Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 atau tepatnya 74 tahun yang lalu,
jumlah penduduk di Indonesia sudah mencapai sekitar 70 juta jiwa. Seiring
berjalannya waktu, penduduk Indonesia cenderung bertambah dan saat ini
Indonesia sudah memiliki sekitar 265 juta jiwa, banyaknya penduduk yang dimiliki
Indonesia ini sebenarnya merupakan suatu keuntungan bagi pembangunan
nasional, ditambah lagi jumlah usia produktif Indonesia yang lebih dominan
dibandingkan usia non produktifnya yaitu sekitar 180 juta jiwa yang berumur 14 –
64 tahun (databoks, kumparan.com : 2019). Namun, percuma saja jika lapangan
kerja yang ada juga tidak bertambah, hal ini selain membuang kesempatan yang ada
juga akan memberikan dampak, seperti tindak kejahatan yang cenderung meningkat
karena para pelaku yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya akan tetapi karena
ia menanggur jadi ia akan melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya
itu.
Saat ini merupakan era revolusi industri 4.0 yang mana revolusi industri ini
dapat dikatakan berbeda dengan revolusi industri sebelumnya. Agar mudah
memahaminya, Revolusi Industri 4.0 ini sebetulnya memiliki ciri tersendiri, yaitu
transformasi yang berbeda dengan Revolusi Industri I, II, dan III. Pada pertemuan
tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) pada Januari 2016 di
Davos, Swiss, Revolusi Industri Keempat menjadi fokus utama pembahasan dan
perdebatan. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang membedakan Revolusi Industri
4.0 dengan revolusi industri sebelumnya. Tiga hal tersebutlah menjadi dasar
mengapa transformasi yang terjadi saat ini bukan merupakan perpanjangan atau
kelanjutan dari revolusi digital, melainkan menjadi revolusi transformasi baru
(tersendiri), dengan alasan:
Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dibandingkan
sebelumnya. Dengan kecepatan ini terjadi terobosan baru pada era sekarang, pada
skala eksponensial, bukan pada skala linear;
Kedua, penurunan biaya produksi yang marginal dan munculnya platform yang
dapat menyatukan dan mengonsentrasikan beberapa bidang keilmuan yang terbukti
meningkatkan output pekerjaan. Transformasi dapat menyebabkan perubahan pada
seluruh system produksi, manajemen, dan tata kelola sebuah lembaga;
Dan, ketiga, revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di
hampir semua negara di dunia, di mana cakupan transformasi terjadi di setiap
bidang industri dan dapat berdampak secara menyeluruh di banyak tempat.
Revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan
kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru
yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi
semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan
teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis.
Dengan kata lain, mesin industri telah menggunakan sistem otomatisasi berbasis
komputer, yang tentunya tidak lagi semuanya dikendalikan oleh tenaga manusia.
Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah seiring teknologi informasi
yang terus bergerak maju.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi industri 4.0
telah membawa perubahan - perubahan yang mungkin tak terduga sebelumnya.
Seperti kita menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online
atau ojek pangkalan vs ojek online. Semua itu pada akhirnya berdampak kepada
publik, dimana dalam hal ini publik diuntungkan dengan menjadi lebih mudah
untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga yang sangat
terjangkau. Yang lebih tidak terduga, layanan ojek online ternyata tidak sebatas
sebagai alat transportasi alternatif tetapi juga merambah hingga bisnis layanan
antar (online delivery order). Dengan kata lain, teknologi online telah membawa
perubahan yang besar terhadap peradaban manusia dan ekonomi.