0 ve rsu s
Si ste m Ma n aj em en Mu tu
Kelompok 6:
Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Hanya saja konsep
Society 5.0 lebih memfokuskan konteks terhadap manusia. Jika Revolusi industry 4.0 menggunakan
kecerdasan buatan sebagai komponen utama dalam membuat perubahan di masa yang akan datang,
maka Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen
utamanya. Society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan informasi di internet.
Society 5.0 adalah era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan
hanya sekedar untuk berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.
Pendidikan Era Revolusi 5.0
Pada era revolusi industri 5.0 diperlukan tiga literasi yaitu literasi data, literasi manusia, dan literasi teknologi.
Pembelajaran di era revolusi 4.0 dapat menerapkan hybrid/blended learning dan Case-base Learning. Pendidikan dalam
era Society 5.0, memungkinkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berdampingan dengan robot. Tantangan
pasti akan dihadapi dalam setiap transisi inovasi dan teknologi. Kita harus berani dan siap, jika tidak, maka kita akan
tenggelam oleh disrupsi ini. Lalu, bagaimana dengan kesiapan pendidikan di Indonesia?
Trand pendidikan Indonesia saat ini yaitu online learning yang menggunakan internet sebagai penghubung antara
pendidik dan peserta didik. Peran pendidik dalam era Revolusi Industri 4.0 harus diwaspadai, para pendidik tidak boleh
hanya menitikberatkan tugasnya hanya dalam transfer ilmu, namun lebih menekankan pendidikan karakter, moral dan
keteladanan. Hal ini dikarenakan transfer ilmu dapat digantikan oleh teknologi, namun penerapan softskill dan hardskill
tidak bisa digantikan dengan alat dan teknologi secanggih apapun. Dengan lahirnya Society 5.0 diharapkan dapat
membuat teknologi di bidang pendidikan yang tidak merubah peran pendidik dalam mengajarkan pendidikan moral
dan keteladanan bagi para peserta didik. Untuk mewujudkan cita-cita Making Indonesia 4.0, harus ada wujud konkret
dan usaha yang keras untuk pemerintah Indonesia dan kita semua dalam menyongsong era digitalisasi. Pendidikan di
Indonesia perlu melihat kembali infrastruktur yang ada, pengembangan SDM, menyinkronkan pendidikan dan industri,
serta penggunaan teknologi sebagai alat kegiatan belajar mengajar. Sedangkan, untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas, Perguruan Tinggi mesti memperhatikan empat hal yaitu pendidikan berbasis kompetensi, pemanfaatan IoT
(internet of things), pemanfaatan virtual atau augmented reality dan yang terakhir pemanfaatan AI (artifical intelligence).
Dengan begitu, diharapkan pendidikan di Indonesia telah siap memasuki era disrupsi ini.
Sejarah Revolusi Industri
Sejarah revolusi industri dimulai dari terjadinya revolusi industri 1.0. pada abad 18, ditandai
dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt, dan produksi kereta api pada tahun 1750-
1830, pada era ini ditandai dengan mekanisasi produksi untuk menunjang keefektivan dan
efisiensi aktivitas manusia. Revolusi industri 2.0 terjadi pada abad 19 yakni antara tahun 1870-
1900 dengan penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak, pada era ini dicirikan oleh
produksi massal dan standarisasi mutu. Revolusi industri 3.0 pada abad 20 yakni antara 1960-
. 2010 dengan penemuan komputer, internet, dan telepon genggam, pada era ini ditandai dengan
penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. Revolusi industri
4.0. terjadi pada abad 21 yakni sejak 2011 sampai sekarang. Era Revolusi industri 4.0. merupakan
fase real change dari perubahan yang ada, ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi
manufaktur.
Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk
mempromosikan komputerisasi manufaktur. Jerman merupakan negara pertama yang membuat
roadmap (grand design) tentang implementasi ekonomi digital. Revolusi industri 4.0 ditandai
dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor:
1. peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas
2. munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis
3. terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin
4. perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing.
Revolusi Industri 4.0 ditandai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), super
komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan inovasi. Pada era
ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global. Revolusi Industri
4.0 memberikan dampak ekonomi, industri, pemerintahan dan politik. Namun
demikian, di sisi lain, revolusi industri ini juga akan menghilangkan 800 juta lapangan
kerja di seluruh dunia sehingga diestimasi terjadi sampai tahun 2030 karena diambil
alih oleh robot. Hal ini bisa menjadi ancaman dunia termasuk bagi Indonesia sebagai
negara yang memiliki angkatan kerja dan angka pengangguran yang cukup tinggi.
Kelima industri ini merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa pengaruh yang besar dalam hal daya
saing dan kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia di 2030. Hal ini lah yang akan
menjai contoh bagi penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan kerja baru dan investasi baru berbasis teknologi.
Kemudian, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem
inovasi, insentif untuk investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan. Dalam hal ini, dengan adanya
manfaat yang nyata, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 dan
menjadikannya sebagai agenda nasional.
Perlu diingat juga pada konsep ini ditengah dunia berfokus pada Industri 4.0 (Penggunaan Teknologi, Data, dan
Automation), terdapat sentuhan humanisme di dalam Society 5.0 akan menjadi modal dasar konsep ini akan
diterima oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Fokus yang menjadi dari dalam Society 5.0 menjadi peluang
besar bagi Indonsia untuk mempercepat transformasi masyarakatnya. Bagi Indonesia tidak masalah langsung
berpijak pada dua kaki, Revolusi industri 4.0 dan society 5.0. justru kedua momentum ini harus digabungkan
menjadi blue print nasional.Harus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat, mulai dari mengubah pikiran negatif dan ketakutan terhadap perkembangan industri serta paradigma
.
jika teknologi itu sulit, bahwa perubahan besar dalam industri adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
T H A NK YO U !