Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS EKONOMI
Bukan hanya sekedar wacana jika pada saat ini dunia memasuki era
revolusi industri 4.0. tanda masuknya era revolusi 4.0 sudah mulai bermunculan,
seperti telah diterapkannya bermacam-macam teknologi di berbagai tempat.
Sebagai contoh, saat ini sudah tidak asing dengan artificial intelligence (AI) atau
kecerdasan buatan yang belakangan ini terus berkembang. AI dikembangkan
bukan hanya untuk industri, melainkan juga untuk mempermudah kehidupan
manusia dalam berbagai aspek. Suasana perubahan hubungan antar manusia telah
berubah cukup drastis dengan kedatangan perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi mampu mengubah pola hubungan manusia dengan
manusia dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat baik dari segi sosial,
ekonomi, hukum politik dan budaya serta keamanan2.
1
Lena Ellitan, “Competing in the Era of Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0”, Jurnal
Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship, Vol. 10 No. 1 (2020) : 2.
2
Nova Jayanti Harahap, “Industrial Revolution 4.0: And The Impact On HumanResources”,
Jurnal Ecobisma, Vol. 7 No. 1 (2020): 89.
di dalam negara-negara maju yang memimpin revolusi industri tidak merata, yang
tentu saja berbeda dengan tingkat global, yang mana ketidaksetaraan merupakan
salah satu tantangan utama yang di selesaikan bersama, yang berkaitan dengan
perubahan iklim dan isu berkelanjutan. Penipisan sumber daya bumi yang cepat
dengan yang dapat mengorbankan masa depan masyarakat dan lingkungan telah
telah menciptakan tantangan global yang hebat. Konsep keberlanjutan dan inovasi
sosial yang telah ada sebelumnya dengan cepat menarik perhatian global sebagai
tuntutan potensial. Pengembangan ide-ide global Perserikatan Bangsa-bangsa
telah menuju tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan mengirimkan
pesan yang kuat untuk berkomitmen pada pembangunan ekonomi serta sosial
yang inklusif (PBB, 2014). Upaya-upaya inovatif dalam menggunakan, sebagai
contoh, pendekatan mata pencaharian berkelanjutan digunakan untuk mengaitkan
isu-isu sosial ekonomi dan lingkungan juga merupakan suatu Upaya3.
3
Rabeh Morrar, “The Fourth Industrial Revolution (Industry 4.0): A Social Innovation
Perspective”, Vol.7 No. 11 (2017):12.
4
Adya Hermawati, “Industrial Revolution 4.0: What Should Be Prepared For The Next
Stage?”, Jurnal Inovasi Ekonomi, Volume 6 Nomor 1 (2021) : 27.
buatan, keandalan dalam menghadapi kondisi menghadapi kondisi darurat
dan tidak biasa juga perlu mendapat perhatian.
c. Kurangnya keterampilan yang memadai, Masih masih banyak lulusan
perguruan tinggi, dan sekolah kejuruan yang belum siap dengan
perkembangan dunia industri, sehingga para lulusan baru membutuhkan
pelatihan tambahan.
d. Engganan untuk merubah para pemangku kepentingan, sikap regulator
dan dunia pendidikan yang cukup lamban dalam merespon perkembangan
dunia industri juga menjadi tantangan nyata. juga menjadi tantangan
nyata. Jika dibiarkan, kesenjangan antara dunia akademis dan dunia
industry akan semakin jauh, yang akan menurunkan daya saing sumber
daya manusia.
e. Otomatisasi menjadi penyebab hilangnya banyak pekerjaan di sisi lain,
revolusi industri menciptakan peluang kerja yang belum pernah ada
sebelumnya. menciptakan peluang kerja yang belum pernah ada
sebelumnya. Dengan adanya sifat otomatisasi, banyak pekerjaan di tingkat
administratif dan operasional tergerus oleh mesin pintar. Oleh karena itu,
pengetahuan ilmiah dasar, teknologi, dan inovasi perlu terus ditingkatkan.
Masalah keamanan teknologi informasi.
5
Ibid, hlm. 29.
dan menciptakan lebih banyak inovatif dan kompetitif, kolaborasi antar disiplin
ilmu dan perusahaan juga semakin menciptakan tantangan yang semakin
kompleks yang membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang memiliki kemampuan memecahkan masalah6.
6
Ibid, hlm. 30.
DAFTAR PUSTAKA
Lena Ellitan, “Competing in the Era of Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0”,
Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship, Vol.
10 No. 1 (2020).