Anda di halaman 1dari 31

4

Transformasi Pendidikan Ekonomi Di Era Industri 4.0

Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus.

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Seminar Nasional “Pembelajaran Ekonomi Di Era Industri 4.0” FKIP UHO - Kendari, 26
Oktober 2019

Perkembangan Dunia

Wajah kegiatan ekonomi dunia saat ini

Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan
internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. Berbagai ancaman maupun
peluang pada era baru industrialisasi digital ini sangat beragam, ancamannya secara global
5

era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015
karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis. Diestimasi bahwa di masa yang
akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum
pernah ada di hari ini. Sedangkan peluangnya, era digitalisasi berpotensi memberikan
peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Terdapat
potensi perguruan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton dari tiga industri: elektronik
(15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025.

Menurut sosiolog Dr. David McClelland, dari Harvard dalam bukunya “The
Achieving Society (Van Nostrand, 1961), menulis bahwa negara bisa makmur apabila
minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Untuk Indonesia, jumlah 2 % dari
200 juta penduduk berarti 5 juta pengusaha. Dan Indonesia ternyata masih jauh dari harapan,
karena jumlah pengusaha Indonesia baru sekitar 400.000 pengusaha, atau “hanya” 0,18% dari
jumlah penduduk Indonesia. Kebanyakan usaha yang ada di Indonesia masih bersifat mikro
(kecil) sehingga tidak memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan.

Singapura merupakan salah satu bukti kebenaran teori David McClelland. Pada tahun
2007, Singapura memiliki pengusaha sekitar 7,2% dari jumlah penduduknya, padahal pada
tahun 2001 baru 2,1 %. Sekalipun negaranya kecil dan gersang, namun Singapura mampu
menjadi negara yang makmur. Besarnya pengusaha di Singapura memaksa negeri itu
mengimpor tenaga kerja dari negara lain, seperti dari Indonesia, Malaysia, India dan
Philipina.

Kemakmuran negara Amerika Serikat juga di dongkrak oleh banyaknya pengusaha di


negara tersebut, yang lebih dari 8% dari jumlah penduduknya. Sebanyak 74 % orang kaya
Amerika adalah pengusaha sukses. Menurut Bryan Tracy, Tahun 2003, Organization for
Economic Cooperation and Development di Paris memberi peringkat pada Amerika Serikat
sebagai “negara yang memiliki paling banyak pengusaha di dunia”.  Kewirausahaan
menawarkan lebih banyak peluang dan membuka lebih banyak pintu  dibandingkan  semua 
cara lain  untuk mencapai kekayaan

Begitu juga Jepang dan Korea Selatan yang memiliki pengusaha lebih dari 5 %.
Sedangkan Indonesia terkenal dengan sebagai negara pengirim tenaga kerja ke luar negeri
(baca TKI), karena sempitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.
6

Kita tidak bisa menyalahkan negara asing yang menguasai dan mengeksploitasi
banyak sumber daya alam di Indonesia. Karena begitulah logika ekonomi berjalan, negara
yang kaya, maju dan kuat akan menguasai aset-aset negara yang lemah, dari jaman dahulu
hingga sekarang. Kita sendiri perlu instropeksi dan mengembangkan diri agar aset sumber
daya yang begitu kaya yang kita miliki mampu kita kembalikan lagi untuk kemakmuran
rakyat.

Logika bahwa negara akan makmur dengan minimal 2% pengusaha adalah apabila
dari seratus penduduk sebuah negara, terdapat 2 orang menjadi pengusaha, masing-masing
memiliki 25 orang pekerja, maka dari semua penduduk yang ada akan mendapat lapangan
pekerjaan. Taruhlah dari setiap orang sudah menanggung kehidupan istrinya. Atau istrinya
dianggap tidak bekerja. Maka hampir rata-rata setiap rumah tangga akan ada peluang
pekerjaan.

Logika lain bahwa banyak pengusaha akan mendorong kemakmuran sebuah negara
adalah bahwa para pengusaha seringkali merupakan orang-orang yang tekun, ulet, kreatif dan
selalu berpikiran ke depan, serta memiliki tujuan yang jelas untuk dirinya maupun orang lain.
Rata-rata pengusaha adalah orang yang mampu memanfaatkan potensi yang ada dalam
dirinya dan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya, dari yang kurang bermanfaat menjadi
sesuatu yang bisa diolah dan dijual. Merubah sesuatu yang tidak bernilai bahkan sampah
(limbah) menjadi bernilai.

Lebih banyak pengusaha dan orang-orang yang makmur akan menambah pendapatan
pajak pemerintah. Untuk sekarang ini, Indonesia masih sedikit yang memiliki NPWP atau
orang-orang yang layak membayar pajak pribadi. WNI yang Punya NPWP pribadi (bukan
Perusahaan) HANYA 2.500.000 orang dari lebih 200 juta penduduknya.

Memang tidak semua pengusaha kaya adalah pengusaha baik dan pendukung
kemakmuran negara. Sama dengan bidang kehidupan manusia yang lainnya. Begitu juga
dalam dunia bisnis, selalu ada pengusaha yang layak disebut sebagai pahlawan, namun ada
juga pengusaha yang layak disebut pecundang, pengkhianat, penipu bahkan perampok uang
negara atau pengekspolitasi sumber daya alam tanpa bertanggung jawab. Mereka memang
kaya dari hasil bisnisnya, namun cara mereka mendapatkannya dengan menghalalkan segala
cara. Mereka (baca : para pengusaha hitam) bukanlah orang-orang sukses, karena mereka
hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli pada nasib orang lain bahkan suka
7

menindas. Cara untuk membatasi pengusaha hitam adalah dengan memperbanyak pengusaha
yang dilandasi dengan prinsip kebaikan.

Butuh upaya dan dorongan yang terus menerus dan berkelanjutan agar Indonesia
memiliki banyak pengusaha, karena seseorang yang menjadi pengusaha pada dasarnya
membutuhkan semangat dan tekad yang besar. Menurut Peter Crucker, rata-rata pengusaha
yang sukses membutuhkan 5 sampai 7 tahun untuk proses belajarnya, yang harus dilalui
dengan kesabaran, ketekunan dan keuletan. 80 % orang yang memulai bisnis gagal pada 2
tahun pertama. 15 sampai 17 % gagal dan berhenti bisnis pada tahun ke 4. Yang sanggung
bertahan, sebagian besar hanya sekedar bertahan menjadi pengusaha kecil (pengusaha yang
tidak punya sistem bisnis) dan hanya sedikit yang jadi pengusaha besar. Maka semangat,
kesabaran dan keuletan para pengusaha adalah sesuatu yang layak dihargai, karena semangat
pengorbanan dan perjuangannya.

Countdown to the singularity (2018-2038 prediction)

• 2020:

-Rekomendasi diagnostik & terapi medis berbasis AI digunakan di sebagian besar layanan
kesehatan AS.

-Jaringan 5G melepaskan 10 - 100 kecepatan koneksi Gigabit untuk ponsel di seluruh


dunia.

-Mobil Terbang operasi lepas landas di selusin kota di dunia.

• 2022:

-Printer 3D dapat mencetak pakaian dan modul untuk menyatukan rumah atau bangunan.

-Orang dapat bepergian secara legal dengan mobil otonom di seluruh AS.

-Robot adalah hal biasa di kebanyakan rumah berpenghasilan menengah, mampu membaca
bibir dengan andal dan mengenali gerakan wajah, mulut, dan tangan.

-Robot memahami konteks pembicaraan dengan cukup baik untuk berinteraksi dengan
manusia sebagai resepsionis, asisten toko ritel, dan pegawai.
8

Revolusi Industri

Revolusi Industri 1.0


Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan
penemuan mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Saat itu, di Inggris,
mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis pertama yang dapat meningkatkan
produktivitas industri tekstil. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga
manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut.

Selain itu, mesin uap digunakan pada bidang transportasi. Transportasi


internasional pada masa itu adalah transportasi laut yang masih menggunakan tenaga
angin. Namun, angin tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena bisa jadi angin bertiup
dari arah yang berlawanan atau bahkan tidak ada angin sama sekali.

Penggunaan tenaga angin pada alat transportasi pun mulai berkurang semenjak
James Watt menemukan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan
mesin uap sebelumnya pada 1776. Dengan mesin uap tersebut, kapal dapat berlayar
selama 24 jam penuh jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang
cukup.

Revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang ke seluruh


penjuru dunia dalam waktu yang jauh lebih singkat. Negara-negara imperialis di Eropa
mulai menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Selain penjajahan, terdapat
dampak lain dari revolusi industri, yaitu pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap
dan limbah-limbah pabrik lainnya.

Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini ditandai
dengan penemuan tenaga listrik. Tenaga otot yang saat itu sudah tergantikan oleh mesin
uap, perlahan mulai tergantikan lagi oleh tenaga listrik. Walaupun begitu, masih ada
kendala yang menghambat proses produksi di pabrik, yaitu masalah transportasi.  

Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Produksi massal ini
tidak lantas membuat proses produksinya memakan waktu yang cepat karena setiap
mobil harus dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama oleh seorang perakit mobil.
Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak
orang yang merakit mobil dalam waktu yang bersamaan.
9

Revolusi terjadi dengan terciptanya "lini produksi" atau assembly line yang


menggunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Hal ini mengakibatkan
proses produksi berubah total karena untuk menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan
satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk
menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja.

Selain itu, para perakit mobil telah melakukan pekerjaannya dengan bantuan alat-
alat yang menggunakan tenaga listrik yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga
uap.

Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer pada perang
dunia II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang
menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Hal ini terjadi karena adanya produksi
massal (mass production). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri boleh dibilang menjadi komplit.

Revolusi Industri 3.0

Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan sangat penting dalam
proses produksi berbagai macam jenis barang. Tetapi, setelah revolusi industri yang
ketiga, manusia tidak lagi memegang peranan penting. Setelah revolusi ini, abad industri
pelan-pelan berakhir dan abad informasi dimulai.

Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban
berjalan dan listrik, revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan
berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot.

Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II sebagai
mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer bernama Colossus.
Komputer yang dapat diprogram tersebut merupakan mesin raksasa sebesar ruang tidur
yang tidak memiliki RAM dan tidak bisa menerima perintah dari manusia
melalui keyboard. Komputer purba tersebut hanya menerima perintah melalui pita kertas
yang membutuhkan daya listrik sangat besar, yaitu 8.500 watt.

Namun, kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah


perang dunia kedua selesai. Penemuan semikonduktor, transistor, dan
kemudian integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang
dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan berhitungnya semakin canggih.
10

Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang


mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia
sebagai operator dan pengendali lini produksi.

Revolusi Industri 4.0

Nah, inilah revolusi industri yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Bahkan,
diangkat menjadi salah satu topik dalam Debat Capres 2019 . Industri 4.0 adalah tren di
dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Istilah
industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih Pemerintah
Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik.

Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan
pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud
computing, dan cognitive computing.

Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi,
dunia kerja, bahkan gaya hidup. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi
cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.

Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi
inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar. Contoh terdekatnya,
munculnya transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-Jek dan Grab. Kehadiran
revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, dan profesi
baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

Tidak dapat dipungkiri, berbagai aspek kehidupan manusia akan terus berubah
seiring dengan revolusi dan perkembangan teknologi yang terjadi. Memang perubahan
seringkali diiringi banyak dampak negatif dan menimbulkan masalah-masalah baru.
Namun, perubahan juga selalu bisa membawa masyarakat ke arah yang lebih baik.

Simpulannya, revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang menakutkan,


justru membuka peluang yang semakin luas bagi anak bangsa untuk berkontribusi
terhadap perekonomian nasional.

Ekonomi Hari Ini


11

 Ekonomi: ekonomi global saat ini menghadapi perubahan yang berkelanjutan dan
tidak dapat diprediksi. Fleksibilitas adalah suatu keharusan untuk mengatasi volatilitas
dan tetap kompetitif
 Teknologi: 1 dari 2 pekerjaan di bawah ancaman dari komputerisasi pada tahun 2030
 47% pekerjaan AS berisiko dari otomatisasi, tetapi tidak semua kota memiliki risiko
pekerjaan yang sama, Malaysia 67%, Cina 77%, Thailand 72%, Kamboja 78%,
Ethiopia 85%.
 Jutaan profil pekerjaan baru dibuat dan keterampilan dibutuhkan.
 60% anak muda yang memasuki dunia kerja pada tahun 2025 akan melakukan
pekerjaan yang tidak ada saat ini.

Gangguan Keterampilan & Industri Digital

 Revolusi Industri Keempat merombak dunia kita dengan kecepatan eksponensial.


 Teknologi dan media sosial baru sedang merevolusi ekonomi.
 Kecerdasan artifisial dan Big Data mengubah keputusan dan pembuatan kebijakan
serta menciptakan peluang bisnis baru.
 58% CEO Asia Pasifik mengatakan teknologi telah mengubah persaingan dalam 5
tahun terakhir, sedangkan 72% mengatakan bahwa teknologi akan mengubah
persaingan dalam 5 tahun ke depan.
 50% CEO mengatakan menemukan bakat dengan keterampilan yang tepat itu sulit.
 Menanggapi tantangan membutuhkan bakat yang menggabungkan keterampilan ilmu
kuantitatif dan data, dengan pemikiran yang ketat dari ilmu ekonomi dan manajemen.

Index Evolusi Digital Indonesia

Fletcher School dan Mastercard mengungkapkan Indeks Evolusi Digital (Digital Evolution
Index) 2017, sebuah studi mendalam mengenai penerapan teknologi dan kepercayaan
masyarakat terhadap digital di seluruh dunia, di mana Indonesia berada di antara negara-
negara yang menunjukkan momentum tercepat – siap untuk tumbuh dan menarik bagi
investor.

Berdasarkan kecepatan dan tingkat kemajuan digital, penelitian ini menempatkan negara-
negara ke dalam empat kategori yang berbeda:

Stand Out – Singapura, Inggris, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, Estonia, Hong Kong,
Jepang, dan Israel menunjukkan tingkat perkembangan digital yang tinggi di mana negara-
negara tersebut juga terus memimpin dalam hal inovasi dan pertumbuhan.
12

Stall Out – Banyak negara maju seperti di Eropa Barat, Nordik, Australia dan Korea Selatan
memiliki sejarah pertumbuhan yang kuat, namun momentum mereka melambat. Apabila
mereka tidak melakukan inovasi lebih lanjut, maka mereka akan semakin tertinggal dari
negara-negara lainnya.

Break Out – Meskipun masih berada pada tingkat kemajuan digital yang relatif rendah,
negara-negara ini menunjukkan momentum kesiapan tercepat untuk tumbuh serta menarik
bagi investor. China, Kenya, Rusia, India, Malaysia, Filipina, Indonesia, Brasil, Kolombia,
Chile dan Meksiko menunjukkan adanya potensi ini.

Watch Out – Negara-negara seperti Afrika Selatan, Peru, Mesir, Yunani dan Pakistan
menghadapi tantangan yang signifikan akibat tingkat kemajuan digital yang rendah serta laju
pertumbuhan yang lambat.

Dengan hampir setengah dari populasi dunia yang telah dapat menggunakan layanan secara
online, penelitian ini memetakan perkembangan 60 negara, menunjukkan daya saing serta
potensi pasar mereka terhadap pertumbuhan ekonomi digital lebih lanjut. Indeks ini
mengukur empat penggerak utama dan 170 indikator unik guna memetakan kondisi masing-
masing negara:

•  Suplai (atau akses internet dan infrastuktur)

•  Permintaan konsumen terhadap teknologi digital

•  Lingkungan kelembagaan (kebijakan/undang-undang pemerintah dan sumber daya)

•  Inovasi (investasi dalam penelitian dan pengembangan - litbang, start-up digital dan lain-
lain).

Tren Pengembangan Digital Di Indonesia

1. Didukung oleh Struktur Demografis

Era digitalisasi berpotensi meningkat seiring dengan porsi struktur demografis Indonesia
yang kondusif terhadap penetrasi dan adaptasi t eknologi (Gen Y dan Z yang tinggi).

Masuknya generasiY danZ (generasi milenial) ke dalam angkatan kerja akan memperbesar
laju penetrasi digital.

2. Didukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)


13

GNNT bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran sekaligus meningkatkan


penggunaan nontunai  di kalangan masyarakat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga
pemerintah. Sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang
lebih aktif dalam menggunakan nontunai (less cash society) di tanah air, dari Sabang sampai
Merauke.

Program-program yang telah dilaksanakan di antaranya penyaluran bantuan sosial,


elektronifikasi transaksi untuk transportasi dan retribusi parkir. Saat ini, di beberapa kota
besar sudah tersedia sistem parkir elektronik, kartu untuk bis atau kereta api, pintu masuk tol
nontunai dan vending machine (mesin kaki lima) untuk makanan, minuman dan barang
lainnya.

Making Indonesia 4.0

• 1) Perbaikan alur material

Kekuatan industri manufaktur terutama dengan negara penghasil barang-barang industri


berteknologi tinggi adalah ketersediaan bahan baku (raw material). Indonesia sebagai negara
yang kaya sumber daya alam tentu memiliki keunggulan sebagai negara penyedia bahan baku
yang cukup.

Menyadari keunggulan tersebut, Indonesia perlu menata kembali alur distribusi bahan baku
yang dimiliki. Era revolusi industri 4.0 harus menjadikan Indonesia dapat mengatur tata
kelola material dari hulu sampai hilir.

• 2) Mendesain ulang zona industri

Struktur industri Indonesia telah banyak berubah, apalagi paska berakhirnya episode minyak
dan gas. Dulu Indonesia pernah menjadi negara paling tinggi ekspor minyak. Kini era industri
perminyakan Indonesia telah mengalami perubahan.

Sebelumnya beberapa daerah di Indonesia menjadi penghasil minyak dan gas. Seperti halnya
Aceh dengan Exxon Mobile dan PT Arun LNG. Namun sekarang masa itu telah berakhir.
Begitu pula dengan daerah lain. Sehingga pemerintah perlu memeta ulang industri
nasionalnya dengan melihat keunggulan industri kawasan.

• 3) Akomodasi standar sustainability


14

Indonesia akan menerapkan seluruh standar industri yang berkelanjutan. Pembangunan


industri manufaktur nasional mengedepankan prinsip kesinambungan. Sehingga industri yang
dibangun akan memberikan manfaat jangka panjang. Bahkan termasuk didalamnya adalah
mempertimbangkan penerapan sistim-sistim baru yang bersifat kebutuhan masa depan.
Misalnya penggunaan standar energi terbarukan, bio kimia dan lain sebagainya.

• 4) Pemberdayaan UMKM

Ekonomi global sebetulnya akan bergerak ke sektor UMKM. Era korporasi telah berakhir,
kini saatnya negara-negara di dunia mengandalkan potensi UMKM sebagai pemicu
pertumbuhan ekonomi nasional mereka, termasuk Indonesia.

Namun yang perlu diubah dalam rangka mencapai hasil maksimal dalam era revolusi industri
4.0 adalah bagaimana menjadikan UMKM sebagai pelaku e-commerce yang dapat
menjangkau pasar secara lebih luas dan tanpa batas.

Untuk mencapai visi itu, kuncinya adalah mendorong UMKM Indonesia menerapkan
digitalisasi bisnisnya secepat mungkin. Bergerak lebih cepat dengan UMKM negara lain
dalam memanfaatkan IoT (internet of thing) untuk menguasai pasar global.

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia


memfasilitasi UMKM dengan e-commerce gratis. Ditargetkan sebanyak 2,7 juta UMKM
dapat mengakses program ini.

• 5) Membangun infrastruktur digital nasional

Ciri khas era revolusi industri 4.0 adalah pemanfaatan teknologi internet sebagai motor
penggerak industri. Bisnis otomasi menjadi kunci daya saing. Era ini tidak lagi bicara tentang
sumber daya manusia namun sudah bergeser kearah tenaga manusia digantikan oleh tenaga
robot pintar.

Bahkan banyak kegiatan manusia yang dapat diselesaikan hanya dengan sekali klik walaupun
dari jarak jauh. Penggunaan aplikasi sesuai kebutuhan sudah diciptakan oleh para
pengembang. Masyarakat hanya perlu menginstal saja melalui appstore atau melalui penyedia
lainnya.
15

Oleh karena itu aktivitas kunci yang dilakukan oleh pemerintah adalah mempercepat
penyesuaian perkembangan teknologi informasi dengan tingkat kebutuhan industri. Dalam
hal ini, strategi yang dilakukan oleh Indonesia adalah sesegera mungkin melakukan
penyediaan internet berkecepatan tinggi, dari 4G ke 5G.

• 6) Menarik investasi asing

Percepatan industri 4.0 akan terlaksana secara baik dan mencapai target sesuai rencana jika
ketersediaan anggaran yang cukup. Indonesia tentu membutuhkan lebih banyak suntikan dana
segar untuk mewujudkan segala programnya. Salah satu sumber yang sangat diharapkan
adalah dari investasi asing.

• 7) Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia

Perubahan kunci selalu diawali dengan sumber daya manusia. Ini ranahnya dunia pendidikan
dan perguruan tinggi. Pemerintah Indonesia akan mendorong terjadinya peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Oleh karena itu pemerintah Jokowi-Jk mendorong agar kurikulum perguruan tinggi harus
match dengan industri. Pendidikan vokasi perlu diperbanyak. Sehingg lulusan perguruan
tinggi dapat diserap oleh perusahaan.

• 8) Pembentukan ekosistem inovasi

Pemerintah akan mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan


percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk di antaranya yaitu
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi
lintas sektor diantara pelaku usaha swasta atau BUMN dengan universitas.

• 9) Menerapkan insentif investasi teknologi

Pemerintah memperkenalkan tax exemption/ subsidi bagi pelaku industri yang mau
melakukan investasi dibidang teknologi. seperti subsidi, potongan pajak perusahaan, dan
pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang berkomitmen menerapkan teknologi
industri 4.0.

• 10) Harmonisasi aturan dan kebijakan.


16

Selain akan menyediakan pendanaan bagi investor yang mau menerapkan teknologi berbasis
4.0. Pemerintah juga akab melakukan penyesuaian berbagai aturan dan kebijakan baik yang
kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan juga pada tingkat pemerintah propinsi
dan daerah.

Harmonisasi aturan dan kebijakan ini sangat penting untuk menghindari tumpang tindih
peraturan apalagi saling bertabrakan. Dengan strategi ini maka akan tercipta kepastian hukum
bagi pelaku industri.

Mengapa Harus Bertransformasi?

Pada tahun 2020, Revolusi Industri Keempat akan membawa kita kepada dunia robotic yang
maju, transportasi yang otomatis, artificial intelligence dan pembelajaran mesin, serta materi
yang maju/modern , bioteknologi dan genomic.

Pengembangan ini akan mentransformasikan cara kita hidup, cara kita bekerja.   Beberapa
jenis pekerjaan akan hilang, beberapa pekerjaan yang lain akan berkembang  dan jenis
pekerjaan yang dulunya atau saat ini tidak ada  akan muncul . 

Secara pasti, tenaga kerja yang akan datang perlu menyesuaikan atau menyeleraskan dirinya
dengan kebutuhan skill agar dapat memenuhi permintaan itu.

Skill yang dibutuhkan pada 5 tahun yang akan datang:

• Cognitive Abilities (52%),

• System Skills (42%),

• Complex Problem Solving (40%),

• Content Skills (40%), dan

• Process Skills (39%).

Strategi Transformasi

• Pertama, kejelasan pengembangan program studi Pendidikan Ekonomi -


(Konvensional vs Pembaharuan);

• Kedua, restrukturasi kurikulum - 4 kompetensi kecerdasan (intelligence); kontekstual


(the mind), emosional (the heart), inspired (the soul), dan fisik (the body).

• Ketiga, pengembangan dan pengayaan isi pembelajaran - pembelajaran hibrid atau


blended learning online dan Massive Open Online Courses (MOOCs);
17

• Keempat, peningkatan kemitraan dengan dunia usaha dan industri – Link & Match,
Internship;

• Kelima, peningkatan kualitas kemampuan berpikir kritis dan komplek – Data &
Digital Literacy;

• Keenam, perubahan metode belajar mengajar - metode experiential learning atau


action learning, seperti immersive work experiences, multiple required projects, and
sequenced residencies;

• Ketujuh, tumbuh kembangkan budaya kreatif dan inovatif dengan menciptakan


entrepreneurial university - steering core, expanded developmental pheripery,
diversified funding base, stimulated academic heartland, dan integrated
entrepreneurial culture.

Simpulan

Strategi tranformasi pendidikan ekonomi akan berhasil apabila para pengampu kepentingan –
penyelengara pendidikan ekonomi & bisnis, dunia industri dan pemerintah – berkolaborasi
secara harmonis untuk mewujudkan startegi besar Making Indonesia 4.0. Kejelasan fungsi
dan peran masing-masing pengampu kepentingan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi
tumpang tindih kebijakan dan program.
18

Pendidikan Dan Pembelajaran Ekonomi Di Era Rovolusi Industri 4.0

Prof. Dr. H. Thamrin Tahir, M.Si.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar

Kekurangan Lulusan PT Saat ini

1. Parameter

 Terlalu berorientasi pada teori


 Kurang pengalaman berorganisasi
 Kurang bisa beradaptasi
 Kemampuan berkomunikasi kurang
 Kurang percaya diri
 Kurang berpikir kritis
 Kurang visioner\
 Kurang kreatif\
 Kurang bisa berkompetisi
 Mudah menyerah
 Kurang wawasan mengenai pekerjaan
 Sering berpindah-pindah pekerjaan
 Enggan turun ke lapangan

Era Disrupsi Teknologi Revolusi Industri 4.0

 Kini, sebagian besar perusahaan menggunakan teknologi untuk menjual produk


mereka secara online (The Economist, 2017) sehingga ukuran perusahaan tidak lagi
menjadi penting. Perusahaan kecilpun bisa mencapai hasil luar biasa. Yang cepat
mengalahkan yang besar.
 Digital talent gap semakin lebar (LinkedIn, 2017)
 Kecakapan social menjadi semakin penting akibat perkembangan pesat era social
media (the Economist, 2017)
 Di Indonesia, kualitas kecakapan digital belum terlampau tinggi (Parray, ILO, 2017) 
sehingga masih sedikit perusahaan penyedia platform.

Perlunya Literasi Baru Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Tuntutan Lansekap Kompetisi Era Baru

Untuk bisa kompetitif, maka kurikulum perlu orientasi baru, sebab adanya era RI 4.0, tidak
hanya cukup mengandalkan literasi lama (membaca, menulis dan matematika)sebagai modal
dasar untuk berkiprah di masyarakat. Dibutuhkan literasi baru. Jauh di tahun 1970, Alvin
Toffler sudah meramalkan bahwa buta aksara tidak lagi berarti tidak bisa membaca dan
menulis melainkan tidak bisa belajar, tidak mau belajar, dan enggan belajar kembali.
19

-Literasi Data Kemampuan

untuk membaca, menganalisis dan menggunakan informasi (Big Data di dunia digital).

-Literasi Teknologi Memahami

cara kerja mesin, aplikasi teknologi (Coding, Artificial Intelligence, & Engineering
Principles).

-Literasi sosial Ketrampilan berkomunikasi

sikap saling menghargai, ilmu-ilmu desain perlu mendapat perhatian dalam hubungan
jejaring media sosial.

Kerangka Kompetensi Abad 21

Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta  didik


memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan
media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk
hidup (life skills).

Konsep Kompetensi Abad 21

Subjek Inti (core subject)

1. Reading

2. Writing

3. Arithmatic

Dari subjek reading dan writing, muncul gagasan pendidikan modern yaitu literasi yang
digunakan sebagai pembelajaran untuk memahami gagasan melalui media kata -kata. Dari
subjek aritmatik muncul pendidikan modern yang berkaitan dengan angka yang artinya bisa
memahami angka melalui matematika.

Selanjutnya, untuk memperjelas fungsi Subjek Inti (core subject) dalam konteks 21st century
skills, terdapat penambahan konsep life and career skills, learning and inno vatiion skills dan
information media and technology skills.

Kehidupan dan Karir (life and career skills)

Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir) meliputi:  

1. Fleksibilitas dan adaptibilitas (Flexibility and Adaptability)

2. Berinisiatif dan mandiri ( Initiatif and Self direction)


20

3. Keterampilan sosial dan budaya (Social-skill and Cross-skill)

4. Produktivitas dan akuntabilitas (Productivity and Accountability)

5. Kepemimpinan dan tanggung jawab (Leadership and Responsibility)

Pembelajaran dan Inovasi (earning and innovation skills) 

Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi 

1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah (Critical Thinking and Problem Solving

2. komunikasi dan kolaborasi (Communication and Collaboration)

3. kreativitas dan inovasi (Creativity and Innovation)

Informasi, Media dan Teknologi (nformation media and technology skills)

Information media and technology skills (keterampilan teknologi dan media informasi)
meliputi: 

1. Literasi informasi (Information literacy)

2. Literasi media (Media literacy)

3. Literasi ICT (Information and Communication Technology literacy)

Dengan adanya konsep kompetensi Abad 21 maka terdapat implikasi terhadap proses
pembelajaran, diantaranya yaitu:

1. Mendukung Keseimbangan penilaian: tes standar serta penilaian normatif dan sumatif

2. Menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik

3. Membolehkan pengembangan portofolio siswa

4. Menciptakan latihan pembe-lajaran, dukungan SDM dan infrastruktur

5.  Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengala-man dan integrasinya di


kelas

6. Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia 

7. Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun


online

Untuk itu, Perlu dipersiapkan proses penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi dilengkapi
dengan penilaian lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu diperlukan dukungan
lingkungan pendidikan yang memadai.

Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas


21

Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:

1.    Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua
jawaban benar]

2.    Mentolerir jawaban yang nyeleneh

3.    Menekankan pada proses bukan hanya hasil saja

4.    Memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan
pengetahuan atau kejadian yang diamatinya

5.    Memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif

Tuntutan Terhadap “ Kompetensi Sdm”

1. Pengetahuan/Wawasan Global

     - Konseptual Yang Integratif& Aplikatif

     - Orientasi Pada Solusi,Inovasi & Kreatifitas

     - Nilai-Nilai Universal (Lintas Budaya)

2. Keterampilan Global

- Komunikasi Multi Budaya

- Pemanfaatan Tek.informasi

- Pengembangan Intelectual+Emotional+ Adversity Skill  

3.  Sikap / Perilaku

- Dinamis &Flexible

- Inisiatif & Proaktif

- Inovatif & Kreatif

- Mandiri / “Survive

Ciri-Ciri Individu Kreatif

 Memiliki dedikasi, bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas


 Berfikir Fleksibel
 Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih
banyak
 Memiliki daya abtraksi yang baik
 Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
22

 Hasrat keingin tahuan yang besar


 Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
 Panjang akal
 Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti
 Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

Student Centered Learning (Scl)

Kerucut Pengalaman (Cone Of Experience) Edgar Dale

Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat
langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari
yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap
pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran.

Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan
upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar
dengan komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale telah menyatukan teori
pendidikan John Dewey (salah satu tokoh aliran progresivisme) dengan gagasan – gagasan
dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu.

Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan:


23

“hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang
ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada
lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai
pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi
dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalaman
langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu,
oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan
peraba”.

Dasar dari pengalaman kerucut Dale ini adalah merupakan penggambaran realitas secara
langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Ibarat ini seperti fondasi dari
kerucut pengalaman ini, dimana dalam hal ini masih sangat konkrit.Dalam tahap ini
pembelajaran dilakukan dengan cara memegang, merasakan atau mencium secara langsung
materi pelajaran. Maksudnya seperti anak Taman Kanak-Kanak yang masih kecil dalam
melakukan praktik menyiram bunga. Disini anak belajar dengan memegang secara langsung
itu seperti apa, kemudian menyiramkannya kepada bunga.

Proses Pembelajaran Sn Dikti

Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan
terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur.

Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran


yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu
yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran
lulusan.

Metode pembelajaran sebagaimana yang dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata
kuliah meliputi: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif,
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau
metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
24

Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode
pembelajara dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran. Bentuk pembelajaran dapat
berupa:

a. kuliah;

b. responsi dan tutorial;

c. seminar; dan

d. praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan.

Metode Pembelajaran dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah antara lain:

 diskusi kelompok,
 simulasi,
 studi kasus,
 pembelajaran kolaboratif,
 pembelajaran kooperatif,
 pembelajaran berbasis proyek,
 pembelajaran berbasis masalah, atau
 metode pembelajaran lain yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.

Project Based Learning (PjBL)

Project Based Learning (PjBL) metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan


sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Peran Dosen

Pendamping, motivator dan fasilitator bagi mahasiswa

Aktivitas Belajar MHS

 Belajar dalam kelompok kecil (3-5) atau belajar secara individual,


 Membuat proposal projek yang akan dikerjakan, serta mempresentasikannya di kelas.
25

 Mengerjakan tugas (projek) yang telah dirancang secara sistimatis.


 Belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian dan penggalian
(inquiry),
 Menunjukkan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum.

Kemampuan yang Diperoleh MHS

• Bertanggung jawab,

• Terlatih membuat rancangan projek,

• Bekerja secara sistematik

• Menghasilkan projek yang efisien,

• Percaya diri

• Kreatif & Inovatif ,

• Kemampuan berkomunikasi,

• Aktualisasi diri

• Perencanaan & Pengelolaan,

• Kemampuan untuk memprediksi,

• Kemampuan menjalankan suatu metode

Aktivitas Dosen

• Merumuskan tugas dan melakukan proses pembimbingan,

• Sebagai fasilitator, motivator dan fasilitator,

• Melakukan evaluasi terhadap kinerja Mhs.

Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah
sebagai fokus belajar untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
penguasaan materi dan pengaturan diri. (Sumber: Hmelo-Silver, 2004; Serafino & Cicchelli,
2005)
26

Peran Dosen sebagai pendamping, motivator dan fasilitator bagi mahasiswa dalam belajar
menyelasikan masalah-masalah

Aktivitas Belajar MHS

• Belajar dalam kelompok kecil (3-5) atau belajar secara individual,

• Menerima masalah sesuai dengan kompetensi tujuan pembelajaran,

• Belajar dengan menggali / mencari informasi (inquiry), serta memanfaatkan informasi


tsb untuk memecahkan masalah faktual yang sedang dihadapi.

• Menganalisis strategi pemecahan masalah.

• Berdiskusi dalam kelompok,

• Mempresentasikan di kelas.

Kemampuan yang Diperoleh MHS

• Terlatih menyelesaikan masalah (problem-solving), Kemampuan mencari informasi


baru (inquiry), Kepekaan melihat masalah, Ketajaman analisis & identifikasi varibel
masalah, Kemampuan interpretasi,

• Mengambil keputusan, Berfikir kritis, Prioritas & Selektif, Tanggung jawab,


Kreatif , Menggunakan metoda, Kemampuan life long learning, Kemandirian.

Aktivitas Dosen

• Merancang tugas belajar dengan berbagai alternatif metode penyelesaian masalah.

• Memberikan arahan dan bimbingan dalam proses belajar,

• Sebagai fasilitator, motivator dan fasilitator,

• Melakukan evaluasi terhadap kinerja Mhs

Cara Pembelajaran

• Tatap muka

• Pembelajaran mandiri
27

• Blended learning/flipped learning

• Daring/online learning

Pembelajaran Industri 4.0

Drs. Asrun Lio, M.Hum.,PhD

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara

Apa Itu Revolusi Industri 4.0

Adalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua
Eksekutif World Economic Forum(WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0.
Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017)
menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4
ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru
yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin
ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat
kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence
robotic), (2) teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi komputer kuantum, (5)
blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D.
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri
yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi
industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin
produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada
tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya,
produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif.
Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif dalam bentuk
pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan
produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri
2.0. Enerji listrik mendorong para imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya
28

seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi
produksi hingga 300 persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad
20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara
otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan
Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer.
Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju
diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital
yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini
atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.
Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di
seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi
secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab
menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi
semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir),
drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa
dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.

Dampak Revolusi
World Economic Forum memprediksi Empat Isu yang akan memengaruhi pekerjaan pada
masa depan sebagai akibat dari industri 4.0 :

 Kecerdasan buatan dan robot akan menciptakan lebih banyak pekerjaan, bukan
pengangguran massal
 Setiap kota akan saling berkompetisi memperebutkan sumber daya manusia dengan
talenta terbaik
 Sebagian besar tenaga kerja negara maju akan menjadi pekerja bebas (freelance)
sebelum 2027
 Sistem pendidikan berubah dari pendekatan parsial menjadi holistik

Peluang Menyongsong Era 4.0

 Cyber System: Pemanfaatan Teknologi dalam Proses Pembelajaran


29

Pendidikan pada era 4.0 harus menjadi pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi
digital dalam proses pembelajaran (cyber system). Sistem ini mampu membuat pembelajaran
dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan waktu. Guru memiliki tanggung
jawab yang lebih besar dalam mendidik siswa untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Guru
harus mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran.

Revolusi industri 4.0 ditandai oleh hadirnya empat hal, yaitu komputer super, kecerdasan
buatan (artificial intelligency), sistem siber (cyber system), dan kolaborasi manufaktur. Agar
keluaran pendidikan mampu menghadapi revolusi industri 4.0 , guru harus mengembangkan
kompetensi yang dibutuhkan era 4.0. Kompetensi yang dibutuhkan dalam era pendidikan 4.0
adalah: Pertama, keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kompetensi ini sangat
penting dimiliki peserta didik dalam pembelajaran abad 21. Guru harus mampu meramu
pembelajaran sehingga dapat mengeksplor kompetensi ini dari diri peserta didik. Kedua,
keterampilan komunikasi dan kolaboratif sebagai satu kompetensi yang sangat dibutuhkan
dalam abad 21, keterampilan ini harus mampu dikonstruksi dalam pembelajaran. Model
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi harus diterapkan guru guna
mengonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi. Ketiga, keterampilan berpikir kreatif
dan inovasi.

 The Next Unicorns: Education

 Tribute to TEACHER (Technology, Electicism, Agent of Change, Culture, Humor,


Education, Roles)

Tantangan Pendidikan Era 4.0

Perubahan perilaku generasi Z dalam konteks pembelajaran


• Potensi distraksi yang cukup tinggi pada setiap individu
• Information overload, bahkan tak terverifikasi
• Dominan pada interaksi virtual
Perubahan metode pengajaran
• Penggunaan konsepbaru, ex. Flipped classroom
• Infrastruktur baru, ex. Perangkat berbasis virtual
Perubahan proses pembelajaran
• Massive vs personalize learning
30

• Infrastruktur pembelajaran, peningkatan kapasitas komputasi


• Pergeseran presence learning menuju distance learning

Pembelajaran 4.0

 Teacher as facilitator

-Kolaboratif dan interaktif

-Social Networking

-Problem /Project /Inquiry based learning

 Teachers Centred

-Guru satu-satunya sumber ilmu Mengajar dan menghapal

 Learners as connectors, creators, constructivist

-Web sebagai “kurikulum”

-Peserta didik sebagai produser konten / berbasis inovasi

-Peserta didik sebagai connection-maker

-Informasi yang terbuka sangat luas

-Guru sebagai pemandu ke sumber daya dan konten ajar

 Learners as receptacles of knowledge

-Peserta didik menanggapi pengetahuan

-Peserta didik “menolak” pengetahuan

-Internet secara parsial mulai digunakan


31

ICT Dalam Pembelajaran

Fungsi TIK dalam Pembelajaran

1. Sebagai alat (tools)

Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi
pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata,
mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif
untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya.

2. Sebagai ilmu pengetahuan (science)

Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai
bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer
dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen
informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat
mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua
kompetensinya.

3. Sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy)

Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). dalam hal
ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk
menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram
sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip
pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak
ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan
evaluator.

Potensi Tik

 Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran
darah
32

 Mempermudah interaksi

 Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar,
seperti: binatang-binatang buas, atau penghuni dari kutub selatan

 Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti mikro
organisme

Hambatan Pemanfaatan TIK

1. Kompetensi TIK guru belum memadai.

2. TIK di Sekolah terbatas.

3. Mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK.

4. Kurangnya kepercayaan diri guru menggunakan TIK dalam melaksanakan proses


belajar mengajar.

5. Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan.

Level Kompetensi TIK Guru (Unesco 2003)

1. Literasi Teknologi adalah kompetensi dasar TIK guru dalam memanfaatkan TIK untuk
menyiapkan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri siswa
dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Kompetensi ini
merupakan tahapan dasar yang akan mendorong dan memfasilitasi siswa menggunakan
teknologi baru serta tahapan yang membutuhkan perubahan kebijakan yang paling
mendasar. Tahapan ini fokus pada pengembangan literasi teknologi guru untuk
mengintegrasikan peralatan TIK ke dalam kurikulum. Literasi teknologi ini
mempersyaratkan fokus pada distribusi yang merata untuk memungkinkan perluasan
akses yang mengurangi kesenjangan digital (digital divide) serta lebih menjamin
keberhasilan ketiga tahapan dalam pengembangan pendidikan. Hasil akhir tahap literasi
ini adalah guru kompeten dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk
33

memberdayakan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri
siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat.

2. Pendalaman Pengetahuan adalah kemampuan guru memanfaatkan TIK dalam


pembelajaran untuk mendorong siswa mampu menerapkan pengetahuan dari mata
pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang
dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat. Kompetensi ini lebih mendalam
dan lebih memiliki dampak terhadap pembelajaran. Pendalaman pengeta-huan
membutuhkan siswa sebagai pelaku untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam rangka
peningkatan keterampilan pemecahan masalah yang kompleks di lingkungan kerja. Hal
ini akan menambah nilai terhadap pembangunan nasional, misalnya melalui inovasi yang
menawarkan solusi terhadap tantangan nasional. Untuk mencapai pendekatan ini,
pengembangan profesional guru harus fokus pada penyediaan pengetahuan dan
keterampilan untuk memanfaatkan metodologi dan teknologi yang lebih kompleks.
Perubahan dalam kurikulum harus menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di
sekolah dengan masalahmasalah di dunia nyata, yang mungkin membutuhkan
keterampilan kolaboratif siswa di tingkat lokal maupun global. Guru di sini merupakan
pengelola atau fasilitator lingkungan pembelajaran. Kompetensi tahap pendalaman
pengetahuan bertujuan agar guru mampu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk
memberdayakan siswa sehingga mampu menerapkan pengatahuan dari mata pelajaran
yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam
lingkungan kerja dan masyarakat.

3. Kreasi Pengetahuan adalah kemampuan guru memanfaatkan TIK untuk mendorong


siswa mampu meningkatkan produktivitas dengan senantiasa terlibat dalam penciptaan
dan inovasi pengetahuan. Kompetensi ini merupakan yang paling kompleks karena
melibatkan pelaku pendidikan yang terlibat dan dapat memperoleh manfaat dari proses
kreasi pengetahuan, inovasi, dan partisipasi dalam pembelajaran seumur hidup.
Perubahan kurikulum diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi,
komunikasi, berpikir kreatif, inovasi, dan berpikir kritis. Guru dapat mencontohkan
keterampilan ini kepada siswa-siswa mereka melalui pengembangan profesional yang
mereka alami sendiri. Di sini guru dapat mengembangkan keterampilan yang lebih rumit
dalam penggunaan teknologi dan keterampilan kolaborasi dengan rekan kerja untuk
merancang pembelajaran berbasis proyek yang menantang bagi siswa. 
34

4. Berbagi Pengetahuan Guru mampu: berbagi best practice berkolaborasi, saling review
atas best practice pembelajaran menguasai teknologi dan tool TIK untuk komunikasi dan
publikasi informasi.

PENUTUP

Kesimpulan
Strategi tranformasi pendidikan ekonomi akan berhasil apabila para pengampu
kepentingan – penyelengara pendidikan ekonomi & bisnis, dunia industri dan pemerintah –
berkolaborasi secara harmonis untuk mewujudkan startegi besar Making Indonesia 4.0.
Kejelasan fungsi dan peran masing-masing pengampu kepentingan perlu mendapat perhatian
agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan dan program.

Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian
terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang
daftar pustaka makalah.

Anda mungkin juga menyukai