Anda di halaman 1dari 6

RESUME AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI UNTUK ASET TIDAK BERWUJUD

KELAS L
KELOMPOK 8
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Aisyiyah Rachmawati
Novia Purnama Sari
Adio Desche Rarawastu
Febrina Eunike Ratu
Charisma Febrianti

(2012310042)
(2012310566)
(2012310575)
(2012310577)
(2012310581)

STIE Perbanas Surabaya


2015

AKUNTANSI UNTUK ASET TIDAK BERWUJUD

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan luar biasa dalam aktiva tidak berwujud
dibandingkan dengan aktiva berwujud pada perusahaan multinasional :

Berkembangnya marger international

Keinginan perusahaan menjadi pemimpin dipasar gelobal melalui pengembangan atau


akuisisi merek terkenal

Ekspansi diseluruh dunia pada sektor jasa

Kecepatan perubahan teknologi yang dampak pada teknologi informasi

Pertumbuhan dan integrasi pasar keuangan internasional


Akuntansi aset tak berwujud merupakan masalah besar international yang tidak bisa

ditangani secara nasional. Pernyataan tujuan dan konsep yang mendasari laporan keuangan
atau kerangka kerja konseptual, mungkin berguna dalam memberikan dasar untuk
mengevaluasi metode alternatif untuk aset tidak berwujud. Kesimpulan dari Standart
Akuntansi International (IASB), dalam kerangka untuk mempersiapkan dan menyajikan
laporan keuangan, memberikan petunjuk.
5.1

Perspektif Pasar Modal


Hal yang terpenting bukanlah perlakuan akuntansi seperti item aset tak berwujud.
Hal yang terpenting adalah pengungkapan informasi relevan tentang aset tak berwujud
dan bagaimana perlakuan akuntansinya.
Di sisi lain, tidak semua orang yakin bahwa pasar yang efisien dan analis keuangan
mampu menyesuaikan perbedaan dalam perlakuan akuntansi di seluruh perusahaan dan
juga negara. Terlepas dari pandangan efisiensi pasar, penting bagi perusahaan untuk
mengungkapkan informasi sebanyak mungkin tentang kegiatan perusahaan, dan untuk
mengkomunikasikan informasi ini secara efektif dalam berbagai cara.

5.2

Goodwill
Goodwill merupakan salah satu asset tak berwujud yang timbul sebagai akibat dari
merger dan akusisi.goodwill adalah kelebihan harga beli untuk sebuah perusahaan di
atas fair value dari keseluruhan asset bersih yang diperoleh perusahaan penawar.
Ada dua macam konsep goodwill yaitu purchased goodwill dan negative goodwill.
Purchase goodwill diperoleh bila harga beli lebih tinggi dari fair value asset-aset
bersih,sedangkan negative goodwill diperoleh jika harga beli lebih rendah dari fair
value asset-aset bersih.
Beberapa konsep tentang goodwill :

Goodwill bukanlah sebuah asset yang independen seperti kas atau pun barang
dagang yang dapat di jual ataupun dipertukarkan.
Goodwill haya sebuah penilaian dari asey-aset yang undervalued ataupun yang tidak
tercatat.
Goodwill bukanlah asset yang berdiri sendiri namun hanya ada di dalam kombinasi
bersama asset lainnya.
5.2.1

Metode Akuntansi
Aset tanpa amortisasi
Pendukung metode ini mengemukakan pembelian goodwill harus dianggap
sebagai modal dengan asumsi bahwa keuntunga ekonomi di masa
mendatang di harapkan untuk diberi penilaian dan pada sebuah usaha yang
sukses nilai dari goodwill tidak dapat susut karena secara terus menerus di
utamakan.
Aset dengan Penurunan Tahunan
Pendukung metode ini menyatakan goodwill harus dikapitalisasi dengan
alasan masa manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan. Goodwill
harus dinilai setiap tahun untuk penurunan nilai.
Aset dengan Amortisasi yang sistematis
Pendukung metode ini menyatakan goodwill sebagai sebuah asset yang
berpengaruh terhadap keuntungan ekonomis dimasa mendatang. Goodwill
merupakan biaya sumber daya yang digunakan sehingga perlu diamortisasi
secara sistematis terhadap pendapatan.
Penghapusan langsung
Pendukung metode ini menyatakan pembelian goodwill bukanlah sebuah
asset yang berhubungan dengan laporan keuangan. Goodwill tidak dapat
dipisahkan atau secara independen nyata namun hanya karena penilaian
sebuah perusahaan atau usaha secara kesluruhan.

5.2.2

Perbandingan Praktik Nasional


Terdapat berbagai pendekatan akuntansi untuk goodwill pada banyak
negara. Dalam review dari berbagai dunia, menunjukan bahwa peraturan pada
beberapa negara cukup fleksibel, karena perusahaan diperbolehkan untuk
memilih metode akuntansi goodwill sebagai subjek aset yang diamortisasi
sistematis atau penghapusan langsung.

5.2.3

Standar Akuntansi Internasional


International Accounting Standards Board (IASB) dalam revisi IAS 22
(1993 dan 1998), memfokuskan pada bisnis kombinasi, menghilangkan

metode penghapusan langsung dan mengadopsi metode aset dengan


amortisasi. Standar mempersyaratkan amortisasi sistematik (umumnya atas
dasar garis lurus) dengan periode waktu tidak melebihi 20 tahun, kecuali
periode yang cukup panjang dapat dijustifikasi.
5.3

Merek, Merek Dagang, Paten, dan Aset Tak Berwujud Lainnya


Masalah akuntansi merek muncul dari praktek di beberapa negara, khususnya
Australia, Perancis, dan Inggris, yaitu penilaian terpisah pada merek yang diperoleh dan
memasukkan merek sebagai aset dalam neraca.
Alasan utama untuk mengkapitalisasi merek adalah hasil dari kontraversi atas
goodwill dan khususnya praktek penghapusan langsung yang memiliki konsekuensi
habisnya dana pemegang saham. Alasan lain untuk mengkapitalisasi merek adalah
beberapa perusahaan merasa dinilai rendah oleh pasar saham, dan dengan demikian
rentan terhadap pengambilalihan karena mereka tidak secara eksplisit mengakui nilai
merek mereka.
5.3.1

Pilihan Metode Akuntansi


Aset Tanpa Amortisasi
Para pendukung metode ini menyatakan bahwa merek yang diperoleh dan
aset tidak berwujud yang serupa harus dikapitalisasi dengan alasan bahwa
manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan. Ada juga berbagai metode
penilaian alternatif yang dapat digunakan termasuk nilai historis, nilai
pasar, biaya saat ini, alokasi biaya dibeli goodwill, discounted cash flow,
dan penggunaan earnings multiplies, yang semuanya memiliki tingkat
pertimbangan subyektifitas yang beragam.
Aset dengan Amortisasi Sistematik
Para pendukung metode ini menyatakan bahwa merek yang diperoleh dapat
dipandang sebagai aset yang memiliki manfaat ekonomi masa depan, maka
terdapat biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laba masa depan.
Biaya tersebut harus diamortisasi secara sistematis terhadap pendapatan, hal
ini konsisten dengan konsep akuntansi akrual.
Penghapusan Langsung
Pendekatan ini didukung oleh argumen bahwa merek dan aset tak berwujud
terkait bukanlah aset untuk tujuan neraca karena mereka tidak dapat
dipisahkan dari aset yang terkaitnya lainnya, baik yang aset berwujud dan

aset sumber daya manusia, atau secara independen dapat direalisasi.


Perlakuan ini juga akan meningkatkan komparabilitas antara perusahaan.
Perbandingan Praktik Nasional

5.3.2

Sebagian besar perusahaan hanya menilai merek yang diperoleh,


biasanya atas dasar proporsi alokasi yang tepat dari biaya goodwill, tetapi
terdapat beberapa perusahaan yang telah memiliki merek yang digunakan
secara internal dan merek yang diakui.
5.3.3

Standar Akuntansi Internasional


International Accounting Standards Board (IASB) No 38 Aktiva Tak
Berwujud yang menggantikan IAS No 4 dan IAS No 9 tentang Penyusutan
dan Biaya Penelitian dan Pengembangan. Standar ini dimodifikasi pada
tahun 2004.
Bagi aset-aset yang diakui, amortisasi sistematis dipersyaratkan untuk
penentuan masa manfaat yang terbatas dan aset diamortisasi selama masa
manfaatnya. Untuk aset yang memiliki masa manfaat yang tidak terbatas, aset
tersebut tidak diamortisasi tetapi dinilai penurunan setidaknya setiap tahun.

5.4

Riset dan Pengembangan


Biaya riset dan pengembangan meliputi biaya langsung dan tidak langsung yang
berhubungan dengan penciptaan dan pengembangan proses baru, teknik, aplikasi, dan
produk.
Tiga kategori biaya riset dan pengembangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Pure Research yang diarahkan terutama terhadap kemajuan pengetahuan secara
umum dan tidak pada tujuan praktis tertentu atau aplikasi
Applied Research yang diarahkan terutama terhadap pemanfaatan pengetahuan yang
diperoleh dalam pure research dan diterapkan dalam lingkungan bisnis
Decelopment merupakan aktivitas yang diarahkan pada pengenalan atau perbaikan
produk atau proses tertentu.

5.4.1

Pilihan Metode Akuntansi


Pembebanan Biaya Penelitian dan Pengembangan yang Sudah Terjadi
Pendekatan yang paling prudent ditemukan di negara-negara seperti
Jerman dan Amerika Serikat, dimana semua biaya ini harus dihapuskan
langsung terhadap laba, kecuali untuk aset berwujud yang juga

dimanfaatkan. Aset tersebut diamortisasi terhadap laba seperti perlakuan


umumnya aset berwujud.
Mengkapitalisasi Biaya Pengembangan
Kondisi spesifik yang umum termasuk kebutuhan untuk memiliki proyek
yang dapat diidentifikasi dan pengeluaran terkait, serta kriteria mengenai
kelayakan komersial dan keuangan proyek. Dalam prakteknya, hanya
sebagian kecil perusahaan multinasional besar yang memanfaatkan biaya
pengembangan. Ini mungkin tidak mengherankan mengingat penilaian
yang cukup, yang dapat menyebabkan masalah jika keadaan berubah.
Mengkapitalisasi Biaya Penelitian dan Pengembangan
Pada beberapa negara memungkinkan kapitalisasi biaya penelitian dan
pengembangan tetapi dengan persyarata jumlah tertentu dan harus
5.4.2

diamortisasi dalam jangka waktu maksimal lima tahun.


Standar Akuntansi Internasional
Standar Akuntansi Internasional No 38 berkaitan dengan Aktiva Tak
Berwujud termasuk penelitian dan pengembangan, mempersyaratkan metode
penghapusan langsung terhadap laba biaya laba untuk biaya penelitian. Biaya
pengembangan juga harus dibebankan kecuali jika proyek pengembangan
memenuhi kriteria yang ditentukan, termasuk kelayakan teknis produk,
identifikasi terpisah dari biaya. Jika semua kriteria ini terpenuhi, biaya
pembangunan harus diakui sebagai aktiva dan diamortisasi secara sistematis
selama masa manfaat ekonomi dengan anggapan masa manfaat tidak melebihi
20 tahun.

Anda mungkin juga menyukai