Anda di halaman 1dari 7

TANTANGAN DAN PELUANG INDUSTRI DI ERA 4.

Oleh:

Revalina Putri Agustian


NIM : 22415630

Dosen Pengampu:

Riawan, S.Pd., M.M.


NIDN. 0705128502

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


Perubahan cara hidup dan proses kinerja manusia merupakan dampak dari
revolusi industri, yaitu suatu perubahan teknologi besar yang mana integritas dari
kemajuan teknologi informasi antara dunia kehidupan dengan digital dapat
berdampak terhadap teraturnya ilmu pengetahuan. Terjadinya revolusi industri 4.0
menjadi sebuah corak baru dalam fase perkembangan teknologi. Revolusi industri
bermula pada tahun 1750 atau yang biasa dinamakan revolusi industri 1.0 yaitu
fase dimana ditemukannya mesin uap. Revolusi industri 2.0 bermula pada saat
beralihnya mesin yang semula menggunakan uap menjadi mesin dengan listrik.
Revolusi industri 3.0 bermula ketika mesin mampu bergerak dan dikendalikan
untuk proses produksi, yang awalnya hanya dengan cara sederhana, kemudian
mulai menggunakan robot, hingga sampai pada saat penggunaan komputer1.

Bukan hanya sekedar wacana jika pada saat ini dunia memasuki era
revolusi industri 4.0. tanda masuknya era revolusi 4.0 sudah mulai bermunculan,
seperti telah diterapkannya bermacam-macam teknologi di berbagai tempat.
Sebagai contoh, saat ini sudah tidak asing dengan artificial intelligence (AI) atau
kecerdasan buatan yang belakangan ini terus berkembang. AI dikembangkan
bukan hanya untuk industri, melainkan juga untuk mempermudah kehidupan
manusia dalam berbagai aspek. Suasana perubahan hubungan antar manusia telah
berubah cukup drastis dengan kedatangan perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi mampu mengubah pola hubungan manusia dengan
manusia dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat baik dari segi sosial,
ekonomi, hukum politik dan budaya serta keamanan2.

Pertumbuhan ekonomi semua dihasilkan dari revolusi industri, berupa


produktivitasyang meningkat serta negara-negara menjadi sejahtera karena
keberhasilannya dalam mengambil sebagian besar dari dampak positifnya,
termasuk dari barang dan jasa berkualitas tinggi. Akan tetapi, distribusi kekayaan

1
Lena Ellitan, “Competing in the Era of Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0”, Jurnal
Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship, Vol. 10 No. 1 (2020) : 2.
2
Nova Jayanti Harahap, “Industrial Revolution 4.0: And The Impact On HumanResources”,
Jurnal Ecobisma, Vol. 7 No. 1 (2020): 89.
di dalam negara-negara maju yang memimpin revolusi industri tidak merata, yang
tentu saja berbeda dengan tingkat global, yang mana ketidaksetaraan merupakan
salah satu tantangan utama yang di selesaikan bersama, yang berkaitan dengan
perubahan iklim dan isu berkelanjutan. Penipisan sumber daya bumi yang cepat
dengan yang dapat mengorbankan masa depan masyarakat dan lingkungan telah
telah menciptakan tantangan global yang hebat. Konsep keberlanjutan dan inovasi
sosial yang telah ada sebelumnya dengan cepat menarik perhatian global sebagai
tuntutan potensial. Pengembangan ide-ide global Perserikatan Bangsa-bangsa
telah menuju tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan mengirimkan
pesan yang kuat untuk berkomitmen pada pembangunan ekonomi serta sosial
yang inklusif (PBB, 2014). Upaya-upaya inovatif dalam menggunakan, sebagai
contoh, pendekatan mata pencaharian berkelanjutan digunakan untuk mengaitkan
isu-isu sosial ekonomi dan lingkungan juga merupakan suatu Upaya3.

Tentunya dalam perkembangan revolusi industry 4.0 ada tantangan juga


peluang didalamnya. Tantangan adalah jarak antara hal-hal yang dianggap ideal
dengan dengan kenyataan yang ada, tantangan di era revolusi industri 4.0
khususnya di bidang SDM, dapat diartikan setiap individu diharuskan mempunyai
sesuatu tersebut, agar SDM memiliki memiliki daya saing yang kompetitif.
tantangan industri 4.0, mulai dari masalah keamanan, stabilitas hingga kurangnya
SDM yang terampil. Secara lebih rinci, akan diuraikan sebagai berikut4:

a. Perkembangan IoT membuat masalah keamanan menjadi isu yang sangat


krusial, mulai dari pencurian informasi hingga pencurian uang digital
menjadi isu yang harus menjadi fokus semua pihak, terutama bagi para
pengembang berbasis IoT
b. Keandalan dan kestabilan mesin produksi, Karena sebagian besar mesin
produksi produksi telah diatur secara otomatis menggunakan kecerdasan

3
Rabeh Morrar, “The Fourth Industrial Revolution (Industry 4.0): A Social Innovation
Perspective”, Vol.7 No. 11 (2017):12.
4
Adya Hermawati, “Industrial Revolution 4.0: What Should Be Prepared For The Next
Stage?”, Jurnal Inovasi Ekonomi, Volume 6 Nomor 1 (2021) : 27.
buatan, keandalan dalam menghadapi kondisi menghadapi kondisi darurat
dan tidak biasa juga perlu mendapat perhatian.
c. Kurangnya keterampilan yang memadai, Masih masih banyak lulusan
perguruan tinggi, dan sekolah kejuruan yang belum siap dengan
perkembangan dunia industri, sehingga para lulusan baru membutuhkan
pelatihan tambahan.
d. Engganan untuk merubah para pemangku kepentingan, sikap regulator
dan dunia pendidikan yang cukup lamban dalam merespon perkembangan
dunia industri juga menjadi tantangan nyata. juga menjadi tantangan
nyata. Jika dibiarkan, kesenjangan antara dunia akademis dan dunia
industry akan semakin jauh, yang akan menurunkan daya saing sumber
daya manusia.
e. Otomatisasi menjadi penyebab hilangnya banyak pekerjaan di sisi lain,
revolusi industri menciptakan peluang kerja yang belum pernah ada
sebelumnya. menciptakan peluang kerja yang belum pernah ada
sebelumnya. Dengan adanya sifat otomatisasi, banyak pekerjaan di tingkat
administratif dan operasional tergerus oleh mesin pintar. Oleh karena itu,
pengetahuan ilmiah dasar, teknologi, dan inovasi perlu terus ditingkatkan.
Masalah keamanan teknologi informasi.

Sedangkan peluang adalah kondisi atau fenomena yang dapat digunakan


untuk meningkatkan produktivitas. Peluang yang diciptakan oleh perkembangan
teknologi mulai dari kecerdasan buatan hingga IoT umumnya mencakup
terbukanya hambatan produktivitas dan kebutuhan tenaga ahli, serta menciptakan
peluang kerja baru yang muncul dari inovasi kolaboratif. Setidaknya ada empat
peluang utama yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pertama,
ekosistem industri pada era sebelumnya sangat berbeda dengan revolusi industri
4.0. Pada revolusi industry revolusi industri 4.0 pekerjaan dapat dilakukan di
mana saja, bahkan tanpa kantor fisik, karena karena semua bisa dilakukan secara
digital melalui teknologi internet berbasis cloud. Perkembangan ekosistem
industri yang
berkembang juga cenderung berorientasi pada keuntungan dan sangat
memperhatikan dampak sosial dan gairah para pelaku industri 4.05.

Perkembangan teknologi informasi, khususnya internet, membuat dunia


semakin terbuka dunia menjadi lebih terbuka, hambatan mulai dari jarak hingga
biaya dapat diminimalisir dengan menggunakan teknologi. Hal ini menjadi
pendorong persaingan yang sehat di antara para pelaku usaha dan para pelaku
industri. Jika ingin terus bertahan, mereka harus terus berinovasi. Ambil contoh
Go- Jek, yang awalnya hanya sebuah aplikasi transportasi online, kini Go-Jek
sudah memiliki puluhan layanan mulai dari pengantaran hingga pembayaran
digital. Agar Agar keberlangsungan perusahaan tetap terjaga, perusahaan berbasis
teknologi tinggi mau berinvestasi di bidang teknologi. Iklim persaingan yang
semakin kompetitif membuat membuat perusahaan mau tidak mau harus terus
berinovasi sehingga investasi di bidang teknologi tidak dapat dihindari. Keinginan
kuat perusahaan untuk berinvestasi di bidang teknologi akan tentunya akan
berdampak pada tingginya permintaan tenaga ahli di bidang ini. Dengan
berkembangnya iklim kompetisi yang iklim persaingan yang semakin ketat,
terkadang perusahaan tidak dapat berdiri sendiri, sehingga integrasi dan
kolaborasi antar perusahaan menjadi salah satu pilihan dalam memenangkan
persaingan dalam revolusi industri 4.0. Contoh nyata dari fenomena ini adalah
kolaborasi antara Grab dan Ovo untuk mengembangkan pasar mereka lebih jauh.
Kolaborasi ini dan integrasi antar perusahaan ini menciptakan nilai ekonomi baru,
memperluas pasar, dan meningkatkan efisiensi.

Karakteristik peluang di era revolusi industri 4.0 menunjukkan bahwa


kendala produksi seperti keterbatasan tempat, akses ke sumber modal, dan pasar
yang terbatas dapat diatasi dengan perkembangan teknologi. Fokus perusahaan
pada investasi teknologi juga membuat profesi insinyur, data scientist data
scientist, dan ahli internet menjadi semakin bernilai. Kesempatan yang tercipta
juga lebih banyak kolaboratif sehingga kemampuan individu dan interpersonal
juga berperan besar dalam revolusi industri 4.0. Selain kolaborasi yang telah
dibuat sebelumnya

5
Ibid, hlm. 29.
dan menciptakan lebih banyak inovatif dan kompetitif, kolaborasi antar disiplin
ilmu dan perusahaan juga semakin menciptakan tantangan yang semakin
kompleks yang membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang memiliki kemampuan memecahkan masalah6.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, secara


umum tantangan dan peluang sumber daya manusia di era revolusi industri 4.0
adalah terbukanya peluang terbukanya peluang untuk mendapatkan nilai ekonomi
yang lebih besar, namun hal ini hanya dapat dimanfaatkan jika sumber daya
manusia sumber yang memiliki literasi teknologi dan kemampuan beradaptasi
yang baik. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut Perguruan Tinggi
didorong untuk menerapkan pembelajaran berbasis inter-multi disiplin ilmu,
pemecahan masalah, keterampilan interpersonal, dan inovasi berbasis teknologi.

6
Ibid, hlm. 30.
DAFTAR PUSTAKA

Adya Hermawati, “Industrial Revolution 4.0: What Should Be Prepared For


The Next Stage?”, Jurnal Inovasi Ekonomi, Volume 6 Nomor 1 (2021).

Lena Ellitan, “Competing in the Era of Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0”,
Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship, Vol.
10 No. 1 (2020).

Nova Jayanti Harahap, “Industrial Revolution 4.0: And The Impact On


HumanResources”, Jurnal Ecobisma, Vol. 7 No. 1 (2020).

Rabeh Morrar, “The Fourth Industrial Revolution (Industry 4.0): A Social


Innovation Perspective”, Vol.7 No. 11 (2017).

Anda mungkin juga menyukai