkan.
Tetapi teknologi tak hanya mengganti otot. Manusia juga menggunakan teknologi untuk
menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya.
Di sini kita sudah melihat robot dipakai untuk memasuki rumah yang dikuasai teroris dan
memadamkan api.
Sekarang kita mendengar tenaga-tenaga kerja yang bertugas di pintu tol akan diganti dengan
mesin. Pekerjaan di pintu-pintu tol semakin hari memang semakin berbahaya, baik bagi
kesehatan (asap karbon kendaraan), keamanan maupun kenyamanan (tak dilengkapi toilet).
Sehingga, memindahkan mereka ke control room atau pekerjaan lain tentu lebih manusiawi.

Tetapi, teknologi juga menggantikan jarak sehingga pusat-pusat belanja yang ramai dan macet
tiba-tiba sepi karena konsumen memilih belanja dari genggaman tangannya dan barangnya
datang sendiri.
Maka sejak itu kita menyaksikan pekerjaan-pekerjaan yang eksis 20 tahun lalu pun perlahan-
lahan akan pudar. Setelah petugas pengantar pos, diramalkan penerjemah dan pustakawan
akan menyusul.
Bahkan diramalkan profesi dosen pun akan hilang karena kampus akan berubah menjadi
semacam EO yang mengorganisir kuliah dari ilmuwan-ilmuwan kelas dunia. Kasir di
supermarket, sopir taksi, loper koran, agen-agen asuransi, dan sejumlah besar akuntan juga
diramalkan akan berkurang.
Kita tentu perlu memikir ulang pekerjaan-pekerjaan yang kita tekuni hari ini.`
Pekerjaan-pekerjaan Baru
Sebulan yang lalu, di Cambridge – UK, saya menerima kunjungan dari mentee-mentee saya
yang sedang melanjutkan study S2. Salah satunya, Icha yang sedang duduk di program S2
bidang perfilman.
Saya pun menggali apa saja yang ia pelajari dan rencana-rencana ke depan yang bisa
dijembatani yayasan yang saya pimpin.
Icha bercerita tentang ilmu yang didapatnya.
“Kami disiapkan untuk hidup mandiri,” ujarnya.
“Masa depan industri perfilman bukan lagi seperti yang kita kenal. Semua orang kini bisa
membuat film tanpa produser dan middleman seperti yang kita kenal. Kami diajarkan menjadi
produser indies, tanpa aktor terkenal dengan kamera sederhana, dan pasarkan sendiri via
Netflix.
Ucapan Icha sejalan dengan Adam, putera saya yang sedang mengambil studi fotografi di
School of Visual Arts, New York. Ia tentu tidak sedang mempersiapkan diri menjadi juru potret
seperti yang kita kenal selama ini, melainkan mempersiapkan keahlian baru di era digital yang
serba kamera.
Adam bercerita tentang arahan dosennya yang mirip dengan Icha di UK. “Sepuluh tahun
pertama, jangan berpikir mendapatkan gaji seperti para pegawai. Hidup mandiri, membangun
keahlian dan persiapkan diri untuk 20 tahun ke depan. Tak mau susah, tak ada masa depan,”
ucapnya menirukan advis para dosen yang rata-rata karyanya banyak bisa kita lihat di berbagai
galeri internasional.
Adam dilatih hidup mandiri, berjuang sedari dini dari satu galeri ke galeri besar lainnya. Dari
satu karya ke karya besar lainnya.

Memang, pekerjaan-pekerjaan lama akan banyak memudar walau tidak hilang sama sekali.
Seperti yang saya ceritakan dalam buku baru saya, Disruption, pada pergantian abad 19 ke abad
20, saat mobil menggantikan kereta-kereta kuda. Ribuan peternak dan pekerja yang menunggu
pesanan di bengkel-bengkel kereta kuda pun menganggur. Namun pekerjaan-pekerjaan baru
seperti montir, pegawai konstruksi jalanan, pengatur lalu lintas, petugas asuransi, dan
sebagainya pun tumbuh.
Kereta-kereta kuda tentu masih bisa kita lihat hingga hari ini, mulai dari jalan Malioboro di
Yogyakarta sampai di kota New York, Paris, atau London melayani turis. Tetap ada, namun tak
sebanyak pada eranya.
Namun pada saat ini kitapun menyaksikan munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang tak
pernah kita kenal 10-20 tahun lalu: Barista, blogger, web developer, apps creator/developer,
smart chief listener, smart ketle manager, big data analyst, cyber troops, cyber psichologyst,
cyber patrol, forensic cyber crime specialist, smart animator, game developer, smart control
room operator, medical sonographer, prosthodontist, crowd funding specialist, social
entrepreneur, fashionista and ambassador, BIM Developer, Cloud computing services, cloud
service specialist, Dog Whisperer, Drone operator dan sebagainya.
Kita membaca postingan dari para bankir yang mulai beredar, sehubungan dengan tawaran-
tawaran untuk pensiun dini bagi sebagian besar karyawannya mulai dari teller, sampai officer
kredit.
Kelak, bila Blockchain Revolusion seperti yang ditulis ayah-anak Don-Alex Tapscott menjadi
kenyataan, maka bukan hanya mesin ATM yang menjadi besi tua, melainkan juga mesin-mesin
EDC. Ini tentu akan merambah panjang daftar pekerjaan-pekerjaan lama yang akan hilang.

Jangan Tangisi Masa Lalu


Di beberapa situs kita pasti membaca kelompok yang menangisi hilangnya ribuan atau bahkan
jutaan pekerjaan-pekerjaan lama. Ada juga yang menyalahkan pemimpinnya sebagai masalah
ekonomi. Tentu juga muncul kelompok-kelompok penekan yang seakan-akan sanggup menjadi
“juru selamat” PHK.
Namun perlu disadari gerakan-gerakan itu akan berujung pada kesia-siaan. Kita misalnya
menyaksikan sikap yang dibentuk oleh tekanan-tekanan publik seperti itu dari para gubernur
yang sangat anti bisnis-bisnis online.
Mungkin mereka lupa, dunia online telah menjadi penyedia kesempatan kerja baru yang begitu
luas. Larangan ojek online misalnya, bisa mematikan industri kuliner dan olahan rumah tangga
yang menggunakan armada go-food dan go-send.
Berapa banyak tukang martabak yang kini tumbuh seperti jamur di musim hujan, rumah makan
ayam penyet dan pembuat sabun herbal yang juga diantar melalui gojek.
Sama halnya dengan menghambat pembayaran noncash di pintu-pintu tol, kita mungkin
kehilangan kesempatan untuk memberikan pelayanan-pelayanan baru yang lebih manusiawi
dan lebih aman.
Satu hal yang pasti, kita harus mulai melatih anak-anak kita menjadi pekerja mandiri
menjelajahi profesi-profesi baru. Ketika mesin dibuat menjadi lebih pandai dari manusia, maka
pintar saja tidak cukup.
Anak- anak kita perlu dilatih hidup mandiri dengan mental self-driving, self-power, kreativitas
dan inovasi, serta perilaku baik dalam melayani dan menjaga tutur katanya di dunia maya (yang
sekalipun memberi ruang kebebasan dan kepalsuan).

Rhenald Kasali
Founder Rumah Perubahan

KEHARUSAN MEMPUNYAI SKILL


Skill pemimpian adalah menciptakan visi yang meyakinkan ,
mengkomunikasikannya secara effektif, dan melibatkan sebuah
komitment. Kepemimpinan mencakup menciptakan visi dan
meyakinkan, mengkomunikasikan visi itu secara efektif, dan membantu
orang lain memahami dan berkomitmen padanya
Tujuh skill yang wajib dimiliki pemimpin
1. Kemampuan negosisiasi yang baik
2. Kemampuan mendengar yang baik
3. Bisa membangkitakn semangat orang lain
4. Tegas tapi tetap bijaksana
5. Mampu mengambil keputusan disaat sulit
6. Displin dan visioner
7. Mampu menempatkan orang d pekerjaan yang tepat

10 CARA MENINGKATKAN SKILL


1. KOMUNIKASI EFEKTIF
2. TENTUKAN TARGET DAN BUAT RENCANA MENCAPAINYA
3. BUAT KEPUTUSAN YANG TEPAT
4. PEDULI DAN BERI MOTIVASI BAWAHAN ANDA
5. TINGGALKAN EGO ANDA
6. BERSEMANGAT
7. KETAHUI KELEBIHAN ANDA DAN GUNAKAN
8. AUI KESALAHAN DAN TANGGUNG JAWAB
9. FOKUS PADA HAL YANG POSITIF
10.KEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN JANGAN BERHETNTI BELAJAR

10 SOFT SKILL YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN ( BORNEO GROUP)


1. JUJUR
2. KOMITMEN
3. KOMUNIKASI
4. MENDELEGASIKAN PEKERJA
5. PERCAYA DIRI
6. SIKAP POSITIF
7. KREATIF
8. INTUITIF
9. MENGINSPIRASI
10. PENDEKATAN PERSONAL

Anda mungkin juga menyukai